You are on page 1of 82

LEGAL ETIK DALAM

PERAWATAN PALIATIF

SUNARDI, S.Kep.Ns.,M.Kep
Penerapan Etik dalam Perawatan Paliatif
a. Terhadap Pasien
- Wajib menghormati kepercayaan pasien
- Menghormati nilai, adat, kebiasaan pasien
- Memegang teguh kerahasiaan pasien
Masalah Etika dalam Keperawatan Paliatif
a. Masalah Etika Ringan
- Membicarakan rasia pasien
- Membentak pasien dalam perawatan
- Menolong pasien tanpa memperhatikan privasi

b. Masalah etis komplek


- Eutanasia
- Malpraktek perawat
Kebijakan Pelayanan Keperawatan Paliatif
• Memberi pelayanan kesehatan tenaga terlatih
• Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
• Meningkatkan sistem pelayanan
• Meningkatkan kenyamanan dan keamanan pasien
• Memberikan edukasi perawatan lanjutan
Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif
Sesuatu yg diharapkan dikaitkan dengan standart, tujuan dan nilai
pada situasi tertentu terdiri dari :
• Independen
Peran dalam pemberian asuhan keperawatan
• Dependen
Peran dalam melaksanakan fungsi profesi lain
• Interdependen
Peran dalam perawatan pasien yang bersifat kolaboratif
Lingkup Peran Perawatan Paliatif
• Membentu pasien memperoleh kembali
kesehatannya
• Membantu yang sehat mempertahankan
kesehatannya
• Membantu yang tidak bisa disembuhkan dari
masalah kesehtan lebih lanjut
Fungsi Perawat dalam Keperawatan Paliatif
• Seperangkat perilaku yang diharapkan sesuai dengan perannya,
meliputi :
1. Care giver
2. Komunikator
3. Konselor
4. Peneliti
5. Advocad
6. Manajer
Kegiatan dalam Perawatan Paliatif
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
Faktor Penghambat Perawatan Paliatif
1. Terlambatnya identifikasi resiko tinggi dan
komplikasi
2. Terlambatnya pengambilan keputusan
pasien/keluarga pasien
3. Hambatan datang ke pelayanan
kesehatan/transportasi/geografi
4. Penanganan di tempat rujukan/ Rumah sakit
Pedoman Perawatan Paliatif
1. Keperawatan paliatif dipusatkan pada :
a. Keluarga dan masyarakat dengan askep yang holistik
b. Menghargai pasien dan keluarga
c. Pasien, keluarga dan masyarakat berhak dengan
pelayanan yang sesuai
2. Sikap, nilai dan perilaku sehat individu dipengaruhi latar
belakang agama dan kepercayaan

3. Keperawatan paliatif berfungsi sebagai advocad/ pembela untuk


melindungi hak pasien

4. Mempromosikan kesehatan adalah tugas penting bagi


keperawatan paliatif generasi penerus

5. Keperawatan paliatif memberi tantangan bagi peran perawat di


masyarakat

6. Penelitian keperawatan dapat meningkatkan kualitas perawatan paliatif


pada pasien
INFORMED CONCENT UNTUK PASIEN PALIATIF
• 1. Pasien harus memahami pelaksanaan perawatan paliatif
• 2. Persetujuan tindakan kedokteran dilakukan sebagaimana yang telah
diatur dalamperaturan perundang undangan
• 3. Meskipun hanya tindakan
kedokteran yang umumnya menggunakan informetconcent sebaiknya juga
diterapkan diperawatan paliatif tindakan yang berisiko
• 4. Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan sebaiknya pada
pasien sendiriapabila masih kompeten dgn anggota keluarga sebagai saksi
• 5. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan
ataupernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang boleh
atau tidakboleh dilakukan terhadapnya apabula kompetensinya menurun.
• 6. Pada keadaan darurat demi kepentingan pasien perawat paliatif dapat
melakukantindakan kedokteran. Informasi diberikan pada kesempatan pertama
RESUSITASI/ TIDAK RESUSITASI PADA PASIENPALIATIF
1. Keputusan resusitasi
dilakukan/tidak dilakukan dibuat oleh pasien kompeten atau tim perawat
paliatif
2. Informasi diberikan saat memulai perawatan paliatif
3. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
4. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusantidak
resusitasi, kecuali telah dipesankan dalam pesan tertulis
5. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak
melakukanresusitasi sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini
RESUSITASI/ TIDAK RESUSITASI PADA PASIENPALIATIF
LATAR BELAKANG

Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker, degeneratif, penyakit infeksi, HIV/AIDS yang
memerlukan perawatan paliatif.

Namun saat ini pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien
dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, dimana prioritas pelayanan tidak
hanya pada penyembuhan tetapi juga memerlukan perawatan paliatif karena pasien tidak
hanya mengalami berbagai masalah fisik tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.

Oleh karena itu konsep baru saat ini menekankan “Pentingnya integrasi perawatan paliatif
lebih dini agar masalah fisik psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik (Kemenkes
RI, 2013)
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan
melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual

www.themegallery.com
3 INDIKATOR

PERAWATAN PALIATIF PENGEMBANGAN


PERAWATAN PALIATIF
DALAM KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI
SISTEM PELAYANAN
PENDIDIKAN DI BIDANG PALIATIF
SISTEM PELAYANAN
RUMAH SAKIT

 TAHUN 1992 : Perawatan paliatif sudah dimulai di salah satu rumah sakit milik
pemerintah, hanya sebatas rawat jalan
 TAHUN 2007 (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
812/Menkes/SK/VII/2007 TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF): Dalam
keputusan menteri kesehatan disebutkan 5 Daerah sebagai percontohan pelayanan
paliatif yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surbaya, Denpasar dan Makassar.

