You are on page 1of 17

Pantai Carita 

adalah sebuah pantai di pesisir barat provinsi Banten, Indonesia.


Pantai ini merupakan obyek pariwisata pantai di Indonesia yang cukup terkenal
selain Pantai Anyer, Pantai Karang Bolong dan Pantai Tanjung Lesung.

Pantai Carita merupakan objek wisata yang terletak di Kabupaten Pandeglang dan


telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.440/kpts/UM/1978
pada tanggal 15 Juli 1978 sebagai Taman Wisata Alam. Pantai ini terkenal dengan
pasir pantainya yang putih sehingga membuat kawasan ini sering dikunjungi oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pantai Carita kaya akan sumber daya alamnya. Hamparan tepian yang amat landai
dengan ombak laut yang kecil dan lembut menyapu di sepanjang pantai, dipadu
dengan pemandangan Gunung Krakatau.

Untuk mencapai tempat ini dapat melalui jalan tol Anyer dan setelah keluar dari
tol dapat menyusuri ruas jalan Labuan-Carita menuju Anyer.
Sejarah singkat tentang Pantai Carita ;

Pantai Carita adalah kawasan wisata pantai di Indonesia, merupakan sebuah


perwujudan serta perpaduan antara pegunungan serta laut di mana teluk Pantai
Carita menjadi yang terbaik di pulau Jawa. Pesona keindahan dan perpaduan alam
menjadikan kawasan ini tempat wisata favorite bagi sebagian penduduk Jakarta
dan sekitarnya. Hamparan pasir putih, birunya laut serta sinar keemasan dari
Anak Krakatau dan kemilaunya matahari terbenam menjadikan Pantai Carita
sangat mempesona sewaktu senja menjelang malam merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pantai Carita tempat yang ideal untuk tinggal dan bermalam serta menikmati
liburan yang istimewa, dengan pemandangan indah dan romantis, sambil
menikmati hembusan udara sejuk menyegarkan serta memberikan inspirasi bagi
Anda yang telah sekian lama bergelut dengan segudang aktivitas sehari-hari.
Panorama Selat Sunda menanti Anda, keluarga, teman serta relasi Anda untuk
menikmati hari-hari yang penuh dengan aktivitas menyenangkan seperti bermain
pasir atau berenang di laut dengan derunya ombak-ombak yang berbuih putih, di
sini juga terdapat berbagai jenis aktivitas air yang menarik seperti: berlayar, jet
ski, selancar, banana boat dan memancing, semuanya dapat Anda nikmati begitu
Anda tiba di kawasan wisata Pantai Carita.
Asal Muasal Karang Bolong di Anyer Banten
Pada awalnya, pantai yang berada di ruas jalan utama Anyer-Carita ini dikenal
dengan nama Pantai Karang Suraga. Nama ini diambil dari Suryadilaga, nama
orang sakti mandraguna pada zaman dahulu yang bertapa di tempat ini hingga
akhir hayatnya. Meski Suryadilaga telah lama meninggal, masyarakat sekitar
pantai ini meyakini bahwa ia masih hidup dan bermukim di pantai tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, perlahan-lahan nama Karang Suraga memudar


dan berganti nama menjadi Karang Bolong. Hal ini disebabkan adanya sebuah batu
karang besar yang di tengahnya berlubang (bolong) dan membentuk sebuah
lengkungan. Salah satu ujung karangnya berada di tepi pantai, sementara ujung
karang yang satu lagi menghadap ke laut lepas.

Nama Pantai Karang Bolong diambil dari karang yang besar dan berlubang
ditengah nya atau bolong.. Karang Bolong merupakan karang besar yang berlubang
di tengahnya, menurut perkiraan para ahli, diperkirakan akibat letusan gunung
Krakatau pada tahun 1883.

