You are on page 1of 16

Landas Kontinen Berdasarkan Hukum Nasional dan

Internasional: Perspektif Hukum Indonesia

ARIE AFRIANSYAH

Disampaikan pada
Focus Group Discussion (FGD) Pengaturan Landas Kontinen Indonesia Guna Melindungi Kepentingan Nasional di Laut
Dinas Hukum TNI AL
Zoom, 12 Agustus 2021
ARIE AFRIANSYAH
• Dosen, Bidang Studi Hukum Internasional, Fakultas Hukum,
Universitas Indonesia, Jakarta, Agustus 2004 hingga sekarang.
• Ketua, Centre for Sustainable Ocean Policy, Fakultas Hukum,
Universitas Indonesia, Jakarta, Maret 2019 hingga sekarang.
• Editor in Chief, Indonesian Journal of International Law, Fakultas
Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, November 2017 –
Sekarang.
• Editor in Chief, Indonesia Yearbook of International Law, Januari
2020 – Sekarang.
• Anggota Dewan Eksekutif, Asian Society of International Law
(AsianSIL), 2019-2021
• Ketua, Indonesian Society of International Law Lecturers (ISILL),
2020-2024.

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 2


• Landas Kontinen dan Hukum Internasional
• Landas Kontinen Indonesia
Outline • Hak & Kewajiban Negara Pantai
• Kepentingan Nasional dan Landas Kontinen
• Catatan Akhir
Perkembangan International
Hugo Grotius (Belanda) – Mare Cornelius van Bynkershoek and The Truman Proclamations Second United Nations
Liberum De Domino Maris Conference on the Law of the
#2667 Natural Resources of the
“The seas The seas are the A nation can realistically control Sea to consider the topics of
Subsoil and Sea-Bed of the
property of no one, because: only the sea near its shore & the breadth of the territorial
Continental Shelf
No nation can control the That control comes out of the sea and fishery limits, which
ocean & No nation can exhaust barrel of a gun - the Cannon #2668 Coastal Fisheries in had not been agreed upon in
the ocean’s resources.” Shot Rule and the 3-mile limit Certain Areas of the High Seas the 1958 Conventions

1635 1930 1958 1982

1608 1702 1945 1960

John Selden and Mare Clausum The Hague conference on 1958 Geneva Conventions on 1982 United Nations on the Law
“The seas can be seen as international law the Law of the Sea (Convention of the Sea
property, because: They can be on Continental Shelf)
Precursor to UNCLOS & General
subject to national control & agreement on treating coastal
Their resources can be waters as sovereign territory
exhausted.”

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 4


• #2667 “having concern for the urgency of
conserving and prudently utilizing its natural
resources, the Government of the United
Truman States regards the natural resources of the
subsoil and sea-bed of the continental shelf
Declaration - beneath the high seas but contiguous to the
1945 coasts of the United States as appertaining to
the United States, subject to its jurisdiction
and control”

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 5


Zona Maritim Menurut UNCLOS

RUANG UDARA INTERNASIONAL


KEDAULATAN

150 nm

KEDAULATAN
HAK BERDAULAT

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 6


• Diatur dalam Pasal 76 – 85.
• Negara pantai memiliki landas kontinen
hingga 200 nm dihitung dari garis pangkal.
UNCLOS 1982 – • Negara pantai dapat memperpanjang LK
tambahan hingga 150 nm – Pertimbangan
Landas Kontinen dari Komite Batas Kontinen Tambahan
(CLCS) & wajib membayar kontribusi
kepada ISBA.
• Negara pantai memiliki hak berdaulat
eksklusif dalam mengeksplorasi dan
mengeksploitasi sumber daya alam di LK.
• Kegiatan pemanfaatan LK oleh negara
pantai tidak boleh mengganggu pelayaran
internasional dan hak-hak lain yang di
jamin oleh UNCLOS.

