You are on page 1of 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pengambilan data geolistrik di lapangan dengan menggunakan alat geolistrik

Georesist rs 505 di Desa Tuntungan II dan sekitarnya, Kecamatan Pancur Batu,

Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatra Utara. Titik-titik Sounding pengukuran

geolistrik di lapangan secara geografis dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Koordinat Pada Setiap Titik Sounding Pengambilan Data Pengukuran Geolistrik.

Kode Titik Sounding


Koordinat Arah Bentangan
Pengukuran Geolistrik

03º29'40.1'' LU
SD-1 Utara – Selatan
98º34'35.4'' BT

03º29'34.5'' LU
SD-2 Utara – Selatan
98º34'34.4'' BT

03º29'41'' LU
SD-3 Timur – Barat
98º34'27.8'' BT

03º29'47.1'' LU
SD-4 Timur – Barat
98º34'37.8'' BT

Penyebaran titik titik lokasi pengukuran geolistrik pada daerah penelitian

dapat dilihat pada peta lokasi pengukuran titik Sounding (lampiran peta lokasi

pengukuran) dan dokumentasi foto foto dari pengukuran tersebut dapat dilihat
pada foto 4.1, sedangkan data hasil pengukuran geolistriknya dapat dilihat pada

lampiran data pengukuran tahanan jenis schlumberger di lapangan.

(a) (c)

(b) (c)
Foto 4.1. Perakitan Alat geolistrik tipe Resistivity Meter, Georesist rs 505 (a) Pengambilan Data
Geolistrik (b) Bentangan pengukuran geolistrik (c).

Data pengukuran resistivitas schlumberger yang diperoleh dari lapangan

selanjutnya dapat ditentukan jenis litologi dengan menggunakan software

IPI2WIN. Adapun tahapan - tahapan dalam penggunaan software IPI2WIN adalah

input data, pencocokan kurva (matching curve) dan koreksi error data.

Input data dilakukan dari data lapangan (Lampiran data pengukuran data

tahanan jenis schlumberger di lapangan), yang berupa data AB/2 (jarak antara

elektroda yang menginjeksi listrik ke tanah), MN/2 (jarak antara elektroda yang

menangkap sinyal listrik hasil injeksi), V (data voltase), I (data arus listrik).

Setelah data sudah dimasukkan kedalam software IPI2WIN. Selanjutnya

pencocokan kurva (matching curve) dimana teknik interpretasi untuk


mendapatkan gambaran model lapisan bumi di bawah permukaan ini dilakukan

dengan cara memplot dan mencocokkan kurva data hasil pengukuran terhadap

kurva standart.

Secara prinsip metode pencocokan kurva data hasil pengukuran berpedoman

pada pencarian nilai eror. Setelah itu perlu dilakukan pengkoreksian terhadap nilai

eror hasil pengolahan data, nilai eror pada pengolahan semakin kecil akan

semakin baik untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Harga resistivitas dari masing-masing lapisan yang diperoleh di lapangan

kemudian diinterpretasikan jenis litologi dan keterdapatan air tanah berdasarkan

tabel tahanan jenis (menurut Zohdy, 1974, Todd, 1980, dan W. M. Telford

1990) sehingga akan diperoleh interpretasi litologinya. Hasil pengolahan tiap-tiap

titik Sounding yaitu sebagai berikut :

 Titik Sounding SD-1 :

Berdasarkan metode pengolahan data yang telah dipaparkan sebelumnya,

pengolahan data geolistrik pada titik Sounding SD-1 menghasilkan grafik seperti

yang terlihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Lapisan 3

Lapisan 5

Lapisan 2

Lps 1

Lapisan 4
Gambar 4.1. Grafik Hasil Pengolahan IP2WIN Pada Titik Sounding SD-1.

Garis berwarna merah pada grafik menjelaskan tentang hubungan nilai AB/2

dan apparent resistivity pada titik Sounding, garis berwarna biru menjelaskan

tentang banyaknya lapisan yang memiliki nilai resistivitas berbeda dengan variasi

dari nilai resistivitas yang ada.

