Professional Documents
Culture Documents
HASIL DAN PEMBAHASAN Revisi 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Revisi 2
1. Hasil
Pujon adalah salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Pujon dalam segi geografis berada
Kecamatan Pujon yang notabene termasuk daerah dengan dataran tinggi memiiliki
barat Ibu kota Kabupaten Malang yang dikelilingi oleh perbukitan dan gunung,
Ngantang Kabupaten Malang. Suhu minimum 18 0C dan suhu maksimum 20 0C
serta memiliki rata-rata curah hujan 21.400 mm/tahun dan kondisi Fisik Geografi
tujuh jenis dan tujuh famili dari tiga plot pengamatan. Data jenis vegetasi tingkat
Tabel 1. Jenis vegetasi tingkat pohon di daerah rawan longsor Kecamatan Pujon,
Kabupaten Malang.
No Nama Ilmiah Nama Lokal Nama Famili
1 Durio zibethinus Murray Durian Malvaceae
2 Pinus merkusii Jungh & Vriese ex Vriese Tusam Pinaceae
3 Persea americana Mill Alpukat Lauraceae
4 Artocarpus heterophyllus Lam Nangka Moraceae
5 Agathis dammara Lamb. Rich Damar Araucariaceae
6 Toona sureni Blume Merr. Suren Meliaceae
7 Samanea saman Jacq. Merr. Trembesi Fabaceae
Sumber : Olahan data primer, tahun 2023
Berdasarkan data dari tabel 1. Menunjukan bahwa pada daerah rawan
pohon dari tujuh famili yaitu Durio zibethinus Murray, Pinus merkusii Jungh &
dammara Lamb. Rich, Toona sureni Blume Merr., Samanea saman Jacq Merr.
Jenis vegetasi tingkat pohon tertinggi adalah Durio zibethinus Murray, Pinus
merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese sedangkan jenis terendah dari ketiga plot
adalah Durio zibethinus Muary, Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese,
Rich, Toona sureni Blume Merr, Samanea saman Jacq. Merr. Berdasarkan data
jenis vegetasi, jumlah individu jenis vegetasi tingkat pohon, lebih jelas disajiakan
pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram pei persentase jumlah individu jenis
Sumber : Olahan data primer, tahun 2023
yang tertinggi ditemukan adalah Durio zibethinus Murray 26.32% dan Pinus
merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese 26.32% sedangkan jumlah individu jenis
Agathis dammara Lamb. Rich 5.26% dan Toona sureni Blume. Merr 5.26%.
Untuk mengetahui jenis vegetasi yang dominan di suatu lokasi dapat dilihat
dengan mengetahui indeks nilai penting tertinggi. Hasil Indeks Nilai Penting
dapat nilai INP tertinggi adalah Durio zibethinus Murray 70.57 sedangkan nilai
tabel 3.
daerah rawan longsor kecamatan pujon kabupaten Malang dengan topografi datar
Pada strata ketinggian tempat 1.100 mdpl, suhu menjadi faktor yang paling
penting bagi tumbuhan, oleh karena itu suhu, kelembapan udara dan ph tanah
menjadi faktor yang mendukung keberadaan vegetasi. Suhu yang diukur di lokasi
tanah 7.
longsor kecamatan Pujon, Kabupaten Malang jenis vegetasi tingkat pohon yang
di temukan pada tiga plot dilokasi penelitian yaitu 7 jenis. Duraikan sebagai
berikut :
Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan salah satu buah tropis asli
Indonesia, yang jenisnya sangat beragam, yang secara fisik karakternya berbeda
dengan durian umumnya (Belgis et al. 2016). Durian merupakan tanaman daerah
tropis, karenanya dapat tumbuh baik di Indonesia. Panjang buah durian yang
matang bisa mencapai 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, dan berat antara 1,5-2,5
kg. Daun durian berbentuk jorong hingga lanset dengan panjang 10 – 15 (- 17) cm
dan lebar (3 – 4,5 - 12,5) cm. (Rodame, 2010). Tinggi pohon durian berkisar
antara 20-40 meter, bahkan dapat mencapai 50 meter. Durian merupakan tanaman
berkayu berbatang tunggal. Batang durian umumnya berbentuk silindris dan dapat
mencapai tinggi 40-50 m dengan diameter batang lebih dari 100 cm . (Tirtawinata
et al., 2016). Durian mempuyai akar banir atau akar papan atau akar papan. Akar
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Tusam (Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese) termasuk dalam famili
Pinaceae memiliki sebaran yang luas mulai dari bumi belahan utara hingga selatan
dan mencakup hampir 120 spesies. Dari beragam jenis yang ada, pinus tropis
(Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) atau yang dikenal juga dengan nama tusam,
Kondisi tanah yang cocok untuk pinus, yaitu tanah asam, berpasir, dan memiliki
resapan air yang baik. Kawasan hutan tersebut dapat ditemukan di daerah dataran
untuk perkembangannya berada di ketinggian 400 hingga 2000 mdpl. Pohon pinus
yang ditanam di ketinggian kurang dari 400 mdpl akan tumbuh tidak optimal
karena suhu udara terlalu tinggi. Sedangkan jika ditanam di ketinggian lebih dari
2000 mdpl juga tidak optimal karena proses fotosintesis akan terhambat.
