Makalah LP Askep KDP KLP 1

You might also like

You are on page 1of 37

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG SANDAT RSUD BALI MANDARA
PADA TANGGAL 03-05 AGUSTUS 2023

OLEH:
KELOMPOK 1
PRODI NERS KELAS B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya kelompok dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Keperawatan Dasar Profesi Di RSUD Bali Mandara tanggal 31 Juli – 12 Agustus 2023.

Kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah praktik ini karena telah memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk menyusun makalah semaksimal kemampuan kelompok. Dengan segala
kerendahan hati kelompok menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penampilan maupun dari segi kualitas
penulisan. Oleh sebab itu, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun jika terdapat kesalahan, kekurangan, dan kata–kata yang kurang berkenan
dalam makalah ini, dan tentu saja dengan kebaikan bersama dan untuk bersama.

Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah praktik ini dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca.

Denpasar, 06 Agustus 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

C. Tujuan .................................................................................................................... 2

1. Tujuan Umum .................................................................................................... 2

2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4

A. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar ............................................................................ 4

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ..................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 16

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

B. Saran .................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

LAMPIRAN……………………………………………………………………………18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever


(DHF) dapat ditemukan hampir di seluruh dunia terutama pada negara tropis dan
subtropis. Penyakit DBD ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia. Iklim tropis di Indonesia merupakan faktor suburnya
perkembangan populasi nyamuk (Wowor, 2017). Nyamuk Aedes aegypti akan meningkat
di musim hujan karena banyaknya genangan air yang merupakan tempat perindukannya.
Pada musim hujan inilah akan terjadi peningkatan aktifitas vektor dengue sehingga dapat
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dibeberapa daerah endemik (Lirin dkk, 2018).
Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk (Kemenkes RI, 2014).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh salah satu dari empat serotip virus dari genus Flavivirus dikenal dengan nama virus
dengue. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan disebarkan kepada manusia oleh
gigitan nyamuk Aedes penumpukan cairan dirongga tubuh. Penyakit demam berdarah
dengue dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingungan dan perilaku masyarakat (Waris, 2013).
Menurut data Kementerian Kesehatan RI kasus demam berdarah dengue hingga
pekan ke-49 tahun 2020 mencapai 95.893 kasus dengan angka kematian mencapai 661
kasus. Sedangkan menurut data Dinas Kesehatan DIY, jumlah kasus demam berdarah
dengue mencapai 2.959 orang hinga akhir Juni 2020 dengan lima orang meninggal dunia.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Bali, pasien terbanyak selama tiga bulan
pertama di tahun 2023 berasal dari Kota Denpasar, yaitu 781 kasus, disusul Buleleng
dengan 369 kasus, Badung 305 kasus, Klungkung 231 kasus, Jembrana 210 kasus,
Gianyar 196 kasus, Karangasem 156 kasus, Tabanan 154 kasus, dan Bangli 67 kasus.
Anak-anak merupakan umur yang susceptible terserang DBD. Penderita DBD
tertinggi selama ini menyerang pada kelompuk umur <15 tahun sebanyak 95% (Aryu,

1
2010). Nyamuk Aedes aegypti sebagai vector utamanya aktif menggigit pada jam 09.00-
10.00 dan 16.00-17.00, dimana anak sekolah dasar sedang aktif belajar di sekolah
(Rahmawati, 2015). Anak-anak sekolah kerap menghabiskan waktu pagi sampai dengan
sore diruangan kelas, ruangan rentan sebagai tempat yang lembab dan juga cenderung
gelap. Selain itu, kondisinya yang kotor juga akan memperparah bersarangnya nyamuk
(IDAI, 2019).
Status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi virus dengue
(Jayani dkk, 2014). Menurut penelitian Devi Yanuar, dkk (2015) anak dengan status gizi
buruk/kurang memiliki peluang 9,474 kali lebih besar menderita DBD. Status gizi kurang
rentan terhadap infeksi virus dengue karena memiliki imunitas selular rendah sehingga
respon imun dan memori imunologik belum berkembang sempurna. Diet menjadi salah
satu hal yang penting dalam proses penyembuhan penyakit DBD, karena asupan makanan
yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi penderita DBD sehingga
mengakibatkan proses penyembuhanyang semakin lama (Widodo et al, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut, pemberian asuhan gizi diperlukan bagi
pasien anak demam berdarah dengue untuk mempertahankan status gizi yang optimal dan
mencegah terjadinya keparahan penyakit. Oleh karena itu kelompok tertarik untuk
membuat makalah mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan nitrisi di ruang sandat RSUD Bali Mandara.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam makalah ini adalah
“Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan nitrisi di
ruang sandat RSUD Bali Mandara”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan nitrisi
di ruang sandat RSUD Bali Mandara.
2. Tujuan Khusus
- Mengkaji keadaan umum dan riwayat kesehatan pada pasien dengan penyakit
demam berdarah dengue