Namun di Indonesia belum ada panduan pelayanan paliatif yang terstandar beserta indikator
penilaian mutu terhadap organisasi pemberian pelayanan paliatif seperti rumah sakit,
sehingga implementasinya belum dapat di evaluasi (Effendy, 2015)
Aspek medico legal perawatan paliatif di indonesia diatur
dalam kepeutusan menteri kesehatan RI tahun 2007

INFORMED CONCENT UNTUK PASIEN PALIATIF

RESUSITASI/ TIDAK RESUSITASI PADA PASIEN


PALIATIF
INFORMED CONCENT UNTUK PASIEN PALIATIF

1. Pasien harus memahami pelaksanaan perawatan paliatif


2. Persetujuan tindakan kedokteran dilakukan sebagaimana yang telah diatur dalam
peraturan perundang – undangan
3. Meskipun hanya tindakan kedokteran yang umumnya menggunakan informed
concent sebaiknya juga diterapkan diperawatan paliatif tindakan yang berisiko
4. Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan sebaiknya pada pasien sendiri
apabila masih kompeten dgn anggota keluarga sebagai saksi
5. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan atau
pernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan terhadapnya apabila kompetensinya menurun.
6. Pada keadaan darurat demi kepentingan pasien perawat paliatif dapat melakukan
tindakan kedokteran. Informasi diberikan pada kesempatan pertama
RESUSITASI/ TIDAK RESUSITASI PADA PASIEN
PALIATIF

1. Keputusan resusitasi dilakukan/tidak dilakukan dibuat oleh pasien


kompeten atau tim perawat paliatif
2. Informasi diberikan saat memulai perawatan paliatif
3. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
4. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan
tidak resusitasi, kecuali telah dipesankan dalam pesan tertulis
5. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan
resusitasi sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini
PUSKESMAS

 Berdasarkan keputusan menteri Kesehatan RI tentang kebijakan perawatan palliatif, perawat


paliatif seyogyanya telah tersedia ditingkat fasilitas primer.

 Namun saat ini perawatan paliatif ditingkat puskesmas masih terbatas

 Beberapa puskesmas di Kota Jakarta dan Surabaya tersedia perawatan paliatif : layanan
tersebut berupa rawat jalan maupun kunjungan rumah

 Kendala dalam aplikasi pelayanan perawat paliatif adalah Sistem Rujukan

 Akibatnya : banyak pasien kanker yang mengalami penderitaan yang tidak diharapkan akibat
gejala semakin yang memburuk serta beberapa kebutuhan dasar pasien tidak terpenuhi.
Perawatan Paliatif Dalam Kebijakan Pendidikan

Di Indonesia belum ada perguruan tinggi yang membuka program studi
mengenai perawatan paliatif.

Namun dibeberapa Universitas telah memasukkan perawatan paliatif sebagai


mata kuliah

Saat ini keperawatan paliatif telah diusulkan menjadi satu mata kuliah pada
program pendidikan strata satu keperawatan berdasarkan kurikulum standar
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 2016 dengan bobot 3 sks.
Pengembangan Organisasi Profesi Di Bidang
Paliatif

Masyarakat Paliatif Indonesia saat ini menjadi satu – satunya


wadah bagi para peminat perawat paliatif, dimana tenaga dokter,
perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat bergabung dan
berkontribusi di organisasi ini

Saat ini belum ada organisasi mengenai perawat paliatif baik


Himpunan Perawat Paliatif ataupun Ikatan Dokter Paliatif
Indonesia
ANY QUESTIONS?
PRINSIP ETIK
PENYAMPAIAN PESAN
DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

1
Ehical principles are guides to moral decision
making and moral action, and centre on the
formation of moral judgment in professional
practice ( Beauchamp & Childress, 2001)

Panduan moral para pengambil keputusan


dalam menyelesaikan masalah secara adil
dalam praktek profesional

2
PRINSIP ETIKA PROFESI
Merupakan sikap dasar yang harus dimiliki
oleh setiap profesi
Merupakan tuntunan yang harus diamalkan
oleh profesi dalam menjalankan tugas
keprofesiannya terutama dalam melayani
kliennya.
Bagi profesi keperawatan merupakan amalan
baik yang harus dilakukan setiap perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan

3
PRINSIP ETIK

1.BENEFICIENCE
2.NON MALEFICIENCE
3.AUTONOMY
4.JUSTICE
5.VERACITY
6.FIDELITY

4
BENEFICIENCE
• Melakukan dan atau memberikan yang terbaik
dan paling dimungkinkan untuk dilakukan

NON MALEFICIENCE
• Menghindari melakukan yang kurang atau
tidak baik dan tidak disukai klien

5
AUTONOMY

• Memberikan kebebasan untuk klien


menentukan pilihan yang paling sesuai bagi
klien dan didasari oleh pemahaman klien yang
baik
• Bila diperlukan dalam mengamalkannya harus
diawali dengan upaya pemberian informasi
yang lengkap

6
JUSTICE

•Berlaku adil dan tidak membeda bedakan


perlakuan terhadap klien dengan klien lainnya.

•Memberikan segala sesuatu yang menjadi hak


klien dalam asuhannya sesuai dengan kondisi
klien.