Akar pohon pinus adalah akar tunggang dengan sistem perakaran yang
dalam dan kuat sehingga cocok tumbuh di tanah dengan tekstur ringan hingga
sedang. Selain itu, tingkat keasaman tanah atau pH tanah untuk habitat pinus juga
beragama, atau dengan kata lain tumbuhan pinus mampu tumbuh pada tanah ber-
pohon ini memiliki masa hidup yang sangat panjang, yaitu sekitar 100 hingga
1.000 tahun. Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan pohon pinus yang tumbuh
Adapun klasifikasi dari Tusam (Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus L.
Alpukat (Persea americana Mill) berasal dari dataran rendah atau tinggi
Amerika Tengah dan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Tanaman ini dapat
tumbuh liar di hutan atau ditanam di kebun atau perkarangan yang lapisan
tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Tumbuh di daerah tropik
tumbuhan ini cocok dengan iklim sejuk dan basah, namun tidak tahan terhadap
suhu rendah maupun tinggi. Di Indonesia, alpukat tumbuh pada ketinggian
berkayu, bulat, berwarna coklat, dan bercabang banyak. Daunnya tunggal dan
Daun alpukat adalah daun tunggal dan simetris, mempunyai tangkai dengan
panjang kira – kira 1 – 1,5 cm. Letak daun ini berdesakan diujung ranting, bentuk
daunnya jorong hingga bulat telur atau oval memanjang serta tebal seperti kertas.
Ujung daun alpukat yaitu meruncing dengan bagian tepinya yang merata, dan
lebar 3 – 10 cm. Daun yang masih muda berwarna kemerahan dan ketika sudah
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
nangka tersebar luas hampir di semua daerah serta biasanya ditanam di halaman
rumah sebagai pengisi lahan. Hampir seluruh bagian pada tanaman nangka dapat
sebagai pohon utama, akar, batang, daun, bakal buah, hingga kulitnya bisa
Pohon nangka memliki tinggi 10-15 meter. Buah nangka relatif besar,
berbiji banyak, serta kulitnya berduri lunak. Tiap bijinya dibalut daging buah
(endokarp) serta eksokarpnya mengandung gelatin. Sebenarnya buah nangka ialah
buah majemuk (sinkarpik), yaitu berbunga banyak tersusun tegak lurus ditangkai
hingga bulat lonjong. Duri buahnya yang dilihat sebenarnya bekas kepala
putiknya. Kulit buahnya memiliki warna hijau hingga kuning kemerahan. Daging
buahnya tipis hingga tebal yang sesudah matang berwarna kuning merah, lunak,
atau pucuk ranting berambut halus dan kaku, kecokelatan. Kuncup daun
terbungkus daun penumpu, bundar telur, panjang hingga 9 cm. Daun tunggal
seperti kulit, bertangkai, bundar telur terbalik sampai jorong, 2,5-10 x 5–25 cm,
bertepi rata, dengan pangkal berbentuk pasak sampai membulat, dan ujung
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Morales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Damar (Agathis dammara Lamb Rich) merupakan salah satu marga dalam
suku Araucariaceae yang dijumpai di daerah hutan hujan tropis (Hamilton et al.
Kata damar juga digunakan untuk penyebutan resin (getah) yang dihasilkan oleh
(Agathis dammara) lebih sering disebut sebagai ‘kopal’. Selain itu, penggunaan
istilah ‘kayu damar’ malah digunakan untuk penyebutan kayu dari pohon
Agatis.
