Professional Documents
Culture Documents
Good Mining Practice, Adaro Indonesia
Good Mining Practice, Adaro Indonesia
Of
Good Mining Practice (GMP) 2010
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam membentuk kesejajaran bidang
pada front loading atau front dumping untuk mengarahkan
penggalian maupun penimbunan agar sesuai dengan arah umum
pola aliran bidang area kerja.
1.1.3 Definisi
a. Grade Box adalah adalah peralatan sederhana yang terdiri
dari rangkaian besi berbentuk kerangka balok atau kubus
berwarna putih dan rangkaian tali yang digunakan untuk
menunjukkan kesejajaran bidang pada front loading atau front
dumping.
b. Level Info adalah papan berwarna putih yang menunjukkan
elevasi bidang kerja (front loading atau front dumping) baik
untuk Elevasi Target (TRG) maupun Elevasi Aktual (ACT).
c. Front Loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
d. Front Dumping adalah area kerja penumpahan overburden
oleh dump truck ke disposal.
e. Elevasi Target (TRG) adalah elevasi design front loading/ front
dumping yang harus dipenuhi oleh operator.
f. Elevasi Aktual (ACT) adalah elevasi aktual dari front
loading/front dumping.
g. Grade (GRD) adalah perbandingan antara beda vertikal
dengan jarak horisontal.
h. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
ditentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
i. Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang tidak
mengikuti arah umum pola pengaliran bidang.
j. Deviasi adalah penyimpangan Elevasi Aktual terhadap Elevasi
Target.
k. Overcut adalah pemotongan batubara atau overburden yang
melebihi dari Elevasi Elevasi.
l. Undercut adalah pemotongan batubara atau overburden yang
kurang dari Elevasi Target.
m. On grade adalah pemotongan batubara atau overburden yang
sudah sesuai dengan design.
n. Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah
dilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan
sistem elektronis.
o. GPS adalah Global Positioning System, yaitu alat untuk
mengetahui lokasi/posisi koordinat dengan menggunakan
sinyal yang diterima dari satelit GPS.
p. Form Pengecekan adalah form yang diisi oleh tim Survey,
Produksi/Pit Service kontraktor dan PT Adaro Indonesia sesuai
dengan tugas dan tanggung-jawabnya.
Benang Kontrol
60 cm
TRG : 66 / 64
ACT : 68.1 40 cm
GRD : 4%
Gambar 1.2.1.8 Papan Level Info
Keterangan:
TRG : 2 digit pertama adalah target elevasi dari lantai kerja
(front) berdasarkan dari kemampuan unit produksi,
yaitu kelipatan 2 m, 3 m, 4 m, atau 8 m.
2 digit kedua (setelah garis miring) adalah target
elevasi bench dari mining sequence untuk kegiatan
produksi alat tersebut sesuai dengan design (per
kelipatan 16 m)
ACT : angka ini elevasi aktual pada kaki grade box (satu
angka dibelakang koma/hingga fraksi desimeter)
GRD : adalah grade atau kemiringan dari ramp yang akan
dibentuk jika penggalian merupakan pembentukan
ramp atau kemiringan dari front loading untuk menuju
elevasi target dari lantai kerja atau 0% jika pekerjaan di
front loading/dumping tersebut flat/datar.
1.3 Penutup
1.3.1 Evaluasi Grade Box
Implementasi grade box di tambang dievaluasi dengan mengacu
pada tabel berikut.
1.3.2 Referensi
MIHA.WIN.0182.R00 Pemasangan Grade Box dan Level info
(1 Juli 2010)
1.4 Pendahuluan
1.4.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam membuat sistem drainage sesuai
standard agar mendukung terlaksananya penambangan batubara
yang produktif.
1.4.3 Definisi
a. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
di tentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
b. Grade box adalah rangkaian besi berbentuk kerangka balok
berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang digunakan
sebagai acuan membentuk kesejajaran bidang pada front
loading atau front dumping.
c. Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang tidak
mengikuti arah umum pola pengaliran bidang.
d. Front loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
e. Front dumping adalah area kerja penumpahan overburden
oleh dump truck ke disposal.
f. Toe line adalah garis batas bawah dari suatu kemiringan
jenjang.
g. Crest line adalah garis batas atas dari suatu kemiringan
jenjang.
h. Culvert (gorong-gorong) adalah bangunan fisik yang dibangun
memotong jalan/galengan/bangunan lain yang berfungsi untuk
penyaluran air.
i. Floor adalah bagian atas suatu lapisan batubara yang
mempunyai kontak langsung dengan lapisan non-batubara,
dilihat dari sisi kemiringan lapisan batubara.
j. Roof adalah bagian bawah suatu lapisan batubara yang
mempunyai kontak langsung dengan lapisan non-batubara,
dilihat dari sisi kemiringan lapisan batubara..
k. Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan jarak
horisontal.
l. Back slope adalah kemiringan yang dibuat menurun dari crest
line ke toe line suatu bench disposal dengan tujuan untuk
mencegah air mengalir melewati crest line disposal.
m. Super elevasi adalah kemiringan jalan ke satu arah, biasanya
di area tikungan.
n. Catchment area adalah daerah aliran sungai (DAS), yaitu
daerah yang dibatasi oleh punggung - punggung
gunung/pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah
tersebut akan mengalir menuju sungai utama pada suatu
titik/stasiun yang ditinjau.
o. Intensitas curah hujan rencana adalah kedalaman hujan per
satuan waktu atau jumlah curah hujan dalam satu satuan
waktu yang direncanakan berdasarkan periode ulang tertentu.
p. Debit rencana adalah adalah besaran debit yang digunakan
untuk mendimensi bangunan hidraulik (settling pond, gorong-
gorong, paritan) dan strukturnya sehingga kerusakan yang
ditimbulkannya baik langsung maupun tidak langsung tidak
boleh terjadi selama besaran debit rencana tidak terlampaui.
q. Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikel
air untuk mengalir dari titik terjauh di dalam DAS sampai titik
yang ditinjau.
r. Sedimentasi adalah endapan material yang dapat menggangu
aliran dalam sistem drainage.
s. Spoil adalah gundukan material yang terdapat di pit, disposal
atau jalan tambang yang seharusnya di-loading/dozing.
1.4.4 Tanggung Jawab
a. Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa kontraktor selalu melakukan
pembuatan dan pemeliharaan sistem drainage yang sesuai
standard di semua lokasi yang diperlukan.
b. Mine Production Section kontraktor bertanggung jawab untuk
membuat dan memelihara sistem drainage yang sesuai
standard di semua lokasi yang diperlukan.
1.5 Isi
Dalam dunia pertambangan inti dari pada drainage adalah menjaga agar
kondisi air di pit terkendali sehingga tidak mengganggu proses
penambangan.
