You are on page 1of 19

Nama : Gilang Yudhistira

NIM : 2121201003
Kelas : A. Teknik Mesin
Matkul : Teknik Otomotif

Dosen Pembimbing : Amir, S.Pd, MT.


All New Honda Brio
Mesin

1.2 Liter i-VTEC Engine

Mesin 1.2L i-VTEC 4 silinder terdiri dari katup tunggal dengan ekspansi di bagian rasio katup (exhaust
delay) yang disempurnakan untuk konsumsi bahan bakar lebih baik dengan mengurangi gesekan di setiap
bagian mesin. Mesin 1.2L i-VTEC juga memiliki pola zigzag yang ditingkatkan pada struktur piston
untuk proses intake yang lebih ringan serta dilengkapi cam chain lebih ramping, chain-
tensioner dan auto-tensioner belt tambahan, serta menggunakan oli berkualitas untuk mengurangi
gesekan.

Honda juga telah mengurangi jumlah emisi dengan mengkombinasikan exhaust manifold dengan kepala
silinder, dan menempatkan catalytic converter langsung dibawah exhaust manifold untuk meningkatkan
pendinginan di ruang pembakaran.

Pembakaran juga ditingkatkan menggunakan busi elektroda anti-oksidasi dan adukan udara dan bensin di
dalam katup melalui sistem katup tunggal. Tenaga maksimum dari mesin i-VTEC 1.2L
adalah 90 PS /6.000 rpm untuk transmisi manual dan CVT. Torsi maksimum telah mencapai 110
Nm/4.800 rpm untuk transmisi manual dan CVT.

Honda mengembangkan teknologi i-VTEC dengan katup tunggal dalam kisaran rpm rendah sehingga
mesin akan mendapatkan satu intake valve per-silinder. Cara kerja tersebut mempercepat proses
pembakaran karena udara dan bahan bakar tercampur dengan lebih baik yang pada akhirnya membuat
konsumsi bahan bakar lebih efisien.

Permukaan pada area piston dilapisi dengan molybdenum dalam ketebalan yang tepat pada pola zig-zag
untuk meningkatkan daya tahan oli dan mengurangi gesekan. Selain itu, teknologi seperti MO shot
metal dan low-friction oil seal diadopsi untuk konsumsi bahan bakar yang lebih baik.

All-new Honda Brio generasi ke-2 menawarkan efisiensi bahan bakar dan pengalaman fun-to-drive yang
sangat baik. Mesin i-VTEC 1.2L dipadukan dengan transmisi yang menghasilkan performa mesin terbaik
serta didukung oleh suspensi yang telah disempurnakan.

Menampilkan teknologi i-VTEC asli Honda, mesin All-new Honda Brio memiliki dua intake dan dua
katup buang per-silinder. Dalam rentang rpm rendah, mesin menggunakan satu katup intake per-silinder,
sehingga menghasilkan proses pembakaran lebih cepat untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. Pada
rentang rpm pertengahan hingga tinggi, valve idling terjadi untuk akselerasi yang halus dan memuaskan.
Mengenal Sistem kendaraan All New Honda Brio Melipiuti :
1. Sistem Starter
Apa Itu Sistem Starter
Sistem starter merupakan komponen pada kendaraan yang berfungsi untuk menghidupkan atau
menjalankan mesin. Komponen ini berfungsi untuk mengubah arus listrik yang terdapat pada aki menjadi
energi mekanik. Saat starter kendaraan diaktifkan, makan komponen mesin akan mendapatkan putaran
awal melalui bantuan dari flywheel yang dimotori oleh sistem starter. Selanjutnya mesin akan dapat
melakukan perputaran dengan sendirinya karena proses pembakaran dalam mesin sudah berjalan.
Prinsip kerja starter adalah dengan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
selanjutnya akan membuat mesin kendaraan dapat bergerak dan berjalan. Selain itu, sistem starter juga
berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin kendaraan dapat melakukan proses pembakaran.
Dengan fungsi yang sangat penting untuk membantu menghidupkan dan menjalankan sebuah mesin, jika
sistem starter bermasalah maka kendaraan tidak bisa dihidupkan dan dijalankan.