Damar merupakan tumbuhan asli Indonesia. Daerah sebarannya meliputi pulau
meter di atas permukaan laut. Pohon damar (Agathis dammara) berukuran besar
dan tingginya bisa mencapai 65 meter. Batangnya silindris dan lurus dengan
diameter mencapai 1,5 meter. Kulit batang berwarna abu-abu muda hingga coklat
biasanya bopeng karena resin Daun berbentuk jorong (bulat memanjang) dengan
panjang 6–8 cm dan lebar 2–3 cm. Bagian pangkal daun membaji sedangkan
ujungnya runcing. Tulang daun sejajar dan banyak. Bunga jantan dan betina
berada pada tandan yang berbeda, pada pohon yang sama (berumah satu).
tahun terakhir. Oleh karena itu daftar merah International Union for Conservation
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Araucariaceae
Genus : Agathis Salisb
daerah Kerinci disebut Ingu, di Madura disebut Soren, di Sumba disebut Horeni
berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap. Tanaman ini tumbuh pada
spiral berkumpul di ujung ranting teidaun rata dengan anak daun terdiri daru8 - 30
pasang.suren termasuk jenis Tanaman dengan jenis kayu ringan namun cukup
kuat serta harum baunya apabila bagian daun atau buah diremas dan pada saat
batang dilukai atau ditebang. Apabila ditebang warna kayu keputih putihan dan
selanjutnya akan berubah warna menjadi merah muda selanjutnya merah jingga.
daerah surian dan surian amba dari suku Meliaceae dan bangsa Sapindales
berserpihan, keputihan, coklat keabu-abuan atau coklat muda dengan aroma kuat
ketika ditebang.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Toona
Trembesi (Samanea saman Jacq Merr ) adalah tanaman asli yang berasal
dari Amerika tropis seperti Meksiko, Peru dan Brazil namun terbukti dapat
tumbuh di berbagai daerah tropis dan subtropis. Trembesi tersebar luas di daerah
yang memiliki curah hujan rata-rata 600--3000 mm/tahun pada ketinggian 0--300
mdpl. Trembesi dapat bertahan pada daerah yang memiliki bulan kering 2--4
bulan, dan kisaran suhu 20--38℃ . Pertumbuhan pohon trembesi optimum pada
dalam kisaran tipe tanah dan pH yang tinggi. Tumbuh di berbagai jenis tanah
minimal pH 4,7. Jenis ini memerlukan drainasi yang baik namun masih toleran
terhadap tanah tergenang air dalam waktu pendek (Nuroniah dan Kosasih, 2010).
horisontal kanopi yang lebih besar dibandingkan tinggi pohon jika ditanam di
tempat yang terbuka. Pada kondisi penanaman yang lebih rapat, tinggi pohon
trembesi bisa mencapai 40 m dan diameter kanopi lebih kecil (Nuroniah dan
Kosasih, 2010).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Samanea
kawasan. Jenis-jenis yang memiliki peranan besar pada suatu komunitas dicirikan
oleh nilai penting yang tinggi karena merupakan penjumlahan dari Kerapatan
Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR), dan Dominansi Relatif (DR). (Ginting dan
Manurung 2017)
tingkat pohon. Kerapatan relatif yang tertinggi adalah Durio zibethinus Murray,
Pinus merkusii Jungh & Vriese ex Vriese dengan nilai 26.32% sedangkan untuk
Tingginya kerapatan Durio zibethinus Murray dan Pinus merkusii Jungh &
lokasi penelitian dengan presentase jumlah individu jenis 26.32% dapat dilihat
pada gambar 2. Jumlah individu jenis Durio zibethinus Murray dan Pinus
dengan jumlah individu jenis lain dikarenakan dari data tabel 3 faktor fisik-kimia
lingkungan penelitian, yang dilihat dari suhu 26,3-28,8℃ dan pH tanah 7,0 pada
lokasi penelitian cocok dengan tempat hidup Durio zibethinus Murray dan Pinus
merkusii Jungh & Vriese ex Vriese. Hal ini yang menyebabkan tingginya
dengan pH tanah yang baik untuk tanaman Durio zibethinus Murray adalah pH
tinggi atau lebih dari 1.000 (mdpl). (Orwa et al. 2009). Menurut Foth (1984)
dalam Hanafiah (2005), tanaman pinus tumbuh optimum pada kisaran pH 4.5
sampai 5.0 akan tetapi pinus akan lebih ideal tumbuh pada pH 7.0. Suhu tahunan
tingkat pohon frekuensi relatif yang memiliki nilai tertinggi adalah Durio
zibethinus Murray, Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese dan Persea
americana Mill dengan nilai 20.00% sedangkan frekuensi relatif yang memiliki
dammara Lamb Rich, Toona sureni Blume Merr dan Samanea saman Jacq Merr
kemunculan dari setiap jenis yang dijumpai dari seluruh petak contoh yang dibuat.