Pantai Karang Bolong berbentuk lengkung yang sangat lebar dan menghadap
langsung ke laut lepas. Oleh pengelola pantai ini, beberapa bagian karang diberi
anak tangga agar pengunjung bisa menaiki karangnya hingga bagian atas. Dari
tempat ketinggian di atas karang itulah para pengunjung bisa menikmati
pemandangan laut.
•    Terjemahan dengan menggunakan bahasa daerah

Sejarah Pantai Karang Bolong


Pada mulane, pantai sing wenten ning ruas dalan utama Anyer-Carita niki dikenal
sareng Pantai Suraga. Aran niki di sambut sing Suryadilaga, aran wong sakti
mandraguna pada jaman bengen sing tetapa ning tempat niki sampe akhir hayate.
Senajan Suryadilaga sampun lambat padem, masyarakat sekitar pantai niki
ngeyakini bahwa Suryadilaga masih wenten lan bermukim ning pantai niki.
Sing perkembangan selanjute, alon-alon aran Karang Suraga pudar lan ganti aran
jadi Karang Bolong. Hal niki disebabaken sareng sebuah batu karang gede sing
wenten tengahe berlubang (bolong) lan ngebentuk sebuah lengkungan. Salah siji
ujung karange wenten ning tepi pantai, sementara ujung karange sing salah sijine
lagi ngadep ning laut luas.
Aran pantai karang bolong diisung sareng karang gede lan berlubang ning tengahe
atawa bolong. Karang bolong niku karang gede sing wenten lubange ning tengahe,
jereh perkiraan wong ahli, sing diperkiraken akibat letusan gunung krakatau pada
taun 1883. 
Pantai karang bolong bentuke lengkung sing sangat lebar lan ngehadap langsung
ning laut luas. Sing pengelola pantai niki, wenten bagian karang diisungi anak
tangga gunah pengunjung bisa manek karang sampe ning duhur.
Sing tempat keduhuran, ning duhur karang niku para pengunjung bisa ngenikmati
pemandangan laut.

Pesan Moral:
•    Dari cerita daerah diatas disimpulkan nilai pendidikan yaitu: kita bisa
mengetahui sejarah lokasi daerah tersebut yang mempunyai nilai mistis.
•    Sing cerita ning daerah niku, dapat disimpulaken nilai pendidikane yaiku, kita
sedanten bisa weruh sejarah lokasi daerah tersebut sing ngederebeni niali mistis
atawa samun.
Museum Situs Purbakala Kerajaan Banten atau Museum Arkeologi yang dibangun
tahun 1983 dan memiliki koleksi benda-benda purbakala, berbagai artefak peninggalan
kerajaan Banten dan barang-barang dari tanah liat yang berasal dari daerah ini, di
museum ini juga dipamerkan rantai besi panjang berpaku yang digunakan oleh pemain
Debus sebagai alat untuk menyiksa badan.
         Di sudut halaman luar museum terdapat meriam bernama Ki Amuk dan tiga buah
prasasti bertuliskan huruf Arab. Memasuki bangunan utama museum dapat disaksikan
antara lain silsilah raja atau sultan yang pernah memerintah Banten mulai dari Syarif
Hidayatullah, Susuhunan Gunungjati (1525-1552) sampai Sultan Muhammad Rafi’uddin
(1813-1820).

Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama, Mengenal


Kejayaan dan Kemakmuran Kesultanan Banten

Sejarah Singkat
Diungkapnya data arkeologi secara ilmiah yang didapat dan terkumpul di dalam gudang
sebagai hasil penelitian terhadap kawasan Banten Lama agar dapat dinikmati oleh
masyarakat luas. Pada tanggal 13 Juli 1985 diresmikannya Museum Situs
Kepurbakalaan Banten Lama oleh Direktur Jenderal Kebudayaan saat itu, Prof. DR.
Haryati.