Komponen Utama dalam Sistem Starter


Untuk menjalankan fungsinya dalam membantu menghidupkan dan menjalankan mesin kendaraan, cara
kerja sistem starter didukung oleh berbagai komponen yang saling terhubung. Berikut ini beberapa
komponen utama dalam sistem starter yang perlu Anda ketahui.
1. Battery atau accu
Battery atau baterai merupakan komponen sistem starter yang berfungsi sebagai penyedia atau sumber
arus listrik kemudian menyalurkannya ke seluruh komponen sistem starter mobil. Arus listrik yang
dikirimkan dari battery ini selanjutnya akan diubah menjadi tenaga putar oleh starter kendaraan sehingga
mesin bisa berputar.
2. Saklar starter
Komponen ini berfungsi untuk mengalirkan arus listrik ke seluruh komponen sistem starter.
Saklar starter akan menghantarkan listrik berarus besar yang berguna untuk memutar mesin kendaraan
3. Relay starter
Relay starter terdiri dari dua komponen yaitu fuse dan relay. Fuse atau sekring berfungsi untuk
membatasi arus yang diperbolehkan mengalir dalam kabel sehingga risiko panas dan terbakar bisa
dihindari. Sedangkan relay berfungsi sebagai penghubung antara ignition switch dengan starter sehingga
lebih aman dan awet.
4. Motor starter
Fungsi sistem starter yang satu ini adalah merubah tenaga listrik yang telah dialirkan menjadi sebuah
momen putar pada mesin. Starter motor akan memutar roda gigi di flywheel sehingga mesin dapat
melakukan kompresi, hidup dan berputar.
5. Ignition switch
Ignition switch atau kunci kontak berfungsi sebagai penghubung atau pemutus arus dan tegangan
dari battery ke starter motor.
Untuk memastikan sistem starter kendaraan bisa bekerja dengan optimal, maka semua komponen di atas
juga harus dipastikan dalam kondisi baik. Jika ada satu komponen saja yang bermasalah, maka akan
mengganggu kinerja sistem starter secara keseluruhan.
Cara Kerja Sistem Starter
Untuk melakukan tugasnya dalam menghidupkan atau mematikan mesin kendaraan, sistem starter
memiliki cara kerja yang cukup sederhana. Berikut ini penjelasan tentang bagaimana sistem starter
bekerja setelah Anda memahami pengertian sistem starter:

1. Ignition switch atau kunci kontak diputar ke arah start maka arus listrik dari battery (aki) akan
mengalir melalui fuse dan relay menuju ke terminal S di starter kendaraan

2. Listrik di terminal S akan menggerakkan magnetic switch menjadi ON sehingga arus listrik yang besar


dari battery akan mengalir melalui kabel besar menuju ke terminal B.

3. Di saat yang sama, magnetic switch akan mendorong roda gigi di starter motor menjadi terkait dengan
roda gigi di mesin atau flywheel.

4. Listrik dari terminal B akan mengalir ke terminal M dan membuat komponen dalam starter motor
menjadi berputar sekaligus memutar roda gigi yang terkait dengan mesin tadi sehingga mesin mobil juga
akan ikut berputar.

