You are on page 1of 8

RANGKUMAN PEMBAHASAN KISI-KISI PROFESIONAL (SENI RUPA)

OLEH: DANA PRASTIYAWARDANU

No 31. Disajikan fakta/kasus yang berkaitan dengan teori dalam seni rupa, peserta dapat
menentukan konsep dalam seni rupa berasarkan fakta/kasus dengan benar

Konsep Seni Rupa (Soedarso SP)

Dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu:

(a) seni sebagai karya seni (work of art), (b) seni sebagai kemahiran (skill), (c) seni sebagai
kegiatan manusia (human activity), dengan penjabaran sebagai berikut.
1. Pengertian seni sebagai benda/karya seni hasil dari kegiatan diungkapkan antara lain oleh
Joganatha bahwa seni atau keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi
berbeda dengan sekadar rasa gembira karena mempunyai unsur transendental atau
spiritual. Sedang menurut George Dickie, pengertian seni sebagai artefak di sini
berhubungan dengan pemahaman tentang posisi benda seni dalam budaya material yakni
klasifikasi benda buatan manusia secara kultural. Sifat fisik benda seni mengandung nilai-
nilai untuk diapresiasi. Karya seni pada hakikatnya mewadahi nilai- nilai personal manusia
dan nilai-nilai sosial dengan berbagai ragam wujudnya. Sebagai contoh, (a) Lukisan
prasejarah di dinding gua Leang-leang memiliki nilai religi-magis yang membangkitkan spirit
dan sugesti terhadap binatang buruan; (b) Karya lukis abstrak Achmad Sadali memiliki nilai
keindahan spiritual yang menggetarkan perasaan penikmat; (c) Karya patung totem suku
Asmat memiliki nilai magis yang memiliki makna simbolis yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat adat
2. Dalam pengertian lain, seni dipahami sebagai kemahiran sebagaimana dikemukakan oleh
Aristoteles dimaksudkan bahwa seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam
hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh rasio/logika atau
gagasan tertentu. Sebagai contoh, (a) Pematung Bali dan Jepara mahir dan terampil dalam
memahat bermacam-macam bentuk patung dan ukiran kayu yang bernilai seni atau
fungsional; (b) Pengrajin batik Pekalongan mahir dan terampil dalam merancang ragam hias
dan teknik membatik serta pewarnaan batik.
3. Selanjutnya seni sebagai kegiatan manusia diungkapkan oleh Leo Tolstoy bahwa seni
merupakan kegiatan sadar manusia dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu untuk
menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, sehingga
mereka kejangkitan perasaan yang sama dan juga mengalaminya. Sedangkan menurut
Bambang Sugiarto, seni dalam arti sempit adalah kegiatan olah bentuk (dalam arti material),
olah teknik penyajian dan olah pengalaman, pengkajian ulang, eksplorasi kemungkinan baru
dalam memandang, merasakan, menghayati sesuatu dan upaya- upaya mendiagnosa kondisi
zaman. Sebagai contoh, (a) Kekuatan tarikan garis yang lugas dan dinamis dari ekspresi
wajah seseorang merupakan unsur visual utama dari karya karikatur; (b) Pelukis Basuki
Abdullah melalui sapuan kuasnya yang lembut dan warna-warna yang indah, mampu
membangkitkan rasa keindahan dan kedamaian dalam diri para penikmat/publik seni.
No 32 Disajikan contoh karya seni rupa dua/tiga dimensi berupa gambar/foto, peserta dapat
menentukan unsur/prinsip dalam karya seni dengan benar

Unsur/prinsip Karya Seni Rupa Prinsip Seni

Prinsip Seni merupakan penataan karya koleksi yang disusun berdasarkan kaidah azas

rancangan (prinsip desain) sebagai berikut:

1) Kesatuan (unity) yaitu azas rancangan yang berkenaan dengan pengertian paduan dan
hubungan antara unsur-unsur visual pada karya seni rupa, misalnya: kombinasi warna dan
bentuk yang selaras menghasilkan komposisi lukisan yang harmonis.