Pada umumnya drainage pada tambang terbuka terbagi menjadi 2, yaitu:
Saluran terbuka (paritan/open channel)
Saluran terbuka biasanya berupa paritan yang sengaja dibuat untuk
mengendalikan air yang akan masuk ke pit dan atau dialirkan ke
sumuran yang sudah disediakan. Saluran terbuka ini biasanya dibuat di
area berikut:
- Di luar area pit dan mengelilingi pit
- Di samping kiri/kanan ramp jalan menuju pit
- Di disposal
Untuk dimensi dari paritan ini tergantung dari catchment area sekitar parit
dan debit air yang mengalir ke parit tersebut.
Q c 0,002855 C I A Keterangan:
Qc = Debit Aliran Catchment (m3/s)
C = Koefisien Run-off
I = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)
A = Catchment Area (ha)
2 Keterangan:
R 24 24 3
I R24 = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)
24 t t = Lama Hujan (mm)
Sedangkan Qs dihitung dengan rumus berikut:
Q s Jumlah LinePompa Debit Pompa
Drainage
2%
Toe Line
Bund Wall
Bund Wall
Parit
1–2% 1–2%
Bund Wall
Bund Wall
Parit Parit
1–2% 1–2%
1.6 Penutup
1.6.1 Evaluasi Implementasi Drainage
Implementasi Drainage dievaluasi dengan mengacu pada tabel
berikut.
3.1 Pendahuluan
3.1.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor untuk menentukan standar pembuatan
dan perawatan Run Off Mine (ROM) batubara sesuai karakteristik
batubara di tambang PT Adaro Indonesia, sehingga mudah
dikontrol dengan baik, aman dari resiko kontaminasi, spontaneous
combustion, mengurangi debu atau fine coal dan meredam
komplain masyarakat akibat pencemaran udara dan air.
3.1.3 Definisi
a. ROM adalah tempat penumpukan batubara dari pit sebelum
dibawa ke Pelabuhan Kelanis, di tempat ini terjadi proses
rehandling batubara ke dalam vessel trailer menggunakan alat
loading seperti excavator dan wheel loader.
b. Base ROM adalah landasan atau basement dari ROM yang
diharapkan padat dan tidak menyebabkan terjadinya
kontaminasi atau pencemaran pada batubara.
c. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
di tentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
d. Bundwall adalah tanggul pengaman.
e. Fine coal adalah fragmen batubara (T100,T200,T300 dan
seam lainnya) yang berukuran kurang dari 2,00 mm.
f. Fine Coal Trap (FCT) adalah tempat atau lokasi pengendapan
batubara yang masih dapat digunakan, yang ikut hanyut atau
terlarut bersama air dari ROM.
g. Coal Seam Series adalah klasifikasi batubara berdasarkan
kualitasnya, misalnya Total Moisture atau Calorific Value.
h. Grade ROM adalah arah kemiringan base ROM yang menuju
ke fine coal trap atau tempat tertentu.
i. Muster point adalah tempat berkumpul darurat.
j. Drying pond adalah tempat mengeringkan fine coal dari fine
coal trap sebelum dibawa ke disposal.
k. Coal seam sign board adalah papan pemberitahuan tempat
penumpukan batubara per seam.
l. Kontaminasi adalah pencemaran batubara oleh material/bahan
lainnya yang menyebabkan turunnya kualitas batubara.
m. Channel Radio Sign Board adalah papan pemberitahuan
penggunaan channel radio ROM.
n. FIFO adalah First-In-First-Out, yaitu sistem penjadwalan
penumpukan dan pengangkutan batubara di ROM.
o. Spontaneous Combustion adalah batubara yang terbakar
dengan sendirinya.
p. Lux adalah satuan dari kuat pencahayaan (illumination), yaitu
kerapatan flux cahaya yang jatuh pada bidang penerima.
3.2 Isi
3.2.1 Design and Konstruksi
a. Design
Kapasitas ROM ditentukan dengan pedoman sederhana,
seperti : 7 kali target daily coal hauling.
Design ROM harus meliputi semua unsur seperti: lokasi
ROM (diusahakan agar tidak banyak proses cut dan fill),
ketersediaan akses trailer, tempat penumpukan batubara,
fasilitas pendukung, grade ROM, dan area reklamasi.
Gambar 3.2.1.1 De
b. Konstruksi
Base ROM
Base ROM dibentuk dari material keras seperti mudstone,
siltstone ataupun claystone pada bagian dasar dan
lapisan pasir yang terletak di atasnya setelah dikompaksi.
Lapisan basement harus dikompaksi layer per layer (max.
20 cm) dengan mengacu pada superposisi di bagian
tengah ROM) untuk mencegah rusaknya base karena
aliran air dan dilalui oleh alat-alat berat (Dump Truck,
Excavator, Wheel Dozer, dll). Di atas basement diperlukan
lapisan batubara (bedding coal) terkompaksi sebagai
covering permukaan basement.
Grade ROM
Pada base ROM harus memiliki grade antara 1-2%
sehingga memiliki arah aliran air dan ditujukan ke arah
paritan di sisi tanggulan ROM, yang dialirkan ke Fine Coal
Trap.
Drainage
Drainage yang dibuat adalah berupa paritan di sisi ROM
agar air dari ROM tidak langsung keluar, sehingga dapat
di tangkap di fine coal trap.
3.2.2 Operations
a. Pos Checker & Toilet
Pos checker digunakan untuk memantau aktivitas di ROM dan
diletakkan di tempat yang aman, serta tidak mengganggu
aktivitas operasional dari ROM.
Untuk mendukung operasional ROM, di dekat ROM juga harus
disediakan toilet.
Gambar 3.2.1.11 Pos Checker & Toilet
b. Grade ROM
Saat melakukan perawatan pada base setiap hari, operator
grader harus memastikan grade pada base tetap terjaga pada
kondisi yang telah ditentukan, yaitu 1-2%.
c. Drainage
Maintenance pada saluran drainage dapat dilakukan berkala,
misal 1 minggu sekali, bisa tergantung dari cuaca (intensitas
hujan) yang menyebabkan penyumbatan oleh sedimen di
saluran air yang ada, dan harus selalu di pantau setip hari oleh
pengawas di ROM tersebut.
d. Fine Coal Trap (FCT)
Maintenace pada FCT dilakukan berkala agar fungsi utama
dari FCT tetap dapat maksimal.
Gambar 3.2.1.16 Maintenance Fine Coal Trap
e. Jadwal Maintenance
Penjadwalan maintenance dilakukan poin per poin di setiap
bagian ROM, harus terjadwal dan dilaporkan setiap hari.