•Pertimbangan untuk melaksanakannya dalah


prinsip beneficience dan maleficience

7
FIDELITY
• Menjaga rahasia dan menjamin hubungan saling
percaya dan saling menghormati

VERACITY
• Berlaku jujur, menghindari menyampaikan atau
melakukan yang tidak sesungguhnya atau tidak benar
( melakukan kebohongan)

8
DILEMA ETIK
Kondisi yang terjadi dalam pelayanan, yang
mengharuskan perawat untuk menapis,
melakukan analisa dan sintesa serta
menetapkan keputusan yang “terbaik” bagi
klien, terutama bagi kesehatan dan
integritasnya sebagai manusia

9
AREA DILEMA ETIK
1. Kualitas vs kuantitas hidup
2. Pro pada pilihan lain vs pro hidup
3. Kebebasan vs pengendalian
4. Mengatakan apa adanya/ jujur vs bohong
5. Bertentangan dengan agama, politik,
ekonomi dll
6. Pengetahuan empiris vs keyakinan individu

10
PERAWAT ADALAH “PROBLEM SOLVER”
• Fokus utama dalam menjalankan tugasnya
adalah menyelesaikan masalah kesehatan
yang dialami klien
• Metode pemecahan masalah ( Proses
keperawatan) digunakan dalam pemberian
asuhan keperawatan
• Maslah etik yang terjadi selama pelayanan
keperawatan harus diselesaikan dengan
pendekatan pengambilan keputusan etik
11
JENIS MASALAH DALAM KEPERAWATAN
Dalam tugas dan pekerjaannya, pada
umumnya perawat banyak menghadapi
masalah yang perlu dapat diselesaikannya.
Masalah dimaksud meliputi:
1. Masalah pengelolaan/ management
2. Masalah profesional
3. Masalah etik

12
Rujukan dalam penyelesaian masalah etik:
1. Ungkapan yang pernah disampaikan klien
sebelumnya
2. Agama/ keyakinan klien
3. Pengaruh eksistensi klien terhadap keluarga
4. Kemungkinan tidak menyenangkan yang
dapat terjadi
5. Prognosis yang mungkin terjadi apabila
dilakukan atau bila tidak dilakukan suatu
upaya penyelesaian atau suatu tindakan

13
KERANGKA PEMECAHAN DILEMA ETIK
(Kozier, 2004)
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Mengkaji berbagai alternatif tindakan
4. Menetapkan pengambil keputusan
5. Membuat keputusan

14
LANGKAH PENYELESAIAN (Poter&Perry,2005)

1. Menunjukkan maksud baik


2. Mengenali pentingnya eksistensi seseorang
3. Mengmpulkan informasi yang relevan
4. Mengidentifikasi prinsip etis yang sesuai
5. Mengusulkan tidakan
6. Melaksanakan tindakan

15
KOMITE ETIK KEPERAWATAN
Perlu dibentuk pada setiap tatanan, sbb:
1. Majelis kehormatan etik keperawatan
(MKEK) PPNI
1.1.Tingkat Pusat
Bertanggung jawab dalam menjamin penerapan
Kode Etik bagi setiap perawat di Indonesia

1.2.Tingkat wilayah ( Propinsi)


Bertanggung jawab dalam menjamin penerapan
kode etik oleh semua anggota di wilayahnya
termasuk menyelesaikan kasus etik yang dialami
anggotanya
16
2. Pada Institusi Pelayanan Kesehatan

Komite Etik Institusi


yang beranggotakan berbagai perwakilan
profesi dan bidang terkait yang ada di
institusi. Perawat harus memastikan
keterwakilannya sebagai anggota tim
etik institusi.

17
Komite Etik Keperawatan
• Perlu dibentuk bila komite etik institusi
tidak ada

• Apabila tidak terdapat Komite Etik,


penyelesaian masalah etik keperawatan
harus dilakukan oleh Manager
Keperawatan/ kepala bidang keperawatan

18
TUGAS KOMITE ETIK KEPERAWATAN

1. Mengedukasi perawat tentang etik


keperawatan dan bioetik pada umumnya

2. Mempersiapkan perawat untuk berperan


sebagai tim etik institusi

3. Melakukan penelaahan materi atau dokumen


etik keperawatan yang ada
4. Melakukan tetaah terhadap pelanggaran etik
yang dilakukan anggota
19
Sekian
&
Terima kasih

20
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif


Program Klinis Nasional untuk Perawatan Paliatif, Strategi Klinis dan Divisi Program
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Panduan Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif disiapkan oleh Kelompok Kerja Program Klinis Nasional untuk
Perawatan Paliatif:

• Dr Karen Ryan, Pemimpin Klinis,

• Nona Lorna Peelo-Kilroe, Pemimpin Keperawatan, Program Klinis Perawatan Paliatif

• Ms Sinéad Fitzpatrick, Manajer Program, Program Klinis Perawatan Paliatif

• Dr Aisling O'Gorman, Pemimpin Regional, HSE NE

• Dr Stephen Higgins, Pemimpin Regional, HSE DML

• Dr Brian Creedon, Pemimpin Regional, HSE South

• Dr Feargal Twomey, Pemimpin Regional, HSE West

• Dr Mary Devins, Pediatric Lead

• Pimpinan GP Dr Barry Cosgrove

• Ms Ger Tracey, Perwakilan Perawat

• Ibu Mary Marsden, Perwakilan Perawat

• Ms Shirley Real/Deirdre Rowe, Perwakilan Profesi Terapi

• Ms Valerie Keane, Perwakilan Pekerjaan Sosial

• Nona Grainne Tipping/ Ann O'Connor, Perwakilan Apotek

• Ms Eileen O'Leary, Perwakilan HSE

• Nona Mo Flynn, Perwakilan Kelompok Rumah Sakit Sukarela

• Ibu Sheilagh Reaper Reynolds, Divisi Rumah Sakit Akut Perwakilan HSE

Diterbitkan pada Juli 2014 oleh: Program Klinis Nasional untuk Perawatan Paliatif, Divisi Strategi dan Program
Klinis HSE.