2) Keseimbangan (balance), yaitu azas rancangan yang berkenaan dengan perbandingan bobot
visual atau besar-kecil bentuk objek pada karya seni rupa. Keseimbangan adalah salah satu
unsur kesatuan yang menentukan keserasian tampilan komposisi.

3) Irama (ritme), yaitu azas rancangan yang berkenaan dengan pengulangan unsur-unsur visual
(bentuk, warna, dan tekstur) yang menimbulkan kesan gerak dinamis, arah meninggi, arah
mendatar, arah miring/diagonal, arah naik-turun, dan sebagainya. Hindari variasi pengulangan
yang terlalu banyak karena akan menimbulkan kesan tidak teratur atau kacau. Secara khusus
dalam pola hias menurut Endin (2004) pengorganisasian irama terdiri dari prinsip
mengarahkan (pengulangan, selang-seling, rangkaian, transisi, gradasi, dan rotasi), memusatkan
(kontras dan penekanan) dan menyatukan (proporsi, keseimbangan dan harmoni) dalam
sebuah komposisi pola hias.

4) Keselarasan (harmony), yaitu azas rancangan yang berkenaan dengan perpaduan unsur-
unsur visual dalam karya seni rupa yang menampilkan komposisi yang selaras atau harmonis.
Keselarasan dapat dicapai melalui keselarasan bentuk, warna, tekstur dan proporsi.

No 33 Disajikan karya seni rupa dua/tiga dimensi berupa gambar/foto, peserta dapat
menganalisis bentuk karya seni rupa dengan tepat

Bentuk Karya Seni Rupa

No 34. Disajikan karya seni rupa dua dimensi, peserta dapat mengklasifikasi tema, nilai estetis
karya dalam seni rupa

Tema dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa

Tema dalam Seni Rupa Pembahasan tentang tema sekilas telah Anda pelajari dalam
pembahasan tentang bentuk dan isi dalam seni rupa yang pada hakekatnya erat kaitannya
dengan tema atau ide pokok dari suatu karya seni. Bersumber dari komponen ideoplastis dan
fisioplastis ini suatu tema penciptaan seni digagas oleh seniman dan dituangkan dalam wujud
karya seni rupa dua dimensi atau tiga dimensi. Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian
dan ragam tema yang terdapat pada karya seni rupa.

Pengertian tema dalam seni rupa:


Tema merupakan ide pokok dalam suatu karya seni yang dapat dipahami dan dikenali melalui
pemilihan subject matter (pokok soal) dan judul karya. Pokok persoalan berhubungan dengan
nilai atau kualitas seni yang merupakan esensi atau pokok yang mendasari penciptaan karya
seni.

Ragam Tema: Tema Keindahan, Religius, Edukasi, Sosial

Nilai Seni/Estetik: Nilai Keindahan, Nilai Kognitif dan Nilai Kehidupan

Dalam konsep estetika modern abad ke-18, para pakar estetika lebih banyak berbicara tentang
seni dan pengalaman estetis, karena definisi nilai keindahan bukan lagi dipandangan sebagai
pengertian abstrak melainkan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara
empiris dan penguraian secara sistematis (Gie, 1976). Mulai saat itu berkembang pemikira
filosofis tentang pengertian, konsep, dan teori-teori seni yang mengakomodasi perkembangan
praktik kesenian dari masa ke masa.

Apa yang disebut indah atau estetik pada dasarnya bersifat kontekstual dengan kebudayaan.
Setiap kelompok setiap zaman memiliki ukuran atau kriteria nilai keindahan sendiri. Dalam hal
ini penting dipahami bahwa seni dan keindahan bukanlah sebuah benda (artefak), melainkan
suatu konsep nilai yang akan berubah seiring dengan perkembangan kebudayaan. (benda
temuan) sebagai idiom estetik dalam karya seni.

