You are on page 1of 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. Terdapat 43 populasi

perusahaan dan didalamnya ada 10 sampel perusahaan terpilih yang digunakan

sebagai tolak ukur untuk mengukur struktur modal dan kinerja keuangan terhadap

nilai perusahaan.

Bursa Efek Indonesia memiliki visi untuk menjadi bursa yang kompetitif

dengan kredibilitas tingkat dunia, dan misi yaitu menyediakan infrastruktur untuk

mendukung terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien

serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan. Masyarakat,investor

ataupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan Bursa Efek Indonesia

(BEI) dapat mendatangi langsung gedung BEI yang terletak di JL.Jendral Sudirman

Kav 52-53 Jakarta Selatan ataupun mengakses situs web di www.idx.co.id terkait

berbagai informasi perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

berbagai jenis laporan perusahaan.

Pemilihan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi penelitian ini

dengan alasan bahwa BEI merupakan bursa efek terbesar di Indonesia. Tahun

penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah 2014-2018. Periode pengamatan

dilakukan selama lima tahun sehingga penulis dapat menganalisis pengaruh struktur

modal dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

61
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Data

sekunder dapat diperoleh dari laporan tahunan dan mengakses website BEI

(www.idx.co.id). Sumber data yang digunakan yaitu data yang publikasi berupa

laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk dapat

menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel yang akan di teliti, maka

penulis menggunakan aplikasi Eviews 9 dan Microsoft Excel 2013. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan peneliti berupa kriteria tertentu sesuai kebutuhan penelitian. Daftar

sampel yang menjadi kriteria dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

Pelanggaran
No Kriteria Akumulasi
Kriteria
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
1 43
Indonesia periode tahun 2014-2018.

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan


keuangan dan data laporan keuangan
2 lengkap secara keseluruhan terpublikasi (12) 31
selama lima tahun berturut-turut pada
periode tahun 2014-2018
Perusahaan yang laporan keuangan tidak

3 melakukan pembukuan dengan mata uang (0) 31


rupiah selama periode 2014-2018.

62
Perusahaan yang tidak memperoleh

4 kerugian dan laba tidak berfluktuasi selama (23) 8


periode pengamatan

Jumlah Perusahaan yang menjadi sampel penelitian 8


Tahun Pengamatan 5
40
Jumlah Data Penelitian ( 8 x 5 )

Sumber: Diolah penulis, 2019

4.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang

memiliki kriteria sesuai tujuan penelitian. Diketahui bahwa jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 8 perusahaan dengan periode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pada tahun 2014 sampai dengan 2018. Jumlah perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi adalah 43 perusahaan. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang menyajikan data yang

digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

laporan tahunan (annual report) pada periode tahun 2014 sampai dengan 2018.

Data ini diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada alamat

www.idx.web.id. Berikut ini adalah perusahaan yang menjadi objek penelitian :

Tabel 4.2
Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur 2014 - 2018

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
2 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
3 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

63
4 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
5 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
6 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk.
7 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
8 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
Sumber : IDX Statistik yang diolah, 2019

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1 Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran secara

statistik atas variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal dan Kinerja

Keuangan. Variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan. Berikut adalah hasil uji

statistik deskriptif menggunakan Eviews 9 :

Tabel 4.3
Statistik Deskriptif

Date: 11/03/19
Time: 16:30

Sample: 2014 2018

Nilai Perusahaan Struktur Modal Kinerja Keuangan

Mean 0.530406 0.831909 0.156704


Median 0.521230 0.587245 0.108400
Maximum 1.916161 2.654550 0.466600
Minimum -0.739118 0.070880 0.015420
Std. Dev. 0.603552 0.684488 0.123670

Observations 40 40 40

Sumber : Output Eviews 9

4.2.1.1 Variabel Dependen

64
1. Nilai Perusahaan (Y)

Berdasarkan tabel 4.3 hasil statistik deskriptif dapat diketahui bahwa jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 40. Dari hasil pengujian tabel 4.3 Nilai

Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0.739118 pada PT.Mayora Indah Tbk

tahun 2014, nilai maksimum 1.916161 pada PT Unilever Indah Tbk tahun 2017,

rata-rata 0.530406 dan standar deviasi nya sebesar 0,603552. Standar deviasi yang

lebih besar dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang lebih besar atau

adanya kesenjangan yang cukup besar dari variabel Nilai Perusahaan.

