You are on page 1of 10

Laporan Keuangan (Financial Statements)

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015, 


Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.

Menurut Baridwan (2004:17) dalam Intermediate Accounting, mendefinisikan Laporan


Keuangan adalah ringkasan suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi :

 Neraca 
 Laporan laba rugi komprehensif
 Laporan perubahan ekuitas
 Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau
laporan arus dana
 Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan

Pemakai Laporan Keuangan

 Investor
 Karyawan
 Pemberi Pinjaman
 Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
 Pelanggan
 Pemerintah
 Masyarakat

Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan
laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
1. Dapat Dipahami, Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;
2. Relevan, Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna;
3. Keandalan, Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material;
4. Dapat diperbandingkan, Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.

Manfaat Laporan Keuangan


Jika perusahaan sudah memiliki laporan keuangan yang lengkap, tentu  sudah merasakan banyak
manfaatnya. Pengambilan keputusan lebih tajam dan kualitas keputusan juga lebih baik. Nah
bagi prusahaan yang belum memiliki laporan keuangan, berikut beberapa manfaat laporan
keuangan :

Internal 
1. Pengelola (direksi & manajemen) 
Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan,
evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan kontrol internal. Jika informasi
keuangan yang diberikan akurat, maka pengelola bisa mengambil keputusan dengan jernih
berdasarkan data-data yang dimiliki. 
2. Karyawan 
Karyawan Anda akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait dengan stabilitas dan
profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan mampu
memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu
yang lama. 

Eksternal 
1. Investor/owner 
Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko yang
terkait dengan investasi modal. Informasi tersebut akan membantu mengambil keputusan apakah
harus menambah modal, mengurangi atau menjual sahamnya. Selain itu investor juga perlu
menilai kemampuan perusahaan membayarkan dividen/bagi hasil. 
2. Pemberi Pinjaman 
Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan
perusahaan membayar hutang beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan keuangan dapat
membantu mereka untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu yang diberikan. 
3. Supplier 
Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan informasi
yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya. Informasi
tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan dan jangka
waktunya. 
4. Pelanggan 
Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, terutama
pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan
hubungan jangka panjang dan langgeng. 
5. Pemerintah 
Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak

Laporan Laba Rugi (Profit And Lost Statement atau Income


Statements)
Pengertian Laporan laba rugi adalah laporan yang dihasilkan pada satu periode buku yang
menyajikan seluruh pendapatan dan biaya perusahaan dan menghasilkan laba bersih atau rugi.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian
bersih untuk periode tersebut.
Pembagian laba dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya
selama satu periode akuntansi.
Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan)
Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi
biaya produknya.
2. Laba Operasi
Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba
operasi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis
utamanya.
3. Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak adalah jumlah laba yang diperoleh perusahaan sebelum pajak penghasilan.
4. Laba Bersih
Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan
setelah dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba
bersih adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.

Tujuan Penyusunan Laporan Laba Rugi


Penyusunan laporan laba rugi perusahaan bertujuan untuk:

1. Mengevaluasi perolehan laba dari kurun waktu tertentu.


2. Mengetahui jumlah pajak yang ditanggung
3. Menilai efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan biaya usaha.

Format Laporan Laba Rugi


Untuk format penulisan hampir sama dengan penyusunan laporan lainnya yaitu pada header
ditulis:

 Identitas perusahaan
 Laporan Laba Rugi
 Periode berjalan (periode tahun laporan)
Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan
diantaranya:
1. Single Step Income Statement
Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam
unsure operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian
yang termasuk kategori operasi.
Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor,
selisih laba kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih.

