Professional Documents
Culture Documents
Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
PERAWATAN PALIATIF
SUNARDI, S.Kep.Ns.,M.Kep
Penerapan Etik dalam Perawatan Paliatif
a. Terhadap Pasien
- Wajib menghormati kepercayaan pasien
- Menghormati nilai, adat, kebiasaan pasien
- Memegang teguh kerahasiaan pasien
Masalah Etika dalam Keperawatan Paliatif
a. Masalah Etika Ringan
- Membicarakan rasia pasien
- Membentak pasien dalam perawatan
- Menolong pasien tanpa memperhatikan privasi
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker, degeneratif, penyakit infeksi, HIV/AIDS yang
memerlukan perawatan paliatif.
Namun saat ini pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien
dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, dimana prioritas pelayanan tidak
hanya pada penyembuhan tetapi juga memerlukan perawatan paliatif karena pasien tidak
hanya mengalami berbagai masalah fisik tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Oleh karena itu konsep baru saat ini menekankan “Pentingnya integrasi perawatan paliatif
lebih dini agar masalah fisik psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik (Kemenkes
RI, 2013)
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan
melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual
www.themegallery.com
3 INDIKATOR
TAHUN 1992 : Perawatan paliatif sudah dimulai di salah satu rumah sakit milik
pemerintah, hanya sebatas rawat jalan
TAHUN 2007 (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
812/Menkes/SK/VII/2007 TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF): Dalam
keputusan menteri kesehatan disebutkan 5 Daerah sebagai percontohan pelayanan
paliatif yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surbaya, Denpasar dan Makassar.
Namun di Indonesia belum ada panduan pelayanan paliatif yang terstandar beserta indikator
penilaian mutu terhadap organisasi pemberian pelayanan paliatif seperti rumah sakit,
sehingga implementasinya belum dapat di evaluasi (Effendy, 2015)
Aspek medico legal perawatan paliatif di indonesia diatur
dalam kepeutusan menteri kesehatan RI tahun 2007
Beberapa puskesmas di Kota Jakarta dan Surabaya tersedia perawatan paliatif : layanan
tersebut berupa rawat jalan maupun kunjungan rumah
Akibatnya : banyak pasien kanker yang mengalami penderitaan yang tidak diharapkan akibat
gejala semakin yang memburuk serta beberapa kebutuhan dasar pasien tidak terpenuhi.
Perawatan Paliatif Dalam Kebijakan Pendidikan
Di Indonesia belum ada perguruan tinggi yang membuka program studi
mengenai perawatan paliatif.
Saat ini keperawatan paliatif telah diusulkan menjadi satu mata kuliah pada
program pendidikan strata satu keperawatan berdasarkan kurikulum standar
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 2016 dengan bobot 3 sks.
Pengembangan Organisasi Profesi Di Bidang
Paliatif
1
Ehical principles are guides to moral decision
making and moral action, and centre on the
formation of moral judgment in professional
practice ( Beauchamp & Childress, 2001)
2
PRINSIP ETIKA PROFESI
Merupakan sikap dasar yang harus dimiliki
oleh setiap profesi
Merupakan tuntunan yang harus diamalkan
oleh profesi dalam menjalankan tugas
keprofesiannya terutama dalam melayani
kliennya.