Marcel Duchamp, secara revolusioner mendemonstrasikan bahwa seni dapat dibuat dari benda-
benda keseharian yang paling biasa yaitu sebuah benda jadi berupa urinal (tempat urin/air
seni) yang dipasang terbalik dan diberi tandatangan dengan nama samaran R-Mutt. Karya
Duchamp yang diberi judul “Fountain” ini secara ironis malah menjadi sebuah tonggak sejarah
seni yang signifikan dan ditulis dalam buku sejarah seni (Marianto, 1992). Dalam karya
Duchamp yang menjadi dasar penilaian bukan keindahan dimensi fisik atau keindahan positif,
melainkan kreativitas konseptual dalam memilih idiom estetik dan penyajian karya yang tak
lazim (unconventional) dari seniman dalam memvisualkan konsep karyanya. Realitas visual ini
membuktikan bahwa konsep seni dan keindahan akan berubah dan relatif sifatnya sejalan
dengan perkembangan sosial dan budaya masyarakatnya

Dalam perkembangannya, karya seni diciptakan tidak selalu untuk menyenangkan perasaan
manusia. Karya seni dapat rnemberikan perasaan kaget,terkejut, terteror, namun tetap
memberikan nilai-nilai lain yang diperlukan manusia,sepertiperenungan, pemikiran, ajakan,
penyadaran, pencerahan. Jenis nilai dalam seni mencakup:(1)nilai keindahan (esthetic value),
(2) nilaipengetahuan
No 35 Disajikan karya seni rupa dua dimensi berupa lukisan karya pelukis Indonesia, peserta
dapat menentukan tokoh/tempat/waktu/corak karya seni rupa

tokoh seni rupa, Djoko pekik, affandi, soedjojono, basuki abdullah, popo iskadar dll

Lukisan Ayam Karya dari Popo Iskandar

No 49. Ditunjukkan sebuah narasi kritik seni, peserta dapat menentukan manadari
tulisantersebut termasuk makna kritik dalam seni rupa

Pengertian Kritik Seni Rupa

Kritik Seni adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan dari suatu karya seni rupa dengan
memberikan alasan berdasarkan berbagai analisa dan pengkajian. kelebihan dan kekurangan
itu dipergunakan dalam bermacam hal, terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas dari
sebuah karya.

Para ahli umumnya beranggapan bahwa kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami saat
mengapresiasi, kemudian beranjak pada kebutuhan analisa lebih lanjut bahkan mendapatkan
kesenangan dari kegiatan berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan karya seni
tersebut. Seiring dengan perkembangan pemikiran seni dan kebutuhan publik terhadap dunia
seni, kegiatan kritik kemudian berkembang dan mengisi berbagai fungsi sosial lainnya.

Kritik seni merespons, menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis tentang karya seni
tertentu. Kritik seni membantu pemirsa memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni.

Biasanya Kritikus cenderung lebih fokus pada seni modern dan kontemporer dari budaya yang
dekat dengan budaya mereka sendiri. Sementara Sejarawan seni cenderung mempelajari karya
yang dibuat dalam budaya yang lebih jauh dalam ruang dan waktu.

Kritik karya seni rupa tidak hanya meningkatkan kualitas apresiasi dan pemahan terhadap
sebuah karya, tapi dipergunakan juga sebagai standar tersendiri untuk meningkatkan kualitas
hasil berkarya. Tanggapan yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama akan sangat
mempengaruhi persepsi apresiator terhadap kualitas sebuah karya seni hingga dapat
mempengaruhi penilaian harga dari karya tersebut.
Jenis Kritik Seni

Kritik karya seni rupa memiliki perbedaan jenis berdasarkan dari tujuan kritik tersebut. Karena
berbagai perbedaan tersebut, maka kritik seni pun terbagi menjadi beberapa macam, seperti
pendapat Feldman (1967) yaitu: kritik populer, kritik jurnalistik, kritik keilmuan, kritik
pendidikan.