UD. PRODUK KREATIF


Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005

2. Multiple Step Income Statement


Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan
biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan
makan akan terlihat perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau
insidentil.
Laporan Perubahan Ekuitas (Statement Of Change Equitas)
Laporan perubahan ekuitas yaitu melaporkan perubahan masing-masing akun ekuitas pemegang
saham dan total ekuitas pemegang saham selama suatu periode.
Istilah lain dari Laporan Perubahan Ekuitas adalah Laporan Perubahan Modal
Laporan Posisi Keuangan (Statement of financial position)
Neraca sering di sebut dengan istilah laporan posisi keuangan (Balance Sheet atau Statement Of
Financial Position). Oleh sebab itu Neraca merupakan laporan yang wajib disusun oleh suatu
entitas bisnis/perusahaan untuk menggambarkan kekayaan (aktiva), kewajiban (hutang) dan
ekuitas (modal) di akhir periode akuntansi perusahaan yang sebenarnya.

Fungsi Neraca
Kegunaan neraca pada intinya untuk menaksir kesehatan keuangan, meramalkan keadaan arus
kas di masa depan dan berfungsi untuk menganalisis likuiditas serta fleksibilitas keuangan
perusahaan.

Struktur Neraca
Struktur neraca terdiri dari dua pos yaitu Aktiva (asset) dan Pasiva. Aktiva terdiri dari aktiva
lancar dan aktiva tetap, pasiva terdiri dari kewajian (liabilitas) dan modal (equity). Ketiganya
dapat dihubungkan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi sebagai berikut :

Aktiva = Kewajiban + modal

Bentuk Neraca
Bentuk neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya menggunakan bentuk memanjang
ke bawah (bentuk stafel), namun tak jarang juga yang menggunakan bentuk neraca kesamping
(bentuk skontro). Keduanya boleh saja diterapkan.

Perlu diperhatikan, penerapannya dalam bentuk suatu neraca keuangan agar disesuaikan dengan
jumlah pos akun yang digunakan perusahaan, apabila akun dalam suatu perusahaan banyak,
bentuk neraca kebawah (stafel) lebih efektif untuk digunakan.

Bentuk neraca yang menyamping (skontro) akan mudah diterapkan pada perusahaan yang
memiliki akun dan jumlah nominal yang sedikit.

Contoh Laporan Neraca


Bentuk Staffel
Bentuk laporan (report form), pada bentuk ini aktiva dan pasiva disusun ke bawah (aktiva di atas,
dan pasiva di bawah).
Bentuk Skontro
Bentuk rekening (account form), pada bentuk ini aktiva dan pasiva akan sejajar (aktiva di sisi
kiri, dan pasiva di sisi kanan).
Laporan Arus Kas (Statemen of Cash flow )
Caroon Beesley, seorang entrepreneur dan konsultan marketing communications, pernah berkata
bahwa laporan cash flow perusahaan atau laporan arus kas perusahaan, memegang peranan
penting dan kritis dalam perkembangan suatu bisnis. Anda tentu paham bahwa bisnis tidak akan
berjalan lama apabila jumlah kas keluar lebih banyak daripada kas masuk. Itulah mengapa
penting bagi Anda untuk mengelola kas pada bisnis.

Laporan arus kas yaitu  melaporkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan dagang.
Laporan arus kas yang melaporkan arus kas selama periode tertentu akan diklasifikasikan
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

 Arus Kas Dari Aktivitas Operasional (Cash Flows From Operating Activities)

Bagian pertama akan berisi informasi mengenai aliran kas yang berhubungan dengan aktivitas
operasional perusahaan. contohnya : kas yang diterima dari pelanggan dan pembayaran sejumlah
kas untuk beban dan pembayaran kepada kreditor.

 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (Cash Flows From Investing Activities)

Bagian kedua akan memuat informasi mengenai aliran kas (baik masuk maupun keluar) yang
berhubungan dengan aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan. contohnya :
pembayaran kas untuk pembelian/penjualan aktiva tetap.
 Arus Kas Dari Aktivitas pendanaan (Cash Flow From Financing Activities)

Bagian ketiga akan menyajikan informasi aliran kas (baik masuk maupun keluar) yang
berhubungan dengan aktivitas pendanaan. Contohnya : kas yang diterima sebagai investasi
pemilik atau penarikan kas oleh pemilik.