Cara kerja sistem starter kendaraan sangat berpengaruh terhadap komponen kelistrikan dalam mesin.
Maka dari itu, pastikan Anda merawat sistem kelistrikan dan starter mobil secara berkala untuk
memastikan bahwa semua komponen tersebut berfungsi dengan baik sehingga sistem starter kendaraan
juga bisa bekerja dengan maksimal.
Jenis dan Tipe Sistem Starter
Pada dasarnya ada beberapa jenis dan tipe sistem starter mobil yang digunakan Honda Brio. Berikut ini
penjelasan lengkap apa saja jenis dan tipe sistem starter yang perlu Anda ketahui.
Jenis Sistem Starter
Jenis sistem starter mobil meliputi:
1. Starter mekanik
Starter mekanik merupakan jenis sistem starter yang paling umum dijumpai pada kendaraan. Starter jenis
ini biasanya digerakkan oleh tenaga manusia seperti kick starter pada sepeda motor dan slenger pada
mesin diesel.
2. Starter elektrik
Sistem starter jenis ini mengubah energi arus listrik sehingga bisa menjalankan sebuah mesin
kendaraan. Starter elektrik banyak digunakan pada sepeda motor dan mobil karena memungkinkan mesin
kendaraan bisa hidup dan berjalan dengan mudah.
3. Starter pneumatic
Cara kerja sistem starter mobil jenis ini adalah dengan mengubah udara yang memiliki tekanan besar
menjadi sumber tenaga atau penggeraknya. Biasanya starter pneumatic diaplikasikan pada kapal laut
yang memiliki mesin cukup besar.
Tipe Sistem Starter
Sistem starter pada mesin kendaraan juga terdiri dari beberapa tipe, diantaranya:
1. Sistem Starter Tipe Konvensional
Sistem starter tipe ini bekerja dengan memanfaatkan satu buah pinion gear yang akan terhubung
ke flywheel saat drive lever digerakkan oleh pull in coil. Sistem starter tipe konvensional umumnya a
memiliki bentuk sederhana dengan tenaga yang standar.
2. Sistem Starter Tipe Reduksi
Sistem starter tipe reduksi memiliki gigi tambahan yang berguna untuk mereduksi putaran. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan momen puntir yang kuat. Sistem starter jenis ini cocok digunakan pada
mesin yang mempunyai kompresi yang tinggi seperti pada mesin diesel.
3. Sistem Starter Tipe Planetary
Komponen sistem starter mobil tipe planetary sebenarnya memiliki cara kerja yang tidak jauh berbeda
dengan sistem starter tipe reduksi. Perbedaannya hanya terletak pada roda gigi tambahan yang
berbentuk planetary atau memutar. Kelebihan sistem starter tipe ini adalah memiliki daya reduksi yang
lebih baik sehingga ukuran armature coil dapat diperkecil.
Itulah beberapa hal tentang sistem starter mobil yang perlu Anda ketahui. Seiring perkembangan
teknologi yang semakin canggih, saat ini sistem starter kendaraan juga telah bisa dikendalikan dari jarak
jauh. 
Salah satu contohnya adakah sistem starter pada mobil Honda Brio yang bisa dikendalikan melalui
aplikasi Bluelink. Dengan cara ini, Anda bisa menyalakan atau mematikan mesin kendaraan
menggunakan aplikasi Bluelink yang dapat diakses dari perangkat smartphone. Jadi tak perlu
menghidupkan atau mematikan mesin secara manual, cukup ‘klik’ dari aplikasi, mobil Anda sudah dapat
dikendalikan.

2. Sistem Transmisi

CVT (Continuously Variable Transmission)


Transmisi CVT menawarkan akselerasi yang halus dan kuat, serta memiliki beberapa fitur yang
berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi bahan bakar: sebuah pompa oli dengandaya gesek rendah
untuk konsumsi bahan bakar yang efisien, sebuah sabuk dan katrol; sistem creep control dengan sensor
kemiringan; dan berbagai sensor kontrol lainnya. Efisiensi bahan bakar ditingkatkan dan bobot dikurangi
dengan rentang rasio yang diperluas dan daya gesek yang dikurangi.

Perluasan rentang rasio untuk transmisi CVT menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih baik serta
pergantian gigi yang halus menawarkan pengalaman berkendara yang menyenangkan dengan didukung
"G-Design Shift" yang sangat presisi.

Dengan G-Design Shift yang secara efektif mengoperasikan kontrol pada CVT, throttle dan sistem
kontrol hidrolik, pengemudi dapat merasakan perpindahan gigi yang responsif. Akselerasi dari G-Design
Shift telah ditingkatkan dan dipertahankan untuk memberikan pengalaman berkendara yang halus dan
sporty.
3. Sistem Pengapian

Pemilik mobil atau pengemudi mobil setidaknya perlu tahu apa itu sistem pengapian pada mobil, karena
sistem ini berperan penting untuk menyalakan mobil. Sistem ini memberikan proses untuk memberikan
pembakaran dari ruang bakar antara bensin dan udara agar mobil memiliki tenaga untuk bergerak.
Lebih tepatnya, sistem pengapian adalah proses mekanikal dan elektrik untuk menghasilkan percikan
bunga api dalam silinder mesin pada saat kompresi. Percikan api tersebut didapatkan karena adanya
proses lompatan energi listrik bertegangan tinggi dari induksi elektromagnetik.
Pada prosesnya, sistem pengapian memiliki tiga tipe untuk mobil. Berikut paparan komponen sistem
pengapian mobil dan masing-masing fungsinya.