3.3 Penutup
3.3.1 Evaluasi Implementasi ROM Management
Implementasi ROM Management dievaluasi dengan tabel berikut.
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT. Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam pekerjaan pemasangan dan
pemeliharaan Survey Pegs (patok survey) di lapangan.
4.1.3 Definisi
a. Patok survey adalah kayu dengan ukuran panjang 5 cm, lebar
3 cm dan tinggi 80 cm.
b. Batter Pegs adalah papan dengan ukuran panjang 80 cm dan
lebar 10 cm yang dipasang di permukaan tambang sebagai
acuan sudut untuk kegiatan penambangan.
c. Pita survey adalah pita dengan lebar 3 cm dan warna yg telah
distandarisasi dengan maksud tertentu.
d. Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah
dilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan
sistem elektronis.
e. GPS - RTK adalah Global Positioning System – Real Time
Kinematic, yaitu alat untuk mengetahui lokasi/posisi sesuatu.
f. Clinometer adalah alat bantu yang digunakan untuk mengukur
kemiringan suatu bidang.
g. Crest line adalah garis batas atas dari suatu kemiringan
jenjang.
h. Toe line adalah garis batas bawah dari suatu kemiringan
jenjang.
i. Pit Limit adalah batas rencana area yang akan ditambang.
j. Ramp adalah jalur melandai yang dipakai sebagai akses untuk
unit produksi ataupun non-produksi yang memiliki dimensi
tertentu yang kemiringannya diukur dengan satuan grade
(perbandingan antara beda vertikal dengan jarak horisontal).
k. Land clearing adalah pembersihan lahan yang akan di
tambang atau lahan yang akan ditimbun.
l. Offset adalah penggeseran patok survey karena kondisi yang
belum sesuai dengan design.
m. Stake-out design adalah pengukuran dilapangan untuk
memposisikan koordinat sesuai dengan perencanaan
penambangan.
4.2 Isi
4.2.1 Alat dan Bahan
a. Total Station
b. GPS – RTK
4.2.2 Pengkodean
Berikut adalah tabel yang menunjukkan kode pita survey
berdasarkan warna.
Orange Orange Crest Line
Putih Putih Toe Line
Orange Putih Crest Toe
Orange Hijau Pit Limit
Orange Merah Batas Land Clearing
Orange Biru End Wall Design (Yearly)
Kuning Kuning Batas Area Blasting / Elevasi Drilling 8.5
Kuning Putih Elevasi Drilling 5.5
Kuning Orange Elevasi Drilling 6.5
Kuning Merah Elevasi Drilling 7.5
Kuning Hijau Elevasi Drilling 9.5
Kuning Biru Elevasi Drilling 10.5
Kuning Pink Elevasi Drilling 11.5
Gambar 4.2.3.3
Pemasangan Patok “Toe” Saat dilakukan Sloping
e. Prosedur Offset
Pada pemasangan di posisi topografi original atau pada posisi
bench yang mengalami overcut dan undercut atau ditemukan
bahwa elevasi titik stake-out berbeda dengan titik design,
maka posisi patok crest line harus dilakukan offset
(penggeseran) sesuai dengan prosedur seperti dibawah ini.
Gambar 4.2.3.8 Offset Procedure
4.3.2 Referensi
MIHA.SOP.0638.R00 Pengawasan Survey Pit (1 Januari
2008)
MIHA.WIN.0077.R00 Pemasangan Patok Design (1 Juni 2009)
MIHA.SOP.0624.R00 Pengukuran Untuk Blasting (1 Januari
2009)
1.7 Pendahuluan
1.7.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan mining face
overburden (OB), yaitu pemotongan OB yang sesuai dengan
design dengan memperhatikan aspek keselamatan, tipe material,
equipment yang digunakan (loader, hauler, dan support), dimensi
area kerja (front loading), dan drainage sehingga target produksi
dapat tercapai.
1.7.3 Definisi
a. Overburden (OB) adalah lapisan tanah (batuan) yang
menutupi lapisan batubara.
b. Loader adalah unit yang digunakan untuk melakukan
pengupasan OB dan memuatnya ke unit hauler.
c. Hauler adalah unit yang digunakan untuk mengangkut OB
hasil pemotongan unit loader dari front loading ke disposal.
d. Unit support adalah unit yang melakukan sloping, dozing dan
perapian front loading.
e. Front loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
f. Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau
tanah penutup lapisan batubara.
g. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
ditentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
h. Grade box adalah adalah rangkaian besi berbentuk kerangka
balok berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang
digunakan sebagai acuan membentuk kesejajaran bidang
pada front loading atau front dumping
1.8 Isi
1.8.1 Tipe Material
Tipe material atau overburden yang harus dipotong/digali akan
mempengaruhi metode kerja. Berikut klasifikasi metode kerja
berdasarkan tipe material.
Liebherr 9250
OHT 777
Layer 2 4.00m
Max digging
Depth 8.70m
Drainage
1.9 Penutup
1.9.1 Evaluasi Implementasi Mining Face OB
1.9.2 Referensi
MIHA.SOP.0558.R01 Pengupasan Tanah Penutup (8 Juni
2010)
1.10 Pendahuluan
1.10.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan mining face
coal, yaitu penggalian batubara yang sesuai dengan design
dengan memperhatikan aspek keselamatan, seam batubara,
equipment yang digunakan (loader, hauler, dan support), dimensi
area kerja (front loading), dan drainage sehingga target produksi
dapat tercapai.
1.10.3 Definisi
a. Batubara (coal) adalah
b. Loader adalah unit yang digunakan untuk melakukan
penggalian batubara dan memuatnya ke unit hauler.
c. Hauler adalah unit yang digunakan untuk mengangkut
batubara hasil penggalian unit loader dari front loading ke
ROM (Run Off Mine).
d. Unit support adalah unit yang melakukan sloping, dozing dan
perapian front loading.
e. Front loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
f. Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau
tanah penutup lapisan batubara.
g. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
ditentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
h. Grade box adalah adalah rangkaian besi berbentuk kerangka
balok berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang
digunakan sebagai acuan membentuk kesejajaran bidang
pada front loading atau front dumping
1.11 Isi
1.11.1 Seam Batubara
a. Batubara di Pit Tutupan
Pit Tutupan mempunyai tiga lapisan batubara utama (major
seam), yaitu T100, T200, dan T300. Selain itu, ada
beberapa minor seam, yaitu: A, B, C, D, E, F dan G. Ketebalan
batubara mencapai 50 m dan kemiringan lapisan berkisar
antara 30° sampai 50°.