Nomor edisi: 1.0

Tanggal ulasan: Januari 2016

Informasi kontak: nationalcsp@hse.ie

Dokumen ini dan informasi lain mengenai program ini tersedia dari situs web program nasional untuk perawatan
paliatif: www.hse.ie/palliativecareprogramme.

V1.0 2014 2
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Kata pengantar

Kita semua ingin memastikan bahwa orang-orang dengan kondisi yang membatasi kehidupan mengalami kualitas hidup
sebaik mungkin. Panduan Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif adalah salah satu cara untuk membantu profesional
kesehatan mencapai tujuan ini. Ini berfungsi sebagai kerangka kerja yang memungkinkan staf membangun gambaran
holistik tentang kebutuhan dan kekuatan pasien dan keluarga. Kerangka kerja mempertimbangkan semua kebutuhan
dan bukan hanya yang diminati oleh layanan individu, sehingga meningkatkan komunikasi dan kerja terpadu antar
layanan. Hal ini juga bertindak sebagai sumber informasi berharga untuk layanan perawatan paliatif spesialis ketika
keterlibatan mereka dicari. Dengan membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekhawatiran mereka, tim akan
dapat mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien dan yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil dengan mengidentifikasi dan mengelola masalah dengan cepat. Dengan cara ini, perbedaan
nyata dapat dibuat pada saat yang sangat penting dalam kehidupan pasien. Saya harap panduan ini bermanfaat bagi
Anda dan mendorong Anda untuk menerapkannya dalam praktik sehari-hari Anda.

Dr. Karen Ryan, FRCPI,


Pemimpin Klinis, Program
Klinis Nasional untuk Perawatan Paliatif

V1.0 2014 3
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

pengantar

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup orang dan keluarga mereka menghadapi masalah
yang terkait dengan penyakit yang membatasi hidup, melalui pencegahan dan pengurangan penderitaan melalui identifikasi
dini dan penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit dan masalah lain, fisik. , psikososial dan spiritual. Pendekatan
perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Ini adalah bagian penting
dan integral dari semua praktik klinis, apa pun penyakitnya atau stadiumnya, diinformasikan oleh pengetahuan dan praktik
prinsip perawatan paliatif.

Kondisi yang membatasi hidup berarti suatu kondisi, penyakit atau penyakit yang:
• Bersifat progresif dan fatal; dan •
Perkembangannya tidak dapat dibalikkan dengan pengobatan

Semua profesional perawatan kesehatan dan sosial yang bekerja dengan orang-orang dengan kondisi yang membatasi
kehidupan terlibat dalam memberikan perawatan paliatif. Perawatan ini diberikan sepanjang perjalanan orang tersebut hingga
dan termasuk kematian, perawatan almarhum dan dukungan duka. Bagi banyak orang dengan kondisi yang membatasi
hidup, perawatan paliatif yang diberikan oleh tim perawatan mereka yang biasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Beberapa orang memiliki masalah fisik, psikologis, sosial atau spiritual yang lebih kompleks. Tingkat keparahan dan/atau sifat
keras dari masalah perawatan paliatif yang kompleks ini dapat melebihi sumber daya dari tim perawatan utama dan mungkin
memerlukan rujukan ke layanan perawatan paliatif spesialis. Layanan ini memiliki perawatan paliatif sebagai spesialisasi inti
mereka dan disediakan oleh tim antar-disiplin, di bawah arahan dokter konsultan dalam pengobatan paliatif, dalam kemitraan
dengan tim perawatan saat ini.

Kriteria kelayakan untuk rujukan ke layanan perawatan paliatif spesialis


Pasien dengan kedua:
• kondisi yang membatasi hidup dan,
• kompleksitas saat ini atau yang diantisipasi terkait dengan kontrol gejala, perencanaan perawatan akhir hidup
atau kebutuhan perawatan fisik, psikososial atau spiritual lainnya yang tidak dapat secara wajar dipenuhi oleh
penyedia perawatan saat ini.

Diakui bahwa ada "wilayah abu-abu" dan rujukan individu dapat didiskusikan dengan layanan
perawatan paliatif spesialis lokal untuk mendiskusikan kesesuaiannya. Tim perawatan paliatif
spesialis selalu tersedia untuk memberi nasihat atau mendukung profesional lain dalam
pemberian perawatan paliatif mereka.

Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada profesional perawatan kesehatan dan sosial yang menyediakan
atau mengoordinasikan perawatan saat ini dan masa depan orang-orang dengan kondisi yang membatasi kehidupan. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu para profesional dalam menilai kebutuhan perawatan paliatif saat ini dan masa depan pasien
dengan kondisi yang membatasi hidup dan dalam memutuskan kapan waktu yang tepat untuk merujuk ke layanan perawatan
paliatif spesialis.

Panduan ini telah dikembangkan sebagai bagian dari Program Klinis Nasional untuk Perawatan
Paliatif di dalam Divisi Strategi dan Program Klinis dan telah diinformasikan melalui konsultasi
nasional dengan pemangku kepentingan multidisiplin.

V1.0 2014 4
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Siapa, kapan, dimana dan apa?

Siapa yang harus dinilai?


Semua orang dengan kondisi yang membatasi kehidupan tanpa memandang usia atau latar belakang. Panduan ini berfokus
pada identifikasi kebutuhan pasien dewasa. Anak-anak dan remaja yang membutuhkan perawatan paliatif memiliki kebutuhan
unik mereka sendiri yang berada di luar kewenangan dokumen ini. Tim perawatan paliatif spesialis lokal selalu tersedia untuk
mendiskusikan kasus individu. Diakui bahwa kebutuhan pengasuh mungkin berdampak pada tingkat perawatan yang diperlukan
dan dapat mendorong rujukan ke perawatan paliatif spesialis.