Sistem Pengapian Konvensional 


Sistem pengapian konvensional menjadi sistem yang pertama kali dirancang dengan mengandalkan
platina sebagai inti dari penyaluran percikan api, sehingga akan terjadi pembakaran di ruang bakar.

Fungsi sistem pengapian ini merupakan rangkaian mekatronika yang membantu membangkitkan percikan
api melalui pemutusan arus. Percikan api tersebut memanfaatkan energi listrik bertegangan tinggi yang
didapatkan dari induksi pada coil. Car kerjanya sederhana yaitu saat kontak berada pada posisi ON arus
listrik dan baterai akan mengalir ke coil dan keluar menuju platina. 
Pada prosesnya, sistem pengapian konvensional memiliki berbagai komponen sebagai pelengkap proses
kerjanya, yaitu:
- Battery /ACCU
- Ignition Coil
- Distributor
- Busi
Sistem Pengapian Transistor
Pada sistem pengapian transistor memiliki fungsi untuk menggantikan peran platina, ini yang
membuatnya berbeda dengan sistem pengapian konvensional. Sistem ini juga dikenal dengan sistem
pengapian elektronik.

Prinsip kerja sistem ini pada mobil hampir sama dengan sistem konvensional namun perbedaannya pada
cara pemutusan arus primer. Caranya dengan memanfaatkan komponen transistor sebagai saklar
elektronik untuk pemutus arus primer dan menghasil induksi elektromagnetik.
Sistem ini terbagi menjadi dua macam, yaitu
- Sistem pengapian semi transistor. Sistem ini masih menggunakan platina namun bukan memutuskan
arus primer coli, melainkan memutuskan arus menuju kaki basis pada transistor.
- Sistem pengapian full transistor. Sistem ini menggunakan pengapian elektrik. Memutuskan arus
menggunakan alat bernama igniter yang akan mengirim sinyal untuk memutuskan arus pada kaki basis
transistor.

Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Ignition)


Sistem yang satu ini termasuk populer digunakan pada mobil masa kini. Seperti namanya, sistem DLI
berarti tidak menggunakan distributor namun sistem pengapiannya tersebut terkontrol oleh komputer dan
pengontrolan pengapian dilakukan oleh Electronic Control Unit (ECU). 
Sistem pengapian DLI berfungsi untuk membagikan listrik bertegangan tinggi dari output coil sekunder
ke masing-masing busi sesuai Firing Order (FO) mesin. Karena sistem ini menghilangkan distributor,
maka akan meningkatkan reliabilitas sistem pengapian dan mengurangi sejumlah komponen mekanik.
Itulah ketiga sistem pengapian mobil dan fungsi serta cara kerjanya untuk menyalakan mesin mobil
Honda Brio.

4. Sistem Bahan Bakar


Mengenal Komponen Sistem Bahan Bakar Pada Mobil Honda Brio
1. Tangki Bahan Bakar

Tangki bahan bakar terbuat dari pelat besi, dipasangkan dibagian belakang kendaraan untuk
menghindari bocor pada saat terjadi tabrakan dan udara panas yang ditimbulkan dari mesin.  Pada
bagian dalam dilapisi dengan lapisan anti karat. Selain itu juga dipasang sparator didalam tangki
yang berfungsi untuk mencegah bahan bakar turun – naik pada saat mobil berjalan pada tanjakan
ataupun turunan.

Ujung pipa hisap bahan bakar, diletakkan dengan jarak 2 – 3 cm dari dasar tangki, untuk
mencegah terhisapnya air dan kotoran yang mengendap didasar tangki.

2. Sistem Saluran ( Fuel Line )

Ada 3 saluran bahan bakar


 a. Saluran utama untuk mengirimkan bahan bakar ke pompa bahan bakar
 b. Saluran pengembali, untuk mengembalikan kelebihan bahan bakar ke tangki

 c. Saluran untuk emisi bahan bakar ( untuk menyalurkan gas HC ke charcoal canister ).
3. Saringan Bahan Bakar ( Fuel Filter )

Fungsi saringan bahan bakar adalah untuk memisahkan air dan debu yang terkandung didalam
bensin dan  untuk menurunkan kecepatan aliran sehingga partikel – partikel yang lebih berat dari
bensin akan tertinggal didasar saringan

Catatan :
Untuk mobil mobil tertentu saringan bensin diletakkan didadalam tangki bensin dan dijadikan
satu dengan pompa bensin.

