You are on page 1of 6

TUGAS

Metode Pemetaan Geologi

Disusun Oleh :

Ben Sumurung Ama Siregar (D1H03002)

JURUSAN GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN METODE PEMETAAN
GEOLOGI
Metode Pemetaan Geologi merupakan suatu metode yang menuntun kita dalam
mempelajari atau mengkaji cara-cara dalam pembuatan peta geologi atau
merekronstruksi kondisi geologi, mulai dari pengumpulan data dalam Peta Kerangka
Geologi sampai menjadi Peta Geologi.
Untuk melakukan pemetaan geologi diperlukan :

1. Pengetahuan Dasar (basic knowledge)


1.1. Peta-peta tematik.
Merupakan peta yang terdiri dari satu atau beberapa tema dengan
informasi yang lebih dalam/detail. Peta tematik juga dapat menunjukkan hampir
semua jenis informasi yang beragam dari satu tempat ke tempat lain. Peta-peta
tematik pada pemetaan geologi : Peta Topografi, Peta Geologi Regional, Peta
Kerangka Geologi, Peta Pola Jurus dan Kemiringan Perlapisan Batuan, Peta
Geologi.
1.2. Satuan stratigrafi baku internasional dan satuan peta.

1.3. Formasi, formal -& informal unit, Anggota, Kelompok.

1.4. Stratigrafi regional, siklus sedimentasi periode tektonik, batas kelompok,


geologi batuan dasar (bed rock geology).
Stratigrafi Regional merupakan suatu pengertian mengenai
keadaan/kondisi stratigrafi seperti karakter dari batuan ataupun korelasi antar
pelapisan yang meliputi wilayah secara regional (luas) yang terstratakan secara
horizontal ataupun vertikal. Pada dasarnya periode tektonik menggambarkan
peristiwa-peristiwa tektonik yang terangkum pada suatu lintas waktu. Batuan
dasar (bedrock) adalah bagian keras (solid), bagian yang menyatu dari kerak bumi
lapisan (layer) terluar memiliki ketebalan dari 20 sampai 25 mill yang terkapar
pada mantel bumi.
1.5. Permasalahan struktur geologi.
Geologi struktur adalah bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari deformasi.
Objek yang dipelajari dalam geologi struktur adalah:
a. Struktur geologi apa yang berkembang
b. Kapan struktur itu terbentuk
c. kondisi struktur itu terbentuk
1.6. Pola pengaliran, geomorfologi, dan indikasi struktur geologi serta karakter
batuan terlipat dan tersesarkan.
Pola aliran adalah kumpulan dari jaringan aliran sungai pada suatu daerah yang
dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan tetap mengalirkan air.
Sistem pola aliran sungai yang berkembang pada suatu daerah dipengaruhi oleh:
a. Kemiringan lereng
b. Jenis dan ketebalan batuan
c. Struktur geologi
d. Jenis dan kerapatan vegetasi
e. Iklim.
1.7. Singkapan batuan dan singkapan elemen struktur geologi.
Singkapan batuan merupakan sesuatu/ batuan yang tersingkap dimana
didalamnya terdapat data-data geologi yang dapat membantu kita dalam
menentukan :
a. Proses terjadinya
b. Lingkungan pengendapan
c. Penyebarannya
d. Umur relatif dari batuan tersebut dan
e. Proses tektonik yang telah terjadi