Hasil pengolahan data dengan menggunakan software IPI2WIN Pada titik

Sounding SD-1 terdapat nilai resistivitas semu sebanyak 5 lapisan, selain itu

hasil pengolahan data geolistrik dari software IPI2WIN pada titik Sounding ini

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2. Harga resistivitas Pada Titik Sounding SD-1.

Lapisan Rho (Ω- Kedalaman (M) Tebal Litologi


M) Dari Sampai
1 42,3 0 0,308 0,308 Tanah Lanauan
(Top Soil)
2 133 0,308 2,14 1,83 Pasir Lanauan

3 347 2,14 4,42 2,28 Pasir Kerikil


4 13,7 4,42 10,4 5,96 Tanah Lempungan

5 189 10,4 27 16,6 Batuan Dasar


Berkekar Terisi
Tanah Lembab
6 0,188

U
SD-1
FotoPada
4.2. Pengambilan Data Geolistrik
titik Sounding SD-1 iniPada Didaerah
dapat Penelitian SD-1 (Sumber:
di interpretasikan yandeair
keberadaan mapx).
tanah

berada pada lapisan pasir dengan kedalaman 2, 14 m – 4,45 m dan resistivitas 347

Ωm. Ketebalan lapisan air tanah pada titik Sounding ini yaitu 2,28 m.

Tanah lanauan
0
(Top Soil)
Pasir lanauan
Pasir kerikil
Kedalaman (m)

10
Tanah Lempungan

20 Batuan Dasar
Berkekar Terisi Tanah
Lembab

27

Gambar 4.2. Profil lapisan batuan Titik Sounding SD-1.

 Titik Sounding SD-2 :

Data geolistrik pada titik Sounding ini diolah dengan menggunakan software

IPI2WIN yang menghasilkan grafik seperti yang terlihat pada gambar.

Lapisan 2

Lapisan 4

Lapisan 1

Lapisan 2
Gambar 4.3. Grafik Hasil Pengolahan IP2WIN Pada Titik Sounding SD-2.

Gambar grafik diatas terlihat pada titik Sounding SD-2 terdapat nilai 4

lapisan batuan dengan resistivitas yang berbeda dengan menggunakan software

IPI2WIN. Selain itu dari hasil pengolahan data geolistrik pada titik Sounding ini

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.3. Harga Tahanan Jenis Pada Titik Sounding SD-2.

Lapisan Rho (Ω- Kedalaman (M) Tebal Litologi


M) Dari Sampai
1 27,5 0 0,441 0,441 Tanah lempungan
(Top Soil)
2 751 0,441 1,2 0,76 Pasir kerikil

3 10,4 1,2 5,27 4,87 Lempung lanauan


4 192 5,27 25,4 20,2, Batuan dasar
berkekar terisi
tanah lembab
5 22,8

Pada titik Sounding SD-2 ini dapat di interpretasikan keberadaan air tanah

berada pada lapisan pasir, dengan kedalaman 0,441 m – 1,2 m dan resistivitas

751Ωm. Ketebalan lapisan air tanah pada titik Sounding ini yaitu 0,76 m.

Tanah Lempungan
0
(Top Soil)
Pasir kerikil
Lempung Lanauan
Kedalaman (m)

10

Batuan Dasar
Berkekar Terisi Tanah
20 Lembab

25
Gambar 4.4. Profil lapisan batuan Titik Sounding SD-2.

SD-2

Foto 4.3. Pengambilan Data Geolistrik Pada Didaerah Penelitian SD-2 (Sumber: yande mapx).

 Titik Sounding SD-3 :

 Setelah data geolistrik pada titik Sounding ini diolah dengan menggunakan

software IPI2WIN menghasilkan grafik seperti yang terlihat pada gambar

4.5.
Lapisan 3
Lapisan 5

Lapisan 1

Lapisan 2
Lapisan 4
Gambar 4.5. Grafik Hasil Pengolahan IP2WIN Pada Titik Sounding SD-3.