Bagi profesi keperawatan merupakan amalan
baik yang harus dilakukan setiap perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
3
PRINSIP ETIK
1.BENEFICIENCE
2.NON MALEFICIENCE
3.AUTONOMY
4.JUSTICE
5.VERACITY
6.FIDELITY
4
BENEFICIENCE
• Melakukan dan atau memberikan yang terbaik
dan paling dimungkinkan untuk dilakukan
NON MALEFICIENCE
• Menghindari melakukan yang kurang atau
tidak baik dan tidak disukai klien
5
AUTONOMY
6
JUSTICE
7
FIDELITY
• Menjaga rahasia dan menjamin hubungan saling
percaya dan saling menghormati
VERACITY
• Berlaku jujur, menghindari menyampaikan atau
melakukan yang tidak sesungguhnya atau tidak benar
( melakukan kebohongan)
8
DILEMA ETIK
Kondisi yang terjadi dalam pelayanan, yang
mengharuskan perawat untuk menapis,
melakukan analisa dan sintesa serta
menetapkan keputusan yang “terbaik” bagi
klien, terutama bagi kesehatan dan
integritasnya sebagai manusia
9
AREA DILEMA ETIK
1. Kualitas vs kuantitas hidup
2. Pro pada pilihan lain vs pro hidup
3. Kebebasan vs pengendalian
4. Mengatakan apa adanya/ jujur vs bohong
5. Bertentangan dengan agama, politik,
ekonomi dll
6. Pengetahuan empiris vs keyakinan individu
10
PERAWAT ADALAH “PROBLEM SOLVER”
• Fokus utama dalam menjalankan tugasnya
adalah menyelesaikan masalah kesehatan
yang dialami klien
• Metode pemecahan masalah ( Proses
keperawatan) digunakan dalam pemberian
asuhan keperawatan
• Maslah etik yang terjadi selama pelayanan
keperawatan harus diselesaikan dengan
pendekatan pengambilan keputusan etik
11
JENIS MASALAH DALAM KEPERAWATAN
Dalam tugas dan pekerjaannya, pada
umumnya perawat banyak menghadapi
masalah yang perlu dapat diselesaikannya.
Masalah dimaksud meliputi:
1. Masalah pengelolaan/ management
2. Masalah profesional
3. Masalah etik
12
Rujukan dalam penyelesaian masalah etik:
1. Ungkapan yang pernah disampaikan klien
sebelumnya
2. Agama/ keyakinan klien
3. Pengaruh eksistensi klien terhadap keluarga
4. Kemungkinan tidak menyenangkan yang
dapat terjadi
5. Prognosis yang mungkin terjadi apabila
dilakukan atau bila tidak dilakukan suatu
upaya penyelesaian atau suatu tindakan
13
KERANGKA PEMECAHAN DILEMA ETIK
(Kozier, 2004)
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Mengkaji berbagai alternatif tindakan
4. Menetapkan pengambil keputusan
5. Membuat keputusan
14
LANGKAH PENYELESAIAN (Poter&Perry,2005)
15
KOMITE ETIK KEPERAWATAN
Perlu dibentuk pada setiap tatanan, sbb:
1. Majelis kehormatan etik keperawatan
(MKEK) PPNI
1.1.Tingkat Pusat
Bertanggung jawab dalam menjamin penerapan
Kode Etik bagi setiap perawat di Indonesia
17
Komite Etik Keperawatan
• Perlu dibentuk bila komite etik institusi
tidak ada
18
TUGAS KOMITE ETIK KEPERAWATAN
20
Machine Translated by Google
Panduan Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif disiapkan oleh Kelompok Kerja Program Klinis Nasional untuk
Perawatan Paliatif:
• Ibu Sheilagh Reaper Reynolds, Divisi Rumah Sakit Akut Perwakilan HSE
Diterbitkan pada Juli 2014 oleh: Program Klinis Nasional untuk Perawatan Paliatif, Divisi Strategi dan Program
Klinis HSE.
Dokumen ini dan informasi lain mengenai program ini tersedia dari situs web program nasional untuk perawatan
paliatif: www.hse.ie/palliativecareprogramme.