Proximate Analysis
Total Total Calorific
Inherent Volatile Fixed HGI
Moisture Ash Sulphure Value (adb)
Moisture Matter Carbon
23,5% 16,5% 40% 42,5% 1,0% 0,10% 5.900 45
Liebherr 9250
OHT 777
Layer 2 4.00m
Max digging
Depth 8.70m
Drainage
1.12 Penutup
1.12.1 Evaluasi Implementasi Mining Face Coal
1.12.2 Referensi
MIHA.SOP.0558.R01 Pengupasan Tanah Penutup (8 Juni
2010)
No. SWM.1006.GMP MINING FACE COAL.R00
Tanggal Efektif 01 Juli 2010
Tim Penyusun Auzer Nasarudin
Penyunting
Disetujui Oleh Suhernomo
Rommel Lucindo Cruz
BAB VII
DISPOSAL MANAGEMENT
1.13 Pendahuluan
1.13.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan
pembentukan disposal dengan memperhatikan aspek keselamatan
dan mencakup disain, konstruksi, dan maintenance sehingga target
produksi dapat tercapai.
1.13.3 Definisi
a. Disposal adalah tempat pembuangan / penumpukan
material penutup lapisan batubara.
b. Disposal adalah tempat pembuangan / penumpukan
material tak “dipakai” ( OB, Sub Soil, Dll ).
c. Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau
tanah penutup lapisan batubara.
d. Disposal adalah tempat yang dirancang untuk
menampung material dari proses overburden removal.
e. Bench adalah jenjang yang dibuat untuk menjaga
kestabilan lerang,yang biasa dibuat dengan tinggi dan
grade tertentu.
f. Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan
jarak horisontal.
g. Berm adalah tanggul yang biasanya dibuat permanen
untuk menghilangkan potensi bahaya karena adanya
beda tinggi.
h. Single slope adalah kemiringan dari crest ke toe pada
bench.
i. Overall slope adalah kemiringan total dari beberapa slope,
yaitu dari crest tertinggi sampai ke toe yang paling
terdalam.
j. Back slope adalah kemiringan yang dibuat menurun dari
crest line ke toe line suatu bench disposal dengan tujuan
untuk mencegah air mengalir melewati crest line disposal.
k. Top soil stock adalah tempat pengumpulan soil atau
humus di area tertentu yang nantinya akan digunakan
untuk proses rehabilitasi / reklamasi.
l. Drop structure adalah konstruksi yang dibuat berupa
tangga/teras yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan
aliran air dan mengurangi erosi pada paritan.
m. First layer disposal adalah lapisan/layer pertama disposal
dari topografi original.
n. Windrow adalah tanggul pengaman buangan dump truck
yang berfungsi sebagai pembatas atau patokan saat
membuang overburden.
o. Frame adalah bagian terluar dari lapisan pertama
disposal.
p. Dump man adalah orang yang kompeten untuk
mengawasi aktifitas operasional di disposal.
q. Unspread dump adalah buangan dari dump truck ke
disposal yang tidak didorong oleh unit support (dozer).
r. Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang
tidak mengikuti arah umum pola pengaliran bidang.
1.14 Isi
1.14.1 Disposal Design
a. Kapasitas
Kapasitas disposal ditentukan berdasarkan pembagian
material dari pit, misalnya untuk tahun 2010 dengan design
tertentu untuk sisi high wall (HW)l akan mengeluarkan material
sebanyak 10 juta bcm. Jumlah disposal di sisi HW sebanyak 2
disposal, berarti masing-masing harus menampung volume 5
juta bcm, dengan memperkirakan luas dan ketersediaan area.
Disposal di-design dengan mengunakan software Minescape.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Misal diperlukan disposal dengan volume x juta bcm.
Buat polygon di area yang telah ditentukan.
Drape terhadap topography terbaru (end of month)
Pada polygon hasil drape, ubah elevasinya dengan
elevasi terendah.
Lakukan Project 20 dan Offset 24 untuk polygon tersebut
Buat triangle – nya
Intersect triangle terhadap topography
Lakukan triangle volume, untuk mengetahui volumenya
sudah cukup atau tidak.
Jika itu disposal final, kemudian breakdown menjadi yearly
design berdasarkan scheduling-nya yang mengacu pada
block & strip.
Mud Location
Drop Structure
Connect W/ Sispal
Drainage
f. Reklamasi
Reklamasi di PT Adaro Indonesia menggunakan beberapa cara, yaitu:
metode hydroseeding, metode alat mekanis, metode handseeding dan
metode penanaman pohon.
Q c 0,002855 C I A Keterangan:
Qc = Debit Aliran Catchment (m3/s)
C = Koefisien Run-off
I = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)
A = Catchment Area (ha)
12 m
e. Windrow
Setiap pendorongan harus menyisakan material di ujung disposal
(windrow) setinggi minimal setengah dari ban terbesar truk yang
dumping di disposal tersebut. Windrow dibuat bukan sebagai sarana
berhenti truk yang sedang mundur, tetapi hanya sebagai patokan batas
truk berhenti.
12m
g. Level Control
Kontrol elevasi perlu dilakukan untuk menjaga agar pengerjaan
operasional di lapangan tidak berbeda dengan design yang telah
disetujui dan diperhitungkan oleh engineer, sehingga tidak
mempengaruhi sequence pembentukan disposal.
RL 120
j. Unit Support
Saat operasional di disposal berjalan, maintenance bench dan akses
disposal harus kontinyu dilakukan dengan unit-unit support seperti
grader untuk menghilangkan undulasi di akses jalan, dozzer kecil
(misal: DZ85) untuk spreading top soil di frame disposal dan dozzer
sedang atau besar untuk mendorong material overburden.
Gambar 7.2.2.8 Unit Support
k. Dump-Man
Dump-man adalah orang yang kompeten dalam mengawasi
operasional pembuangan material di disposal. Dump-man bertanggung
jawab atas keselamatan, design dan produktifitas alat support dan
truck.
l. Night-Shift Operation
Operasional pembuangan material ke disposal saat shift malam harus
disertai dengan penerangan yang cukup, dimana pada area dumping
point memiliki minimum pencahayaan adalah 20 lux.
Dimana 20 lux memiliki arti :
- Tingginya ±7m (harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi)
- Jumlah lampu 3
- Jenis lampu Halogen atau Mercury 1000 - 1500 Watt
- Sudut kemiringan 30° - 60°.
Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau samping, tidak
dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan silau atau
bayangan.
4 m
Layer 1
m. Dumping di AtasPadaLumpur/Air30 meter
Layer 2
4 m
Saat Digging Pembentukan RAM
Untuk dumping didenganboxatas
Benang Grade lumpur/air
dipasang Sesuai
kemiringan
yang berpotensi adanya
retakan/patahan pada disposal, diharuskan membuang (dumping) ±
10m dari sisi tebing dan adanya pengawasan terus-menerus selama
aktivitas dumping di atas lumpur/air berlangsung.