4 Tanda Perusahaan Memiliki Kondisi Keuangan yang Baik


Ketika Anda menjalankan sebuah bisnis, kehabisan uang tunai yang menyebabkan kas Anda
tidak menyimpan uang sepeser pun adalah hal yang sangat lumrah. Kondisi tersebut bukan
indikator pasti yang menunjukan bahwa bisnis Anda sedang bergerak perlahan menuju jurang
kegagalan. Begitu pun sebaliknya, ketika sebuah bisnis memiliki omzet yang tinggi atau
melakukan pemasaran besar-besaran, maka belum tentu bahwa perusahaan yang menaungi bisnis
tersebut sedang memiliki kondisi keuangan yang baik.
Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan mampu membayar gaji pegawai atau membayar
semua tagihan danpretelanbiaya bulanan dengan tepat waktu, maka bisa dikatakan perusahaan
tersebut sedang berjalan baik-baik saja. Untuk memahami lebih dalam, berikut empat tanda yang
menunjukkan bahwa perusahaan Anda memiliki kondisi keuangan yang baik.

1. Bertumbuhnya Pendapatan
Ketika Anda menerima laporan laba-rugi setiap bulan, maka analisislah dengan cermat. Jika
laporan tersebut menunjukan bahwa pendapatan dan keuntungan perusahaan Anda meningkat
beberapa persen, maka Anda bisa bernapas lega. Perusahaan Anda tidak harus mendapati
lonjakan profitabilitas setiap bulan atau tahunnya. Cukup dengan adanya prospek keuangan yang
kuat, maka perusahaan Anda sedang berada dalam kondisi sehat.

2. Rasio Profitabilitas Masih Sehat


Rasio profibilitas adalah alat yang mengukur tingkat pengembalian penjualan dan investasi
perusahaan Anda. Untuk mendapatkan hasil rasio, Anda harus menghitung margin keuntungan
dengan melibatkan pengambilan keuntungan bersih tahunan, lalu membaginya dengan penjualan
tahunan. Rasio profibilitas sebuah perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik akan
menunjukan nilai yang tinggi. Namun, ketika perusahaan Anda bisa menghasilkan penjualan
namun margin keuntungan Anda tetap rendah yang dipengaruhi oleh struktur harga, biaya awal,
atau faktor-faktor lainnya, maka Anda harus lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan Anda.

3. Jumlah Pengeluaran yang Seimbang


Seiring dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan Anda, maka jumlah pengeluaran pun
biasanya meningkat. Untuk membuat perusahaan Anda tetap berada pada kondisi keuangan yang
sehat, pastikan bahwa pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan Anda. Sebagai contoh,
dalam satu tahun pendapatan Anda meningkat 10%. Maka, pengeluaran Anda tidak boleh lebih
besar dari 10% dalam jangka waktu yang sama.

4. Tidak Banyak Berutang


Dalam sebuah ekonomi perusahaan, perusahaan mengenal dua jenis rasio utang yang menjadi
salah satu indikator sehat atau tidaknya sebuah bisnis. Mereka adalah rasio utang dengan aset
dan rasio utang dengan ekuitas. Jika rasio utang dengan aset berguna untuk mengukur besaran
jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai dengan total uang, maka rasio utang dengan ekuitas
berguna untuk melihat perbandingan utang perusahaan dan ekuitas perusahaan (pemegang
saham).

Secara umum, sebuah perusahaan bisa dikatakan sehat secara kondisi keuangan ketika rasio
utang mereka rendah. Namun, dalam hal rasio utang dengan aset, perbandingan maksimal antara
rasio utang dan aset haruslah 1:2 jika sebuah perusahaan tetap ingin berada dalam kategori baik
secara finansial.

You might also like