You are on page 1of 10

PEDOMAN

PENYULUHAN PADA PASIEN

PEMERINTAH KOTA BEKASI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JATI BENING
Jl.Amarilis Pondok Cikunir Indah RT 02 RW 12 Kec. Pondok Gede Kota Bekasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
karunia yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman
penyuluhan pasien UPTD Puskesmas Jati Bening.
Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran dan acuan penyuluhan pada
pasien yang menjelaskan tentang pelayanan penyuluhan pasien yang dilakukan di
dalam gedung UPTD Puskesmas Jati Bening.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kegiatan penyuluhan pada pasien di UPTD Puskesmas Jati
Bening, Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman penyuluhan pasien ini masih ada
kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
mendatang agar menjadi lebih baik.

Bekasi, 2 Januari 2018

Penyusun
BAB I

1.1 Pendahuluan

Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan


terdepan, tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat.Disamping itu,
keberadaan Puskesmas disuatu wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya
pembaharuan (inovasi) baik dibidang kesehatan masyarakat maupun upaya
pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan
kondisi social budaya masyarakat setempat.
Salah satu azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu pemberdayaan
masyarakat, artinya Puskesmas wajib menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan,
terutama dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, upaya
promosi kesehatan puskesmas membantu masyarakat agar mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Menurut H.L Bloom, derajad kesehatan manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan
kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang
kesehatan. Disinilah pentingnya untuk memberikan penyuluhan kepada
masyarakat yang terencana, terstruktur dan berkesinambungan.

1.2 Latar Belakang

Pendidikan kepada pasien / keluarga pasien merupakan salah satu cara


untuk meningkatkan outcome klinis yang optimal, namum perlu ada kerjasama
antara petugas
kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan
asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini
menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif
ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran yang tepat, agama,
nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika
ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien. Pendidikan
termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian
pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan
kesehatan lain atau pulang ke rumah.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan
penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila
penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan
sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya memahami penyakit yang
dideritanya diharapkan akan membatu mempercepat proses penyembuhan dan
tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

1.3 Tujuan
Bagi Pasien
1. Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan
masalah atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan
Bagi Keluarga
1. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses
penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat saja, tetapi faktor psikologis
dari pasien, terutama penyakit tidak menular seperti jantung koroner,
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa dan sebagainya, faktor psikologis
sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini maka peran
keluarga sangat penting. Oleh karena itu promosi kesehatan perlu dilakukan
juga bagi keluarga pasien.
2. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan
pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengerahui dan
mengenal penyakit yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara
penularannya, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan
berusaha utnuk menghindari agar tidak terkena atau tertular penyakit seperti
yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut,
3. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga
pasien yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara penularannya,
maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau
keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain, terutama kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman
dekatnya.

1.4 Sasaran
pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien,
keluarga pasien dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan.
Sasaran yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan ini adalah :
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.
2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang
mengantarkan atau yang menemani pasien.
3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi
petugas medis,paramedis, dan non medis, sedangkan secara struktural
dapat dibedakan menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga
teknis. Apapun fungsinya dan strukturnya semua petugas mempunyai
kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan untuk pengunjung
puskesmas baik pasien maupun keluarga, disamping tugas pokok
mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan promosi kepada
pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan promosi
kesehatan

1.5 Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan KIE meliputi pelayanan kesehatan primer yang diberikan
pada pasien dan masyarakatyang meliputi :
1. Ruang pemeriksaan Umum
2. Ruang pemeriksaan KIA-KB
3. Ruang pemeriksaan Sanitasi dan Promkes
4. Ruang pemeriksaan Gigi
5. Ruang pemeriksaan Lansia
6. Ruang GIzi
7. Ruang Kebidanan
8. Ruang Tindakan
9. Ruang Laboratorium
10. Ruang Farmasi
BAB II

2.1 Tata Laksana

Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat,


peralatan medik, aspek etika di puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan
pasien dan keluarga dapat dilakukan dengan cara:
1. Individual (Bedside conseling )
Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling
dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian
terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan
khusus, atau penyakit yang dideritanya.
2. Kelompok
Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama
ditujukan kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas
lapangan turun melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit,
dan lain-lain.
3. Massa
Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan
tamu puskesmas, maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan
metode penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di
dalam maupun di luar gedung puskesmas

2.2 Jenis informasi yang disampaikan :


1. Penyakit
2. penggunaan obat
3. peralatan medic
4. aspek etika di puskesmas
5. PHBS
BAB III

3.1 Metode penyuluhan pada pasien

Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan kesehatan secara optimal.
Metode penyuluhan kesehatan menurut Notoadmojo (2007) yang dikemukakan
antara lain :

Metode Penyuluhan Kesehatan Untuk Perorangan (Individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina


perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap
orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

1. Bimbingan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat,
apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
3.2 Faktor Yang Mepengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh,


sasaran dan proses penyuluhan.

a. Faktor Penyuluhan

Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan


dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan
kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat
didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga
membosankan.

b. Faktor sasaran

Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan


yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan
kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah
tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal
sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

c. Faktor proses dalam penyuluhan

Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan


sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu
proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu
banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga
membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh
sasaran

3.3 Alat Bantu Yang Menetukan Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan:


1. Leafleat
2. Peraga
3. Gambar
BAB IV

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari
Puskesmas yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target
finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia
melalui pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi


Rawat Jalan Puskesmas dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh
masyarakat.

You might also like