You are on page 1of 4

Peran Freight Forwarding dalam Logistik

Freight forwarder merupakan usaha yang fungsinya merupakan (wakil) dari shipper atau
consignee dalam pengiriman barang.Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 49 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa
Pengurusan Transportasi. FF atau forwarding agent juga disebut non-vessel operating
common carrier , adalah orang atau perusahaan yang berfungsi mengorganisir pengiriman
barang dari pengirim sampai ke konsumen akhir. FF adalah badan usaha yang bertujuan
menjual jasa pengiriman atau penerimaan dengan menggunakan multimoda transport baik
melalui darat, laut maupun udara. Dalam transportasi laut FF ini disebut Ekspedisi Muatan
Kapal Laut. Sehingga jika FF itu berlaku untuk pengiriman barang melalui semua moda
moda angkutan darat-moda angkutan laut-moda angkutan udara, sedangkan EMKL hanya
terbatas untuk pengiriman dengan moda angkutan laut saja. Freight forwarder adalah usaha
yang ditujukan untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya
pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan udara yang dapat
mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, pengepakan, penimbangan barang,
pengurusan, penyelesaian dan penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan,
klaim, asuransi, penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman
barang sampai dengan diterimanya oleh pihak yang berhak. Freight forwarder bertanggung
jawab mulai dari barang diterima di tempat pengirim sampai barang diserahkan di tempat
penerima (consignee) dan akan mengatur pengangkutan menggunakan beberapa moda
transportasi laut, darat, dan udara.
Peran Freight Forwarder
1. Peran Freight Forwarder dalam Konsolidasi Muatan
Konsolidasi muatan (cargo consolidation) adalah juga disebut groupage, adalah pengumpulan
beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir/shipper di tempat asal yang akan dikirimkan
untuk beberapa consingnee di tempat tujuan yang dikemas dalam satu peti kemas, kemudian
muatan terkonsolidasi tersebut dikapalkan dan ditujukan ke agen FF di tempat tujuan. Agen
kemudian melaksanakan penyerahan barang ke pihak consingnee masing-masing. Kondisi
peti
kemas demikian disebut Less than Container Load  LCL/LCL atau CFS/CFS. FF
bertangung
jawab untuk memasukkan dan membongkar isi dari petikemas sampai pengantaran ke
pemilik
masing-masing.
2. Peran Freight Forwarder sebagai Pengangkut
Pengangkutan dalam ruang lingkup di sini bersifat perjanjian antara pengirim dengan
pengangkut, yang berisi hak-kewajiban masing-masing. Keawajiban pengangkut adalah
mengangkutkan barang dari tempat asal barang sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Haknya
adalah mendapat imbalan sebagai jasa pengangkutan tersebut. Sedangkan kewajiban
pengirim
adalah membayar biaya pengakutan atas haknya barang yang dikirimkan oleh pengangkut.
Dokumen utama pengangkutan adalah disebut “surat muatan”. Sedangkan untuk
pengangkutan
dengan kapal umumnya disebut perjanjian carter (charter party)
.3. Peran Freight Forwarder dalam Dokumentasi
Sebagian besar FF beroperasi mengikuti ketentuan yang disusun oleh gabungan International
Chamber of Commerce (ICC) yang dikenal Uniform Rules for Combined Transport
Document.
Berdasarkan ketentuan tersebut, dokumen-dokumen transport multimoda telah dikembangkan
oleh Baltic International Maritime Conference (BIMCO) dan The International Federation of
Freight Forwarder Association (FIATA). Jenis dokumen yang dipakai adalah Fiata Combined
Transport Bill of Lading (FBL), yang dimasukkan dalam golongan freight forwarder
documents.
FBL adalah dokumen pengangkutan antar moda yang dipakai oleh International Freight
Forwarder yang bertindak sebagai badan jasa angkutan bersambung atau Intermodal
Transport Operator.Dalam mengeluarkan FBL, FF bertanggung jawab tidak hanya dalam
memenuhi perjanjian pengangkutan dan penyerahan barang di tempat tujuan, tetapi juga
harus betanggungjawab segala tindakan dan juga keteledoran dari pengangkut atau pihak ke-
3 yang dikerjakan olehnya.

PERAN FREIGHT FORWARDING DALAM LOGISTIK.