2
- Mengkaji pelaksanaan diagnosis nutrisi pada pasien dengan penyakit demam
berdarah dengue
- Mengkaji pelaksanaan intervensi nutrisi pada pasien dengan penyakit demam
berdarah dengue
- Mengkaji pelaksanaan implementasi dan evaluasi nutrisi pada pasien dengan
penyakit demam berdarah dengue

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar


1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahanbahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah,
2010 ).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam
tubuh (Mubarak, 2008:27).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh
sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak
dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari
dimakan oleh manusia. Menurut NANDA (2012-2014) ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik, sedangkan menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia defisit nutrisi
adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ( PPNI, 2017)

2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Adapun penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan pola
tidur (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) yaitu:
a. Ketidakmampuan menelan makanan

4
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d. Peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Adanya faktor ekonomi misalnya finansial yang tidak mencukupi
f. Adanya faktor psikologis seperti stres dan keengganan untuk makan

3. Pohon Masalah

5
4. Gejala Klinis
Pasien yang mengalami gangguan nutrsi akan biasanya menunjukkan gejala dan tanda
mayor maupun minor seperti berikut : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
a. Gejala dan tanda mayor
1) Secara subjektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan nutrsi
2) Secara objektif berat badan menurut minimal 10% di bawah rentang ideal

b. Gejala dan tanda minor


1) Secara subjektif pasien mengeluh cepat kenyang setelah makan, kram / nyeri
abdomen, nafsu makan menurun
2) Secara objektif yaitu
a. Bising usus hiperaktif
b. Otot pengunyah lemah
c. Otot menelan lemah
d. Membran mukosa pucat
e. Sariawan
f. Serum albumin turun
g. Rambut rontok
h. Diare

5. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
b. Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
c. Hb (N: 12 mg %).BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
d. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0mg/100 ml).

6
6. Penatalaksaaan Medis
a. Pemberian nutrsi melalui oral
Pemberian dilakukan dengan cara membantu memberikan makanan atau nutrisi
melui mulut bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien
b. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
Dilakukan pada pasien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan
melalui pipa lambung/penduga
c. Pemberian nutrisi melului venaperifer
Pemberian nutrisi melaui parenteral dilalukan pada pasien yang tidak dapat makan
melaui oral ataupun pipa nasogostik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi
enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrsis harian

7. Komplikasi
a. Malnutrsi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
b. Obesitas
Obesitas merupakan maslah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat bdan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori
c. Hipertensi
Hipertensu merupak gangguan nutrisi yang juga disebebkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya abesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan
d. Penyakit jantung coroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kloesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain
e. Kanker

7
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa,
alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien
dengan penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan
klien meminta bantuan pelayanan seperti :
• Apa yang dirasakan klien
• Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
• Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
• Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung
lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun
karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien. Meliputi
pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau
sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
c. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
1) Bernapas
2) Nutrisi
3) Eliminasi

8
4) Aktivitas
5) Istirahat tidur
6) Berpakaian
7) Pengaturan suhu tubuh
8) Personal Hygiene
9) Rasa Aman Nyaman
10) Komunikasi
11) Spiritual
12) Rekreasi
13) Bekerja
14) Pengetahuan atau belajar
d. Data Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna
kulit.
2) Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
3) Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi.
e. Data Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan
pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
f. Pengkajian Psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman dan handai
taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.