Gambar grafik diatas terlihat pada titik Sounding SD-3 terdapat nilai

resistivitas sebanyak 5 lapisan. Selain itu hasil pengolahan data geolistrik dari

software IPI2WIN pada titik Sounding ini dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.4. Harga Resistivitas Pada Titik Sounding SD-3.

Lapisan Rho (Ω- Kedalaman (M) Tebal Litologi


M) Dari Sampai
1 87,5 0 1,53 1,53 Pasir lanauan

2 43,8 1,53 3 1,48 Tanah lanauan

3 161 3 7,12 4,12 Batuan dasar


berkekar terisi
tanah lembab
4 38,7 7,12 30,7 23,6 Tanah lanauan

5 112 30,7 76,4 45,7 Pasiran


6 6,45

Pada titik Sounding SD-3 ini dapat di interpretasikan keberadaan air tanah

berada pada lapisan pasir pada kedalaman 30,7 m – 76,4 m dengan resistivitas 646

Ωm. Ketebalan lapisan air tanah pada titik Sounding ini yaitu 18 m

Tanah Lempungan
0
(Top Soil)
Pasir kerikil
Lempung Lanauan
Kedalaman (m)

10

Batuan Dasar
Berkekar Terisi Tanah
20 Lembab

25
Gambar 4.4. Profil lapisan batuan Titik Sounding SD-3

SD-3

Foto 4.4. Pengambilan Data Geolistrik Pada Didaerah Penelitian SD-3 (Sumber: yande map)

 Titik Sounding SD-4 :

 Setelah data geolistrik pada titik Sounding ini diolah dengan menggunakan

software IPI2WIN menghasilkan grafik seperti yang terlihat pada gambar

4.6.

Lapisan 2

Lapisan 4

Lapisan 1
Lapisan 3

Gambar 4.6. Grafik Hasil Pengolahan IP2WIN Pada Titik Sounding SD-4.
Gambar grafik diatas terlihat pada titik Sounding SD-4 terdapat nilai

resistivitas sebanyak 4 lapisan. Selain itu hasil pengolahan data geolistrik dari

software IPI2WIN pada titik Sounding ini dapat dilihat sebagai berikut.

Lapisan Rho (Ω- Kedalaman (M) Tebal Litologi


M) Dari Sampai
1 87,5 0 1,53 1,53 Pasir lanauan

2 43,8 1,53 3 1,48 Tanah lanauan

3 161 3 7,12 4,12 Batuan dasar


berkekar terisi
tanah lembab
4 38,7 7,12 30,7 23,6 Tanah lanauan

5 112 30,7 76,4 45,7 Pasiran


6 6,45

Tabel 4.4. Harga Resistivitas Pada Titik Sounding SD-4.

Pada titik Sounding SD-4 ini dapat di interpretasikan keberadaan air tanah

berada pada lapisan pasir pada kedalaman 30,7 m – 76,4 m dengan resistivitas 646

Ωm. Ketebalan lapisan air tanah pada titik Sounding ini yaitu 18 m

Tanah Lempungan
0
(Top Soil)
Pasir kerikil
Lempung Lanauan
Kedalaman (m)

10

Batuan Dasar
Berkekar Terisi Tanah
20 Lembab

25

Gambar 4.6. Profil llapisan batuan titik Sounding SD-4


U

SD-3

Foto 4.4. Pengambilan Data Geolistrik Pada Didaerah Penelitian SD-4 (Sumber: yande map)

4.2. Pembahasan.

Berdasarkan hasil analisis resistivitas tanah atau batuan pada tiap-tiap titik

Sounding pengukuran geolistrik yang telah dikemukakan diatas, dilakukan

visualisasi penampang vertikal yang menjelaskan kedudukan lapisan bawah

pembawa air tanah pada daerah penelitian.