Tingginya nilai frekuensi relatif suatu jenis tumbuhan berarti jenis tersebut
Durio zibethinus Murray yang dijumpai pada plot 1 dan 2 dengan persentase
jumlah individu jenis 26.32%, Pinus merkusii Jungh & Vriese ex Vriese
ditemukan pada plot 1 dan 2 dengan persentase jumlah individu jenis 26.32%
Jenis Durio zibethinus Murray, Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese,
jenis lain dikarenakan pada lokasi penelitian jumlah plot yang ditempati ketiga
jenis ini paling tinggi dari jenis lainya dapat dilihat pada tabel 2. Jenis Durio
zibethinus Murray dan Pinus merkusii Jungh & Vriese ex Vriese, memiliki
kesamaan tempat hidupnya dengan pH tanah rata – rata 6-7 dan suhu 18–20℃ .
Hal yang sesuai dengan lokasi penelitian yang dilihat pada tabel 3 faktor fisik-
Persea americana Mill cocok tumbuh pada pH berkisar antara pH sedikit asam
sampai netral, (5,6-7). (Sihotang 2008). Hal ini sesuai dengan lokasi penelitian
yang dimana pH dan suhu udara cocok denagan lokasi penelitian dapat dilihat
tingkat pohon dominansi relatif tertinggi adalah Durio zibethinus Murray dengan
nilai 24.26% sedangkan dominansi relatif dengan nilai terendah yaitu Artocarpus
memiliki diameter 14.65– 40.45 cm, dijumpai pada plot 1 dan 2 dengan
persentase jumlah individu jenis 26.32%. Dominansi memberikan gambaran
kaitannya dengan luas basal area atau luas bidang dasar yang dimana basal area
jenis terhadap luas petak pengamatan. Dominansi jenis dalam suatu komunitas
dipengaruhi oleh jumlah individu, diameter batang, dan keberadaan jenis tersebut
pada pengukuran diameter batang ( >10 cm) setinggi dada (1,3m) untuk vegetasi
tingkat pohon. Jenis yang mempunyai dominansi relatif tinggi berarti tumbuhan
lingkungan penelitian yang dilihat pada tabel 3 yang memuat pH tanah 7 dan
suhu udara 26,3 – 28,8℃ pada lokasi penelitian cocok dengan syrarat tumbuh
Indek Nilai Penting (INP) merupakan penentu status suatu jenis dalam
suatu komunitas vegetasi di suatu kawasan. Jenis INP tertinggi dapat diartikan
sebagai suatu jenis yang paling tinggi persebarannya di dalam komunitas jenis
tersebut tumbuh. Kondisi atau status seperti itu maka suatu jenis diperkirakan
akan lebih berhasil memanfaatkan sumber daya nutrisi yang ada dibandingkan
dengan jenis-jenis yang lain. Berdasarakan tabel 2 tentang hasil perhitungan INP,
jenis yang memiliki INP tertinggi di daerah rawan longsor Kecamatan Pujon,
Kabupaten Malang yakni, Durio zibethinus Murray 70.57 dan nilai INP terendah
tabel 3 yang memuat pH tanah 7 dan suhu udara 26,3 – 28,8 ℃ pada lokasi
(2006) tentang pedoman umum budidaya pertanian pada lahan pegunungan, jenis
vegetasi yang cocok untuk pada lereng berpotensi longsor salah satunya adalah
Durio zibethinus Murray . Hal ini sesuai dengan lokasi penelitian yang berada
Indeks Nilai Penting (INP) merupakan salah suatu indeks yang dihitung
dalam suatu komunitas tumbuhan. Untuk mengetahui Indeks nilai penting pada
pohon dan anakan vegetasi dapat diperoleh dari penjumlahan frekuensi relatif,
ferapatan relatif, dan dominansi relatif suatu vegetasi yang dinyatakan dalam
vegetasi tingkat pohon dari ketiga plot pengamatan di daerah rawan longsor
Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang tergolong sedang yaitu H’= 1.73. Menurut
keanekaragaman jenis pada suatu transek adalah sedang melimpah. Hal ini
secara ekologi vegetasi tingkat pohon, berada dalam kondisi relatif stabil.