4.2.1.2 Variabel Independen

1. Struktur Modal (X1)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel Struktur Modal

memiliki nilai minimum sebesar 0.07088 pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido

Muncul Tbk tahun 2014, nilai maksimum 2.65455 pada PT. Unilever Indonesia Tbk

tahun 2017, median 0.587245, rata-rata 0.831909 dan standar deviasi nya sebesar

0.684488. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran

variabel data yang lebih kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari

variabel Struktur Modal.

2. Kinerja Keuangan (X2)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan

memiliki nilai minimum sebesar 0.01542 pada PT Pyridam Farma Tbk tahun 2014,

nilai maksimum 0.4666 pada PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2018, median

0.108400, rata-rata 0.156704 dan standar deviasi nya sebesar 0.123670. Standar

deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang lebih

65
kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari variabel Kinerja

Keuangan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk menguji dan menghasilkan model regresi

yang baik. Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

berganda terhadap variabel independen dan variabel dependen, model regresi linier

berganda harus memenuhi uji asumsi klasik yaitu dengan terdistribusi secara

normal. Pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Adapun dalam penelitian ini variabel

independen yang digunakan adalah Struktur Modal dan Kinerja Keuangan serta

variabel dependen yang digunakan adalah Nilai Perusahaan.

4.2.2.1 Analisis Normalitas

Gambar 4.1
Uji Normalitas
12
Series: Standardized Residuals
Sample 2014 2018
10
Observations 40

8 Mean -1.53e-17
Median 0.007324
Maximum 0.589173
6
Minimum -0.965365
Std. Dev. 0.366878
4 Skewness -0.746161
Kurtosis 3.659159
2
Jarque-Bera 4.435855
Probability 0.108834
0
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Sumber : Output Eviews 9

66
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi, variabel

dependen, variabel independen maupun keduanya menggambarkan apakah

memiliki distribusi normal atau tidak. Dapat dikatakan bahwa model regresi yang

baik apabila memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Normal tidak nya

dapat dilihat dari Probabilitasnya. (Winarno, 2015). Bila probabilitasnya lebih

besar dari 5% (bila menggunakan tingkat signifikansi tersebut, maka data

berdistribusi normal (hipotesis nolnya adalah data berdistribusi normal).

(Winarno,2015).

Hasil analisis output dalam penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas

0,10883 lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan residualnya berdistribusi

normal. Artinya asumsi klasik tentang normalitas terpenuhi.

4.2.2.2 Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas adalah melihat adakah korelasi atau interkorelasi antar

variabel bebas dalam model regresi yang bertujuan untuk menguji apakah model

regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen).

Gambar 4.4
Uji Multikolineritas

X1 X2

X1 1.000000 0.419817

X2 0.419817 1.000000

Sumber : Output Eviews 9

67
Dalam tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel

independen yang ada pada matrix korelasi tidak lebih dari 10. Di artikan model

regresi yang baik menunjukkan tidak terjadi nya korelasi diantara variabel

independen. Karena model regresi tersebut tidak lebih dari 10, maka model regresi

tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2009).