4. Fuel Pump ( Pumpa bahan bakar )

Posisi tangki bahan bakar yang terletak dibagian belakang serta posisinya yang lebih rendah dari
karburator, maka diperlukan pumpa untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar
menuju ke karburator. Pumpa bahan bakar pada mobil mempunyai 2 jenis penggerak, yaitu jenis
penggerak mekanik yang digerakkan oleh cam lobe poros bubungan ( camshaft ) dan jenis
penggerak listrik yang digerakkan oleh motor listrik 12 volt.

Sistem Bahan Bakar ( Fuel System ) Pada Mobil

Kendaraan terdiri dari berbagai macam sistem yang mendukung agar kendaraan dapat  berjalan dengan
baik. Mulai dari sistem kelistrikan body, kelistrikan mesin, sistem pemindah tenaga, sistem suspensi dan
sistem bahan bakar.
Sistem bahan bakar  berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai ke dalam
silinder ( ruang bakar ) sesuai dengan kondisi mesin. Sistem bahan bakar yang akan kita bahas adalah
sistem bahan bakar konvensional yang masih menggunakan komponen - komponen yang digerakkan
secara mekanik.

Cara kerja sistem bahan bakar


Bahan bakar yang ada pada tangki bahan bakar akan mengalir keluar karena adanya hisapan oleh pumpa
bahan bakar. Bahan bakar yang terhisap oleh pumpa akan keluar melalui saluran keluar menuju saringan
bahan bakar. Didalam saringan, bahan bakar akan disaring dari adanya kotoran, minyak dan benda-benda
yang dapat menggangu bahan bakar.

Setelah bahan bakar keluar dari saringan, selanjutnya akan diteruskan ke karburator. Ini merupakan
langkah akhir yang dilewati oleh bahan bakar untuk dicampurkan oleh udara. Bahan bakar yang sudah
tercampur dengan udara akan masuk ke dalam ruang bakar akibat adanya hisapan pada silinder.

Pada sekala garis besar, sistem bahan bakar yang ada pada kendaraan adalah cair yang menggunakan
bensin ataupun solar. Jadi pada artikel ini kita tidak akan membahas kendaraan yang menggunakan bahan
bakar berbentuk gas.

Pada gambar diatas, kita dapat melihat beberapa komponen yang termasuk dalam sistem bahan bakar.
Jadi kita akan bahas fungsi dari setiap komponen yang ada, diantaranya yaitu :

1. Tangki Bahan Bakar


Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar terbuat dari pelat besi, dipasangkan dibagian belakang kendaraan untuk menghindari
bocor pada saat terjadi tabrakan dan udara panas yang ditimbulkan dari mesin.  Pada bagian dalam
dilapisi dengan lapisan anti karat. Selain itu juga dipasang sparator didalam tangki yang berfungsi untuk
mencegah bahan bakar turun – naik pada saat mobil berjalan pada tanjakan ataupun turunan.

Ujung pipa hisap bahan bakar, diletakkan dengan jarak 2 – 3 cm dari dasar tangki, untuk mencegah
terhisapnya air dan kotoran yang mengendap didasar tangki.

2. Sistem Saluran ( Fuel Line )

Saluran bahan bakar


Ada 3 saluran bahan bakar
 a. Saluran utama untuk mengirimkan bahan bakar ke pompa bahan bakar
 b. Saluran pengembali, untuk mengembalikan kelebihan bahan bakar ke tangki

 c. Saluran untuk emisi bahan bakar ( untuk menyalurkan gas HC ke charcoal canister )

3. Saringan Bahan Bakar ( Fuel Filter )

Saringan bahan bakar

Fungsi saringan bahan bakar adalah untuk memisahkan air dan debu yang terkandung didalam bensin
dan  untuk menurunkan kecepatan aliran sehingga partikel – partikel yang lebih berat dari bensin akan
tertinggal didasar saringan

Catatan :
Untuk mobil mobil tertentu saringan bensin diletakkan didadalam tangki bensin dan dijadikan satu
dengan pompa bensin.

4. Fuel Pump ( Pumpa bahan bakar )


Pumpa bahan bakar mekanik

Pumpa bahan bakar elektrik


Posisi tangki bahan bakar yang terletak dibagian belakang serta posisinya yang lebih rendah dari
karburator, maka diperlukan pumpa untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar menuju ke
karburator. Pumpa bahan bakar pada mobil mempunyai 2 jenis penggerak, yaitu jenis penggerak mekanik
yang digerakkan oleh cam lobe poros bubungan ( camshaft ) dan jenis penggerak listrik yang digerakkan
oleh motor listrik 12 volt.