Bangunan
Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama mempunyai luas tanah kurang lebih 10.000
m2 dan bangunan kurang lebih 778 m2. Dibangun dengan gaya arsitektur tradisional
Jawa Barat seperti yang terlihat pada bentuk atapnya.
Koleksi
Koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berupa benda-benda koleksi baik
asli maupun replika/reproduksi, miniatur, diorama, dan lain sebaginya.

 Koleksi Arkeologika

Koleksi arkeologika yang terdapat di Museum meliputi sejumlah benda-benda


peninggalan sejarah dan purbakala yang ditemukan di Situs Banten Lama yang berasal
dari masa prasejarah, klenik (Hindu-Budha), masa Kesultanan Banten, dan masa
kolonial. Koleksi arkeologika ini mencerminkan Banten Lama sudah ada sejak masa pra-
sejarah di Indonesia. Koleksi-koleksi tersebut antara lain: kapal batu, arca Nandi, atap
bangunan, pagar besi, pegangan kunci, rumah kunci, paku, dan pipa saluran air.

 
Fragmen Kapal dan Jenis-jenis Bata
Jalur perdagangan rempah-rempah melalui laut menjadikan laut dan pantai Banten
ramai lalu lalang kapal dagang berbagai bentuk dan ukuran dari berbagai negara.
Tinggalan dari keramaian perdagangan laut itu diantaranya adalah fragmen bagian dari
tiang pagar tangga kapal yang terbuat dari logam dipenuhi hiasan, dan juga fragmen
badan kapal yang terbuat dari kayu. Diantara fragmen kapal, didapati juga tapal (sepatu
kuda).

Bata Beberapa bangunan masa Kesultanan Banten dibuat menggunakan bata, sehingga


beberapa diantaranya masih dapat bertahan hingga sekarang sebagai bangunan
monumen bersejarah. Bata yang digunakan berbentuk persegi panjang dengan ukuran
29x15 cm. Dalam penggunaannya, bata-bata persegi panjang tersebut untuk keperluan
tertentu dapat dibentuk sesuai peruntukkan.

 Elemen pintu dan perlengkapan rumah lainnya.


Elemen Pintu Perlengkapan yang dapat dijumpai dalam keseharian juga ditemukan di
SItus Banten Lama, seperti anak kunci, rumah kunci, engsel pintu/jendela, pegangan
pintu, dan paku berbagai ukuran serta baut.

 Pipa Saluran Air


Pipa untuk menyalurkan air banyak digunakan pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1682 Masehi). Beliau berinisiatif membangun satu jaringan distribusi
air bagi penduduk, dimulai dengan pembuatan danau/waduk Tasikardi sebagai sumber
airnya, kemudian dialirkan melalui pipa hingga ke Keraton untuk kemudian
didistribusikan ke lingkungan sekitarnya untuk masyarakat. Sepanjang jalur air dari
Tasikardi hingga Keraton air dialirkan melalui pipa. Pipa yang terbuat dari tanah liat
digunakan untuk menyalurkan air ke kota, sedangka pipa yang terbuat dari batu dan
timah digunakan untuk menyalurkan air limbah. Perjernihan air dilakukan dengan
pembuatan tiga bangunan pengindelan/pengendapan (pengindelan abang, putih, dan
emas), sehingga saat air mengalir masuk kota telah layak untuk digunakan. Serumbung
sumur-sumur kuno di Banten berdasarkan bentuknya ada dua macam, yakni sumur
yang bentuknya persegi empat dan sumur yang bentuknya lingkaran.

 Koleksi Keramologika

Koleksi Keramologika berupa keramik dan gerabah. Keramik-keramik yang menjadi


koleksi museum ini terdiri dari keramik asing dan keramik lokal. Keramik asing
umumnya berasal dari Birma (Myanmar), Vietnam, China, Jepang, Timur Tengah serta
negara-negara Eropa dengan cirinya masing-masing. Keberadaan keramik ini
mencerminkan bahwa pada saat itu Banten Lama merupakan sebuah daerah yang ramai
dengan aktivitas perdagangannya dengan berbagai macam bangsa yang datang ke
Banten lama, dimana gerabah-gerabah tersebut umumnya dipergunakan sebagai alat
rumah tangga, unsur bangunan serta wadah pelebur logam yang biasa disebut kowi.

