Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Lengkap
Skripsi Lengkap
Disusun oleh :
Wika Wulandari
NIM: P0.5140314039
Disusun oleh:
WIKA WULANDARI
NIM: P0 5140314039
i
ii
iii
MOTTO
TIADA KATA MENYERAH UNTUK MERAIH IMPIAN
TIADA KESUKSESAN YANG DAPAT DI RAIH TANPA USAHA, KERJA KERAS DAN DOA
HIDUP ADALAH PILIHAN DAN PERJUANGAN , DAN PILIHAN ADA DI TANGAN KITA
YANG HARUS KITA CAMKAN “TAK ADA USAHA YANG MENGHIANATI HASIL “
iv
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya tepat
pada waktunya. Semua pencapaian dan keberhasilan yang sampai saat ini dapat
saya raih itu semua berkat bantuan, dukungan, doa dan motivasi dari orang-orang
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya Ayah (Edi
Edwar) dan ibu (Yusna Wati) yang telah memberikan semangat, doa,
dukungan dan motivasi selama ini. Terima kasih malaikat hidup ku tanpa
doa dan kerja keras dari ayah ibu aku tak akan sampai di titik menuju
kesuksesan ini.
Irawan, Meywin Sumarni). Terima kasih telah menjadi kakak terbaik dan
kakak ipar ku (Indra Fauzan, Wiwik Sumarni, Andri Gomiko). Terima kasih
Yenli Putri, Andini Putri Anggraini, Kiki Kurniawan, Adelia Dwi Putri,
menjadi penyemangat.
Teruntuk seseorang yang slalu ada dalam setiap tawa dan air mata yang
berjuang bersama dari awal sampai akhir, yang selalu mendengarkan keluh
v
penjaga siap siaga dimana pun berada dan yang slalu bertahan dengan
Teruntuk kedua pembimbingku Bunda Epti Yorita & Bunda Yuliana Lubis
Teruntuk penguji ku bunda ratna dewi & bunda kosma terimah kasih atas
atas kebersamaan yang terjadi selama 4 tahun ini dan terima kasih telah
Teruntuk sahabat sejati ku (kak vevi, wa pinky, bucik egga, ayuk lidya,
momon, inga yeni, dodo ica, ayuk tutut, wadang tari, mimi ayu, cici kidal)
Teruntuk adek asuh dan kakak asuh ku( kak ifa, santi,devi,Karin dan wika )
tahun ini.
vi
ABSTRACT
vii
ABSTRAK
viii
KATA PENGANTAR
Bengkulu. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
Kemenkes Bengkulu yang telah membantu saya dan memotivasi saya dalam
ix
3. Bunda Rialike Burhan, M.Keb selaku Ketua Prodi D IV Kebidanan Poltekkes
skripsi ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu dan
skripsi ini.
Bengkulu, 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
ABSTRACK ................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 8
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ....................................................................... 27
B. Variabel Penelitian ..................................................................... 28
C. Definisi Operasional .................................................................. 28
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 30
E. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
F. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data ........................... 32
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hubungan malpresentasi dengan kejadian ketuban pecah dini .......... 39
Tabel 4.4 Hubungan gamelli dengan kejadian ketuban pecah dini .................... 40
Tabel 4.5 Hubungan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini ..................... 41
Tabel 4.6 Hubungan CPD dengan kejadian ketuban pecah dini ........................ 42
Tabel 4.7 Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini .. 43
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melalui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa, Amerika serikat
yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi
masih sangat jauh dari target MDGs yaitu mengurangi Angka Kematian Ibu
hingga dibawah 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Dan angka
Kematian Ibu di provinsi Bengkulu tahun 2016 sebesar 117 per 100.000
Penyebab langsung kematian ibu dari tahun 2010 sampai 2013 yaitu
(4%), partus lama (1%), infeksi (31%), kelainan amnion (2%), lainnya (17%)
(Riskesdas, 2013).
1
2
Infeksi adalah salah satu penyebab kematian ibu. Infeksi bisa terjadi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Salah satu penyebab infeksi adalah
ketuban pecah dini. Sekitar (25%) infeksi intrauterin disebabkan oleh ketuban
semakin lama jarak antara pecah nya ketuban dengan persalinan, maka
semakin tinggi pula resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin (Isnaini,
2015).
kehamilan yang paling sering ditemui. Insiden ketuban pecah dini adalah
(2,7%) sampai (17%), bergantung pada lama periode fase laten yang
malpresentasi janin, kehamilan kembar atau adanya infeksi pada serviks atau
secara lansung pada selaput ketuban atau asenderen dari vagina atau servik.