V1.0 2014 2
Machine Translated by Google
Kata pengantar
Kita semua ingin memastikan bahwa orang-orang dengan kondisi yang membatasi kehidupan mengalami kualitas hidup
sebaik mungkin. Panduan Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif adalah salah satu cara untuk membantu profesional
kesehatan mencapai tujuan ini. Ini berfungsi sebagai kerangka kerja yang memungkinkan staf membangun gambaran
holistik tentang kebutuhan dan kekuatan pasien dan keluarga. Kerangka kerja mempertimbangkan semua kebutuhan
dan bukan hanya yang diminati oleh layanan individu, sehingga meningkatkan komunikasi dan kerja terpadu antar
layanan. Hal ini juga bertindak sebagai sumber informasi berharga untuk layanan perawatan paliatif spesialis ketika
keterlibatan mereka dicari. Dengan membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekhawatiran mereka, tim akan
dapat mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien dan yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil dengan mengidentifikasi dan mengelola masalah dengan cepat. Dengan cara ini, perbedaan
nyata dapat dibuat pada saat yang sangat penting dalam kehidupan pasien. Saya harap panduan ini bermanfaat bagi
Anda dan mendorong Anda untuk menerapkannya dalam praktik sehari-hari Anda.
V1.0 2014 3
Machine Translated by Google
pengantar
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup orang dan keluarga mereka menghadapi masalah
yang terkait dengan penyakit yang membatasi hidup, melalui pencegahan dan pengurangan penderitaan melalui identifikasi
dini dan penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit dan masalah lain, fisik. , psikososial dan spiritual. Pendekatan
perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Ini adalah bagian penting
dan integral dari semua praktik klinis, apa pun penyakitnya atau stadiumnya, diinformasikan oleh pengetahuan dan praktik
prinsip perawatan paliatif.
Kondisi yang membatasi hidup berarti suatu kondisi, penyakit atau penyakit yang:
• Bersifat progresif dan fatal; dan •
Perkembangannya tidak dapat dibalikkan dengan pengobatan
Semua profesional perawatan kesehatan dan sosial yang bekerja dengan orang-orang dengan kondisi yang membatasi
kehidupan terlibat dalam memberikan perawatan paliatif. Perawatan ini diberikan sepanjang perjalanan orang tersebut hingga
dan termasuk kematian, perawatan almarhum dan dukungan duka. Bagi banyak orang dengan kondisi yang membatasi
hidup, perawatan paliatif yang diberikan oleh tim perawatan mereka yang biasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Beberapa orang memiliki masalah fisik, psikologis, sosial atau spiritual yang lebih kompleks. Tingkat keparahan dan/atau sifat
keras dari masalah perawatan paliatif yang kompleks ini dapat melebihi sumber daya dari tim perawatan utama dan mungkin
memerlukan rujukan ke layanan perawatan paliatif spesialis. Layanan ini memiliki perawatan paliatif sebagai spesialisasi inti
mereka dan disediakan oleh tim antar-disiplin, di bawah arahan dokter konsultan dalam pengobatan paliatif, dalam kemitraan
dengan tim perawatan saat ini.
Diakui bahwa ada "wilayah abu-abu" dan rujukan individu dapat didiskusikan dengan layanan
perawatan paliatif spesialis lokal untuk mendiskusikan kesesuaiannya. Tim perawatan paliatif
spesialis selalu tersedia untuk memberi nasihat atau mendukung profesional lain dalam
pemberian perawatan paliatif mereka.
Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada profesional perawatan kesehatan dan sosial yang menyediakan
atau mengoordinasikan perawatan saat ini dan masa depan orang-orang dengan kondisi yang membatasi kehidupan. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu para profesional dalam menilai kebutuhan perawatan paliatif saat ini dan masa depan pasien
dengan kondisi yang membatasi hidup dan dalam memutuskan kapan waktu yang tepat untuk merujuk ke layanan perawatan
paliatif spesialis.
Panduan ini telah dikembangkan sebagai bagian dari Program Klinis Nasional untuk Perawatan
Paliatif di dalam Divisi Strategi dan Program Klinis dan telah diinformasikan melalui konsultasi
nasional dengan pemangku kepentingan multidisiplin.
V1.0 2014 4
Machine Translated by Google
• di akhir kehidupan.
Jika hasilnya adalah untuk merujuk ke layanan perawatan paliatif spesialis, ini harus didiskusikan dengan pasien dan persetujuan
dicari untuk rujukan dan berbagi informasi.