Kapan penilaian harus dilakukan?


Praktik klinis yang baik menyatakan bahwa penilaian harus menjadi proses yang berkelanjutan sepanjang perjalanan penyakit
pasien. Kami menyarankan agar penilaian dilakukan pada titik transisi utama di jalur pasien, misalnya

• saat diagnosis kondisi yang membatasi hidup, • pada

episode perkembangan/eksaserbasi penyakit yang signifikan, • perubahan signifikan

dalam keluarga/dukungan sosial pasien, • perubahan signifikan dalam status

fungsional, • atas permintaan pasien atau keluarga,

• di akhir kehidupan.

Dimana penilaian harus dilakukan?


Menilai kebutuhan perawatan paliatif untuk pasien dapat dilakukan dalam pengaturan fisik apa pun yang memastikan kenyamanan
dan privasi dan dapat mencakup pengaturan rumah atau rumah sakit pasien.

Siapa yang harus melakukan penilaian?


Tim perawatan kesehatan dan sosial pasien saat ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penilaian dilakukan. Untuk
kesinambungan perawatan, seringkali membantu untuk memiliki satu anggota tim yang bertanggung jawab untuk menilai
kebutuhan individu. Sejalan dengan tata kelola klinis yang baik, dokter pasien harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan
untuk melakukan pengkajian. Penilai harus profesional klinis dengan tingkat pengetahuan yang tepat tentang penyakit, gejala,
pengobatan, dan kemungkinan prognosis.
Penilai harus mencapai tingkat kompetensi yang disepakati dalam aspek-aspek kunci dari proses penilaian.

Tindakan apa yang mengikuti penilaian?


Jika kebutuhan spesifik diidentifikasi atau diantisipasi, tentukan apakah ini dapat dipenuhi oleh tim perawatan kesehatan dan
sosial saat ini atau apakah rujukan ke layanan tambahan diperlukan.
Putuskan tindakan yang tepat – penilaian dapat memicu implementasi rencana perawatan lainnya.

Jika hasilnya adalah untuk merujuk ke layanan perawatan paliatif spesialis, ini harus didiskusikan dengan pasien dan persetujuan
dicari untuk rujukan dan berbagi informasi.

V1.0 2014 5
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Gambar 1 Algoritma Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif: kapan seharusnya perawatan paliatif dibutuhkan
penilaian berlangsung?

Episode dari Perubahan Perubahan


Diagnosis

signifikan Permintaan
signifikan
kondisi yang
Akhir Hidup
dalam keluarga/ dalam fungsi
membatasi hidup perkembangan/ pasien atau keluarga

eksaserbasi penyakit dukungan sosial status

Kaji kebutuhan dengan mengacu pada

domain berikut:

Kesejahteraan fisik

Kesejahteraan sosial dan pekerjaan

Kesejahteraan psikologis

Kesejahteraan rohani

Dapat perlu dipenuhi oleh tim perawatan

saat ini

Ya Tidak

Rujuk ke Spesialis Paliatif


Merancang rencana perawatan untuk memenuhi

Layanan Perawatan: Komunitas,


kebutuhan

Pasien Keluar atau Pasien Masuk

V1.0 2014 6
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

DOMAIN 1 KESEJAHTERAAN FISIK:

PERINTAH YANG DISARANKAN PERINTAH YANG DISARANKAN

DOMAIN 3 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGI: DOMAIN 4 KESEJAHTERAAN SPIRITUAL:

PERINTAH YANG DISARANKAN PERINTAH YANG DISARANKAN

V1.0 2014 7
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Domain 1: Kesejahteraan Fisik

Pasien dengan kondisi yang membatasi kehidupan seringkali memiliki beberapa gejala. Laporan diri pasien tentang gejala
bervariasi dari orang ke orang. Beberapa gejala fisik mudah dilaporkan oleh pasien sementara yang lain sering membutuhkan
dorongan. Beberapa masalah fisik yang sering ditemui pada tahun terakhir kehidupan diuraikan dalam tabel 1.

Tabel 2 Masalah Fisik yang Sering Ditemukan di Tahun Terakhir Kehidupan

Masalah fisik yang sering ditemui pada tahun terakhir kehidupan


Rasa sakit Somatik, visceral, neuropatik
Ambil garis besar riwayat nyeri rinci • Lokasi,
kualitas, intensitas, durasi, frekuensi • Faktor terkait/
memperberat/meredakan • Intervensi pengobatan hingga
saat ini

Kelelahan Kelelahan yang tidak sebanding dengan tingkat aktivitas atau tidak berkurang dengan istirahat

Pernafasan Dispnea, batuk, sekret orofaringeal

gastrointestinal Anoreksia, mual, muntah, konstipasi

Neurologis Insomnia, kebingungan, delirium, kecemasan, depresi

Lainnya Status fungsional, masalah keseimbangan, edema, masalah luka

Ini bukan daftar preskriptif atau lengkap - ini berfungsi untuk menggambarkan berbagai masalah fisik yang
dihadapi dan kebutuhan untuk penilaian sistematis untuk mengidentifikasi masalah fisik

Pendekatan: •
Sebuah pertanyaan pengantar untuk mendorong orang tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan fisik yang paling diperhatikan untuk
mereka.

• Setelah itu, tinjauan sistem yang menyeluruh dan hati-hati akan menentukan keberadaan dan tingkat keparahan dari
gejala fisik.