9
2. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang mengenai respon
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dilaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah
untuk mengidentifikasi respon pasien individu, keluarga, komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kebutuhan nutrisi yaitu:
Data Proses terjadinya Masalah
Data Mayor Defisit Nutrsi Defisit Nutrsi
Subjektif
- berat badan menurun
Objektif minimal 10% dibawah
a. Berat badan menurun rentang ideal
minimal 10% cepat kenyang setelah
dibawah rentang makan
ideal kram/nyeri abdomen
nafsu makan menurun
Data Minor bising usu hiperaktif
Subjektif membrane mukosa
a. Cepat kenyang pucat
setelah makan
b. Kram/nyeri abdomen Ketidakmampuan
c. Nafsu makan mencerna makanan
menurun
Objektif Penyerapan makanan
a. Bisimg usus di usus menurun
hiperaktif
b. Otot pengunyah Hiperperistaltik
lemah
c. Otot menelan lemah Toksin tidak diserap

10
d. Membrane mukosa
pucat Infeksi
e. Sariawan
f. Serum albumin turun Masuk ke usus
g. Rambut rontok melalui makanan
berlebihan (berkembang di usus)
h. Diare
Makanan tercemar
(terinfeksi virus,
bakteri, parasite)

Lingkungan kotor
Data Mayor Intoleransi Aktivitas Intoleransi Aktivitas
Subjektif
a. Mengeluh lelah frekuensi jantung
Onjektif meningkat >20% dari
a. frekuensi jantung kondisi sehat
meningkat >20% dari
kondisi sehat Sianosis
Data Minor
Subjektif Mengeluh lelah,
a. Dispnea saat/setelah merasa lemah saat/
aktivitas setelah beraktivitas
b. merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas, Kurangnya energi
c. merasa lemah dalam beraktivitas
Objektif
a. tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat

11
b. gambaran EKG
menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
c. gambaran EKG
menunjukkan iskemia
d. sianosis

3. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi
No. (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1.i. Defisit Nutrsi berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Nutrsi (I.03119)
dengan ketidakmampuan intervensi keperawatan Observasi
menelan makanan, selama… x … maka  Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan mencerna Status Nutrsi (L. 03030)  Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan, ketidakmampuan membaik dengan kriteria makanan
mengabrsorbsi nutrient, hasil:  Identifikasi makanan yang
peningkatan kebutuhan  Porsi makan yang disukai
metabolism, faktor ekonomi dihabiskan meningkat  Identifikasi kebutuhan kalori dan
(mis. finansial tidak (5) jenis nutrient
mencukupi), faktor psikologis  Kekuatan otot  Identifikasi perlunya penggunaan
(stress, keengganan untuk pengunyah meningkat selang nasogastrik
makan) dibuktikan dengan (5)  Monitor asupan makanan
berat badan menurun minimal  Kekuatan otot menelan  Monitor berat badan
10% dibawah rentang ideal, meningkat (5)  Monitor hasil pemneriksaan
cepat kenyang setelah makan,  Serum albumin laboratorium
kram/nyeri abdomen, nafsu meningkat (5) Terapeutik
makan menurun, bising usu  Lakukan oral hygiene sebelum
hiperaktif, otot pengunyah makan, jika perlu