5. Karburator
Carbutator
Fungsi karburator adalah untuk mencampurkan udara dan bahan bakar sebelum masuk ke dalam ruang
bakar. karbutaor adalah komponen terakhir pada sistem bahan bakar yang akan mengatur sedikit
banyaknya campuran udara dan bahan bakar sesuai kondisi mesin pada saat itu. 

5. Sistem pengisian

Pengertian dari sistem pengisian mobil adalah proses yang terjadi dari penghasil energi listrik ke
sistem kelistrikan kendaraan. Nantinya akan bekerja sebagai sumber arus dan melakukan pengisian
pada daya baterai yang habis. 

Komponen dalam Sistem Pengisian Mobil 

Dalam pengisian daya listrik ini ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan. Masing-masing
komponen ini berperan sangat besar agar proses pengisian berjalan dengan baik. Apabila salah satu
komponen saja mengalami kerusakan, maka baterai tidak terisi. 
Berikut ini beberapa komponen yang tersedia dalam sistem pengisian mobil. 

1. Alternator

Komponen pertama ini memiliki fungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi listrik. Saat alternator
bekerja maka akan terjadi putaran dari puli poros engkol yang akan disalurkan melalui v-belt. 
Nantinya akan muncul arus bolak balik dan diarahkan ke dioda. Ada beberapa komponen yang terdapat
dalam alternator sebagai berikut:
 Stator yang berfungsi untuk menciptakan arus bolak balik. 
 Rotor yang berfungsi untuk menciptakan elektromagnet. 
 Dioda yang fungsinya untuk menyearahkan arus.
 Bearing yang berfungsi agar rotor berputar dengan lembut. 
 Fan yang berfungsi untuk mendinginkan komponen alternator. 
 Puli yang berfungsi untuk menerima putaran dari tali kipas. 

2. Regulator

Komponen kedua adalah regulator yang berfungsi untuk mengatur agar besar pengisian tidak berlebihan.
Hasil tegangan listrik dihasilkan sesuai dengan kecepatan putaran pada mesin. Lebih cepat maka daya
akan semakin besar. 
Oleh karena itu dibutuhkan regulator untuk mengatur besaran daya yang dihasilkan. Regulator akan
mengatur besaran arus listrik yang dialirkan ke rotor coil. Regulator juga bekerja untuk mematikan lampu
indikator pengisian apabila alternator sudah bisa menghasilkan arus listrik. 
Ada dua tipe regulator yakni pelana atau konvensional dan ada juga tipe IC regulator. Ada beberapa
keuntungan yang didapatkan jika menggunakan tipe regulator IC yaitu:

 Ukurannya kecil namun mampu memberikan output yang besar. 


 Tidak perlu adanya penyetelan. 
 Kontrolnyajugalebihbaikdantahandengantemperatur. 

3. Baterai atau Accu

Merupakan komponen yang tentu sudah pernah Anda dengar. Fungsinya adalah sebagai sumber listrik
pada kendaraan untuk berbagai sistem seperti sistem pengapian hingga sistem starter. 
Fungsi lainnya adalah menjadi tempat penampungan daya sementara saat sistem pengisian berlangsung.  

       4. Ampere
Komponen yang fungsinya untuk mengukur besarnya arus listrik. Biasanya dibangkitkan untuk
mengisibaterai. 

       4. Kunci Kontak


Komponen ini memiliki fungsi saklar yang bisa memutus dan menghubungkan aliran arus listrik ke
lampu indikator danregulator. 

       5. Penghantar listrik


Dalam hal ini adalah kabel yang menjadi alat konduktor listrik. 

       6. Sekering atau fuse


Ada juga sekering yang akan bekerja sebagai pengaman dari semua rangkaian kelistrikan apabila
terjadikonsleting. 

       7. Lampu Indikator


Setiap alat selalu  dilengkapi dengan lampu indikator yang menunjukan tidak terjadi masalah pada sistem
dan ketika pengisian telah selesai dilakukan. 
Cara Kerja Sistem Pengisian
Cara kerja pengisian pun dibedakan berdasarkan regulator yang digunakan. Ada dua tipe regulator yaitu
regulator tipe kontak dan regulator IC. Berikut ini cara kerja dengan regulator sistem kontak. 

