You are on page 1of 2

Nama tindakan : Nafas dalam

Pengertian : Nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Tujuan dan manfaat :
- Tujuan : Tujuan nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi
setres baik setres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan.
- Manfaat : Menurut Priharjo (2018) manfaat dari teknik relaksasi nafas dalam;
1. Ketentraman hati,
2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah,
3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah,
4. Detak jantung lebih rendah,
5. Mengurangi tekanan darah,
6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit,
7. Tidur lelap,
8. Kesehatan mental menjadi lebih baik,
9. Daya ingat lebih baik,
10. Meningkatkan daya berpikir logis,
11. Meningkatkan kreativitas,
12. Meningkatkan keyakinan,
13. Meningkatkan daya kemauan,
14. Intuisi,
15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.
16. Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam
Indikasi tindakan : Relaksasi nafas dalam di indikasikan pada klien yang akan mengalami
gangguan pada kualitas istirahatnya terutama yang memiliki gangguan dalam kualitas tidur
insomnia, klien yang mengalami gangguan ventilasi paru seperti pada penderita PPOK dan klien
yang mengalami kecemasan.
Rasional tindakan :
Prinsip tindakan
Alat dan bahan
Prosedur tindakan : Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernafasan
diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma selama inspirasi yang
mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama
inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut Potter
Perry, 2015: a. Atur posisi klien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi. b. Letakkan
satu tangan klien diatas abdomen tepat dibawah iga dan tangan lainnya pada tengah-tengah dada
untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas. c. Keluarkan nafas dengan perlahan
dan penuh bersamaan dengan gerakan iga menurun dan kedalam mengarah pada garis tengah. d.
Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat
maksimal, jaga mulut tetap tetutup selama menarik nafas. e. Tahan nafas dalam selama 2 detik. f.
Hembuskan dan keluarkan nafas melalui mulut selama 4 detik g. Lakukan secara berulang dalam
5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2 menit 1 siklus adalah satu kali proses mulai
dari tarik nafas, tahan dan hembuskan h. Satu siklus adalah satu proses mulai dari menarik nafas,
tahan dan menghembuskan nafas. Lakukan langkah ini berulang-ulang hingga klien merasa
nyaman dan akhirnya dapat beristirahat tidur. Efektifitas lama pelaksanaan relaksasi nafas dalam
untuk mendapatkan hasil yang maksimal, berdasarkan hasil penelitian Hendraman 2010, tentang
pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap kualitas tidur lansia dipanti jompo menunjukkan terjadi
peningkatan kualitas tidur kearah yang lebih baik setelah diberikan relaksasi nafas dalam,
dimana kualitas tidur lansia sebelum diberikan relaksasi nafas dalam sebagian besar buruk yaitu
sebesar 88,5, setelah hari pertama pemberian perlakukan sebagian besar lansia masih memiliki
kualitas tidur yang buruk sebesar 63,5, setelah tiga hari perlakuan kualitas tidur lansia sebagian
besar masih buruk sebesar 52,6 dan setelah satu minggu perlakuan terjadi perubahan dimana
didapatkan sebagian besar lansia mengalami kualitas tidur yang baik yaitu sebesar 68,9. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh yang efektif pemberian relaksasi nafas dalam
terhadap kualitas tidur lansia dip anti jompo.
Respon subjektif
Respon objektif
Refleksi diri

You might also like