sedang ini terjadi karena perubahan vegetasi secara berulang serta adanya unsur
hara, cahaya, serta air yang didapatkan oleh vegetasi tersebut. Oleh karena itu,
tumbuhan yang hidup di tempat itu. Proses fisiologis tumbuhan dipengaruhi oleh
suhu, namun sulit untuk menentukan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman
pula (Wiryono, 2012). Suhu udara di daerah rawan longsor Kecamatan Pujon,
70%. Menurut Agustina (2004) faktor iklim tanah diantaranya yaitu suhu tanah,
kelembapan tanah dan derajat keasaman (pH) tanah. Derajat keasaman pH tanah
1. Kesimpulan
Kabupaten Malang adalah sebagai berikut terdapat 7 jenis vegetasi dari ke tiga
plot pengamatan antar lain yaitu Durio zibethinus Murray, Pinus merkusii Jungh
Agathis dammara Lamb. Rich, Toona sureni Blume Merr, Samanea saman Jacq
Merr.
Bedasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan Indeks Nilai Penting
Kabupaten Malang dengan INP tertinggi yaitu Durio zibethinus Murray 70.57 dan
nilai INP terendah yaitu Artocarpus heterophyllus Lam 16.43. Sedangkan untuk
2. Saran
hayati lainnya baik flora maupun fauna di daerah rawan longsor Kecamatan
Barbour, M. G., J. H. Burk., & W. D. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. The
Benjamin/Cumming Publishing Company Inc. Menlo Park, Readling,
California, Massachusetts : Singapore.
Greenway DR (1987). Vegetation and slope stability. In: Anderson MG, Richards
KS (eds) Slope stability
Hardiyatmo HC. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.
Kinama et al. 2005. Evaporation from soils below sparse crops in contour
hedgerow agroforestry in semi-arid Kenya. Agricultural and Forest
Meteorology.130: 149-162.
Saharjo, Bambang Hero dan Ati, Dwi, Nurhayati. 2006. Domination and
Composition Structure Change at Hemic Peat Natural Regeneration
Following Burning; A Case Study in Pelalawan, Riau Province.
Biodiversitas. 7(2): 154—158
Susanto, W. (2012). Analisis Vegetasi pada Ekosistem Hutan Hujan Tropis untuk
Pengelolaan Kawasan Taman Hutan.
Stokes et al. 2009. Desirable Plant Root Traits for Protecting Natural and
Engineered Slopes Against Landslides. Plant Soil. 324: 1-30.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Institut Teknologi
Bandung : Bandung.
Van Beek, L.P. Wint, H. Cammeraat, L.H. Edwards, J.P. 2005. Observarsion and
simulation of root reinforcementon abandoned Mediterranean slopes.
Plant soil. (278):55-74.
Wiharto, M. 2012. Pythososiologi Tumbuhan Bawah Di Desa Tabo-Tabo,
Kabupaten Pangkep,Sulawesi Selatan. Jurnal Bionature,Volume 13
Yatimul Ainun 2016, Desember 29. Tanah Longsor Dominasi Kejadian Bencana
di Malang. https:// timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/139572/2016-
tanah-longsor-dominasi-kejadian-bencana-di-malang.
Belgis, M., Wijaya, C.H., Apriyantono, A., Kusbiantoro, B., and Yuliana, N.D.
2016. Physichemical differences and sensory profiling of six lai (Durio
kutejensis) and four durian (Durio zibethinus) cultivars indigenous
Indonesia. Inter. Food Research Journal , 23(4): 1466 -1473.
Nuroniah HS, Kosasih AS. 2010. Mengenal Jenis Trembesi (Samanea saman
(Jacquin) Merrill) sebagai Pohon Peneduh. Mitra Hutan Tanaman 5 (1):
1-5.
Prasetiya, Y., Y., P. 2015. Hubungan Kesesuaian Lahan Tanaman Pinus Dengan
Kerawanan Longsor Lahan di Sub-DAS Logawa. Universitas
Muhammadiyah. Purwokerto.
Sobir dan endri martin 2010 : Pedoman budidaya durian dan rambutan di kebun
campur.Bogor: World Agroforestry Centre(ICRAF) Southeast Asia
Regional Program.
Staples, W. G. and Elevitch, R. C., 2006. Samanea saman (rain tree). Species
Profies for Pacific Island Agroforestry Version 2.1
www.traditionaltree.org. Di akses pada tanggal 29 Desember 2014.
Tirtawinata, M. R., Panca, J.S,. 2016: Durian: Pengetahuan Dasar untuk Pecinta
Durian. Jakarta: Agrofolio.