Professional Documents
Culture Documents
Soal UTS 2022 Pendidikan Budaya Anti Korupsi 1
Soal UTS 2022 Pendidikan Budaya Anti Korupsi 1
Petunjuk pengerjaan :
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan singkat tetapi jelas;
2. Pengerjaan soal harus mengikuti nomor urut
3. Diperbolehkan membuka buku dan mengakses internet
Soal Ujian :
1. Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk
pada hampir seluruh sendi kehidupan.
a. Jelaskan faktor penyebab korupsi dalam perspektif faktor politik, hukum, ekonomi,
birokrasi dan transnasional?
b. Jelaskan kiat-kiat untuk memberantas dan melawan korupsi?
2. Korupsi merupakan penyakit yang sudah merambah semua orang tidak pandang usia,
bukan hanya orang tua bahkan anak-anak muda pun sudah mulai terkena penyakit ini.
a. Jelaskan teori dari Robert Merton untuk memahami akar dari penyebab korupsi!
b. Jelaskan apakah dengan diterapkan hukuman mati bagi para koruptor kelas kakap
dapat menghentikan tindak pidana korupsi!
3. Beberapa elit politik dan pejabat publik terbukti terlibat tindak pidana korupsi, seperti
Juliari P Batubara, Edhy Prabowo, Lukman Hakim S, Harun Masiku, dan lainnya.
a. Jelaskan metode atau strategi yang paling signifikan untuk menghentikan korupsi
politik yang terjadi di Indonesia!
b. Jelaskan apakah model wistle blower system dan e-procurement dapat mengurangi
praktik korupsi, utamanya dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah!
5. Di Indonesia ada dua kasus besar tindak pidana korupsi yang menyita perhatian publik,
yaitu kasus Bansos dan kasus ekspor Lobster.
a. Jelaskan mengapa kasus-kasus tersebut hingga kini belum masuk dalam tahap
persidangan dan bagaimana perkembangan penyidikan kasusnya sejauh ini !
b. Jelaskan apa yang menjadi penyebab utama kasus korupsi bansos dan ekspor
lobster!.
Jawaban
• Birokrasi
korupsi dalam birokrasi bisa disebabkan oleh relasi antarberbagai sistem yang terkait,
misalnya kooptasi dan intervensi politik. Dalam banyak kasus korupsi birokrasi di daerah,
tekanan politik menjadi salah satu sumber penyebab korupsi
• Ekonomi
Adanya sifat serakah dalam diri manusia, gaya hidup yang konsumtif dan himpitan
ekonomi dapat membuat seseorang melakukan korupsi. - Dalam aspek sosial, keluarga
dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku korupsi
• Transnasional
Transnasional seperti perdagangan dan penyelundupan manusia sudah semakin rapi dan
sulit diatasi. Jenis kejahatan ini akan terus berkembang dan semakin berbahaya jika mental
korupsi tidak segera dihilangkan
B. Jika dilihat dari bahaya yang ditimbulkannya, pelaku kejahatan korupsi memang
pantas untuk dihukum mati. Pertimbangannya, kejahatan ini ternyata menyebabkan
kehancuran yang luar biasa hebat bagi kelangsungan hidup bangsa. Masyarakat hingga
anak cucu bangsa ini di kemudian hari menderita dan menanggung akibatnya.
Keberadaan bangsa ini pun menjadi terpojok dan dipermalukan di dunia internasional,
karena maraknya budaya korupsi yang tak terkendali.
Secara yuridis formal, penerapan hukuman mati di Indonesia memang dibenarkan. Hal
ini bisa ditelusuri dari beberapa pasal dalam Kitab Undang- undang Hukum Pidana
(KUHP) yang memuat ancaman hukuman mati. Di luar KUHP, tercatat setidaknya ada
enam peraturan perundang-undangan yang memiliki ancaman hukuman mati, semisal
UU Narkotika, UU Anti Korupsi, UU Anti terorisme, dan UU Pengadilan HAM, UU
Intelijen dan UU Rahasia Negara. Selain itu, secara filosofis, penerapan hukuman mati
juga diakui dan diakomodasi oleh konsep negara hukum Pancasila. Hal ini
menunjukkan bahwa hukuman mati di Indonesia tetap eksis dalam tata peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Lebih dari itu, eksekusi hukuman mati di Indonesia
menunjukkan kecenderungan meningkat sejak era reformasi. Meski masih
mempertahankan hukuman mati dalam sistem hukum positifnya, namun sebagai negara
yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM, negara Indonesia memberlakukan hukuman
mati secara khusus, hati-hati, dan selektif.
(b) Penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi juga tidak akan berjalan dengan
benar dan memenuhi rasa keadian masyarakat apabila sampai saat ini masih
banyak oknum penegak hukum yang melanggar hukum dan belum mempunyai
keserasian antara antara penegak hukum dengan norma hokum. karena
mempunyai sikap mental yang kurang baik, ingin cepat kaya, mempunyai ambisi
kekuasaan sehingga melupakan tugasnya untuk menegakkan hukum yang bena
Kasus II: Kasus II termasuk perbuatan korupsi dibuktikkan dengan adanya gratifikasi
oleh suatu perguruan tinggi kepada pegawai inspektorat jendral yang baru selesai
memeriksa laporan keuangan perguruan tinggi tersebut, tindakan ini telah terindikasi
perbuatan korupsi.
