You are on page 1of 2

NAMA : ARSHITA SYIFATUL QOLBI TIYANENSA

NIM : 10031181924002

MATA KULIAH : PEMBERANTASAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR

PENGENDALIAN TIKUS
1. Pengendalian Tikus Secara Fisik-Mekanik

a. Ultrasonic Rat Repeller, merupakan alat anti tikus dan serangga lainnya yang
bekerja dengan menggunakan gelombang ultra sonic dengan frekuensi 10.000 -
45.000 Hz.
b. Pengendalian secara mekanis yaitu dengan menggunakan alat semprot api, dengan
menyasar lubang-lubang tikus. Kegiatan ini tentu membutuhkan kerjasama antar
pemilik lahan (kelompok tani). Disamping itu, menggunakan perangkap dan
racun tikus pada sudut-sudut yang dianggap potensial yaitu sarang, tempat sering
dilewati, dan tempat berkumpulnya hama tikus.
c. Pengendalian pada saat bera dan persiapan pengolahan tanah, dapat dilakukan
dengan cara gropyokan dan tindakan sanitasi habitat tikus yaitu di tepi kampung,
tanggul-tanggul irigasi, pematang besar, jalan sawah, pinggiran anak sungai dan
lainnya. Sebaiknya dilakukan usaha mengubah habitat tikus yang ada di
lingkungan persawahan menjadi habitat yang tidak disukai tikus sebagai tempat
berlindung dan bersarang. Usaha tersebut merupakan salah satu cara pengendalian
tikus yang efektif untuk jangka panjang. Gropyokan dapat dilakukan dengan cara
empos-gali, memompa air ke dalam sarang tikus, dan cara-cara lainnya.

2. Pengendalian Tikus Secara Kimia

a. Penggunaan umpan beracun (rodentisida)


Sampai saat ini, teknologi rodentisida masih banyak digunakan petani untuk
mengendalikan hama tikus sawah. Rodentisida yang dipasarkan umumnya dalam
bentuk siap pakai, atau mencampur sendiri dengan bahan umpan dan digolongkan
menjadi racun akut dan racun kronis (antikoagulan). Rodentisida akut dapat
membunuh tikus langsung di tempat dalam hitungan menit setelah makan umpan.
Kematian tikus sesaat di dekat umpan rodentisida dapat menyebabkan tikus
lain jera umpan.
b. Bahan Fumigant
Rodentisida jenis fumigant yang sering digunakan petani sampai saat ini adalah
asap belerang. Penggunaan alat emposan (fumigator) asap belerang efektif
mengendalikan tikus, mudah diaplikasikan, dan biaya murah. Bahan butiran atau
bubuk belerang dicampur dengan jerami dan dibentuk dalam gulungan kecil
sesuai ukuran selongsong fumigator. Bagian ujung gulungan jerami dibakar
(dinyalakan), kemudian dimasukkan ke dalam selongsong fumigator. Ujung
fumigator dimasukkan ke mulut sarang tikus, kemudian roda kipas fumigator
diputar yang mengeluarkan asap belerang. Asap belerang tersebut masuk ke
dalam semua rongga sarang tikus dan menyebabkan hama ini mati dalam sarang.

3. Pengendalian Tikus Secara Biologi

a. Zat Repellent, Penelitian terhadap repellent sebagai bahan organik untuk menolak
tikus lebih banyak dilakukan dalam ruangan terkendali seperti laboratorium atau
gudang. Penggunaannya di lapangan sangat jarang karena hanya bersifat mengusir
dan tidak mematikan tikus. Beberapa bahan nabati seperti akar wangi, buah pohon
bintaro, dan beberapa jenis bahan nabati lainnya diduga mempunyai efek repellent
terhadap tikus

b. Ular jenis Ptyas mucossus sebagai predator

c. Burung hantu

DAFTAR PUSTAKA

Muchrodji, Muchrodji, Santosa, Yanto & Mustari, Abdul Haris Prospek Penggunaan Sarcocystis
Singaporensis Untuk Pengendalian Biologis Populasi Tikus Sawah (Rattus
Argentiventer)(Prospect of Sarcocystis Singaporensis for the Biological Control of Rice
Field Rats (Rattus Argentiventer) Population). Media Konservasi, 11, 231463.

Sapriyadi, Syahrum & Wahyuni, Marian 2016. Gambaran Umpan Perangkap Tikus yang di
Sukai dalam Upaya Pengendalian Tikus di Buffer Area Pelabuhan Samarinda Wilayah
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Samarinda.

Sulistyorini, Elisa, Sampurna, Edwin Ramadhani, Basri, Hasan & Yulianto, Mochamad Firdaus
2020. PENGENDALIAN HAMA TIKUS DENGAN PENGASAPAN MODERN
DITERAPKAN DI DUSUN SIDOMULYO. SHARE" SHaring-Action-REflection", 6,
18-22.

You might also like