kelainan letak janin, usia wanita kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun,
(Tahir, 2012).
yang berhubungan dengan ketuban pecah dini (KPD) pada ibu bersalin
diruangan Camar II RSUD Arifin Achmad tahun 2015. Ada hubungan antara
umur dengan kejadian ketuban pecah dini, ada hubungan antara paritas
dengan kejadian ketuban pecah dini, ada hubungan antara gamelli dengan
kejadian ketuban pecah dini ,dan ada hubungan antara preeklamsi dengan
Hasil penelitian yang juga sama di lakukan oleh Sitti Khadijah (2016).
ada hubungan hubungan antara gamelli dengan kejadian ketuban pecah dini,
ada hubungan antara kelainan letak sungsang dengan ketuban pecah dini,
tidak ada hubungan kelainan letak lintang dengan kejadian ketuban pecah
dini.
tahun 2017 melaporkan data pasien dengan kasus ketuban pecah dini
sebanyak 231 orang (38,2%) dari 605 persalinan. Pada tahun 2016
melaporkan data pasien dengan kasus ketuban pecah dini sebanyak 221 orang
lebih dini faktor risiko ketuban pecah dini dan mengetahui upaya untuk
B. Rumusan Masalah
kejadian ketuban pecah dini di RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu yaitu
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2018.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
c. Bagi Pasien
E. Keaslian penelitian
case control yang mendapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara
letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini dan tidak ada
kehamilan ganda dengan kejadian ketuban pecah dini dan ada hubungan
antara kelainan letak janin dengan kejadian ketuban pecah dini. Perbedaan
sampel penelitian.
dini (KPD) pada ibu bersalin diruangan camarII RSUD Arifin Achmad
case kontrol yang mendapatkan hasil ada hubungan antara umur dengan
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37
2. Etiologi
belum diketahui dan belum dapat ditentukan secara pasti beberapa ahli
pecah dini, namun faktor –faktor mana yang paling paling berperan sulit
9
10
gamelli.
defisiensi gizi.
11
3. Patofisiologi
infeksi inflamasi
a. Usia
seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Dibawah atau diatas usia
kehamilan.
c. Paritas
wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin mencapai usia
Helen,2008)
d. Anemia
besi. Jika persedian zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan
anemia. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil
e. Riwayat KPD
pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks ) yang terlalu lunakdan
yang nyata, disebab kan leserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau
ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta
amniosintesis.
5. Diagnosis
a. Secara klinik
Diagnosis ketuban pecah dini tidak sulit untuk dibuat anamnesis. Pada
klien dengan keluarnya air seperti urine dengan tanda-tanda yang khas
sudah dapat menilai bahwa hal tersebut mengarah ke ketuban pecah dini.
Untuk menentukan betul tidak nya ketuban pecah dini bias dilakukan
ketuban kluar dari kanalis selvikalis pada bagian yang sudah pecah
b) Gejala chorioamnionitis
b. Meternal
c. Fetal.
berkurang.
17
vagina.
b. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,
c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila ibu yang mengalami KPD duduk atau berdiri ,
d. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut ,denyut jantung janin
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
2) Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban,
3) Sekret vagina ibu hamil pH: 4-5 dengan kertas nitrazin tidak
b. Pemeriksaan ultrasonografi(USG)
dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang
8. Komplikasi
pecah dini bergantung pada usia kehamilan. Pengaruh ketuban pecah dini
a. Infeksi, resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah
prematur infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden
kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban lahir. Pada
semakin gawat.
9. Penanganan
2 cara yaitu penangan secara konservatif dan penangan secara aktif .yaitu :
a. Konservatif
7 hari). Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Jika usia kehamilan
32-37 minggu belum inpartu,tidak ada infeksi ,tes busa negative beri
Jika kehamilan 32-37 minggu ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan
sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason I.M 5mg setiap6 jam
sebanyak 4 kali.
21
b. Aktif
Usia reproduksi yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-
35 tahun. Pada usia ini alat kandungan telah matang dan siap untuk dibuahi.