4 m
Pada saat Elevasi Lantai kerja / Layer 1 Tercapai
Layer 1
Dipasang patok Kontrol Elevasi untuk menandakan
Layer 2
4 m
bahwa digger harus membentuk lantai kerja yang Flat
4 m
Jika Panjang lantai kerja (Loading front suda
Layer 1
Gambar 7.2.2.10 Jarak
mencapai > 30 meter maka Grade Box dipindah ke posisi
untuk Dumping di Atas Lumpur/Air
Layer 2
4 m
lantai kerja dan Benang Grade Box disesuaikan dengan
elevasi Lantai Kerja.
a. Undulating
Untuk mengatasi undulating, sebelum aktifitas penimbunan dimulai,
pastikan grade box sudah terpasang pada area yang ditentukan
sebagai acuan arah disposal.
Patok OFFSET Toe line Disposal harus dipasang jika ada Front Dumping yang aktif
b. Drainage
Drainage Maintenance dilakukan secara berkala. Apabila saluran dalam
keadaan rusak ataupun kritis maka digunakan grader untuk
pembentukan cross fall pada akses jalan disposal, excavator kecil/long
arm untuk saluran open chanel, dan dozzer untuk membantu
pembentukan back slope pada disposal.
1.15.2 Referensi
MIHA.SOP.0555.R01 Pembuatan Disposal ( 8 Juni 2010 )
MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8
Juni 2010)
Kepmen 555.K/26/M.PE/1995
1.16 Pendahuluan
1.16.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan dalam
rangkaian aktifitas sump, yaitu mulai perencanaan, proses
konstruksi dan operasional dengan tetap memperhatikan aspek
K3LH.
1.16.3 Definisi
a. Sump adalah sumuran atau kolam terbuka tempat
penampungan air sementara di dalam pit sebelum
dilakukan pemompaan ke luar pit.
b. Catchment Area adalah daerah tangkapan hujan yang
dibatasi oleh punggung - punggung gunung/pegunungan
dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan
mengalir menuju suatu titik/stasiun yang ditinjau (dalam
hal ini sump).
c. Pompa adalah peralatan atau media yang berfungsi
sebagai penghisap material bersifat cair untuk
memindahkannya kesuatu tempat yang telah ditentukan.
d. Outlet pompa adalah tempat keluarnya air dari rangkaian
pemompaan.
e. Front loading adalah area kerja pemuatan oleh alat muat
ke alat angkut.
f. Area kerja pemuatan batubara atau overburden oleh
excavator ke dump truck.
g. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat
yang ditentukan dengan cara membuat paritan atau
contour drainage (kemiringan suatu area).
h. Pipa HDPE adalah pipa tempat mengalirnya material
fluida (cairan) yang terbuat dari bahan High Density
Polyethyline.
i. Settling Pond adalah sarana pengolahan air tambang agar
aliran ke aliran masyarakat sesuai baku mutu.
1.17 Isi
Pada metode penambangan open pit mempunyai kelemahan,
salah satunya adalah terpengaruh oleh cuaca (hujan). Untuk itu
pembuatan sump sendiri dimaksudkan agar semua air yang jatuh
ke dalam pit menuju satu titik lokasi yaitu sump, agar proses
penambangan batubara tetap berjalan baik tanpa terganggu
genangan air yang menutupi front / area kerja. Seperti gambar
dibawah ini.
1.17.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan ada beberapa tahap yaitu: pengumpulan,
olah data (curah hujan, luas catchment dll), perhitungan debit air
(surface water & ground water), pengendapan lumpur di sump,
penentuan lokasi sump, dan perhitungan kebutuhan pompa.
Hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sump adalah
sebagai berikut:
Cukup dari segi kapasitas volume air yang di tampung.
Kapasitas minimum sump harus mampu menampung 3 kali
curah hujan maksimum tanpa pemompaan)
Posisi pada elevasi terendah
Tidak terganggu dalam waktu yang lama
Diusahakan jarak terhadap outlet pemompaan pendek karena
berhubungan dengan kebutuhan pipa HDPE nantinya
Main Sump
Temporary Sump
Temporary Sump
b. Loading Lumpur
Setelah adanya temporary sump berarti air sudah teralihkan
dari main sump, sehingga proses loading lumpur di area main
sump bisa dilakukan.
Ada beberapa metode untuk melakukan loading lumpur salah
satunya yaitu dengan metode blending (pencampuran material
padat dan cair) seperti metode ganjal dan kombinasi dengan
metode kocoran yang di tunjukan gambar 8.2.2.3.
Lumpur Cair
Ganjal dari
material Blending
PAEOP
R40AS
E RIAS
D IITDAH UNUN
I T AH 2010
2010 35 - Dredger -
Dredger
30 Dredger P P N150
- - - - - -- 14 Dredger- - - 12 Dredger
35 25
P P N150
8 8 Multiflo 390
- - 10 10 10 10
- - P P N150 -
- - - 20
- - - 1 - 12 1
- P P N150 12
- - 1 Warman 8/6
I T AH UN 2010- 14 15 6 1 P P N150
T AH- 30
-
UN -2010 - - - 14 Multiflo 390
8- - -
8Dredger
-8 12 - Multiflo
- 390
Multiflo 420 C learing
10
-
10 -10 14 -10 Dredger 14 8 19 Multiflo1939020 20 Head 12
8 16 -
10 10
1025 - 10 10 15
1 - 10-
17 8 17
-P P N150
101
17
1 - Warman 8/6 8 1 8 Multiflo 420 Multiflo
- 5 10 Warman 8/6
1 - 1 - 101 - 1 P- P N150 1 1
- 20 1 14 6 - -1
--
-
1 12 - Warman 8/6 1 - Warman
-Dredger 12 1
AUG S E1
MultifloP 390 Multiflo
OC T420 C learingMultiflo 420 C learing
0 1514 - 8 - 8 Dredger
- Multiflo 390
8 8 19 1 19 20Warman 198/6 20 20 Multiflo
Head 42020C learing Head Multiflo
17
1610 - 17 17 1 17 19- - P17P N150
20 20 Head
Multiflo 420 Multiflo 420 Head
20 20
- 17
- 15
- 17
1 16
19 19
12 - 17P P N150 1 17 Warman 17 8/6 19 Multiflo 420 19 Multiflo
- - 12 Multiflo 390 Multiflo 420 C learing
58 8
Multiflo 390
8 8- 208.2.3.1Head
7 -
1 19 19 1 Gambar
20 Warman 8/6 Penentuan
Multiflo
Multiflo
420 CPompa
420
learing yang Beroperasi
1
S E 19
P - S E P 1 Head OC T
OC T 20 (lokasi sump area kerja PT PAMA)
Warman 8/6
S E P AUG 19
20 OC420
T SCElearing
Multiflo P Multiflo 420 OC T
20 20 Head
Multiflo 420 C learing
19
20 OC T Adapun jenis 420 pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal
Multiflo
Head
19 20
(lihat gambar
Multiflo8.2.3.1)
420 yang bisa memompa secara vertikal keatas
OC T dengan kemampuan total head pompa sesuai spesifikasi tertentu.