Freght forwarding merupakan usaha yang fungsinya merupakan wakil dari shipper
atau consignee dalam pengiriman barang.Freight forwarding memiliki tugas untuk
mengeluarkan dan memasukan barang dari dan kekapal.shipper dan consignee sering
menggunakan jasa FF karena alasan efisien dan keterbatasan ketrampilan. 
PERAN FREIGT FORWARDER.
Peran freight forwarder menurut (2007),meliputi:
1. Peran freight forwarder dalam konsolidasi muatan.
Konsolidasi muatan (cargo consolidasi) adalah  juga disebut groupage adalah
pengangkutan beberapa kiriman barang dari beberapa eksporti/shipper ditempat asal
yang akan dikirim untuk beberapa consignee ditempat tujuan yang dikemas  dalam
satu peti kemas,kemudian muatan terkonsolidasi tersebut dikapalkan dan ditujukan ke
agen FF ditempat tujuan.Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang kepihak
consignee masing-masing.kondisi peti kemas demikian disebut less than container
load LCL/LCL,atau CFS/CFS.FF bertanggung jawab untuk memasukkan dan
membongkar isi dari petikemas sampai pengantaran kepemilik masing-masing.
Prosedur pengiriman peti kemas kondsi LCL sebagai berikut:
a. Peti kemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditunjukan untuk beberapa
consignee.
b. Muatan diterima dalam keadaan brealbulk dan dimasukkan (stuffing) ke container
freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran,CFS berada dipelabuhan.
c. Di pelabuhan bongkar,peti kemas di stripping di CFS oleh perusahaan pelayaran dan
diserahkan oleh beberapa consignee dalam keadaan breakbulk.
d. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang
diangkut dalam petikemas.
Tanggung jawab shipper adalah pergerakan barang dari asal shipper sampai di CFS
pelabuhan muat,yang berarti pengangkutan dari shipper sampai di CFS pelabuhan
muat dapat dialihkan ke FF.jika sudah sampai dipelabuhan tujuan.
2. Peran freight forwarder sebagai pengangkut.
Pengangkutan dalam ruang lingkup disini bersifat perjanjian antara pengirim dan
pengangkut,yang berisi hak kewajiban masing-masing.kewajiban pengangkut adalah
mengangkutkan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan selamat.haknya
adalah mendapatkan imbalan sebagai jasa pengangkutan.sedangkang kewajiban
pengirim adalah membayar biaya pengangkutan atas haknya barang yang dikirimkan
oleh pengangkut.
Dokumen utama pengangkutan adalah disebut surat muatan sedangkan untuk
pengangkutan dengan kapal umumnya disebut perjanjian carter (carter party).
Adapun alasan diadakan perjanjian:
a. Kedua belah pihak ingin memperoleh kepastian hak dan kewajiban masing-masing.
b. Kejelasan perincian mengenai obyek tujuan dan beban resiko kedua pihak.
c. Kepastian cara pembayaran dan penyerahan barang.
d. Menghindari berbagai macam tafsiran yg subyektif.
e. Kepastian mengenai kapan,dimana,dan alasan apa perjanjian berakhir.
f. Menghindari konflik akibat ketidakjelasan maksud dari kedua belah pihak.
Banyak freight forwarder bertindak sebagai operator dan bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan pengangkutan meskipun tidak memiliki kapal sendiri atau non-
vessel-operating common cerrier (NVOCC),yang mempunyai jadwal pelayaran yang
tetap dan melaksanakan konsolidasi muatan atau melayani muatan multimodal
transpor  dengan houses bill of lading (HBL) atau bill of lading dari
FIATA.multimoda transpor adalah pengangkutan dengan satu sarana
pengangkut,misalnya dengan truck dan dengan kapal.
Tanggung jawab shipper adalah penanggung semua biaya pengangkut peti kemas
kosong kegudang shipper,stufffing dan mengangkut ke CY/kegiatan mengangkut
dapat dialihkan ke FF.
Sedangkan tanggung jawab carrier adalah:
a. Dipelabuhan asal,bertanggung jawab terhadap peti kemas dan isinya setelah
menerimanya dari shipper di CY,haulage-lift on-muat kekapal mengangkut.
b. Dipelabuhan tujuan bertanggung jawab untuk membongkar dari kapal,haulage-lift off
ke CY.
Dari prosedur diatas maka tanggung jawab pengangkut adalah dari CY pelabuhan asal
sampai di CY pelabuhan bongkar.dalam kondisi ini FF berperan sebagai pengangkut
peti kemas dipelabuha asal dari gudang shipper ke CY,dan dipelabuhan tujuan
pengangkut dari CY ke gudang penerima.semua aktifitas dalam perlakuan peti kemas 
LCL maupun FCL dapat diperankan oleh FF.sedikit perbedaan,jika kondisi peti
kemas LCL peran FF sebagai konsolidator dan sebagai pengangkut,sedangkan kondisi
peti kemas FCL peran FF terbatas sebagai pengangkut,karrena stuffing dilakukan oleh
shipper sendiri dan stripping dilakukan oleh consignee sendiri.
3. Peran freight forwarder dalam dokumentasi.
Sebagian besar FF beroperasi mengikuti ketentuan yang disusun oleh gabungan
internasional chamber of commercial (ICC) yang dikenal uniform rules for combined
transpor document.berdasarkan ketentuan tersebut,dokumen-dokumen transport
multimoda telah dikembangkan oleh baltic internasional maritime konferense
(BIMCO) dan the internasional federation of freight forwarder associotion
(FIATA).jenis dokumen yang dipakai adalah fiata combined transport bill of lading
(FBL),yang dimasukan dalam golongan freight forwarder dokuments.FBL dokumen
pengangkutan antarmoda yg dipakai oleh internasional freight forwader yg bertindak
sebagai badan jasa angkutan bersambung atau intermoda.
Dalam mengeluarkan FBL,FF bertanggung jawab tidak hanya bertanggung jawab
dalama memenuhi syarat dalam pengangkutan dan penyerahan barang ditempat
tujuan,tetapi harus bertanggung jawab segala tindakan dan keteledoran dari
pengangkut atau pihak ketiga yg dikerjakan olehnya.
Dokumen yang diperlukan FF dalam aktifitas ekspor adalah:
a. Bill of lading.
b. Shipping instruction.
c. Packing list.
d. Invoice.
e. Certificate of origin.
f. Dokumen ansuransi.
g. Pemberitahuan ekspor barang (PEB).
h. Dokumen fumigasi.
i. Dokumen  phytosanitary certificate.

You might also like