4.2.2.3 Analisis Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian ini menggunakan durbin

watson dengan menentukan sebagai berikut :

Tabel 4.5
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Log likelihood -16.14212 Hannan-Quinn criter. 1.459768


F-statistic 5.687893 Durbin-Watson stat 1.728386
Prob(F-statistic) 0.000135

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Durbin-Watson

adalah 1,728. Dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan

ada atau tidak nya autokorelasi yaitu (dU <d< 4-dU ) dimana (1.6589<1,728 <2,341)

maka disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

4.2.2.4 Analisis Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian

terjadi ketidaksamaan varians residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Jika residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka

68
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan uji glejser. Model dikatakan mengalami heteroskedastisitas

jika nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05, dan jika nilai signifikasinya diatas

0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Dependent Variable: ARESID


Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/19 Time: 16:28
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.497735 0.191897 2.593757 0.0145


Struktur Modal 0.035238 0.087791 0.401382 0.6910
Kinerja Keuangan -1.758136 0.989756 -1.776333 0.0858

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.806321 Mean dependent var 0.251543


Adjusted R-squared 0.748217 S.D. dependent var 0.264014
S.E. of regression 0.132477 Akaike info criterion -0.992503
Sum squared resid 0.526502 Schwarz criterion -0.570283
Log likelihood 29.85006 Hannan-Quinn criter. -0.839841
F-statistic 13.87728 Durbin-Watson stat 2.372391
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Output Eviews 9

Berdasarkan dari hasil output Eviews diatas menunjukkan nilai Prob >

signifikasi (α = 0.05) yaitu, Struktur Modal (0.6910 > 0.05) dan Kinerja Keuangan

69
(0.0858 > 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

heterokedastisitas.

4.2.3 Analisis Regresi Data Panel Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan model fixed effect maka dilakukan

analisis regresi data panel yang fokus ke model fixed effect. Hasil regresi data panel

dengan menggunakan Eviews 9 sebagaimana berikut:

Tabel 4.7
Hasil Model Fixed Effect

Dependent Variable: Nilai Perusahaan


Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/19 Time: 16:03
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.815971 0.605931 1.346641 0.1882


Struktur Modal -0.441224 0.277205 -1.591687 0.1219
Kinerja Keuangan 0.520045 3.125230 0.166402 0.8690

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.630501 Mean dependent var 0.530406


Adjusted R-squared 0.519651 S.D. dependent var 0.603552
S.E. of regression 0.418305 Akaike info criterion 1.307106
Sum squared resid 5.249373 Schwarz criterion 1.729326
Log likelihood -16.14212 Hannan-Quinn criter. 1.459768
F-statistic 5.687893 Durbin-Watson stat 1.728386
Prob(F-statistic) 0.000135

Dengan melihat tampilan output analisis regresi linear berganda tabel coefficient

maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

70
Y = 0.8159 - 0.4412 + 0.5200

Dari hasil pengujian regresi diatas, maka diketahui bahwa:

1. Konstanta

Koefisien konstanta yang didapatkan dalam penelitian ini sebesar 0.8159

bahwa jika variabel independen (struktur modal dan kinerja keuangan), maka

besarnya tingkat nilai perusahaan yang terjadi adalah 0.8159.

2. Struktur Modal (X1)

Koefisien regresi struktur modal yaitu sebesar -0.4412 artinya jika terjadi

kenaikan 1 poin pada variabel struktur modal maka dapat menurunkan nilai

perusahan sebesar -0.4412 tetapi dengan asumsi semua variabel lain konstan.

3. Kinerja Keuangan (X2)

Koefisien regresi variabel kinerja keuangan yaitu sebesar 0.5200 artinya jika

terjadi kenaikan 1 poin pada variabel kinerja keuangan maka dapat meningkatkan

nilai perusahaan sebesar 0.5200 tetapi dengan asumsi semua variabel lain konstan.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam mendeskripsikan variasi dependen. Dengan demikian

berguna utuk mengukur seberapa jauh struktur modal dan kinerja keuangan

mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel nilai perusahaan.

71
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
R-squared Adjusted R-squared

0.6305 0.5196

Sumber : Hasil output Eviews 9

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square adalah

sebesar 0.5196. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh struktur modal dan

kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah 51.96%, sedangkan sisanya

sebesar 48.04 % dipengaruhi oleh variabel lain.

4.2.4.2 Uji Koefisien Secara Simultan (Uji F)

Untuk signifikasi simultan (uji statistic F) dilakukan pada tingkat signifikasi

0,05. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesisnya diterima

atau dikatakan signifikan. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau

5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau tidak signifikan. . Serta dapat dilihat

dari df1 = k – 1 atau 3 – 1 = 2, dan df2 = n – k atau 40 – 3 = 37 (k = jumlah variabel

bebas dan variabel terikat).