OC T Apabila pompa sudah tidak mampu memompa keatas dikarenakan
OC T sudah / lebih mencapai total head maksimal, maka akan di tambah
pompa booster (sebagai penguat) untuk memompa keatas.
Gambar 8.2.3.2 Outlet Pompa dan Perawatan Parit Menuju Setling Pond
(lokasi area kerja PT RA)
Safety
Helmet
Life Jacket
Safety Shoes
1.18.2 Referensi
SOP.MIN-4.4.6-6-14 Pemompaan Air Tambang
WI-MN-4.4.6-14-01 Pemasangan, Penyambungan &
Pelepasan Pipa Dewatering Pump
WI-MN-446-14-02 Pengoperasian Pompa Air di Tambang
1.19 Pendahuluan
1.19.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan
pembentukan mine haul road dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan mencakup disain konstruksi, operation dan
maintenance serta monitoring, sehingga target produksi dapat
tercapai.
1.19.3 Definisi
a. Haul road adalah semua jalur yang digunakan untuk melintas
unit hauler atau unit lain untuk keperluan pemindahan OB /
coal atau keperluan developing yang lain.
b. Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan jarak
horisontal.
c. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
di tentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
d. Culvert (gorong-gorong) adalah bangunan fisik yang dibangun
memotong jalan/galengan/bangunan lain yang berfungsi untuk
penyaluran air.
e. Surfacing pelapisan jalan tambang dengan batu split atau
dengan material keras lain untuk menjaga kekerasan jalan.
f. Devider pembatas pada jalan tambang yang berfungsi untuk
menjaga agar tidak ada kerancuan saat di belokan ataupun di
persimpangan.
g. Ramp adalah jalur melandai yang dipakai sebagai akses untuk
unit produksi ataupun non-produksi yang memiliki dimensi
tertentu yang kemiringannya diukur dengan satuan grade
(perbandingan antara beda vertikal dengan jarak horisontal).
h. Cross fall kemiringan yang dibentuk pada jalan tambang agar
air yang berada di badan jalan bisa mengarah ke saluran
drainase dan tidak merusak badan jalan.
i. Super elevasi adalah kemiringan jalan ke satu arah, biasanya
di area tikungan.
j. Spoil adalah adalah material hasil pembersihan jalan oleh
motor grader, yang pada akhirnya menumpuk di pinggir jalan.
Material spoil tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
penyempitan badan jalan dan mengurangi faktor keselamatan
yang ada.
k. Slippery adalah suatu pekerjaan perawatan jalan setelah hujan
selesai.
l. Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang tidak
mengikuti arah umum pola pengaliran bidang.
m. Batu split adalah batu kerikil yang berfungsi sebagai pelapis
jalan untuk memberikan kekerasan pada permukaan jalan
tambang.
1.20 Isi
1.20.1 Construction
a. Design
Banyak factor yang mesti dipertimbangkan dalam mempersiapkan
perencanaan jalan angkut, antara lain adalah:
1. Menentukan rute yang paling ekonomis dari peta dan sumber
informasi yang lain
2. Memilih rute yang paling tepat dengan melakukan inspeksi lapangan
3. Menentukan perkiraan umur dan standar jalan atau bagiannya yang
akan dikontruksi.
4. Menentukan pemberlakuan tanjakan untuk truk bermuatan dan tidak
bermuatan dan memodifikasi rute seperlunya.
5. Mendisain tikungan harizontal dan vertikal untuk rute yang di usulkan
dan memeriksa jarak pandang dan jarak berhenti yang sesuai
6. Memastikan syarat-syarat drainase sudah dimasukkan dalam
perhitungan
7. Mengecek kinerja truk pengangkutan dan memodifikasi jalan-jalan
seperlunya
8. Melaksanakan survey secara rinci sepanjang kontur yang di usulkan
untuk rute dan garis tengah, mengecek drainase dan desain tanjakan
secara menyeluruh.
9. Menguji keadaan tanah secara menyeluruh guna menghindari
terjadinya tanah lunak.
10. Mendisain tikungan super elevasi dan pelebaran tikungan
horizontal di peralihan jalan lurus (transition lenght)
11. Melanjutkan desain draff untuk persetujuan awal.
Grade
Kemiringan jalan angkut / grade merupakan suatu faktor
penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian
terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan kemiringan
jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi
tanjakan.
Tanjakan maksimum yang di ijinkan di jalan angkut Pit adalah
1 : 10 (10 %), kecuraman tanjakan melebihi angka ini harus
dilakukan penilaian resiko (risk assessment).
CATERPILLAR
778 778
Tanggul
Parit
L min
Drainage
Sebaik apapun disain jalan tambang, tetap akan tergantung
disain kemampuan dreinasenya, dan kunci menjaga kondisi terbaik
pada struktur jalan tambang, adalah membatasi paparan air
permukaan dan membuang air permukaan secepatnya.
Ujung Bund
Dreinase
Jalan
1 % - 4% Kemiringan
Model
Pemodelan dari mine haul road bertujuan untuk mengalirkan
air (hujan) agar tidak terlalu lama berada di badan jalan, sehingga
jalan bisa segera digunakan kembali.
Cross fall untuk jalan lurus adalah 2% - 4 %, sedangkan untuk
tikungan, cross fall diarahkan ke bagian dalam dari tikungan.
Kemiringan tersebut bisa mencapai 5% - 10% pada sisi terluar
tikungan tersebut (tergantung dari radius tikungan). Cross fall pada
tikungan mengikuti arah superelevasi tikungan tersebut.
Rekomendasi Kemiringan untuk Jalan Angkut
ST
CS
Circular Arch
N
Su
p
Su
N
er
2V
N
er
V
E
Super E
SC
rve) Super N
sition Cu
iha n (Tran njang = P
n Peral Pa
Tikunga
V'
TS N
2V'
N
Legenda : CL
1 % - 4 %
1 % - 4 % 1 % - 4 %
b. Material
Untuk pembentuka mine haul road yang memenuhi standart maka
dalam pembentukannya diperlukan support material yang baik pula.
Kendala yang banyak dihadapi di lapangan adalah tidak semua material
yang didapat adalah material yang support untuk pembentukan mine
haul road. Maka peranan pengawas oprasional sangat penting dalam
proses pembentukan mine haul road tersebut.