1. Mengisi saat mesin mati dan kunci kontak menyala

Cara yang pertama adalah lampu pengisian menyala saat kunci kontak dalam keadaan ON. Pada saat itu
arus yang berasal dari baterai akan mengalir ke rotor dan massa. Oleh karena itu akan muncul
kemagnetan pada bagian rotor coil.
Dalam waktu yang bersamaan maka arus dari baterai juga akan mengalir ke lampu pengisian atau CHG. 

      2. Mengisi saat mobil melaju di kecepatan rendah ke menengah


Mesin yang sudah menyala akan menyebabkan tegangan dalam stator coil bangkit. Lampu pengisian akan
mati dan karena tegangan menjadi netral. Di saat yang bersamaan stator akan menghasilkan tegangan
melalui dioda dan menuju ke regulator serta baterai. 
Saat itulah proses pengisian baterai akan berlangsung. Saat mesin dinaikkan maka arus menjadi lebih
besar. Lilitan voltage regulator juga membesar dan menarik kontak platina. Arus ke rotor tidak akan
meningkat karena arus dari IG ke rotor akan melewati tahanan. 

      3. Mengisi saat kendaraan berkecepatan sedang ke tinggi


Ketika putaran mesin meningkat maka tegangan dari kumparan stator juga naik. Maka gaya tarik
kemagnetan voltage otomatis menjadi kuat dan menarik platina menempel ke platina bawah. 
Arus dari IG pun akan langsung menuju ke massa dan tidak terjadi kemagnetan pada rotor dan start pun
berhenti menciptakan arus. 
Sedangkan untuk cara kerja sistem pengisian dengan regulator tipe IC juga terbagi menjadi beberapa
yaitu sebagai berikut ini.
 

    1. Kunci kontak on dan mesin belum berputar


Ketika kunci kontak menyala namun mesin belum berputar, maka tidak ada tegangan induksi pada stator
coil. Saat inilah proses pengisian daya berlangsung. 

    2. Mesin menyala dan tegangan output di bawah standar 


Mesin yang hidup akan membuat stator coil memiliki tegangan dan terjadilah aliran arus. Tegangan
output berada di bawah standar yaitu 14,7 volt. 

    3. Mesin menyala dan tegangan output di atas standar


Prosesnya sama dengan cara yang kedua, hanya saja saat tegangan output berada di atas standar yaitu  
14,7 volt. 
Inilah penjelasan mengenai sistem pengisian yang terjadi pada kendaraan dan cara kerjanya terus
berulang sehingga sistem kelistrikan terus bekerja.
Jangan sampai sistem ini terjadi masalah, oleh karena itu semua komponennya perlu dicek.

6. Sistem Pelumasan

Pengertian sistem pelumasan mobil


Pelumasan merupakan sebuah sistem atau rangkaian yang ada di dalam setiap kendaraan unttuk
ditampung, disedot, disaring, lalu didistribusikan dengan baik ke seluruh bagian mesin mobil. Media
pelumas yang umum dipakai adalah oli yang menjadi cairan yang mudah masuk ke celah mesin.