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 7


Copyright @ Arie Afriansyah 2021 8
Perkembangan Batas
Landas Kontinen
Selesai/Sebagian:
• PNG, Article 83(1)
• India, The delimitation of the continental shelf
• Thailand, between States with opposite or adjacent coasts
shall be effected by agreement on the basis of
• Malaysia (sebagian),
international law, …, in order to achieve an
• Australia (sebagian), equitable solution.
• Viet Nam

Belum ada:
• RDTL,
• Filipina,
• Palau

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 9


Contoh delimitasi -
Equidistance formula
(Indonesia-Malaysia,
1969)
• Sumber daya mineral (minyak dan gas bumi)
• Perlindungan lingkungan hayati dan non-hayati
• Pipa dan kabel bawah laut
• Instalasi lepas pantai, turbin angin (wind turbine).
Kepentingan • Pengawasan (surveillance) pertahanan wilayah
Nasional negara.
• Diplomasi & perkembangan hukum internasional
(Submisi LK tambahan Malaysia)

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 11


• UU ini masih dilandasi oleh Konvensi Hukum Laut 1958
tentang Landas Kontinen.
• Sampai saat ini belum dibuat penyesuaian dengan Konvensi
Hukum Laut 1982.
• Definisi Landas Kontinen dalam UU 1/1973 masih
menggunakan kriteria kedalaman (200 m / lebih dalam) dan
exploitability atau kemampuan untuk melakukan eksploitasi
(ditiadakan dalam UNCLOS 1982).
UU No. 1 • Kriteria kedalaman menimbulkan banyak ketidakpastian.

Tahun 1973 • Pasal 10 menyebutkan kepentingan-kepentingan lain yang ada


di landas kontinen Indonesia, antara lain:
• Pertahanan dan keamanan nasional;
• Perhubungan;
• Telekomunikasi dan transmisi listrik dibawah laut;
• Perikanan;
• Penyelidikan oceanografi dan penyelidikan ilmiah lainnya; dan
• Cagar alam.

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 12


Urgensi Pengaturan Ulang LK Indonesia
• Perbedaan dasar hukum: Konvensi 1958 – Konvensi 1982.
• Perbedaan teknis perhitungan zona landas kontinen
• Dalam Konvensi 1958, landas kontinen masih bagian dari rejim ZEE.
UNCLOS 1982 memisahkan dengan diterimanya “kelanjutan alamiah”.
• Aksi prioritas dalam kebijakan kelautan Indonesia (Perpres 17/2017)
untuk Percepatan Submisi Penetapan Ekstensi Landas Kontinen tidak
dapat dilaksanakan karena dasar hukum masih UU 1/1973.
• Cakupan ”kekayaan alam” UU 1/1973 tidak sesuai dengan cakupan
dalam UNCLOIS 1982.
• UU No. 3/2020 tentang Perubahan atas UU Minerba, Pasal 1 angka 28a
menyatakan bahwa wilayah hukum pertambangan termasuk landas
kontinen. Landas kontinen berdasarkan UU 1/1973 atau UNCLOS 1982?

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 13


Definisi Landas kontinen

Status hukum wilayah Landas Kontinen terutama yang


Hal-hal yang belum mencapai kesepakatan dengan negara tetangga.
Penelitian Ilmiah yang boleh dan tidak boleh dilakukan
perlu termasuk otoritas pemberi ijin.
Pertanggungjawaban pencemaran laut dari aktivitas di
diperhatikan landas kontinen

dalam RUU Perizinan untuk melakukan eksploitasi dan eksplorasi


(kepastian leading sector dari K/L)
LK Kewenangan penegakan hukum

Kejelasan pengaturan atas pipa dan kabel bawah laut.

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 14


Catatan Akhir

1 2 3 4
Dorongan melanjutkan Dorongan penelitian Dorongan peningkatan Melakukan revisi atas
atau memulai negosiasi atas kemungkinan usaha-usaha eksplorasi UU 1/1973 untuk
penyelesaian batas LK. continental margins (di dan eksploitasi mineral disesuaikan dengan
luar 200 nm) di di Landas Kontinen UNCLOS 1982 dan
Samudera Hindia. Indonesia aturan terkait lainnya.

Copyright @ Arie Afriansyah 2021 15


Copyright @ Arie Afriansyah 2021

16

KASIH
TERIMA

You might also like