Adapun jenis material yang terdapat di wilayah PT.adaro adalah:
1. clay stone
Meterial clay stone banyak tersedia di lokasi, dan memiliki ciri-ciri
fisik:
1. Abrasi > 90%, PI > 10, 100% lolos saringan 4 mm
2. Daya dukung hanya mengandalkan ikatan internal antar butir.
3. Dalam kondisi asli daya dukungnya cukup, apabila sudah
terkontaminasi air akan menurun drastis.
4. Pada saat terpapar di jalan, apabila terkena air maka
permukaan jalan akan menjadi licin tetapi tetap akan memiliki
daya dukung yang cukup pada bagian bawahnya,karena
termasuk material impermeable.
2. Sand stone
Material sand stone banyak tersedia di lokasi tambang tutupan
PT.Adaro, terutama pada daerah low wall, adapun cirri-ciri fisik dari
sand stone adalah:
1. Abrasi >90%, PI < 10, 90% lolos saringan 4 mm.
2. Dgn sifat fisik di atas, daya dukungnya rendah karena gaya
ikat antar butir sangat lemah.
3. Dalam kondisi tergelar di jalan, maka apabila terkena beban
berat, material akan terpecah menjadi butiran2 halus yg
akhirnya menjadi debu.
3. Sub Soil/Tanah Merah
Material sub soil jumlahnya sangat terbatas,material ini apabila
dipakai sebagai jalan angkut, sangat tidak memungkinkan, tetapi
karena unsur hara yang terkandung di dalamnya,maka material ini
dipakai sebagai pelapis frame terluar disposal yang nantinya akan
digunakan sebagai media hidup tumbuhan.
Ciri-ciri fisik adalah:
1. Abrasi > 90%, PI > 10, 90% Lolos saringan 4 mm.
2. Gaya ikat antar butir tdk sekuat clay, sehingga dalam kondisi
asli pun, daya dukungnya rendah.
3. Dalam kondisi tergelar di jalan, karena daya dukungnya
rendah, saat terkena beban berat, maka akan membuat unit
yang melintas akan amblas.
4. Scorea/Batu merah
Material ini sangat terbatas jumlahnya,dan biasa dipakai sebagai
pelapis pada mine haul road yang berfungsi sebagai pengeras
lapisan atas permukaan jalan sehingga dapat mengurangi waktu
slippery di jalan tambang.
Ciri-ciri fisiknya adalah:
1. Abrasi ± 35%, PI <10
2. Ukuran butirannnya beragam, sehingga friksi antar butir tinggi,
maka daya dukungnya tinggi.
3. Dalam kondisi tergelar di jalan, karena daya dukungnya
cukup, ukuran butirannya yg beragam dan kekerasan material
yg tinggi, maka jalan tidak licin.
5. Batu Split
Material ini terbatas jumlahnya dan dipakai sebagai pelapis pada
mine haul road yang berfungsi sebagai pengeras lapisan atas
permukaan jalan sehingga dapat mengurangi bahkan
menghilangkan waktu slippery di jalan tambang.
Cirri-ciri fisikny adalah:
1. Abrasi +- 15%, PI <10
2. Ukuran butirannnya beragam, sehingga friksi antar butir tinggi,
maka daya dukungnya tinggi.
3. Dalam kondisi tergelar di jalan, karena daya dukungnya
cukup, ukuran butirannya yg beragam dan kekerasan material
yg tinggi, maka jalan tidak licin.
c. Equipment
Dalam pembentukan mine haul road diperlukan beberapa equipment
guna memaksimalkan hasil pembentukan jalan tambang.
Beberapa jenis alat yang dipakai antara lain adalah:
1. Dozzer
Fungsi dari dozer adalah mendorong material, untuk membentuk
badan jalan sesuai acuan patok yang dipasang oleh team survey
dan engineering.
2. Motor grader
Berfungsi sebagai alat perapian dan untuk membentuk cross
fall dari jalan tambang, sehingga tidak membuat badan jalan
tergenang air saat hujan.
3. Exavator kecil
Berfungsi sebagai alat yang membentuk paritan drainage di
sisi-sisi jalan, membuat tanggul sepanjang mine haul road
dan sebagai alat yang dapat dipakai untuk menggali dan
memposisikan gorong-gorong bila diperlukan.
4. Compactor
Digunakan untuk memadatkan atau merapatkan daya ikat
material yang dipakai sebagai base jalan.
1.20.2 Maintenance
a. Drainage
Drainage pada mine haul road perlu diperhatikan, karena bila air
menggenangi badan jalan,maka jalan akan cepat rusak dan waktu
slippery akan bertambah pula. Sebagus apapun disain jalan tambang
tergantung disain kemampuan dreinasenya
Perawatan saluran-saluran drainage dilakukan secara berkala maupun
dapat sewaktu-waktu bila diperlukan, bagian-bagian yang harus selalu
di maintenance adalah pada paritan sisi jalan, cross fall yang selalu di
jaga kemiringannya,inlet dan outlet gorong-gorong di jalan tambang
sehingga aliran air tidak tersumbat.
b. Traffic management
Pengaturan lalulintas di jalan tambang mutlak dilakukan untuk
menjaga agar semua pengguna jalan melihat dan mematuhi
rambu-rambu yang telah dipasang sehingga tidak terjadi kesalah
pahaman pengguna jalan dan menjaga keselamatan pemakai
jalan tersebut.
100 M
1.5
Lintasan Lurus
M
He
ig
ht
50 M
100 M
100 M
100 M
Legenda
Legend
: Reflektor Guide post - Semua jalan = setiap 100M : Guide post reflectors - All roads = 50 M Spacing
(Reflector on inside corner of berm)
Tnggi 1.5 M
1.5 M Height
: Keep left
: Polisi Tidur
: Median road divider = 1.5 M(H)
: Chevron/ Marka Bahaya
: Chevron/Hazard Marker = 10M Spacing
(Placement dependent on road visibility)
Berm Berm
Penempatan posh guide dan rambu pada tikungan dan jalur lurus 2 arah
5 M (P) x 1 M (T)
B
100 M
3M
5M
B
Legenda
: Petunjuk Arah Tempuh : Persimpangan = Jarak 100 M dari Persimpangan
: Reflektor Guide post - Semua Jalan = Jarak 50 M : Median pembagi jalan = 5M(P)x1M(T)
Opsi A : Keharusan
: Tetap Dikiri Opsi B : Pilihan
: Berhenti
Bulldozer
Pada permukaan jalan angkut yang undulasi dan terdapat
material lemah dibawahnya, sehingga jika hanya ditimbun dan
diratakan,tetap akan cepat rusak kembali jalan tersebut,maka
bulldozer digunakan untuk mengupas material lemah tersebut
dan ditimbun kembali oleh material yang lebih bagus,sehingga
jalan tambang tidak mudah undulasi.