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Uji F (Simultan)

F-statistic 5.687893 Durbin-Watson stat 1.728386


Prob(F-statistic) 0.000135

Pengujian persamaan dari keseluruhan variabel dalam model fixed effect

dimana output regresi menunjukkan nilai Fhitung 5.6878 > nilai Ftabel 3.25 dan nilai

signifikasi 0,0001 < 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama

72
variabel Struktur Modal dan Kinerja Keuangan berpengaruh secara simultan

terhadap Nilai Perusahaan.

4.2.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh satu

variabel independen (struktur modal dan kinerja keuangan ) secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (nilai perusahaan). Dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai sig < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai sig > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dapat dilihat dalam Ghozali & Ratmono (2017:58) df = n – k (k yaitu variabel

bebas) dengan n = 80 dan k = 4 yaitu adalah 40 – 2 = 38 maka di peroleh nilai ttabel

2.02439.

Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikan Parsial (Statistik t)

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/03/19 Time: 16:03
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.815971 0.605931 1.346641 0.1882


X1 -0.441224 0.277205 -1.591687 0.1219
X2 0.520045 3.125230 0.166402 0.8690

73
Berdasarkan tabel 4.9 diatas Uji Signifikasi Parsial (Statistik t)

menunjukkan hasil t antara variabel independen dengan variabel dependen. Berikut

hasil uji signifikasi parsial :

1. Variabel Struktur Modal memiliki t hitung < t tabel sebesar -1.5916 <

2.02439 dengan tingkat signifikan 0.1219 menunjukkan tingkat signifikasi

diatas 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Struktur Modal

tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

2. Variabel Kinerja Keuangan memiliki t hitung < t tabel sebesar 0.1664 <

2.02439 dengan tingkat signifikan 0.8690 menunjukkan tingkat signifikasi

diatas 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja Keuangan

tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

4.3 Pembahasan dan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa struktur modal dan kinerja keuangan

secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian F

diketahui bahwa struktur modal dan kinerja keuangan memiliki nilai signifikan

sebesar 0,0001 < 0,05 sedangkan hasil dari Fhitung 5.6878 > nilai Ftabel 3.25. Dengan

demikian hipotesis pertama dari penelitian ini diterima.

4.3.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, variabel

struktur modal menunjukkan nilai thitung adalah sebesar -1.5916 lebih lebih kecil

dari nilai ttabel 2.0243 dan mempunyai nilai probability sebesar 0.1219. Nilai

74
probability ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian

hipotesis pertama dari penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Dewa Ayu dan I Made Dana (2014), menyatakan bahwa struktur modal tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, tetapi berbeda dengan

penelitian Yanda, Abraham Carlos (2018) menunjukkan bahwa Struktur Modal

berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Koefisien regresi struktur modal yaitu sebesar -0.4412 artinya jika terjadi

kenaikan 1 poin pada variabel struktur modal maka dapat menurunkan nilai

perusahan sebesar -0.4412 tetapi dengan asumsi semua variabel lain konstan,

4.3.3 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian pada tabel variabel kinerja keuangan menunjukkan nilai t hitung < t

tabel sebesar 0.1664 < 2.02439 dengan tingkat signifikan 0.8690 menunjukkan

tingkat signifikasi diatas 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja

Keuangan tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dengan demikian

hipotesis pertama dari penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sigit Hermawan (2014) menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan tidak berpengaruh

signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Berbeda hal nya dengan penelitian Fazdlilah

Adri (2014) menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

75
Koefisien regresi variabel kinerja keuangan yaitu sebesar 0.5200 artinya jika

terjadi kenaikan 1 poin pada variabel kinerja keuangan maka dapat meningkatkan

nilai perusahaan sebesar 0.5200 tetapi dengan asumsi semua variabel lain konstan.

76

You might also like