Professional Documents
Culture Documents
Adab Sopan Santun
Adab Sopan Santun
Saat ini boleh dikata sopan santun sering terlupakan. Anak-anak SMA dengan enteng
memanggil kawannya dengan sebutan monyet atau anjing meski sekadar bercanda. Para sopir
dengan mudah memaki-maki sopir lain karena saling berebut paling dulu. Anak-anak sekolah
karena kata-kata yang buruk akhirnya tawuran yang tak jarang menimbulkan korban jiwa. Itu
semua disebabkan karena tiadanya akhlak atau sopan santun. Dulu ada pendidikan “Budi
Pekerti”. Namun sekarang tak ada lagi.
Ada juga sebagian orang yang rajin belajar agama dan rajin beribadah kepada Allah, namun
akhlaknya kepada sesama manusia sangat buruk. Mereka berjalan dengan sombong dengan
muka ke atas seolah-olah surga sudah di tangannya dan yang lain tidak.
Nabi Muhammad tidak begitu. Beliau tetap rendah hati dan berakhlak mulia:
“Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak.” (HR.Ahmad, lihat Ash
Shahihah oleh Asy Syaikh al Bani no.45 dan beliau menshahihkannya).
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan : “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari
dan Muslim). Dalam hadits lain anas memuji beliau shalallahu ‘alahi wasallam : “Belum
pernah saya menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari tangan rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam. Saya juga belum pernah mencium bau yang lebih wangi dari bau
rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Selama sepuluh tahun saya melayani rasulullah
shalallahu ‘alahi wa sallam, belum pernah saya dibentak atau ditegur perbuatan saya :
mengapa engkau berbuat ini ? atau mengapa engkau tidak mengerjakan itu ?” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah
disabdakan oleh rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam : “Orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR Tirmidzi, dari abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Disahihkan Al Bani dalam Ash Shahihah
No.284 dan 751). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin amr bin Al ‘Ash
radhiallahu ‘anhuma disebutkan : “Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik
akhlaknya.”
Kitab Kebajikan, Silaturahmi Dan Adab Sopan Santun
1. Berbakti terhadap kedua orang tua dan bahwa mereka adalah yang paling berhak menerima
kebaktian tersebut
2. Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat
lainnya
6. Haram berburuk sangka, mencari-cari aib orang lain, saling bersaing dalam kehidupan
dunia, saling menjerumuskan dan sebagainya
7. Pahala yang diterima seorang mukmin dari penyakit, kesedihan dan lainnya bahkan dari
duri yang menusuknya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak menanggung penderitaan daripada
Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4662)
10. Saling kasih, saling menyayang dan saling membantu di antara orang-orang mukmin
13. Barang siapa yang dikutuk atau dicaci-maki atau didoakan jelek oleh Nabi saw. sedang
sebenarnya dia tidak layak diperlakukan seperti itu, maka itu adalah suatu zakat atau pahala
serta rahmat
16. Keutamaan orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah, dan cara meredahkan
kemarahan
18. Perintah bagi orang yang lewat dengan membawa senjata di mesjid atau di pasar atau di
tempat-tempat umum lainnya, agar dia memegangi atau menutupi bagian yang tajam
22. Anjuran mempergauli orang-orang saleh dan menjauhi kawan-kawan yang jahat
24. Keutamaan orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia bersabar mengharapkan
keridaan Allah
25. Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan membuat hamba-hamba-Nya
yang lain mencintainya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia
akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai si polan maka cintailah
dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya
Allah mencintai si polan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya.
Kemudian dia pun diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia
memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si polan, maka bencilah pula
dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya
Allah membenci si polan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni langit pun membencinya.
Kemudian kebencianpun merambat ke bumi. (Shahih Muslim No.4772)