komponen pada sistem pelumasan mobil


1. Bak oli
Bak oli berguna sebagai alat yang akan menampung oli atau pelumas. Komponen ini juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan oli yang akan dipakai untuk mengaliri dan melumasi setiap mesin
mobil agar bekerja dengan maksimal.
2. Pompa oli
Pompa oli akan bekerja untuk menghisap dan mengalirkan oli ke seluruh komponen mesin mobil. Cara
kerja pompa oli ditentukan oleh komponen lain seperti camshaft, crankshaft, atau timing belt. Dengan
adanya komponen tersebut, pompa oli dapat menyuplai oli untuk melumasi seluruh komponen mesin
mobil yang terbuka tanpa adanya tekanan.
3. Filter oli
Sesuai namanya, filter oli berfungsi sebagai tempat menyaring kotoran sehingga oli yang akan melumasi
tidak cepat kotor. Filter ini berperan penting karena bertugas menjaga oli tetap dalam keadaan bersih.
Dengan begitu, usia pakai oli juga jauh lebih panjang.
4, Strainer
Komponen sistem pelumas mobil ini bekerja bersama dengan filter oli. Alat ini akan menyempurnakan
kerja filter oli. Strainer memiliki keunggulan yang lebih bagus dalam menyaring kotoran yang ada di oli
mesin. Daya saringnya lebih tinggi hingga dapat menyaring kotoran hingga satu milimeter.
5. Pressure valve
Komponen yang selanjutnya, pressure valve bertugas sebagai alat yang akan mengatur tekanan pelumas.
Contohnya ketika mesin bekerja dengan tekanan yang tinggi, maka komponen ini akan menyuplai
pelumas untuk melumasi mesin dengan baik.
Dalam tekanan tinggi, umumnya pompa oli akan bergerak lebih cepat. Sedangkan saluran oli memiliki
daya kemampuan yang terbatas. Di sinilah peran pressure valve yang akan mengatur tekanan pelumas
agar tetap stabil dan dapat digunakan dengan baik.
6. Switch oli
Pada komponen switch oli, terdapat sensor oli yang dapat mengetahui tekanan dan hasil kerja pompa oli.
Komponen ini akan bertugas mengirim informasi apakah pasokan pelumas cukup atau tidak untuk
melumasi seluruh bagian mesin.
7. Oil gallery
Oil gallery merupakan jalan atau sirkut pelumasan yang akan mengalirkan oli ke bagian mesin.
Komponen ini memiliki lubang pada bagain blok mesin yang nantinya akan dilumasi. Lubang ini akan
mengantarkan pelumas pada mesin yang harus mendapatkan pelumasan.
8. Oil jet
Komponen ini berada di bagian bawah silinder mesin. Oil jet berfungsi untuk menyemburkan oli atau
pelumas ke bagian batang penggerak.
9. PCV valve
PCV valve merupakan bagian dari rangkaian saluran mesin. Komponen ini memiliki saluran berupa
ventilasi udara yang terdapat pada ruang engkol mesin. PCV valve bertugas untuk mengeluarkan gas atau
udara yang telah terkontaminasi. Gas sisa pembakaran akan dibuang untuk menjaga kestabilan tekanan
pada mesin mobil.
Cara kerja sistem pelumasan mobil
Dalam setiap kendaraan, sistem pelumasan mobil akan bekerja setelah Mesin mobil dihidupkan.
Umumnya, pada kondisi normal atau saat mesin belum menyala, oli atau pelumas akan ditampung dan
berada pada bagian karter atau bak oli.
Sedangkan pada pompa oli akan memiliki pasokan pelumas yang berasal dari engkol mesin. Pompa oli
yang dipakai menggunakan rotary pump. Ketika mobil dinyalakan, poros engkol akan memerintahkan
sistem pelumasan untuk bekerja dengan cara memutar bagian pompa oli.
Proses ini akan menyebabkan adanya penyedotan yang terjadi pada komponen inlet hose oil pump.
Pelumas akan masuk pada bagian pompa oli lewat inlet valve. Setelah itu akan terjadi penekanan pelumas
yang dilakukan pompa pada bagian sisi lainnya.
Pelumas atau oli yang sudah memiliki tekanan akan mengalir melalui jalur oli menuju bagian filter oli.
Dalam komponen ini, oli akan difilter dan melalui proses penyaringan dari berbagai partikel kerak atau
kotoran.
Pelumas yang sudah disaring dan bersih akan melewati bagian oli feed lalu disalurkan ke oli jet yang
berada di bagian atas mesin. Oli yang telah berada di permukaan mesin akan secara langsung bekerja
yaitu melumasi bagian rocker arm atau poros cam. Setelah bekerja, pelumas tersebut akan kembali pada
bak atau karter melalui saluran oli.
Pada bagian lain, oli yang berasal dari oil jet pada bagian bawah blok silinder akan dikeluarkan dengan
cara disemprot. Oli atau pelumas ini akan bekerja untuk melumasi bagian komponen connecting rod dan
piston. Seluruh bagian perputaran pelumas akan dibantu dengan adanya komponen weight balance.
Komponen ini merupakan bagian dari poros engkol yang berbentuk menyerupai sekop. Komponen ini
memiliki tugas untuk mengobrak-abrik oli yang berada di karter atau bak oli saat poros engkol berputar.
Hal inilah yang akan membuat oli menyebar ke seluruh bagian mesin.

You might also like