12
lemah, otot menelan lemah,  Verbalisasi keinginan  Fasilitasi menentukan pedoman
membran mukosa pucat, untuk meningkatkan diet (mis. piramida makanan)
sariawan, serum albumin nutrsi meningkat (5)  Sajkan makanan secara menarik
turun, rambut rontok  Pengetahuan tentang dan suhu yang sesuai
berlebihan, diare pilihan makanan yang  Berikan makanan tinggi kalori
sehat meningkat (5) dan tinggi protein
 Pengetahuan tentang  Berikan suplemen makanan, jika
pilihan minuman yang perlu
sehat meningkat (5)  Hentikan pemberian makan
 Pengetahuan tentang melalui selang nasogastrik jika
standar asupan nutrsi asupan oral dapat ditoleransi
yang tepat meningkat Edukasi
(5)  Anjurkan posisi duduk, jika
 Penyiapan dan mampu
penyimpanan makanan  Ajarkan diet yang diprogramkan
yang aman meningkat Kolaborasi
(5)  Kolaborasi pemberikan medikasi
 Penyiapan dan sebelum makan (mis. Pereda
penyimpanan nyeri, antiemetic)
minuman yang aman  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
meningkat (5) menentukan jumlah kalori dan
 Sikap terhadap jenis nutrien yang dibutuhkan
makanan/minuman  kemampuan menerima informasi
sesuai dengan tujuan
kesehatan
 Perasaan cepat
kenyang menurun (5)
 Nyeri abdomen
menurun (5)
 Sariawan menurun (5)

13
 Rambut rontok
menurun (5)
 Diare menurun (5)
 Berat badan membaik
(5)
 Indeks massa tubuh
(IMT) mambaik (5)
 Frekuensi makan
membaik (5)
 Nafsu makan membaik
(5)
 Bising usus membaik
(5)
 Tebal lipatan kulit
trisep membaik (5)
 Membran mukosa
membaik (5)
2 Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
berhubungan dengan intervensi keperawatan Observasi
kelemahan dibuktikan dengan selama… x … maka b. Identifikasi gangguan
mengeluh lelah, frekuensi Toleransi Aktivitas fungsi tubuh yang
jantung meningkat >20% dari meningkat dengan kriteria mengakibatkan
kondisi sehat, dispnea hasil: kelelahan
saat/setelah aktivitas, merasa  Kemudahan dalam c. Monitor pola dan jam
tidak nyaman setelah melakukan aktivitas tidur
beraktivitas, merasa lemah, sehari hari meningkat d. Monitor
tekanan darah berubah >20% (5) Terapeutik
dari kondisi istirahat,  Kekuatan tubuh bagian a. Sediakan lingkungan yang
gambaran EKG menunjukkan atas dan bawah nyaman dan rendah stimulus
aritmia saat/setelah aktivitas, meningkat (5) b. Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif

14
gambaran EKG menunjukkan  Keluhan lelah menurun c. Berikan aktivitas distraksi yang
iskemia dan sianosis (5) menenangkan
 Dispnea saat aktivitas d. Fasilitasi duduk di sisi tempat
menurun (5)
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi
a. Kolaborasikan dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

4. Implementasi Keperawatan
Dilakukan sesuai dengan intervensi.

5. Evaluasi Keperawatan
a. Evaluasi Formaatif (Mereflesikan observasi perawat dan analisi terhadap pasien
terhadap respon langsung pada ntervensi keperawatan).
b. Evaluasi Sumatif (Mereflesikan rekapiyulasi dan synopsis observasi dan analisis
mengenai status kesehatan pasien terhadap waktu)

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien An.B dengan diagnosa
DHF selama 3 x 24 jam dari tanggal 03 Agustus sampai dengan 05 Agustus 2023,
kelompok memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
An.B dengan diagnosa DHF dengan menerapkan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan
dan evaluasi keperawatan serta mendokumentasikannya dan mengidentifikasi faktor
pendukung dan penghambat dalam setiap proses keperawatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF,
maka kelompok ingin memberikan saran agar pada saat menentukan perencananaan
serta implementasi dalam pemberian asuhan keperawatan lebih tepat dan lebih spesifik
denganmelihat respon pasien dan keluarga pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2015). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba


A. Potter, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 13. (terjemahan).
Jakarta: Kedokteran EGC.
Kozier, B. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Mubarak, W.I. Indrawati, LilisSusanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta :SalembaMedika.
Perry, A.G & Potter, P. A. 2012. Fundamental Keperawatan, Konsep, Klinis Dan
Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

17
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Pembimbing/CI Denpasar, 6 agustus 2021

Mahasiswa

Kelompok 1

Nama Pembimbing/CT

Ni Luh Putu Yunianti Suntari Cakera,S.Kep.,Ns.,M.Pd.

NIP. 196906211994032002

18

You might also like