Setelah mengidentifikasi gejala:


• Dapatkan riwayat gejala termasuk perawatan sebelumnya yang diterima. • Pastikan
efek masalah pada aktivitas/fungsi normal pasien. • Pertimbangkan pilihan pengobatan.

Tindakan:
• Menyetujui dan menerapkan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin. • Tetapkan
apakah gejala-gejala ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini. • Jika masalah fisik yang parah
atau sulit diatasi diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke
layanan perawatan paliatif spesialis.

Domain 2: Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan

Keluarga adalah unit perawatan. Ketika menilai pasien dengan penyakit yang membatasi hidup, penting untuk mengeksplorasi
kekhawatiran mereka dalam kaitannya dengan rumah, keluarga dan komunitas mereka, dan untuk mengidentifikasi risiko dalam
kaitannya dengan otonomi dan fungsi sosial mereka.
V1.0 2014 8
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Mendekati:
Sebuah penilaian sosial berusaha untuk mendapatkan beberapa pemahaman tentang pengalaman hidup individu berkaitan
dengan mereka:

• Latar belakang, •

Dukungan keluarga, •

Dukungan emosional dan sosial,


• Kekhawatiran praktis.

Tabel 3 Anjuran yang Disarankan; Penilaian Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan

Anjuran yang Disarankan

Undang diskusi tentang keluarga dan hubungan: • Siapa yang

tinggal bersama Anda? • Adakah tanggungan anak/dewasa? •


Dukungan keluarga
Kekhawatiran/kekhawatiran tentang keluarga atau hubungan

pribadi

Apakah Anda memiliki dukungan lain misalnya PHN, pembantu rumah tangga, pengasuh

pribadi, teman, tetangga?


Emosional dan
• Seberapa sering kamu melihat mereka? •
dukungan sosial
Apakah Anda membutuhkan lebih banyak

dukungan? • Apa yang akan membantu?

Diskusi tentang masalah praktis:

• Bagaimana Anda mengelola? •

Kesulitan dalam: memobilisasi, mengatur tangga, rumah tangga


Praktis
pekerjaan seperti mencuci, memasak, dll?
kekhawatiran dan
• Setiap kekhawatiran tentang kebutuhan perawatan di masa depan, pendapatan, keuangan,
perawatan lanjutan
membereskan urusanmu?
perencanaan
• Apa keinginan orang tersebut mengenai:
o Tujuan perawatan?

o Tingkat intervensi yang dapat diterima? o

Tempat perawatan yang dipilih (orang dan keluarga)?

Setelah identifikasi kekhawatiran:


Dapatkan riwayat kekhawatiran termasuk dukungan/intervensi sebelumnya yang diterima.
Pastikan efek masalah pada aktivitas/fungsi normal pasien.
Pertimbangkan pilihan pengobatan/intervensi.

Tindakan:
Setujui dan implementasikan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin. Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat
dikelola oleh tim yang merawat saat ini. Jika masalah keluarga dan sosial kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi,
pertimbangkan rujukan ke Layanan Perawatan Paliatif Spesialis.

V1.0 2014 9
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Domain 3: Kesejahteraan Psikologis

Pasien dengan kondisi yang membatasi kehidupan sering memiliki masalah psikologis. Untuk mengidentifikasi masalah ini, penting
bagi penilai untuk proaktif dalam menanyakan masalah emosional dan psikologis.

Pendekatan:
Mulailah dengan pertanyaan eksplorasi terbuka yang mengundang orang tersebut untuk mengidentifikasi masalah apa pun. “Apakah
ada yang mengkhawatirkanmu?”
Diikuti dengan pertimbangan sebagai berikut:
• Suasana hati dan minat

• Penyesuaian terhadap
penyakit • Sumber daya dan
kekuatan • Nyeri multidimensi yang tidak terkontrol (nyeri total) •
Penyakit mental yang sudah ada sebelumnya

Tabel 4 Anjuran yang Disarankan; Kesejahteraan Psikologis

Anjuran yang Disarankan

• Bagaimana perasaanmu? •

Selama sebulan terakhir apakah Anda: –


merasa sedih dan/atau putus asa? – kehilangan
kesenangan dalam minat? • Apakah Anda depresi?
suasana hati dan
• Apakah Anda merasa tegang atau cemas? • Apakah Anda
minat
pernah mengalami serangan panik? • Apakah ada hal-hal

yang Anda nantikan?

Penyesuaian
• Apa pemahaman Anda tentang penyakit Anda?
terhadap penyakit

• Apa sumber dukungan bagi Anda? • Carilah


Sumber daya dan
berbagai kemungkinan dukungan: orang, hobi, keyakinan,
kekuatan
keyakinan

Nyeri multidimensi yang tidak terkontrol misalnya nyeri psikososial, spiritual; pertimbangkan
apakah penderitaan berkontribusi pada gejala fisik
Sakit total
• Apakah ada masalah psikologis, sosial, emosional, spiritual yang

mungkin berkontribusi terhadap gejala?

Penyakit mental Orang dengan riwayat masalah kesehatan mental saat ini atau masa lalu mungkin sangat
yang sudah ada sebelumnya
berisiko mengalami tekanan psikologis

V1.0 2014 10
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Setelah mengidentifikasi kekhawatiran


• Pastikan efek masalah pada aktivitas/fungsi normal pasien. • Pertimbangkan pilihan pengobatan/
intervensi.

Tindakan:
Setujui dan implementasikan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin.
Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini.
Jika masalah keluarga dan sosial kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke Layanan
Perawatan Paliatif Spesialis.

Domain 4: Kesejahteraan Spiritual

Orang-orang memiliki banyak pemahaman yang berbeda tentang kata spiritual dan bagaimana hal itu berdampak pada kehidupan mereka.
Saat menyelesaikan asesmen spiritual, asesor perlu mengetahui istilah alternatif yaitu iman, keyakinan, falsafah, agama,
kekuatan batin.