Koleksi Memolo dan Keramik


Memolo adalah hiasan atap mesjid yang terbuat dari bahan liat. Memolo ini ditemukan
dalam keadaan relatif utuh di situs Banten Lama yang berasal dari masa Kesultanan
Banten sekitar abad 16-19 Masehi. Teknik membuat memolo berupa teknik roda putar
dengan hiasan motif bunga dan motif geometris. Dalam memberi hiasan digunakan
teknik ukir dan teknik cungkil. Memolo merupakan salah satu benda seni yang
digunakan untuk kepentingan keagamaan/religi.

Keramik Cina banyak ditemukan di wilayah situs Banten Lama, hal tersebut dapat
menjadi bukti bahwa Kesultanan Banten dengan pelabuhannya sangat ramai dan
sebagai jalur perdagangan pada abad 16-17 Masehi, terutama dalam perdagangan
rempah-rempah.

Hiasan Kerpus dan Ragam Lantai.

Ragam Lantai Keraton Surosowan Penelitian secara arkeologis mendapati bahwa


Keraton Surosowan pada beberapa bagiannya menggunakan lantai ang dilapisi tegel
yang terbuat dari tanah liat dan marmer dengan beberapa ukuran.

Hiasan Kerpus Beberapa bangunan di dalam lingkungan Keraton Surosowan


beratapkan genteng, ini dapat disimpulkan dari adanya temuan berupa hiasan karpus.
(1) Hiasan karpus bagian tengah atap dengan bentuk binatang. DIlihat dari bentuk
kepala, sayap, dan ekor, hiasan ini berupa figur burung merak, (2) Hiasan kerpus bagian
tepi, secara arkeologis di duga berasal dari abad 17 Masehi.

Berbagai keramik hasil temuan peggalian dari Keraton Surosowan dan beberapa hasil
penyerahan dari penduduk.
MASJID AGUNG BANTEN
ID Masjid : 01.5.12.07.02.000001

Luas Tanah : 20.000 m2

Status Tanah : Wakaf

Luas Bangunan : 1.368 m2

Tahun Berdiri : 1566

Daya Tampung Jamaah : 2.000

Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat


Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang
Belajar (TPA/Madrasah), Toko,
Perlengkapan Pengurusan Jenazah,
Perpustakaan, Kantor Sekretariat,
Sound System dan Multimedia, Kamar
Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah

Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq,


Shodaqoh dan Wakaf,
Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan kegiatan sosial
ekonomi (koperasi masjid),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin,
Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar,
Menyelenggarakan Kegiatan Hari
Besar Islam, Menyelenggarakan
Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu
SEJARAH