Hasil pengolahan data oleh software IPI2WIN kemudian dibuat penampang 2

(dua) dimensi seperti yang terlihat pada gambar 4.7. Gambaran penampang

tersebut memperlihatkan Stratigrafi bawah permukaan daerah penelitian

berdasarkan interprestasi nilai resistivitas lintasan SD-1, SD-2, SD-3 Dan SD-4
SD-3
SD-1

Keterangan:
Top Soil
Pasir lanauan
Pasir
Tufa
Batugamping

Gambar 4.7. Penampang Stratigrafi 2D lintasan SD-1, SD-2 ,SD 3 Dan SD-4

Agar diperoleh gambaran untuk secara menyeluruh dibuat penampang 3D

seluruh titik Sounding pengukuran geolistrik dengan menggunakan software

Rockworks. Berdasarkan nilai tahan jenis yang terdapat hasil Sounding geolistrik

tampak bahwa penyusun lapisan pasir yang memiliki nilai tahanan jenis antara

646 sampai 762 Ohm-meter, yang diinterpretasikan sebagai lapisan air tanah. Dari

ketiga titik Sounding tersebut maka semua daerah mengandung air tanah. Pada

titik Sounding SD-1, SD-2 dan SD-3, air tanah hanya berada pada lapisan pasir

dengan kedalaman dan ketebalan yang berbeda sesuai gambar 4.9.

Top Soil
Pasir lanauan
Pasir
Tufa
Batugamping
Gambar 4.8. Penampang 3D lapisan akuifer dari hasil pengkorelasian keempat titik Sounding
pengukuran geolistrik daerah penelitian

Pengkorelasian tiap-tiap titik Sounding pengukuran geolistrik yang

memperlihatkan gambaran lapisan akuifer dari ketiga titik tersebut dengan cara

menarik atau menghubungkan setiap lapisan jenis material yang sama pada setiap

titik Sounding pengukuran geolistrik di daerah penelitian ini.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa jenis akuifer daerah penelitian

bersifat akuifer semi tertekan (Leaky Aquifer) yaitu akuifer yang seluruhnya jenuh

air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh satuan geologi yang permeble dengan

nilai konduktivitas hidrolik kecil namun masih memungkinkan air melewati

lapisan ini walaupun dengan gerakan lambat (akuitart) dan lapisan bawah dibatasi

oleh satuan geologi yang impermeable dengan nilai hidraulik yang sangat kecil

sehingga tidak memungkinkan air melewatinya (akuiklud) . (Menurut Kodoatie

2012).

4.3. Pemodelan Air Tanah.

Berikut adalah gambaran dari ketiga titik Sounding pengukuran geolistrik yang

telah diolah dengan menggunakan software Rockworks yang mana dari hasil

pengolahan dengan software ini akan memperlihatkan kenampakan lapisan

akuifer secara 3D.

Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran 3D secara menyeluruh akan

geometri akuifer daerah penelitian penulis melakukan dengan pengolahan data


melalui software Rockwork. Pengolahan data dengan cara menginput data

koordinat pengukuran titik sounding geolistrik, data kedalaman lapisan dan jenis

litologi.

Keterangan:
Top Soil
Pasir lanauan
Pasir
Tufa
Batugamping
.
Gambar 4.9. 3D Lapisan Akuifer Daerah Penelitian

Hasil Pendugaan geolistrik dan pemodelan yang menggunakan software

Rockwork diperoleh gambaran perlapisan didaerah penelitian dengan lapisan pasir

berperan sebagai akuifer yang ditandai pada gambar berwarna kuning,

batugamping yang ditandai pada gambar berwarna biru, tufa ditandai dengan

warna merah muda, pasir lanauan ditandai dengan hijau dan top soil di tandai

dengan warna coklat.

Gambar diatas juga menunjukkan kenampakan lapisan yang mengandung air

tanah didaerah penelitian secara 3 (tiga) dimensi. Dari hasil pemodelan yang

dilakukan dapat dilihat sebaran dan pola lapisan batuan baik lapisan pembawa air

tanah dan lapisan kedap air. Lapisan pembawa air tanah (pasir) menebal kearah

Timur Laut dan arah aliran akuifer kearah barat daya . Dari hasil pemodelan
tersebut di perkirakan Sebaran lapisan pembawa air tanah ( akuifer) Sebesar

132.813.240 (m3)

You might also like