Professional Documents
Culture Documents
Dasar-Dasar PPLG (Modul 1)
Dasar-Dasar PPLG (Modul 1)
• Bukan hanya manusia dan peradaban saja yang mengalami evolusi atau perubahan,
ternyata perangkat lunak sekalipun mengalami transisi dari masa ke masa sejalan
dengan perkembangan industry dan teknologi, perangkat lunak juga mengalami
transformasi.
• Kilas sejarah perkembangan, selama tiga dekade pertama dari era komputerisasi,
tantangan utama adalah mengembangkan hardware atau peranagkat keras komputer
yang dapat mengurangi biaya pengolahan dan penyimpanan data. Selama dekade
tahun 1980-an, kemajuan yang pesat dari mikro elektronik menghasilkan kemampuan
komputer yang lebih baik pada tingkat biaya yang lebih rendah.
• Namun masalah sekarang berbeda, tantangan utama adalah mengurangi biaya dan
memperbaiki kualitas solusi berbasis komputer (solusi yang diimplementasikan
dengan mempergunakan software). Software merupakan perangkat lunak yang
disebut juga sebagai penerjemah perintah-perintah yg dijalankan pengguna komputer
untuk diteruskan atau diproses oleh perangkat keras.
• Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu
perintah. Di masa ini, faktor kunci dalam keberhasilan suatu usaha bahkan bergantung
pada kualitas dan kemapuan sebuah software untuk mendukung bisnis dan bahkan
dapat membedakan satu perusahaan dari perusahan saingannya.
Lantas, bagaimana perkembangan software dari masa ke masa? Bagiamana
perkembangan software di era masa kini? Berikut ulasannya:
b. Embeded Intelligence
Suatu product yang diberi tambahan “Intellegence” dan biasanya ditambahkan
mikroprosesor yang mutakhir. Contohnya adalah automobil, robot, peralatan
diagnostic serum darah
c. Low Cost Hardware
Harga hardware yang semakin rendah, ini dimungkinkan karena munculnya
Personal Computer
d. Consumer Infact
Adanya perkembangan komputer yang murah menyebabkan banyaknya software
yang dikembangkan, software ini memberi dampak yang besar terhadap
masyarakat
2) Device Driver
Membantu komputer mengontrol perangkat peripheral. Driver artinya adalah
pemacu yang maksudnya adalah dengan dipasangnya suatu device ke komputer
sementara operating sistem kita atau komputer tidak mengenalinya maka driver tadi
yang akan memperkenalkan bahwa device yang dipasang itu adalah benar adanya
dan bisa digunakan karena Device Driver adalah program komputer yang mengawal
jenis-jenis peranti yang dipasangkan (install) pada komputer. Program ini adalah
spesifik untuk peranti yang tertentu saja dan tidak boleh digunakan pada peranti
yang lain , contoh: mesin pencetak(printer) memerlukan driver untuk berfungsi.
3) Program Utilitas
Adalah sebuah program yang digunakan untuk Meningkatkan kapabilitas
program komputer yang telah ada pada computer. Perangkat lunak utilitas
merupakan perangkat lunak komputer yang didisain untuk membantu proses
analisis, konfigurasi, optimasi, dan membantu pengelolaan sebuah komputer ataupun
sistem. Perangkat lunak utilitas harus dibedakan dengan perangkat lunak aplikasi
yang memungkinkan pengguna melakukan berbagai hal dengan komputer seperti
mengetik, melakukan permainan, merancang gambar, dan lain-lain. Perangkat lunak
utilitas lebih memfokuskan penggunaannya pada pengoptimasian fungsi dari
infrastruktur yang terdapat dalam sebuah komputer. Karena fungsinya, perangkat
lunak utilitas umumnya tidak ditujukan untuk pengguna secara umum, melainkan
ditujukan untuk pengguna yang memiliki pemahaman atas cara kerja sistem
komputer yang cukup baik.
Kebanyakan perangkat keras utilitas ini dibuat secara khusus untuk
melakukan fungsi tertentu pada suatu area komputasi secara spesifik, seperti
memformat harddisk, atau melakukan pengecekan konektifitas jaringan. Namun
dalam perkembangannya sejumlah perangkat lunak utilitas terkadang pula
dipaketkan dalam satu paket utilitas yang ditujukan untuk beragam kebutuhan.