Pendekatan:
Sebuah pertanyaan pengantar untuk mengingatkan individu akan perubahan fokus dari klinis diperlukan misalnya Bagaimana
penyakit ini berdampak pada hidup Anda? Berikut ini adalah pendekatan yang disarankan untuk penilaian.

Tabel 5 Anjuran yang Disarankan: Penilaian Kesejahteraan Spiritual

Anjuran yang Disarankan

H Sumber harapan Apa yang memberi Anda harapan (kekuatan, kedamaian kenyamanan) di
saat sakit

Wahai agama yang Apakah Anda bagian atau anggota komunitas agama atau spiritual?
terorganisir Apakah itu membantu Anda?

P Spiritualitas Aspek apa dari keyakinan spiritual Anda yang menurut Anda paling
& praktik pribadi membantu dan bermakna secara pribadi?

E Efek pada Bagaimana keyakinan Anda memengaruhi jenis perawatan yang Anda
perawatan medis
ingin saya berikan selama beberapa hari/minggu/bulan ke depan?
dan masalah akhir
kehidupan

Setelah mengidentifikasi kekhawatiran:


• Dapatkan riwayat kekhawatiran termasuk dukungan/intervensi sebelumnya yang diterima. •
Pastikan efek masalah pada aktivitas/fungsi normal pasien. • Pertimbangkan strategi/intervensi
pengobatan.

Tindakan
• Menyetujui dan menerapkan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin. Ini mungkin termasuk
rujukan ke pelayanan pastoral.
• Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini. • Jika masalah spiritual
kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke
layanan perawatan paliatif spesialis.

V1.0 2014 11
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

• Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini. • Jika
masalah spiritual kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke
layanan perawatan paliatif spesialis.

Pada Penyelesaian Penilaian

• Bila kebutuhan atau masalah khusus diidentifikasi, tentukan apakah hal ini dapat dipenuhi oleh tim
perawatan kesehatan dan sosial saat ini atau apakah rujukan ke layanan tambahan diperlukan.
• Putuskan tindakan yang tepat. • Jika
hasilnya adalah merujuk ke layanan perawatan paliatif spesialis, ini harus didiskusikan dengan pasien dan
meminta persetujuan untuk rujukan dan berbagi informasi. • Rincian kontak untuk layanan perawatan
paliatif spesialis lokal Anda dapat ditemukan di:

http://www.iapc.ie/iapc-directory.php
http://www.icgp.ie/palliative

Sumber daya pendidikan untuk mendukung penilaian kebutuhan perawatan paliatif akan tersedia di halaman
web Program Nasional untuk Perawatan Paliatif www.hse.ie/palliativecareprogramme

V1.0 2014 12
Machine Translated by Google

Panduan Penilaian Kebutuhan NCPPC

Referensi

Anadarajah, G dan Hight, E., (2001), Spiritualitas dan Praktek Medis; menggunakan pertanyaan HARAPAN sebagai alat
praktis untuk penilaian spiritual, Am Fam Physician, Vol. 63, hal.81-89.

Program Nasional Eksekutif Layanan Kesehatan untuk Perawatan Paliatif (2014) Daftar Istilah. Dublin: Eksekutif Layanan
Kesehatan; diambil dari www.hse.ie/palliativecareprogramme pada 27 Januari 2014

Cancer Action Team (2007) Holistic Common Assessment of Supportive and Palliative Care Needs for Adults with
Cancer: Assessment Guidance. Tim Aksi Kanker, Dinas Kesehatan Nasional.
London. Diperoleh dari http://
www.birminghamcancer.nhs.uk/uploads/document_file/document/4d9452b9358e9858ab0029 b2/
finalprintedreportguidancerevisedholisticcommonassessmentfinal_1_.pdf pada 27 Januari 2014

Cancer Action Team (2011) Penilaian Kebutuhan Holistik untuk Orang Dengan Kanker. Dinas Kesehatan Nasional.
London. Diperoleh dari http://webarchive.nationalarchives.gov.uk/20130513211237/http://www.ncat.nhs.uk/sites/default/
files/work-docs/HNA_practical%20guide_web.pdf pada 27 Januari 2014

National Health Service (2011) Holistic Common Assessment kebutuhan perawatan suportif dan paliatif untuk orang
dewasa yang membutuhkan perawatan akhir hayat. Dinas Kesehatan Nasional. London

Institut Nasional untuk Keunggulan Klinis. (2004) Panduan tentang layanan kanker: meningkatkan perawatan suportif dan
paliatif untuk orang dewasa dengan kanker. Buku Panduan. London: Institut Nasional untuk Keunggulan Klinis. London.

Solano JP, & Gomes B. (2006) Perbandingan Prevalensi Gejala pada Kanker Lanjut Jauh, AIDS, Penyakit Jantung,
Penyakit Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Ginjal. J Gejala Nyeri Kelola; 31(1), 58-69

V1.0 2014 13
OLEH
SUNARDI, S.Kep.Ns.,M.Kep
 Keyakinan dalam hubungannya dengan
Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
II. Dimensi Spiritual
- Dimensi eksistensial >< Dimensi Agama
- Dimensi Horisontal >< Dimensi Vertikal
III. Karakteristik Spiritual
- Self reliance - Suportif
- Harmoni - Religius
 Menurut Burkhardt spiritualitas meliputi
aspek-aspek :
1) berhubungan dengan sesuatu yang
tidak diketahui / ghoib dlm kehidupan,
2) menemukan arti dan tujuan hidup,
3) menyadari kemampuan untuk
menggunakan sumber dan kekuatan
dalam diri sendiri,
4) mempunyai perasaan keterikatan
dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.
1. Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
2. Sumber dukungan
3. Sumber kekuatan dan penyembuhan
4. Sumber konflik