V1.0 2014 5
Machine Translated by Google
Gambar 1 Algoritma Penilaian Kebutuhan Perawatan Paliatif: kapan seharusnya perawatan paliatif dibutuhkan
penilaian berlangsung?
signifikan Permintaan
signifikan
kondisi yang
Akhir Hidup
dalam keluarga/ dalam fungsi
membatasi hidup perkembangan/ pasien atau keluarga
domain berikut:
Kesejahteraan fisik
Kesejahteraan psikologis
Kesejahteraan rohani
saat ini
Ya Tidak
V1.0 2014 6
Machine Translated by Google
V1.0 2014 7
Machine Translated by Google
Pasien dengan kondisi yang membatasi kehidupan seringkali memiliki beberapa gejala. Laporan diri pasien tentang gejala
bervariasi dari orang ke orang. Beberapa gejala fisik mudah dilaporkan oleh pasien sementara yang lain sering membutuhkan
dorongan. Beberapa masalah fisik yang sering ditemui pada tahun terakhir kehidupan diuraikan dalam tabel 1.
Kelelahan Kelelahan yang tidak sebanding dengan tingkat aktivitas atau tidak berkurang dengan istirahat
Ini bukan daftar preskriptif atau lengkap - ini berfungsi untuk menggambarkan berbagai masalah fisik yang
dihadapi dan kebutuhan untuk penilaian sistematis untuk mengidentifikasi masalah fisik
Pendekatan: •
Sebuah pertanyaan pengantar untuk mendorong orang tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan fisik yang paling diperhatikan untuk
mereka.
• Setelah itu, tinjauan sistem yang menyeluruh dan hati-hati akan menentukan keberadaan dan tingkat keparahan dari
gejala fisik.
Tindakan:
• Menyetujui dan menerapkan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin. • Tetapkan
apakah gejala-gejala ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini. • Jika masalah fisik yang parah
atau sulit diatasi diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke
layanan perawatan paliatif spesialis.
Keluarga adalah unit perawatan. Ketika menilai pasien dengan penyakit yang membatasi hidup, penting untuk mengeksplorasi
kekhawatiran mereka dalam kaitannya dengan rumah, keluarga dan komunitas mereka, dan untuk mengidentifikasi risiko dalam
kaitannya dengan otonomi dan fungsi sosial mereka.
V1.0 2014 8
Machine Translated by Google
Mendekati:
Sebuah penilaian sosial berusaha untuk mendapatkan beberapa pemahaman tentang pengalaman hidup individu berkaitan
dengan mereka:
• Latar belakang, •
Dukungan keluarga, •
pribadi
Apakah Anda memiliki dukungan lain misalnya PHN, pembantu rumah tangga, pengasuh
Tindakan:
Setujui dan implementasikan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin. Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat
dikelola oleh tim yang merawat saat ini. Jika masalah keluarga dan sosial kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi,
pertimbangkan rujukan ke Layanan Perawatan Paliatif Spesialis.
V1.0 2014 9
Machine Translated by Google
Pasien dengan kondisi yang membatasi kehidupan sering memiliki masalah psikologis. Untuk mengidentifikasi masalah ini, penting
bagi penilai untuk proaktif dalam menanyakan masalah emosional dan psikologis.
Pendekatan:
Mulailah dengan pertanyaan eksplorasi terbuka yang mengundang orang tersebut untuk mengidentifikasi masalah apa pun. “Apakah
ada yang mengkhawatirkanmu?”
Diikuti dengan pertimbangan sebagai berikut:
• Suasana hati dan minat
• Penyesuaian terhadap
penyakit • Sumber daya dan
kekuatan • Nyeri multidimensi yang tidak terkontrol (nyeri total) •
Penyakit mental yang sudah ada sebelumnya
• Bagaimana perasaanmu? •
Penyesuaian
• Apa pemahaman Anda tentang penyakit Anda?
terhadap penyakit
Nyeri multidimensi yang tidak terkontrol misalnya nyeri psikososial, spiritual; pertimbangkan
apakah penderitaan berkontribusi pada gejala fisik
Sakit total
• Apakah ada masalah psikologis, sosial, emosional, spiritual yang
Penyakit mental Orang dengan riwayat masalah kesehatan mental saat ini atau masa lalu mungkin sangat
yang sudah ada sebelumnya
berisiko mengalami tekanan psikologis
V1.0 2014 10
Machine Translated by Google
Tindakan:
Setujui dan implementasikan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin.
Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini.
Jika masalah keluarga dan sosial kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke Layanan
Perawatan Paliatif Spesialis.
Orang-orang memiliki banyak pemahaman yang berbeda tentang kata spiritual dan bagaimana hal itu berdampak pada kehidupan mereka.
Saat menyelesaikan asesmen spiritual, asesor perlu mengetahui istilah alternatif yaitu iman, keyakinan, falsafah, agama,
kekuatan batin.
Pendekatan:
Sebuah pertanyaan pengantar untuk mengingatkan individu akan perubahan fokus dari klinis diperlukan misalnya Bagaimana
penyakit ini berdampak pada hidup Anda? Berikut ini adalah pendekatan yang disarankan untuk penilaian.
H Sumber harapan Apa yang memberi Anda harapan (kekuatan, kedamaian kenyamanan) di
saat sakit
Wahai agama yang Apakah Anda bagian atau anggota komunitas agama atau spiritual?
terorganisir Apakah itu membantu Anda?
P Spiritualitas Aspek apa dari keyakinan spiritual Anda yang menurut Anda paling
& praktik pribadi membantu dan bermakna secara pribadi?
E Efek pada Bagaimana keyakinan Anda memengaruhi jenis perawatan yang Anda
perawatan medis
ingin saya berikan selama beberapa hari/minggu/bulan ke depan?
dan masalah akhir
kehidupan
Tindakan
• Menyetujui dan menerapkan rencana perawatan dengan pasien dan tim multidisiplin. Ini mungkin termasuk
rujukan ke pelayanan pastoral.
• Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini. • Jika masalah spiritual
kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke
layanan perawatan paliatif spesialis.
V1.0 2014 11
Machine Translated by Google
• Tetapkan apakah kebutuhan ini dapat dikelola oleh tim yang merawat saat ini. • Jika
masalah spiritual kompleks yang signifikan diidentifikasi atau diantisipasi, pertimbangkan rujukan ke
layanan perawatan paliatif spesialis.
• Bila kebutuhan atau masalah khusus diidentifikasi, tentukan apakah hal ini dapat dipenuhi oleh tim
perawatan kesehatan dan sosial saat ini atau apakah rujukan ke layanan tambahan diperlukan.
• Putuskan tindakan yang tepat. • Jika
hasilnya adalah merujuk ke layanan perawatan paliatif spesialis, ini harus didiskusikan dengan pasien dan
meminta persetujuan untuk rujukan dan berbagi informasi. • Rincian kontak untuk layanan perawatan
paliatif spesialis lokal Anda dapat ditemukan di:
http://www.iapc.ie/iapc-directory.php
http://www.icgp.ie/palliative
Sumber daya pendidikan untuk mendukung penilaian kebutuhan perawatan paliatif akan tersedia di halaman
web Program Nasional untuk Perawatan Paliatif www.hse.ie/palliativecareprogramme
V1.0 2014 12
Machine Translated by Google
Referensi
Anadarajah, G dan Hight, E., (2001), Spiritualitas dan Praktek Medis; menggunakan pertanyaan HARAPAN sebagai alat
praktis untuk penilaian spiritual, Am Fam Physician, Vol. 63, hal.81-89.
Program Nasional Eksekutif Layanan Kesehatan untuk Perawatan Paliatif (2014) Daftar Istilah. Dublin: Eksekutif Layanan
Kesehatan; diambil dari www.hse.ie/palliativecareprogramme pada 27 Januari 2014
Cancer Action Team (2007) Holistic Common Assessment of Supportive and Palliative Care Needs for Adults with
Cancer: Assessment Guidance. Tim Aksi Kanker, Dinas Kesehatan Nasional.
