You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Rahma Kesuma Wardani

POLTEKKES KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Masalah Utama (Kasus)


Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya,
kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan defisit perawatan diri adalah
suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
II. ProsesTerjadinyaMasalah
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

Faktor–faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:


a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
c. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
d. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
c. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.
d. Rentang Respon
A. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
e. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000), yaitu :

 Mekanisme Koping Adaptif


Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah :
Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
 Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.

III. Pohon Masalah


A. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


No Data Masalah

1 Data Subyektif Defisit perawatan diri

- Klien mengatakan dirinya malas


mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara
membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif

- Ketidakmampuan mandi dan


membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian;
pakaian sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK
secara mandiri : BAB atau BAK
sembarangan

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Defisit perawatan diri

V. Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Defisit Perawatan TUM : a. Setelah 2 x SP I
Diri pertemuan pasien
Pasien dapat dapat melakukan 1. menjelaskan pentingnya
merawat diri secara aktivitas perawatan diri
mandri perawatan diri 2. menjelaskan cara
dengan aman menjaga kebersihan diri
b. Setelah 2 x
TUK I : pertemuan pasien 3. Membantu pasien
dapat melakukan mempraktekkan cara
Pasien mampu menjaga kebersihan diri.
aktivitas
melakukan
perawatan diri
kebersihan diri 4. Menganjurkan pasien
berupa berhias
secara mandiri memasukan dalam jadwal
dengan aman
kegiatan harian.
c. Setelah 2 x
pertemuan pasien
TUK II : mampu
melakukan SP II
Pasien mampu
melakukan tindakan kegiatan makan 1. Mengevluasi jadwal
perawatan berupa secara mandiri kegiatan harian pasien
berhias atau dan tepat dengan
berdandan secara mengungkapkan 2. Menjelaskan cara
baik kepuaan makan makan yang baik
d. Setelah 2 x
pertemuan pasien 3. Membantupasien
dapat melakukan mempraktikan cara makan
TUK III : perawatan diri yang baik.
Pasien mampu dalam hal 4. Menganjurkan pasien
melakukan kegiatan BAB/BAK secara memasukan dala jadwal
makan dengan baik mandiri kegiatan harian.
TUK IV : SP III
Pasien mampu 1.Mengevaluasi jadwal
melakukan kegiatan kegiatan harian pasien
BAK/BAB secara
mandiri 2. menjelaskan cara
eliminasi yang baik
3. membantu pasien
mempraktekan cara
eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam
jadwal
4. menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP IV
1. mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. menjelaskan cara
berdandan
3. membantu pasien
mempraktekan cara
berdandan
4. menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian

VI. DAFTAR PUSTAKA


a. Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati,
2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Salemba Medika,
Jakarta
b. Mukhripah &iskandar.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung:PT

Refika aditama

c. Herdman Ade.(2011).Asuhan Keperawatan

Jiwa.Yogyakarta:NuhaMedika
d. Kelliat,B.,A,dkk.(2011).Keperawatan Kesehatan Jiwa

Komunitas :CMHN (Basic Couse).Yogyakarta :EGC


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DIFISIT PERWATAN DIRI (DPD)

Hari / tanggal : Senin, 14 Desember 2021


Nama Pasien : Tn. W
Pertemuan/ SP : 1/ Pengkajian Dan Melatih Cara Menjaga Kebersihan Diri
: Mandi, Mencuci Rambut, Sikat Gigi

A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
a. Data Subjektif
 Klien mengatakan malas mandi
 Klien mengatakan mandi 1x/hari
 Klien mengatakan mandi hanya memakai air tidak memakai
sabun
 Klien mengatakan sikat gigi hanya 1x/hari
b. Data Objektif
 Mulut klien tercium bau khas
 Rambut klien tercium bau
 Tampak suka menggaruk-garuk kepala karena gatal

2) Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri .

3) Tujuan Umum
 Pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri

4) Tujuan Khusus
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
 Pasien mampu melakukan makan dengan baik
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
5) Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
b. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
c. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
e. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

B. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Wr. Wb. Pak, perkenalkan saya perawat
yang akan merawat bapak, nama saya aisyah fathaniah, senang
dipanggil aisyah. Saya dinas disini dari jam 08.00 pagi sampai
jam 14.00 siang pak. Nama bapak siapa? Senang dipanggil
apa?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana tidurnya semalam? Bagaimana perasaan bapak saat
ini? Apa ada keluhan? Apakah bapak sudah mandi tadi ?
c. Kontrak
 Topik
“Baiklah, Bagimana kalau kita berbincang tentang kebersihan
diri pak ?”
 Tujuan
“Tujuan kita berbincang – bincang topik ini adalah agar
bapak mengerti tentang manfaat dan pentingnya menjaga
kebersihan diri, dan bisa melakukan kegiatan mandi, mencuci
rambut, sikat gigi dengan baik dan benar ya pak”
 Waktu
“Berapa lama bapak ingin berbincang – bincang mengenai
topik hari ini ? Bagaimana jika 20 menit?”
 Tempat
“Baiklah mau dimana kita ngobrolnya bapak ? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja

2) Fase Kerja
“ Berapa kali bapak mandi dalam sehari?”
“Apakah bapak sudah mandi hari ini?”
“Menurut bapak apa kegunaannya mandi ?”
“Apa alasan bapak sehingga tidak bisa merawat diri?”
“Menurut bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri?”
“Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut bapak
yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu...dsb”
“Menurut bapak mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya bapak persiapkan? Benar sekali, bapak perlu menyiapkan
pakain ganti yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo
dan sabun mandi.”
“Menurut bapak tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di
kamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang. Saya
akan bantu melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat
gigi, ambil sikat gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi
dengan gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian bapak
berkumur kumur dengan air bersih.
“Bagus sekali bapak, sekarang buka pakaian bapak, siram seluruh
tubuh bapak dengan air termasuk rambut dan kepala lalu ambil
shampo sedikit dan gosokkan ke atas kepala bapak sampai berbusa
lalu bilas sampai bersih.”
“Bagus sekali bapak, sekarang ambil sabun dan gosokan ke seluruh
tubuh bapak secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan
lalu siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa
sabun yang menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai
bersih keringkan tubuh bapak dengan handuk kering yang sudah
disiapkan”
“Bagus sekali bapak melakukannya. Selanjutnya bapak
menggunakan pakaian bersih yang sudah di siapkan

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Subjektif
“Bagaimana perasaan   bapak setelah mandi dan mengganti
pakaian? Coba bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi
yang baik yang sudah bapak lakukan tadi? Bagus sekali
sekarang bapak sudah tahu manfaat dan cara mandi yang
baik.
 Objektif
“Nah, tadikan kita sudah belajar cara mandi dan sikat gigi
yang benar. Sekarang coba bapak lakukan ulangi kembali?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.  Bapak Mau
berapa kali sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu
pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa ? kalau sore ?? Beri tanda
M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.”
c. Kontrak
 Topik
“Bapak besok kita akan berbincang – bincang kembali ya
pak, untuk mengulangi tentang mandi dan sikat gigi yang
benar. Setelah itu kita belajar untuk latihan berdandan ya
pak”
 Waktu
“Bapak mau berapa lama melakukan kegiatannya?
Bagaimana jika 15 menit?”
 Tempat
“Dimana kita akan latihannya? Di ruang kegiatan? Baiklah
karena pertemuan untuk hari ini sudah selesai. Saya
permisi dulu ya pak, sampai jumpa besok. Selamat
beraktivitas kembali. Assalamualaikum.”

You might also like