Sejarah Masjid Agung Banten 


Masjid yang sangat terkenal dan bersejarah di Banten, adalah Masjid Agung Banten.
Sering menjadi top of mind tentang Banten. Masjid Agung Banten termasuk dalam
wilayah Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang. Bangunan Masjid
berbatasan dengan perkampungan di sebelah Utara, Barat, dan Selatan, alun –alun di
sebelah Timur, dan benteng/Keraton Surosowan di sebelah Tengah. Arah ke sebelah
utara dari pusat Kota Serang. Keadaan Masjid ini relatife terpelihara meskipun banyak
yang sudah rusak. Bangunan Masjid Agung Banten, terdiri dari bangunan Masjid,
dengan serambi pemakaman, di kiri dan kanannya bangunan Tiyamah, menara dan
tempat pemakaman di halaman sisi utara.
 Bangunan Masjid Agung Banten merupakan suatu komplek dengan luas tanah 1,3 ha
yang dikelilingi pagar tembak setinggi satu meter. Pada sisi tembok timur dan masing-
masing terdapat dua buah gapura dibagian utara dan selatan yang letaknya sejajar.
Bangunan Masjid menghadap ketimur berdiri diatas pondasi masif dengan ketingggian
satu meter dari halaman. Bangunan ruang utama berdenah empat persegi panjang
dengan ukuran 25 x 19 m. lantai terbuat dari ubin berukuran 30 x 30 cm berwarna hijau
muda dan dibatasi dinding pada keempat sisinya. Dinding timur memisahkan ruang
utama dengan serambi timur. Pada dinding ini terdapat empat pintu (dengan lubang
angin) yang merupakan pintu masuk utama. Pintu terletak dengan bidang segi empat
dari dinding yang menanjal berukuran 174 x 98 dengan dua daun pintu dari kayu.
Bagian atas pintu berbentuk lengkung setengah lingkaran. Lubang angin pada dinding
timur ada dua buah yang mengapit pintu, pintu paling selatan berbentuk persegi
panjang dan di dalamnya terdapat hiasan motif kertas tempel, Dinding barat tersebut
berhiaskan pelipit rata, penyangga, setengah Iingkaran dan pelipit cekung.
 Dinding sisi utara membatasi ruang utama dengan serambi utama dengan sebuah pintu
masuk berbentuk empat persegi panjang ukuran 240 x 125 cm, berdaun pintu dua buah
dari kayu. Jendela pada dinding utara dua buah dengan dua daun jendela berbentuk segi
empat berukuran 180 x 152 cm. Sedangkan dinding selatan hanya mempunyai satu
pintu yang menghubungkan ruang utama dengan pawestren di dekat sudut barat
dinding.
 Masjid Agung Banten termasuk dalam wilayah Desa Banten, Kecamatan Kasemen,
Kabupaten Serang. Bangunan Masjid berbatasan dengan perkampungan di sebelah
Utara, Barat dan Selatan, alun-alun di sebelah Timur, dan benteng / keraton Surosawan
di sebelah Tengah. Bangunan lain yang ada di Masjid Agung Banten dimana diantaranya
pada jarak 10 m dari kolam di bagian timur (depan) Masjid terdapat menara dengan
tinggi 23 m. Menara ini diperkirakan dibangun abad ke 18 M dan dapat dimasuki
sampai ke atas melalui 82 buah anak tangga. Di dalam menara terdapat empat pintu dan
bentuknya sama dengan pintu masuk menara. Bangunan menara terbagi atas tiga
bangunan yaitu kaki, tubuh dan kepala. Kolam berada di dalam serambi timur
berbentuk persegi panjang terbagi atas empat kolam kotak yang dipisahkan oleh
pematang tembok dan dihubungkan dengan lubang pada masing-masing pematang.
Kolam berukuran 28,10 x 3,10m dan dalamnya antara 75-100 cm. Di sekeliling kolam
terdapat tembok setinggi 1,29 m dan tebalnya 32 cm. Untuk mencapai kolam disediakan
tangga turun sebanyak tiga buah anak tangga dari arah halaman dan lima anak tangga
dari serambi timur. Selain terdapat kolam ada juga bangunan yang dinamakan
Pawestren letaknya berdampingan dengan ruang utama. Pada dinding selatan terdapat
pintu yang menghubungkan Pawestren dengan serambi pemakaman selatan. Lubang
angin di dinding ini berbentuk segi tiga dan hanya sebagian terbuka karena tertutup
atap makam selatan. Dinding barat Pawestren hanya terdapat lubang angin dengan
bentuk kumpulan segi tiga dengan bunga di antaranya.
 Masjid Agung Banten didirikan pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Maulana
Hasanuddin dan dilanjutkan oleh putranya Sultan Maulana Yusuf pada tahun 1566 M
atau bulan Zulhijjah 966 Hijriah. Bangunan Tiyamah merupakan bangunan tambahan
yang letaknya di sebelah selatan Masjid. Bangunan ini mempunyai langgam arsitektur
Belanda kuno. Di bangun oleh Hendrick Lucas Cardeel, seorang arsitek Belanda yang
beragama Islam dan oleh sultan diberi gelar Pangeran Wiraguna. Menara Masjid Agung
Banten dibangun oleh Lucas Cardeel, Menurut K.C Crucq berpendapat bahwa menara
Masjid Agung Banten ini sudah ada sebelum tahun 1569/1570, bahkan berdasarkan
tinjauan seni bangunan dan hiasannya, ia berkesimpulan menara ini didirikan pada
pertengahan kedua abad XVI yaitu antara tahun 1560 sampai 1570.
Bangunan-bangunan yang ada di komplek Masjid Agung Banten keadaannya masih
terawat dan dikelola oleh Yayasan yang dipimpin oleh H. Tubagus Wasi Abbas.
 