2. Metode Pemetaan (methods)


2.1. Metode orientasi lapangan (Field orientation method)
Menentukan lokais kedudukan kita di daerah pemetaan kita berdasarkan
orientasi pada lapangan atau dengan menggunakan dua titik azimut yang
menonjol pada peta misalnya gunung.
Keuntungan :
- Lintasan bebas
- Cepat
- Baik pada lahan berbukit-bukit dan jarang tanaman
- Sebagai peta tinjau untuk pemeriksaan lapangan
Kekurangan :
- Ketelitian kurang
- Hasil plotting sulit dicek kembali
- Peta topografi biasanya terbitan lama, sedang di lapangan banyak nama
tempat baru atau kondisi sudah berubah
- Tidak terencana secara matang
2.2 Metode Lintasan Kompas (Compass traverse method)3
Memiliki kesamaan dengan metode orientasi lapangan hanya dalam pemetaan
ini, lintasan telah direncanakan terlebih dahulu.
Keuntungan :
- Lintasan bisa “potong kompas”
- Lebih cepat
- Kaya akan titik stasiun
- Ploting cukup teliti
- Mudah dicek
Kekurangan :
- Tetap bergantung kepada peta dasar
- Kerja terikat oleh rencana lintasan
2.3 Metode lintasan pita-ukur dan kompas (Tape & Compass traverse method)
à LATIHAN "MEASURED SECTIONS"  di lapangan.
Sering kali digunakan karena berhubungan dengan pengukuran ketebalan
lapisan batuan.
Keuntungan :
- Teliti, efektif dan efisien
- Arah lintasan bebas
- Data terpercaya
- Tidak usah tergantung kepada peta topografi, malah bisa membuat peta
topografi
- Mudah dicek.
Kekurangan :
- Pekerjaan relatif lama
- Peralatan harus lengkap
- Dikerjakan minimal 2 orang (tetapi lebih baik lagi jika 3 orang)

3. Hasil Pemetaan (products)


3.1 Peta kerangka geologi
3.2 Peta pola jurus perlapisan batuan
3.3 Peta dan penampang geologi
3.4. Blok diagram
3.5. Peta geomorfologi, peta geologi lingkungan
3.6 Laporan pemetaan geologi

A. PELAKSANAAN PEMETAAN
1. Persiapan : 
a. Pengetahuan dasar,
b. ATK, peta-peta, formulir kerja, buku lapangan (field note), clip board,
c. Palu, kompas, loupe, HCL 10 N, kantong  sampel, spidol,  dll.
2. Kerja Lapangan :
1. Dari base camp --> lakukan metode pemetaan : orientasi lapangan,  lintasan
kompas, lintasan kompas dan pita-ukur)
2. Singkapan batuan (deskripsi 10 parameter  à genesis)
3. Singkapan sesar (kriteria jenis-jenis sesar, deskripsi)
3. Kerja Studio
3.1. Laboratorium
1. Petrografi (batuan beku, sedimen, metamorf).
2. Paleontologi (fosil foram besar, foram kecil, vertebrata, dsb),
3. Lain-lain, e.g., kalsimetri, dsb.
3.2. Susun bahan laporan 
Pada bagian ini mahasiswa seringkali ragu-ragu dan mendapat kesulitan) ;
tidak menguasai teknik penyelesaian karya tulis ilmiah.

B. DATA LAPANGAN
Tiap stasiun pengamatan :
a. Data singkapan batuan dideskripsi lengkap, data / strike dip
lapisan batuan.
b. Sampel batuannya, foto, sketsa.
c. Data singkapan struktur (sesar, kekar) deskripsi lengkap.

C. PETA KERANGKA GEOLOGI


a. Pada peta dasar plot semua singkapan batuan dari tiap  titik (stasion) pengamatan,
lengkap dengan simbol litologi (bukan simbol satuan batuan, belum satuan) dan
besaran strike/dip lapisan batuan sedimen,
b. Plot nomor stasionnya (dikerjakan setiap hari di base camp setelah pulang dari
pendataan di lapangan)
c. Plot semua singkapan elemen struktur geologi (singkapan sesar) lengkap dengan
deskripsinya yang ditulis pada keterangan (legenda).
d. Setiap singkapan sesar memiliki data sendiri-sendiri. Data tsb nanti dicek dan
masuk ke dalam kriteria sesar apa.
e. Lanjutkan dengan membuat peta kerangka geologi, sambungkan lintasan antar
semua stasion. Peta ini disiapkan untuk membuat peta jurus perlapisan batuan di
bawah ini.