V. Faktor-faktor yang mempengaruhi


kebutuhan spiritual pasien.
1. Tahap perkembangan
2. Keluarga
3. Latar belakang etnik dan budaya
4. Pengalaman hidup
5. Krisis dan perubahan
6. Isolasi sosial
7. Pertentangan nilai dalam agama
8. Pertentangan nilai dalam diri perawat

VI. Manifestasi perubahan fungsi spiritual


- Verbalisasi distres
- Perubahan perilaku
 Beribadah dalam suatu komunitas.
 Meditasi.
 Pembenaran yang positif.
 Menulis pengalaman spiritual.
 Mencari dukungan spiritual.
 Mempunyai keyakinan pegangan spiritual
 Bertolak pada kekuatan spiritual dalam
kehidupan sehari-hari
 Meluangkan waktu untuk meningkatkan
spiritualitas
 Menunjukan perasaan damai, caring dlam
interaksi dengan orang lain
 Menghargai spiritualitas orang lain
 Menunjukan kepekaan terhadap kebut
spiriyual pasien
 Menyusun strategi askep yg sesuai pada
pasien yang mengalami distres spiritual
 Anda merawat pasien beragama kristen,
kemudian anda melihat pasien yang sudah sakit
lama sedang berdoa, sambil menangis, apa yang
harus Anda lakukan sebagai perawat yang
beragama islam?

 Anda mendengar ibu pasien berkata “Kenapa


anak saya sakit ya Allah, apa dosa saya”?,
jelaskan bagaimana Anda memenuhi kebutuhan
spiritual pasien.

 Bagaimana Anda mengenal aspek spiritual anda


sendiri sebagai seorang perawat.
 Perawatan Palliative adalah perhatian sepenuhnya
terhadap pasien, keluarga dan teman-temannya ketika
penyakit pasien tidak dapat disembuhkan dan
kemungkinan hidup kecil.

 Perawatan yang dilakukan untuk membantu meringankan


dari penderitaan fisik sampai psikologis pada pasien yang
tidak dapat disembuhkan atau dalam tahap terminal

 Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi, sosial, spiritual


dan kultural dengan pendekatan tim yang melibatkan
konseling dan kenyamanan serta berpusat pada pasien dan
keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup.
 Untuk memberikan dukungan dan perhatian
yang membuat hidup pasien menyenangkan
selama masa sakit, sehingga mereka bisa
menikmati betul sisa hidup mereka.
 Meyakini bahwa setiap orang mempunyai hak
diobati, meninggal secara bermartabat,
mengurangi rasa nyeri dan pemenuhan
kebutuhan bio-psiko-sosio dan spiritual
 Gejala yang ditimbulkan
 Dukungan moril
 Kerjasama dari lingkungan
 Saran-saran yang harus
dipertimbangkan
 Memberikan harapan untuk mencapai
tujuan yang realistis
1. Pengkajian
- Data subyektif
- data obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
- Gx. Penyesuaian terhadap penyakit b/d
ketidakmampuan merekonsilasi penyakin
dangan keyakinan spiritual.
- Koping individu tidak efektif b/d Kehilangan
agama sebagai dukungan utama
- Takut b/d belum siap menghadapi kematian
dan hidup sth mati
- Berduka disfungsional (putus asa) b/d
keyakinan agama yang tidak mempunyai arti
- Ketidakberdayaan b/d keyakinan bahwa tidak
ada yang peduli termasuk Tuhan
- Gangguan harga diri b/d kegagalan hidup
sesuai dengan ajaran agama
- Disfungsi seksual b/d konflik niali
- Gangguan pola tidur b/d distres spiritual
- Resti tindak kekerasan terhadap diri sendiri
b/d perasaan bahwa hidup tidak berarti.

3. Perencanaan
( Contoh pasien dengan distres spiritual)
a. Identifikasi keyakinan spiritual yang
memenuhi kebutuhan untuk memperoleh
arti, tujuan, mencintai, ketrikatan dan
pengampunan
b. Motivasi menggunakan keyakian, harapan,
dan rasa nyaman ketika menghadapi
tantangan hidup.
c. Berikan panduan untuk mengembangkan
spiritial dengan komunikasi dengan diri
sendiri, dengan dunia luar dan dengan Tuhan
d. Suruh pasien mengekspresi kepuasan dan
keharmnisan antara keyakinan spiritual
dengan kehidupan sehari-hari
4. Implementasi
a. Memeriksa keyakian spiritual pribadi
perawat
b. Jangan mengasumsikan klien tidak
mempunyai kebut.spiritual
c. Mengetahui pesan nonverbal kebut. Spiritual
pasien
d. Mendengar secara aktif untuk berempati
terhadap masalah pasien
e. Menerapkan komunikasi terapeutik terhadap
respon pasien.
f. Memahami masalah pasien tanpa
menghukun walaupun tidak berarti
menyetujui
g. Membantu memfasilitasi kebut. Pasien agar
dapat memenuhi kewajiban agama
h. Memberikan pelayanan spiritual yang
tersedia di RS

5. Evaluasi
- Pasien mampu beristirahat dengan tenang
- Menyatakan menerima kepusan spiritual
- Mengekspresi rasa damai berhubungan
dengan Tuhan
- Menunjukan hubungan yang hangat dan
terbuka dengan pemuka agama
- Menunjukan sikap positif tanpa rasa marah,
bersalah dan cemas.

You might also like