Renovasi dan Pemugaran

Masjid Agung Banten sejak didirikan sudah mengalami beberapa kali


renovasi, baik fisik maupun penambahan luas bangunan. Masjid berdenah
empat persegi dan beratap tumpang susun lima ini, telah beberapa kali
mengalami perubahan fisik,diantaranya pada :

Tahun 1570-1580 tepatnya pada masa pemerintahan Maulana Yusuf yang


tak lain adalah putra dari Maulana Hasanuddin (Sultan yang membangun
Masjid Agung Banten), Masjid Agung Banten diperluas dengan serambi
muka dan samping. Selain perbaikan Masjid juga dibangun menara Masjid
dengan bantuan Cek Ban Cut,seorang muslim berkebangsaan Mongolia.

Masa pemerintahan Maulana Muhammad (1580-1596); Masjid Agung


Banten diperindah dengan melapisi tembok Masjid dengan porselin dan
tiangnya dibuat dari kayu cendana. Dibangun juga tempat sholat khusus
perempuan yang disebut pawestren atau pawadonan.

Masa pemerintahan Sultan Haji (1684-1687). Pada masa ini dibangun


menara baru di halaman muka Masjid dan tiamah(tempat bermusyawarah
dan berdiskusi agama) di selatan serambi Masjid. Menara berbentuk
mercusuar Eropa dan berdenah segi delapan. Pembangunan menara ini
dbantu oleh arsitek Lucas Cardel.

Tahun 1945-1961. Residen Banten Th. Achmad Chatib bersama


masyarakat Banten melakukan perbaikan Masjid. Dibuat atap cungkup
penghubung di komplek pemakaman utara.

Tahun 1966-1967, Dinas Purbakala melakukan pemugaran menara.

Tahun 1969 Korem 064 Maulana Yusuf Serang melakukan pemugaran


total fisik, kecuali model bangunan dan dinding yang masih asli karena
kayu dan gentengnya pada rusak dimakan usia. Langit-langit yang
tadinya dari bahan rumbia diganti dengan etemit.

Tahun 1970, Yayasan Qur'an memberi bantuan untuk pemugaran serambi


timur.

Tahun 1975, pemugaran besar-besaran dan menyempurnakan


pemugaran pada tahun sebelumnya. Termasuk memperluas halaman
Masjid, dengan memindahkan rumahrumah penduduk yang ada disekitar
halaman Masjid ke tempat yang lain. Penggantian lantai ruang utama
Masjid dengan teraso berwarna kehijauan, pembuatan atap serambi
pemakaman selatan, pembuatan bak-bak wudhu, pembuatan pagar
tembok keliling komplek dengan lima gapura. Sumber dananya dari
Pertamina Pusat.

Tahun 1987, merenovasi lantai terasa diganti dengan marmer di bagian


dalam Masjid dan di bagian luamya dengan keramik. Lantai pemakaman
utara dan cungkup makam Maman Hasanuddin yang semua tegel
berwarna merah juga diganti dengan marmer. Adapun biaya renovasi
berasal dati keluarga Cendana Jakarta.