D. KOLOM STRATIGRAFI
Dari hasil semua pengamatan lapangan disusun stratigrafi daerah pemetaan :
1. mengelompokkan semua singkapan batuan sejenis dan seposisi stratigrafi
(ingat satuan stratigrafi batuan : 2 parameter penentu satuan)
2. membuat penampang geologi setelah peta pola jurus perlapisan batuan
selesai, juga peta geologi (draft)
3. gunakan prinsip hukum superposisi dengan melibatkan strike/dip lapisan
batuan dan kemiringan lereng (kuliah MPG)
4. susun kolom stratigrafi dari tiap satuan batuan dan hubungan pengendapannya
(depositional contact) masing-masing
5. dicek dengan fosil dari sampel masing-masing yang telah diidentifikasi dan
ditentukan usianya dari lab.

E. PETA POLA JURUS PERLAPISAN BATUAN


A. Pada peta dasar tersendiri, plot semua simbol strike/dip dgn besaran angka
pengukurannya dari semua singkapan batuan dan struktur geologi (sesar-sesar),
B. Tiap kelompok singkapan batuan sejenis (=satuan batuan) ditandai dengan
pola jurus masing-masing lalu oleh kontur-kontur garis strike yang saling sejajar
sesamanya
1. Salah satu kontur strike (selanjutnya disebut kontur saja) dapat berfungsi
sebagai batas antar satuan-satuan batuan yang berhubung-an selaras.
2. Pada perubahan facies, yang dinyatakan sebagai hubungan lateral jari-
jemari, melidah, membaji, shale out, dsb. kontur saling sejajar sesamanya dan
memotong batas facies, kemudian menerus sejajar dengan kontur-kontur pada
satuan batuan di sampingnya.
3. Bila hubungan antar dua satuan batuan tidak selaras, maka kontur
memotong batas satuan.
4. Atau kontur dari satuan batuan yang lebih tua dipotong oleh kontur dari
satuan batuan yang lebih muda (ingat angular unconformity).
5. Bila hubungannya sebagai paraconformity maka kontur dari kedua satuan
batuan masih bisa saling sejajar.
6. Bila ada sesar naik, maka kontur bisa meng-hilang di bawah sesar (puncak
antiklin yang tersesar-naikkan bisa berimpit atau berada di bawah sesar tsb).
7. Bila ada sesar mendatar (dekstral atau sinistral), maka kontur terpotong
oleh sesar tsb dan di sebelah-menyebelah sesar itu kontur akan membentuk
drag fold (lipatan seretan).
8. Untuk satuan batuan yang tidak berlapis (e.g. aneka breksi, batuan beku,
batugamping, dsb) kontur tidak bisa ditarik.
9. Dari Peta pola jurus perlapisan batuan diperoleh batas-batas satuan batuan
dan pola sebaran kontur-kontur bernilai jurus/ kemiringan masing-masing dari
tiap satuan batuan tersebut.
10. Peta ini menjadi dasar rekonstruksi geolo-gi untuk memperoleh :
a) Peta Geologi,
b) Penampang Geologi

G. POLA PENGALIRAN (DRANAIGE PATTERN)


Dilatar belakangi batuan dasar dan struktur geologi, tektonik dapat mengubah
base level (dasar sungai).
Dapat membarikan kesimpulan :
1) Karakteristik batuan dasar DAS (Daerah Aliran Sungai).
2) Ada-tidaknya control pola deformasi (kekar, sesar, lipatan).
3) Aktif–tidaknya tektonik setempat.
4) Ada–tidaknya perubahan kemiringan “blok batuan dasar” DAS.

Ada kecenderungan sungai berkembang disepanjang jalur lemah atau kelemahan


geologi (geological weakness).
Jalur lemah dapat berupa :
1) Bidang kontak antar tubuh-tubuh batuan berbeda, atau bidang-bidang lapisan
batuan
2) Kekar,sesar.
3) Bidang ketidakselarasan.
Kesimpulan :
1) Penelusuran pola deformasi wilayah pemetaan.
2) Penelusuran batas-batas satuan, baik berupa bidang ketidak selarasan
maupun keselarasan.
3) Kegiatan tektonik (aktif atau tidak).

You might also like