Kasus I (a) karena berdasarkan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Tindak pidana korupsi pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
2. Suap-menyuap
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
7. Gratifikasi
dan pada kasus I tidak termasuk dalam pengelompokkan tindak pidana korupsi
dikarenakan tidak untuk kepentingan pribadi/ bertujuan memperkaya diri sendiri,
pemberian fasilitas penginapan oleh pemda setempat menggunakan mess pemda
sehingga tidak menyebabkan kerugian pada keuangan negara dan juga hal tersebut
dilakukan karena tidak ada penginapan yang dapat disewa di daerah tersebut karena
daerah yang terpencil, hal ini juga tidak termasuk ke dalam penggelapan dalam jabatan
dikarenakan untuk kegiatan kedinasan kunjungan di daerah. Kasus I (b) Tidak termasuk
ke dalam perbuatan korupsi dikarenakan tidak melanggar hukum sehingga tidak ada
dasar hukumnya.
Kasus II (a) karena berdasarkan UU No.20 Tahun 2001, tindakan ini termasuk ke dalam
perbuatan korupsi karena adanya benturan konflik kepentingan antara pihak perguruan
tinggi dengan pegawai insperktorat jenderal yang baru selesai memeriksa laporan
keuangan perguruan tinggi tersebut, tindakan ini merugikan keuangan negara karena
memungkinkan hasil audit laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan yang
sebenarnya, hal ini juga termasuk ke dalam tindakan gratifikasi dan juga sebagai bentuk
suap kepada pegawai inpektorat jenderal yang juga merupakan pegawai negeri, serta
tindakan ini merupakan tindakan memperkaya diri sendiri dengan melawan hukum
serta penyalahgunaan kewenangan jabatan. Kasus II (b) UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dikarenakan tindakan ini termasuk ke dalam
pengelompokkan tindakan korupsi, Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20
Tahun 2001 tentang Melawan Hukum untuk Memperkaya Diri karena tindakan ini
bertujuan untuk memperkaya diri pihak-pihak yang terlibat dengan cara melawan
hukum, Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Menyalahgunakan Kewenangan karena kewenangan yang dimiliki oleh pegawai
inspektorat jendral dan juga petinggi perguruan tinggi dalam upaya korupsi ini, Pasal 5
ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Menyuap Pegawai
Negeri karena pegawai inspektorat jendral termasuk ke dalam pegawa negeri dan
tindakan ini termasuk ke dalam tindakan suap, Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pegawai Negeri Menerima Hadiah/Janji Berhubungan
dengan Jabatannya karena pegawai inspektorat jenderal menerima hadiah berhubungan
dengan jabatannya sebagai pegawai inspektorat jenderal.
5. A. Jelaskan mengapa kasus-kasus tersebut hingga kini belum masuk dalam tahap
persidangan dan bagaimana perkembangan penyidikan kasusnya sejauh ini !
Kasus Korupsi Bansos : Kasus korupsi bansos telah masuk ke dalam tahap persidangan,
akan tetapi yang membuat kasus tersebut terhambat sehingga memerlukan waktu yang
lama hingga masuk ke tahap persidangan karena tersangka yang terlibat memiliki
jabatan tinggi, yaitu Menteri Sosial dan juga kasus tersebut melibatkan partai besar yang
berkuasa yang juga terseret menerima aliran dana dari kasus tersebut untuk kepentingan
golongan/ partai, perkembangan penyidikan kasusnya sejauh ini sudah tidak nampak
lagi kelanjutannya setelah terdakwa divonis 11 tahun penjara dan denda 500 juta pada
9 Agustus 2021 dan juga dituntut untuk membayar uang kerugian sebesar Rp 14,5 miliar
dan pencabutan hak politik selama 4 tahun yang mana tentu saja tidak sebanding dengan
kerugian negara yang ditanggung akibat korupsi yang dilakukannya.
Kasus Ekspor Lobster : Kasus Ekspor Lobster telah masuk ke dalam tahap persidangan,
akan tetapi kasus tersebut sempat terhambat untuk masuk ke tahap persidangan karena
melibatkan pejabat sekelas Menteri KKP, dimana beliau juga memiliki kerabat yang
memiliki posisi kuat dalam pemerintah. Perkembangan penyidikan kasusnya sejauh ini
sudah tidak ada perkembangannya lagi sejak terdakwa telah divonis 5 tahun dan denda
400 juta serta membayar uang pengganti sebesar Rp 9 miliar pada 29 Juni 2021.
B. Jelaskan apa yang menjadi penyebab utama kasus korupsi bansos dan ekspor lobster!
Yang menjadi penyebab utama kasus korupsi dan ekspor lobster adalah adanya suap-
menyuap dan juga penyalahgunaan kewenangan serta jabatan dimana kedua kasus
tersebut sama-sama disebabkan karena adanya suap untuk memperlancar para pihak
dalam usahanya memperkaya diri sendiri dan juga golongan dengan melawan hukum
dengan cara tersebut maka tender pengadaan alat dan jasa serta perijinan dipermudah
karena sama-sama mendapat keuntungan dari proyek tersebut.