Dari tahun 1987 sampai sekarang ada renovasi - renovasi kecil termasuk
penambahan tempat ziarah yang tadinya terbuka sekarang tertutup
dengan atap genteng. Begitu juga tempat wudhu, kamar keeil mulai
dibata rapi; demi pelayanan dan fasilitas bagi para peziarah yang berasal
dari berbagai daerah.

Kepengurusan Masjid Agung Banten

Seiring dengan berjalanya waktu dan meningkatnya kebutuhan akan


pengelolaan manajemen Masjid yang professional, kepengurusan DKM
mengalami beberapa penggantian. Tercatat beberapa kali pergantian
kepengurusan DKM Masjid Agung yang dikelola oleh keluarga kenadziran;
diantaranya :

1. Periode tahun 1975 s/d tahun 1984 oleh KH. Tb. A. Abbas Ma'mun

2. Periode tahun 1984 s/d tahun1994 oleh KH. Tb. Waseh Abbas

3. Periode tahun 1994 s/d tahun 2009 oleh KH. Tb. Fathul Adzim Chatib

4. Periode tahun 2009 s/d tahun 2014 oleh KH. Tb. A. Suaedi Bashit

Pantai Carita
Pantai Carita
Pantai Sambolo Carita Banten

Lokasi di Indonesia

Informasi tempat wisata

Lokasi Kabupaten Pandeglang,Banten

Negara  Indonesia

6,29°LS 105,84°BTKoordinat: 
Koordinat
6,29°LS 105,84°BT
Pembukaan 15 Juli 1978
Jenis objek Wisata pantai
wisata

Pantai Carita adalah sebuah pantai di pesisir barat provinsi Banten, Indonesia. Pantai ini


merupakan obyek pariwisata pantai di Indonesia yang cukup terkenal selain Pantai Anyer, Pantai Karang
Bolong dan Pantai Tanjung Lesung.

Pantai Carita merupakan objek wisata yang terletak di Kabupaten Pandeglang dan telah ditetapkan
berdasarkan SK Menteri Pertanian No.440/kpts/UM/1978 pada tanggal 15 Juli 1978 sebagai Taman
Wisata Alam. Pantai ini terkenal dengan pasir pantainya yang putih sehingga membuat kawasan ini sering
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pantai Carita kaya akan sumber daya alamnya. Hamparan tepian yang amat landai dengan ombak laut
yang kecil dan lembut menyapu di sepanjang pantai, dipadu dengan pemandangan Gunung Krakatau.
Untuk mencapai tempat ini dapat melalui jalan tol Anyer dan setelah keluar dari tol dapat menyusuri ruas
jalan Labuan-Carita menuju Anyer.

pantai Carita merupakan pantai yang ramai di kunjungi para wisatawan dari luar kota maupun para
wisatawan asing. Sepanjang ruas jalan Labuan-Carita biasanya akan sangat padat oleh kendaraan beroda
empat pada setiap Hari Raya Idul Fitri dan tahun baru, biasanya para pelancong termasuk penduduk
sekitar memilih untuk menikmati keindahan pantai Carita pada hari- hari itu, tetapi pengunjung harus tetap
waspada terhadap kecelakaan yang mungkin terjadi, yang disebabkan oleh jalanan yang rusak dan
berlubang, dan juga harus berhati-hati saat berenang pantai Carita karena dibeberapa tempat terdapat
pasir atau bibir pantai yang menjorok ke laut, serta ketinggian ombak yang dapat mencapai beberapa
meter pada saat cuaca hujan. Para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati berbagai wahana yang
disediakan oleh penduduk sekitar, seperti banana boat, selancar atau lainnya. Selain itu para wisatawan
dapat menyewa penginapan atau Hotel yang berlokasi di sepanjang pantai Carita, yang menghadap ke
laut pantai Carita, sehingga pengunjung dapat menikmati indahnya sunset di senja hari

You might also like