Professional Documents
Culture Documents
Spektek Pokir 4
Spektek Pokir 4
2023
BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
Pengawas Lapangan. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada
keadaan apapun, dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen, Tim Teknis, dan Pengawas Lapangan tidak berarti membebaskan
Kontraktor atas tanggung jawab atas pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.9. LAPORAN
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap
satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan. Ringkasan
laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja,
tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-
bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai,
masalah-masalah yang timbul dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja
minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
2. Gambar perubahan yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen melalui Tim Teknis
dan Pengawas Lapangan.
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui oleh Tim Teknis dan Pengawas
Lapangan.
b. Gambar asli dari gambar-gambar Kegiatan disimpan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Kontraktor diberi 2 (dua) set cetak biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan
biaya. Permintaan kontraktor akan tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut
akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (Shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, Tim Teknis, Pengawas Lapangan sebelum
dipergunakan dalam pelaksanaan Kegiatan.
e. Pada penyerahan akhir pekerjaan (Penyerahan Pertama dan Terakhir) harus disertai
dengan perhitungan volume lapangan dan Gambar hasil pelaksanaan “ (as built
drawings)”.
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistim matrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen melalui Tim Teknis, Pengawas
Lapangan.
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Tim Teknis dan Pengawas Lapangan.
c. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Tim Teknis dan Pengawas Lapangan sebelum dipergunakan.
d. Untuk bahan yang mutunya yang masih berdasarkan standar internasional, apabila
diperlukan, Tim Teknis dan Pengawas Lapangan dapat meminta Kontraktor untuk
menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang
memproduksi bahan yang bersangkutan.
e. Bahan-bahan material atau tenaga kerja lokal/ setempat yang memenuhi syarat teknis
sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan untuk dengan
mendapatkan ijin tertulis dari Tim Teknis dan Pengawas Lapangan.
f. Bila bahan-bahan material yang memenuhi spesifikasi terdapat beberapa/ bermacam-
macam jenis merk diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.
g. Bahan-bahan material yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan
tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk
dilaksanakan dipergunakan yang mutu/ kwalitas kelas I (KW. I).
h. Bila Rekanan/ kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu
bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan,
harus ditolak atau dikeluarkan dari lokasi Kegiatan paling lambat 1 x 24 jam setelah
ditolak atas biaya/ tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
i. Contoh/sampel harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan
harus sesuai dengan ketetapan (RKS).
j. Bila dalam uraian dalam syarat-syarat disebutkan nama pabrik/produk dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang-barang.
k. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga-harga barang/bahan tersebut sesuai
RKS dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan bahan yang ditawarkan dalam
harga satuan pekerjaan dan atau harga satuan bahan/upah adalah mengikat.
l. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi Kegiatan, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Tim Teknis dan Pengawas
Lapangan untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan, dan sifat-
sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
m. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi Kegiatan ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Tim Teknis dan Pengawas Lapangan berwenang untuk menolak bahan tersebut
dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-
bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
n. Semua bahan yang disimpan di lokasi Kegiatan harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
o. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
yang berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan
kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan
sekitarnya dapat dijamin.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKERJAAN
sanitasi, air minum dan fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala
peraturan, tata tertib, ordonasi pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
2. Rekanan/Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi pekerjaan
dan mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.
3. Rekanan/Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan berlangsung.
4. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada di sekitarnya, utilitas, jalan-jalan, saluran-
saluran pembuangan dan sebagainya di lokasi dan kerusakan sejenis yang disebabkan
karena pelaksanaan Pekerjaan dalam arti yang luas. Itu semua diperbaiki kontraktor
hingga dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instansi, hingga Kontrak selesai dan
diterima baik.
2.5. PENGUKURAN
2.5.1. Jaringan Titik Tetap
a. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (Patok
Beton/Bangunan Permanen) yang dipasang oleh dinas terkait yang terdekat.
b. semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi
yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada
butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan ini
tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Tim
Teknis dan Pengawas di lapangan.
2.5.2. Pengukuran Kembali.
a. Apabila ada perubahan ditentukan/disesuaikan dengan kondisi lapangan
setempat bersama Pejabat Pembuat Komitmen melalui Tim Teknis dan
Pengawas Lapangan.
b. Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan
sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang dipakai harus mendapat
persetujuan Tim Teknis dan Pengawas Lapangan, baik dari jenisnya maupun
kondisinya.
c. Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan
pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan Tim Teknis dan
Pengawas Lapangan.
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan
angka-angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada Tim
Teknis dan Pengawas Lapangan untuk dimintakan penjelasannya.
e. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang, maka Pejabat Pembuat Komitmen melalui Tim
Teknis dan Pengawas Lapangan akan memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran
ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen melalui Tim Teknis dan Pengawas Lapangan selambat-
selambatnya 10 hari setelah tanggal SPMK.
e. Untuk pekerjaan jalan lingkungan dipasang patok kayu tiap jarak 50 m dan
pada bagian atas setinggi 50 cm di permukaan tanah dicat meni dan diberi
Nomor Sta (Stadium).
pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara
kendaaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan.
Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Tim Teknis dan Pengawas Lapangan,
Kontraktor harus menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk
pengaturan lalu lintas disekitar lokasi Kegiatan.
dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta
gambar aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan
yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air,
karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai
sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan
ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan
pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif, terutama pada masyarakat
dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pejabat Pembuat Komitmen
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka, semua yang timbul akibat
pekerjaan pengeringan ini menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pejabat Pembuat Komitmen memerlukan adanya
konstruksi pengeringan sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka
perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut
di atas, diperhitungkan dalam satuan (unit), sedangkan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang dipergunakan “Overhead” dan keuntungan Kontraktor.
pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya
menjadi beban Kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.
b. Pejabat Pembuat Komitmen, atau Tim Teknis berhak mengeluarkan instruksi untuk
menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang
apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Pejabat Pembuat Komitmen berhak mengeluarkan perintah yang dikehendaki
pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
BAB III
PEKERJAAN TANAH DAN PENAHAN JALAN
3.1. UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan lapangan,
termasuk pekerjaan peralatan tanah, galian tanah, serta penanganan, penghamparan dan
pemadatan material timbunan yang diperlukan, pembuangan semua material sisa galian,
pengeringan (bila diperlukan), perlindungan terhadap daerah di sekitarnya, urugan kembali,
pengupasan muka tanah, timbunan tanah pada alur dan elevasi sesuai yang ditunjukkan
pada gambar.
Bila tidak langsung digunakan penyimpanan bahan galian yang akan digunakan tidak
diperbolehkan diletakkan di jalan. Batu besar yang tidak diperkenankan untuk material
timbunan dapat disimpan/dicadangkan bagi keperluan pasangan batu, sesuai dengan
spesifikasi. Penggunaan semua material galian untuk keperluan tertentu ditentukan oleh Tim
Teknis dan Pengawas Lapangan. Kontraktor tidak diperkenankan menghamburkan atau
dengan kata lain membuang material galian yang berguna. semua galian akan dilaksanakan
dengan batasan dan sesuai kebutuhan yang diperlihatkan pada pasal-pasal dari spesifikasi ini
berkenaan dengan masalah pengendalian air. Tidak diperbolehkan menebang tanpa ijin dari
Pejabat Pembuat Komitmen, Tim Teknis, dan Pengawas Lapangan dan Instansi yang terkait.
Pekerjaan perataan, galian dan urugan harus benar-benar rata menurut gambar-gambar
potongan memanjang dan potongan melintang dengan permukaan dan kemiringan yang rapi
dan benar-benar rata dan teratur. Apabila tidak disebutkan lain, semua rumput tanaman dan
semua bahan-bahan yang merusak harus dibuang sebelum bahan urugan diletakkan pada
tempatnya. Semua bahan-bahan yang lemah atau mudah rusak harus diganti dengan bahan-
bahan yang baik.
Bahan galian yang didapatkan dari tempat galian tidak mencukupi bagi keperluan
penimbunan maka dapat diperoleh tambahan galian dari daerah bahan galian lain. Lokasi
bahan galian yang telah digali harus diperbaiki sedemikian rupa untuk menghilangkan
kemiringan tanah yang tajam dan tidak stabil atau hal lain yang kurang baik dan berbahaya.
Luas dan kedalaman galian masih dalam batas area yang telah disetujui Tim Teknis dan
Pengawas Lapangan. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pembayaran
semua bahan galian termasuk bahan lempung dan bahan yang dipilih.
Tanggul akan sangat baik digunakan mencegah kerusakan akibat erosi selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Kerusakan yang ditimbulkan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
e. Prosedur Penggalian.
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton, dan lain-lain.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material di bawah dan di luar batas galian.
f. Kondisi Tempat Kerja
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
penggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
Cofferdam. Pompa agar siap ditempat kerja pada setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai
petunjuk.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
i. Pembuangan Material Pekerjaan Sementara dan Perapihan Tempat Bekas
Galian
1. Terkecuali diperintahkan oleh Tim Teknis dan Pengawas Lapangan, seluruh struktur
sementara seperti cofferdam atau skor dan turap harus dibongkar oleh Kontraktor
setelah selesai pekerjaan struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian
telah dilakukan. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
mengganggu atau merusak struktur atu formasi yang telah selesai.
2. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air
harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu saluran air.
3. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapi dengan tepi dan lereng yang stabil.
Bila permukaan lapisan menjadi terlalu keras atau halus, untuk pemadatan dengan
lapisan berikutnya, perlu dilakukan torehan sejajar sumbu penimbunan hingga
kedalaman tidak kurang dari 75 mm sebelum dilapisi dengan lapisan selanjutnya.
c. Pemadatan
Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density. Semua
timbunan harus dilembabkan sebesar 2% daripada optimum dan kemudian dipadatkan.