Karakteristik Perangkat Lunak
Karakteristik Proses Perangkat Lunak terdiri dari:
a. Understandability, membuat proses secara eksplisit didefinisikan dan
bagaimana sehingga mudah untuk mengerti definisi proses
b. Visibility, Aktifitas proses menghasilkan hasil yang jelas sehingga tahapan
proses yang dilakukan terlihat
c. Supportability, Aktifitas Proses dapat didukung atas CASE tools
d. Acceptability, Penerimaan atas proses yang terdefinisi dan yang digunakan oleh
Engineer selama pembangunan Produk Perangkat Lunak.
e. Reliability, Proses didesain dalam suatu metode untuk dihindarkan dari
kesalahan
f. Robustness, Proses dapat meneruskan dalam masalah yang tidak diharpkan
terjadi
g. Maintainabiity, Proses yang merefleksi atas perubahan terhadap permintaan
atau perbaikan proses yang diidentifikasi
h. Rapidity, bagaimana cepat dapat berjalan atas proses pengiriman atau
implementasi sebuah sistem dari Spesifikasi yang ada sampai selesai
Budaya Mutu merupakan sistem nilai dari sebuah organisasi yang menghasilkan
keadaan lingkungan yang kondusif dalam pembentukan perbaikan yang berkelanjutan dalam
segi mutu. Budaya Mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang
mengedepankan mutu.
Pada dunia pendidikan, peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam rangka mendukung upaya percepatan peningkatan mutu
pendidikan ini LPMP DKI Jakarta juga berupaya mewujudkan budaya mutu itu khususnya di
jenjang Sekolah Dasar. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2017 melalui sekolah Dasar
Rujukan. Pada tahun 2019 ini, LPMP kembali mengupayakan peningkatan budaya
mutu difokuskan pada penilaian mutu pendidikan secara keseluruhan yang mencakup 1)
Budaya mutu pembelajaran, 2) Budaya Mutu ekstrakurikuler, dan 3) Budaya mutu
manajemen berbasis sekolah (MBS). Keseluruhan penilaian mutu ini muaranya adalah
terwujudnya siswa yang berkepribadian baik dan berprestasi.
Program pengembangan budaya mutu ternyata dalam perjalanannya masih mengalami
kendala bagi guru, yaitu pemahaman yang belum lengkap terkait implementasi kurikulum
2013. Cara mengatasinya adalah kepala sekolah menerapkan
kepemimpinan transformasional dengan pendekatan pendampingan kepada guru ketika
melaksanakan tugasnya di kelas. Pendekatan yang dilakukan kepala sekolah adalah melalui
pendekatan manajemen yang meliputi:
Tahap perencanaan, dengan menentukan target mutu, mensosialisasikannya kepada warga
sekolah
1. Tahap pengorganisasian, meliputi pembentukan struktur organisasi, penyampaian tupoksi,
pendelegasian wewenang
2. Tahap kepemimpinan, meliputi melatih guru, mendampingi guru, dan karyawan,
memantau guru dikelas, memotivasi, mendiskusikan hasil temuan, fokus pada target mutu
dan tindak lanjut
3. Tahap monitoring dan evaluasi, meliputi evaluasi program sekolah
Dampak dari semua tindakan ini adalah:
1. Proses pembelajaran semula berpusat pada guru dengan metode ceramah berubah
menjadi pembelajaran yang inovatif berpusat pada siswa (PAKEM) dengan pendekatan
tematik terpadu model saintifik, menggunakan berbagai media yang ada di dalam kelas dan di
luar kelas serta memanfaatkan narasumber dari tokoh masyarakat/DUDI
2. Penilaian semula menilai aspek pengetahuan saja berubah ke penilaian otentik dengan
menilai aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan;
3. Pengembangan ekstrakurikuler semula hanya pramuka, meningkat jumlahnya
4. Prestasi akademik meningkat, semula hanya memperoleh kejuaraan tingkat kabupaten
meningkat sampai menjuarai tingkat provinsi bahkan nasional.
Hal lain yang dapat diungkapkan tentang sekolah berbudaya mutu adalah, bahwa pemahaman
sekolah berbudaya mutu dimaknai dari dua sisi:
Pertama, sekolah-sekolah tersebut diharapkan memenuhi kualifikasi minimal yang
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang mencakup 8 (delapan)
komponen standar mutu
Kedua, sekolah-sekolah tersebut mampu memenuhi tuntutan mutu yang diinginkan oleh
masyarakat luas yang ditandai dengan meningkatnya animo pendaftar maupun kepercayaan
terhadap sekolah (sekolah yang difavoritkan)