•Kritik Populer (popular criticism) adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
masyarakat pada umumnya. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini bersifat
pengenalan karya secara umum. Dalam tulisan kritik populer, biasanya dipergunakan bahasa
dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

•Kritik Jurnalis (journalistic criticism) adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau
penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat
kabar. Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam.
Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari
sebuah karya seni, karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil
tanggapannya.

•Kritik Keilmuan (scholarly criticism) merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dan
memerlukan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menanggapi
sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah
teruji kepakarannya dalam bidang seni rupa atau seni pada umumnya. Kritik yang disampaikan
mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik
keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para penulis karya ilmiah lain atau kolektor,
kurator, galeri dan institusi seni yang lainnya.

•Kritik Kependidikan (pedagogical criticism) merupakan kegiatan kritik yang bertujuan


mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika pelajar seni. Jenis kritik ini
umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni rupa terutama untuk meningkatkan
kualitas karya seni rupa yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis kependidikan biasanya
digunakan oleh pengajar bidang ilmu seni dalam mata pelajaran pendidikan seni.

Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita saat
melakukan kritik seni. Setiap jenis mempunyai berbagai cara dan metode yang berbeda dari
sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama.

Pengertian dan Media Jenis kritik lain Selain jenis kritik yang disampaikan Feldman,
berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, terdapat tiga jenis kritik lain, yaitu:

•Kritik formalistik, cenderung pada penilaian aspek-aspek formal. Melihat kualitas karya
berdasarkan konfigurasi unsur-unsur pembentukan, prinsip penataan, teknik, bahan dan
medium yang digunakan dalam berkarya seni.

•Kritik eskpresivistik, lebih tertarik untuk menilai sebuah karya berdasarkan kualitas gagasan
dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh perupa melalui sebuah karya seni. Kegiatan
kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan
visualisasi obyek-obyek yang ditampilkan dalam sebuah karya.
•Kritik instrumentalistik adalah jenis kritik seni yang cenderung menilai karya seni
berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan moral, religius, politik atau psikologi. Dalam
praktiknya, penggunaan jenis kritik seni ini disesuaikan dengan jenis dan tujuan pembuatan
karya seni rupanya.

No 52. Ditunjukkan bagian-bagian proposal pameran seni rupa di sekolahsebagaibagiandalam


materi pameran, peserta dapat menentukan komponen yang harus ada dalam proposal
pameran

Proposal pameran karya disusun bersama pada rapat panitia awal, diusahakan telah ada draft
proposal dan digandakan secukupnya, agar seluruh panitaia dapat membahasnya. Rapat
dipimpin oleh ketua panitia, sertelah draft direvisi, kemudian sekretaris menulis sesuai dengan
keputusan rapat. Proposal didistribusikan ke penyandang dana, sponsor, kurator, bahkan jika
perlu ke kolektor. Panitia harus mempunyai arsip proposal. Adaptasi dari Mikke Susanto (2011,
130-132) format proposal pameran karya seni rupa adalah sebagai berikut.

1.Halaman pembuka, ditanda tangani oleh ketua panitia.

2.Judul pameran/ program (sub judul) biasanya singkat, danmenarik.

3.Ringkasan (executive summary) pameran, biasanya sekitar 200 kata yang berisi: tujuan
pameran bersifat spesifik, eksplisit, dapat diukur tentang apa yang hendak dicapai dalan
pameran tersebut, event apa, waktu pelaksanaan, dan kebutuhan dana.

4.Latar belakang, menjelaskan fakta atau informasi yang mendukung, target kelompok
masyarakat yang akan dilayani, atau penyebab mengapa pameran digelar.

5.Metode, menjelaskan aktivitas yang akan dijalankan termasuk jenis karya, peserta dan acara
selama pameran.

6.Evaluasi, dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pameran dan akan dipakai sebagai
lAndasan untuk masa mendatang.