Distribusi kelembaban yang seragam dapat diperoleh dengan metode yang telah
disetujui. Bila lapisan teratas (dari lapisan sebelumnya) dan timbunan yang dipadatkan
atau tanah pondasi menjadi kering atau basah untuk memperoleh ikatan yang baik perlu
dilakukan penorehan dan pelembaban dengan menggunakan pancaran air untuk
memperoleh kadar air yang yang baik bagi peletakan lapisan selanjutnya.
BAB IV
PEKERJAAN JALAN PAVING DAN JALAN BETON
2. Cara pelaksanaan
1. Permukaan badan jalan yang telah diberi urugan pasir serta telah dipadatkan, ditabur
pasir ayak sebagai perata dan dipasang paving. Pemasangan paving dipola sesuai
gambar rencana.
2. Pemadatan permukaan paving dilakukan dengan mesin pemadat stemper atau baby
roller hingga mendapat kepadatan dan kerataan permukaan paving yang
dikehendaki.
3. Pengisian nat antar paving menggunakan pasir halus hasil ayakan dan diratakan
menggunakan sapu lidi sampai rongga antar paving terisi pasir hingga penuh, setelah
itu sisa pasir yang berada di permukaan paving harus dibersihkan.
4. Lebar pemasangan paving disesuaikan dengan gambar kecuali pada pertigaan atau
perempatan jalan yang perlu disesuaikan dengan lengkung kebutuhan di lapangan.
5. Pola susunan paving block dengan pola tulangan ikan.
4.7. Plesteran
Diterapkan untuk menutup permukaan pasangan bata, permukaan beton, permukaan
pasangan batu gunung, sehingga tampilan permukaannya menjadi rata dan rapi. Plesteran
semen dibuat dengan mencampur semen dan pasir dapat memakai perbandingan 1 pc : 4 psr,
dengan ketebalan 1,5 cm.
BAB V
PEKERJAAN TELFORD DAN JALAN ASPAL
truk tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali bahan aspal dari contah
yang mewakili telah memenuhi semua sifat–sifat bahan aspal yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini.
Bahan aspal yang diperoleh kembali dari benda uji pada rumus perbandingan
campuran harus mempunyai nilai penetrasi tidak kurang dari 55% nilai penetrasi
aspal sebelum pencampuran dan nilai daktilitas tidak kurang dari 40 cm, bila diperiksa
masing–masing dengan prosedur SNI-06-2456-1991 dan SNI-06-2432-1991.
j. Untuk lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh tandem roller, pemadatan harus
dilakukan menggunakan stamper.
2. Cara Mekanis
a. Disiapkan alat untuk penghamparan ACWC (Tandem roller, mobilisasi alat, dan
peralatan pendukung lainnya)
b. Pekerjaan pengaspalan dimulai dengan penyemprotan Lais Perekat (Tack Coat)
dengan menggunakan aspal sprayer
c. Dump truck yang berisi material ACWC dituang ke hopper asphalt finisher
d. Asphalt finisher menghampar material tersebut dengan ketebalan 4 cm dan
menjaga kelurusan sisi-sisi tepi jalan
e. Para pekerja membantu menjaga kerapian dan kerataan hamparan dengan alat
bantu
f. Penggilasan/pemadatan.
3. Cara Pemadatan
Pemadatan ini dilakukan untuk metode manual ataupun mekanis. Pemadatan campuran
beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini :
a. Pemadatan Awal
Pemadatan awal atau breakdown rolling, harus dilaksanakan dengan baik
menggunakan alat pemadat roda baja (Tandem Roller 6-8 ton), minimum 2 (dua)
lintasan penggilasan awal.
Pemerintah Kabupaten Bangkalan 28
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ) T.A. 2023
b. Pemadatan Antara
Pemadatan kedua atau utama, harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet
(Pneumatic Tyre Roller) sedekat mungkin di belakang penggilasan awal, minimum 8
(delapan) lintasan.
c. Pemadatan Akhir
Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak
roda pemadatan setelah pemadatan kedua, pemadatan akhir tidak perlu dilakukan.
i. Untuk lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh tandem roller, pemadatan harus dilakukan
menggunakan stamper.
CARA PEMADATAN
Pemadatan, harus dilaksanakan dengan baik menggunakan alat pemadat roda baja
(Tandem Roller 6-8 ton), minimum 5 (lima) lintasan penggilasan, dan memperhatikan
kerataan dan ketebalan dengan bantuan penyiraman air saat pemadatannya.
BAB VI
PEKERJAAN LAIN-LAIN
6.1. PERUBAHAN-PERUBAHAN
Apabila ada perubahan dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas karena sesuatu hal harus
seijin Pejabat Pembuat Komitmen melalui Tim Teknis, dan Pengawas Lapangan.
6.2. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak disebutkan hal-hal yang
dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini
menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan disediakan oleh Rekanan, harus dianggap
sebagai telah dibuat didalam spesifikasi ini jadi tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah.
Dibuat oleh
Konsultan Perencana
CV. SEKAR BUANA AGUNG