London. Diperoleh dari http://
www.birminghamcancer.nhs.uk/uploads/document_file/document/4d9452b9358e9858ab0029 b2/
finalprintedreportguidancerevisedholisticcommonassessmentfinal_1_.pdf pada 27 Januari 2014
Cancer Action Team (2011) Penilaian Kebutuhan Holistik untuk Orang Dengan Kanker. Dinas Kesehatan Nasional.
London. Diperoleh dari http://webarchive.nationalarchives.gov.uk/20130513211237/http://www.ncat.nhs.uk/sites/default/
files/work-docs/HNA_practical%20guide_web.pdf pada 27 Januari 2014
National Health Service (2011) Holistic Common Assessment kebutuhan perawatan suportif dan paliatif untuk orang
dewasa yang membutuhkan perawatan akhir hayat. Dinas Kesehatan Nasional. London
Institut Nasional untuk Keunggulan Klinis. (2004) Panduan tentang layanan kanker: meningkatkan perawatan suportif dan
paliatif untuk orang dewasa dengan kanker. Buku Panduan. London: Institut Nasional untuk Keunggulan Klinis. London.
Solano JP, & Gomes B. (2006) Perbandingan Prevalensi Gejala pada Kanker Lanjut Jauh, AIDS, Penyakit Jantung,
Penyakit Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Ginjal. J Gejala Nyeri Kelola; 31(1), 58-69
V1.0 2014 13
OLEH
SUNARDI, S.Kep.Ns.,M.Kep
Keyakinan dalam hubungannya dengan
Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
II. Dimensi Spiritual
- Dimensi eksistensial >< Dimensi Agama
- Dimensi Horisontal >< Dimensi Vertikal
III. Karakteristik Spiritual
- Self reliance - Suportif
- Harmoni - Religius
Menurut Burkhardt spiritualitas meliputi
aspek-aspek :
1) berhubungan dengan sesuatu yang
tidak diketahui / ghoib dlm kehidupan,
2) menemukan arti dan tujuan hidup,
3) menyadari kemampuan untuk
menggunakan sumber dan kekuatan
dalam diri sendiri,
4) mempunyai perasaan keterikatan
dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.
1. Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
2. Sumber dukungan
3. Sumber kekuatan dan penyembuhan
4. Sumber konflik
3. Perencanaan
( Contoh pasien dengan distres spiritual)
a. Identifikasi keyakinan spiritual yang
memenuhi kebutuhan untuk memperoleh
arti, tujuan, mencintai, ketrikatan dan
pengampunan
b. Motivasi menggunakan keyakian, harapan,
dan rasa nyaman ketika menghadapi
tantangan hidup.
c. Berikan panduan untuk mengembangkan
spiritial dengan komunikasi dengan diri
sendiri, dengan dunia luar dan dengan Tuhan
d. Suruh pasien mengekspresi kepuasan dan
keharmnisan antara keyakinan spiritual
dengan kehidupan sehari-hari
4. Implementasi
a. Memeriksa keyakian spiritual pribadi
perawat
b. Jangan mengasumsikan klien tidak
mempunyai kebut.spiritual
c. Mengetahui pesan nonverbal kebut. Spiritual
pasien
d. Mendengar secara aktif untuk berempati
terhadap masalah pasien
e. Menerapkan komunikasi terapeutik terhadap
respon pasien.
f. Memahami masalah pasien tanpa
menghukun walaupun tidak berarti
menyetujui
g. Membantu memfasilitasi kebut. Pasien agar
dapat memenuhi kewajiban agama
h. Memberikan pelayanan spiritual yang
tersedia di RS
5. Evaluasi
- Pasien mampu beristirahat dengan tenang
- Menyatakan menerima kepusan spiritual
- Mengekspresi rasa damai berhubungan
dengan Tuhan
- Menunjukan hubungan yang hangat dan
terbuka dengan pemuka agama
- Menunjukan sikap positif tanpa rasa marah,
bersalah dan cemas.