Exavator
Banyak digunakan untuk mengangkat material-material spoil
di sisi-sisi jalan yang sudah terlalu banyak dan dapat
menyebabkan penyempitan badan jalan.
Water truck
Fungsi utama dari water truck adalah sebagai alat penyiraman
jalan, agar debu yang muncul karena panas dan adanya alat-
alat bergerak di jalan tambang, tidak mengganggu ataupun
membahayakan pengguna jalan tambang,khususnya HD yang
memiliki jarak pandang terbatas. Penyiraman putus-putus
sepanjang 10 meter dan selalu informasikan kepada unit truck
yang berada di belakang untuk menjaga jarak 40 meter dari
Water Tank pada saat menyiram kondisi turunan ataupun
tanjakan.
1.20.3 Monitoring
Pemantauan terhadap kerusakan jalan tambang harus dilakukan
agar kerusakan yang terjadi tidak menjadi bertambah parah, dan
dapat diperbaiki secepat mungkin.
Penyebab Kerusakan Jalan:
lubang bekas roda
Tertumpahnya produk atau material OB
Rusak akibat air – baik alami maupun akibat truck air
Rusak akibat roda traktor
Kelebihan muatan, yaitu tekanan ban melebihi disain jalan
Keterampilan operator grader yang rendah
Perubahan dari mengeras menjadi becek
a. Grade
Grade pada jalan tambang sudah memiliki standart
tersendiri,yaitu antara 8-10%,grade jalan harus dimonitoring
karena HD memiliki beban paling berat saat berada di
tanjakan,oleh karena itu kemerataan surface pada jalan
tanjakan harus selalu dijaga, missal dengan motor grader
setiap beberapa waktu tertentu.
b. Lebar jalan
Lebar jalan tambang yaitu 3.5x lebar HD terbesar pada jalur 2
arah, dan harus selalu dipantau dimensi jalannya,seperti lebar
badan jalan,bahu jalan dan drainasenya, biasa disaat setelah
hujan turun, motor grader akan melakukan penyekraban yang
dapat menyebabkan menumpuknya spoil di bahu jalan dan
menyebabkan penyempitan pada jalan tambang tersebut,oleh
karena itu moitoring secara berkala sangat perlu dilakukan
untuk menjaga optimalisasi dari fungsi jalan tambang tersebut.
c. Surface
Jalan tambang yang sering rusak/ undulasi menyebabkan
terganggunya produksi, untuk mengurangi loss time di jalan
tambang tersebut maka dilakukan pengerasan dengan batu
split ataupun dengan batu merah, yang akhirnya dapat
mengurangi hilang waktu karena slippery. Surfacing tersebut
juga tetap harus dirawat karena jika tidak,maka surfacing
tersebut akan sia-sia karena bisa tertimbun oleh clay kembali
dan mudah slippery kembali.
d. Minimum speed HD
Kecepatan yang diharapkan sesuai spesifikasi jalan tersebut,
misal pada jalan dengan lebar 3.5x lebar HD terbesar adalan
maksimal 40km/jam, sehingga jumlah alat angkut yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan alat muatnya. Pastikan
undulasi yang ada akibat jalan dilewati HD ukuran besar
langsung diratakan kembali oleh motor grader.
e. Drainage
Dibuat dikedua sisi jalan dan dipastikan air dapat mengalir
dengan minimum kemiringan saluran 1% atau mengikuti
kemiringan long section jalan. Dan pada culvert pastikan
saluran inlet dan outletnya tidak ada material yang dapat
mengakibatkan tersumbatnya saluran air.
1.21 Penutup
1.21.1 Evaluasi Implementasi Mine Haul Road
1.21.2 Referensi
MIHA.WIN.1340.R00 Pembersihan jalan dari spoil (03
Desember 2009)
MIHA.WIN.1339.R00 Penyiraman Jalan Tambang (03
Desember 2009)
MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8
Juni 2010)
MIHA.WIN.1360.R00 Melapis ulang jalan tambang dengan
batu split (03 Desember 2009)
Kepmen 555.K/26/M.PE/1995
1.22 Pendahuluan
1.22.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan penambangan
batubara agar tercapai target produksi baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
1.22.3 Definisi
a. Contamination adalah pencemaran batubara oleh material/
bahan lainnya.dan juga bisa menyebabkan turunnya kualitas
batubara.
b. Big coal adalah batubara hasil penggalian dengan dimensi
melebihi 50 cm x 50 cm x 50 cm.
c. ROM (Run Of Mine), adalah tempat penumpukan batubara
dari pit sebelum dibawa ke Pelabuhan Kelanis, di tempat ini
terjadi proses rehandling batubara ke dalam vessel trailer
menggunakan alat loading seperti excavator dan wheel loader
d. Handpicking adalah evakuasi kontaminasi dengan cara
pengambilan dengan tangan manusia
e. Bedding coal adalah batubara sebagai permukaan dasar ROM
sehingga penumpukan product batubara tidak kotor.
1.22.5 Isi
Setiap produsen dituntut untuk prima dalam menghasilkan kualitas
suatu product untuk menjaga kepercayaan costumer, ini juga yang
melandasi komitment PT Adaro Indonesia dalam menjaga kualitas
produknya, dalam ini adalah barubara.
“Next process adalah costumer” ini berarti kegiatan dalam menjaga
kualitas dimulai dari tahap pekerjaan paling awal sampai akhir.
4. Big coal
Adapun alasan big coal juga harus dihindari yaitu karena
menyebabkan terhentinya proses crushing & tejadi loss
time begitu besar pada saat penangannya seperti gambar
dibawah ini.
2. P2H
P2H yang dimaksud adalah untuk mengecek dan memastikan
kesiapan unit sebelum bekerja agar tidak ada part dari unit yang
lepas atau patah pada saat beroperasi nantinya.
Gambar 10.1.8.2 Kegiatan P2H sebelum beroperasi
5. Pemasangan Towerlamp
Penerangan yang cukup pada kegiatan penggalian batubara
padamalam hari akan menghindarkan terjadinya kesalahan
penggalian batubara & kemungkinan tercampurnya material
overburden kedalam hasil penggalian batubara.
Adapun cara yang dilakukan di area ROM sama juga seperti P5M,
P2H, mengeluarkan kebijakan menghindari maintenace alat berat
di area ROM, ataupun mulai dari kebersihan unit – unitnya seperti
gambar dibawah ini trailer melakukan test dumping untuk
memastikan tidak ada kontaminasi yang ada di veselnya.
Gambar 10.1.9.1 Kegiatan Check Dumping