7.Anggaran, seluruh kegiatan pameran dianggarkan dan ditotal jumlahnya

8.Tindak lanjut, atau rencana masa datang, hal ini penting untuk menanamkan rasa percaya diri
dari peserta, penyAndang dana atau sponsor dan pihak lain yang terkait.

9.Lampiran meliputi hal–hal yang mendukung misalnya foto gedung atau ruang yang akan
digunakan pameran, beberapa logo sponsor atau penyandang dana, foto
tokoh/perupa/seniman/pendidik yang sangat berperan di dalam pameran tersebut.

No 65 Disajikan 5 buah karya poster, peserta dapat menilai fungsi karya seni poster dalam
konteks kehidupan masyarakata dengan tepat

Fungsi utama poster adalah memberikan informasi. Biasanya, poster berfungsi untuk reklame
dan layanan masyarakat. Selain itu, poster juga dapat berfungsi sebagai sarana media
mempromosikan berbagai jenis produk, kegiatan sosial, pendidikan, ataupun berbagai hal
lainnya.

• Mengumumkan suatu acara.


• Mempromosikan sebuah layanan atau jasa.

• Menjual suatu produk.

• Membentuk sikap atau propaganda.

Ciri-Ciri Poster

a. Memuat komposisi huruf dan gambar di atas media kertas atau kain

b. Dibuat dengan menggunakan bahasa yang singkat padat, dan jelas

c. Memiliki tulisan berupa frase, klausa, atau kalimat yang efektif, persuasif, dan
komunikatif

d. Berisi sesuatu yang menarik perhatian orang

e. Ukuran poster disesuaikan dengan tempat pemasangan

f. Menggunakan perpaduan warna yang kuat dan kontras

Jenis-Jenis Poster Sesuai Tujuannya

Poster dibagi menjadi 6 jenis sesuai dengan tujuannya masing-masing. Keenam jenis poster itu
adalah poster niaga, poster layanan masyarakat, poster karya seni, poster kegiatan, poster
pendidikan, dan poster penerangan.

No 66 Disajikan karya seni rupa dua/tiga dimensi, peserta dapat menganalisis teknik yang
digunakandalamberkarya seni rupa dengan tepat

Teknik Kolase, montase, dan mosaik pada dasarnya merupakan seni menyusun bentuk

•pengertian kolase sendiri merujuk pada penggunaan material berbeda


yang digabungkan menjadi satu kesatuan bentuk yang harmonis

•Teknik Kolase adalah Teknik dengan cara menempel.

•Bahannya bermacam-macam seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu dsb yang ditempelkan
pada permukaan gambar

Teknik Montase: Potongan dari beberapa gambar jadi yang kemudian ditempel secara
bersamaan sehingga membetuk gambar atau makna baru.

Istilah montase kemudian lebih dikenal dengan montase foto (photomontage) karena lebih
sering diaplikasikan untuk memodifikasi gambar, baik gambar analog maupun digital

Teknik Mozaik

•Mosaik terdiri dari kepingan-kepingan material sejenis, biasanya berupa gelas, keramik,
ataupun logam, yang memiliki ukuran yang sama.
•Susunan kepingan mosaik menampilkan perubahan warna. Dan perubahan warna inilah yang
nantinya akan menciptakan perubahan berntuk sehingga terbentuklah kesatuan pola yang
berarti.

•Teknik ini dilukiskan pada bagian dinding, lantai ataupun langit-langit bangunan dengan
menempelkan batu-batuan kecil, kaca maupun benda-benda berwarna

•Mozaik merupakan melukis dengan Teknik menempelkan berbagai bentuk geometris sebagai
pengganti bahan pewarna

Teknik mozaik adalah teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca yang berwarna-
warni pada media lukisan sehingga, membentuk objek tertentu. Bahan yang bisa digunakan
untuk teknik ini antara lain pecahan keramik, porselen, potongan kertas, atau bisa juga batu
yang berwarna

You might also like