Kehamilan pada usia muda (<20 tahun) sering terjadi penyulit/ komplikasi
bagi ibu maupun janin. Hal ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi
untuk hamil, dimana Rahim belum bisa menahan kehamilan dengan baik,
selaput ketuban belum matang dan mudah mengalami robekan sehingga dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Sedangkan pada ibu dengan usia
> 35 tahun juga memiliki resiko kesehatan bagi ibu dan bayinya, karena otot-
otot dasar panggul tidak elastis lagi. Sehingga mudah terjadi penyulit
kehamilan dan persalinan. Salah satunya adalah perut ibu menggantung dan
ketuban pecah dini. Presentasi yang menjadi penyebab ketuban pecah dini
menyebabkab terjadinya ketuban pecah dini karena tidak ada bagian terendah
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan
pecah dini (KPD) (Nugroho, 2011). Komplikasi letak lintang terjadi oleh
karena bagian terendah tidak menutupi PAP, ketuban cendrung pecah dini
dan dapat disertai menumbungnya tangan janin atau tali pusat janin.
pecah dini. Kehamilan ganda adalah satu kehamilan dengan dua janin atau
mengalami kejadian ketuban pecah dini. Hal ini disebabkan oleh tekanan
primipara bagian terendah janin turun ke rongga panggul masus ke PAP pada
23
persalinan. Sehingga pada multipara tidak ada bagian terendah janin yang
pecah dini semakin besar hal ini bukan disebabkan oleh peningkatan aktivitas
dibuktikan dengan adanya dilatasi servik tanpa rasa nyeri dalam trimester II
dan III kehamilan yang disertai dengan prolapus membrane amnion lewat
servik dan penonjolan membrane tersebut dalam vagina, peristiwa ini di ikuti
Ketuban pecah dini locus minoris adalah selalu ditempat ostium uteri
internum. Pada keadaan disproporsi kepala panggul dimana kepala bayi tidak
masuk pintu atas panggul sehinga ostim uteri internum tetap menjadi locus
minoris yang pada saat tekanan intra uterin meningkat kemungkinan besar
G. Kerangka Teori
Faktor penyebab
Bagan 2.1. Kerangka Teori (Modifikasi dari Morgan (2009), Taufan Nugroho
(2011),
25
H. Kerangka Konsep
< 20 tahun < 20 tahun Tidak ada Terjadi kepala bayi tidak
fungsi fungsi bagian Tekanan intra masuk pintu atas
reproduksi reproduksi terendah yang uterin yang panggul sehinga
belum belum menutupi pintu meninggi atau
optimal optimal atas meningkat
ostim uteri
panggul(PAP) secara internum tetap
<35 tahun <35 tahun yang dapat berlebihan( menjadi locus
fungsi fungsi menghalagi overdistensi minoris yang
reproduksi reproduksi tekanan uterus)
mengalami mengalami terhadap
pada saat
penurunan penurunan membrane tekanan intra
bagian bawah uterin
meningkatkemu
ngkinan besar
akan pecah atau
robek di daerah
tersebut
Bagan 2.2. Kerangka Konsep (Modifikasi dari Morgan (2009), Taufan Nugroho
(2011),
26
I. Hipotesis
2. Tidak ada hubungan faktor gameli dan CPD dengan kejadian ketuban
METODOLOGI PENELITIAN
A. DesainPenelitian
ketuban pecah dini di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2018. Data
yang di ambil adalah data sekunder dari catatan rekam medis kasus ruangan
Usia
Malpresentasi Kasus
Gamelli KPD
Paritas
Seluruh
CPD ibu
bersalin
Usia
Malpresentasi
Kontrol
Paritas
CPD
ditelurusi retrospektif
27
28
B. Variabel Penelitian
dependen)
Variabel independen
Usia
Malpresentasi Ketuban Pecah Dini
VariabelGameli
dependen
Paritas
CPD
28
C. Definisi Operasional
Bagan3.4 Definisi Operasional
No Variabel Definisiopera Alatukur Cara ukur Hasilukur Skalaukur
sional
1 (variable Ketuban Checklist Mengisi 0: KPD Nominal
dependen) Pecah Dini checklist 1: Tidak
Ketuban Pecah adalah KPD
Dini (KPD) pecahnya
ketuban
sebelum
terdapat
tanda-tanda
persalinan
dimulai dan
ditunggu 1
jam sebelum
inpartu.
Pecahnya
ketuban
sebelum bayi
lahir yang
sudah di
diagnosa di
rekam medis
1. Populasi
dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2017 sebanyak 605 orang dengan 231
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ada 2 yaitu sampel kasus dan kontrol.
Sampel kasus yaitu ibu yang mengalami ketuban pecah dini dan sampel
30
control yaitu ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini. Sampel yang
Keterangan :
kemaknaan (1,96)
(0,84)
OR=3,542
kasus ibu yang mengalami kejadian ketuban pecah dini sebanyak 40sampel.
Dan 40 ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini sebagai sampel
control dengan perbandingan 1:2 adalah 120 responden. Jadi jumlah sampel
paritas, CPD
1. Pengumpulan data
yang diambil dari catatan rekam medis pasien di RSUD Dr. M. Yunus
2. Pengolaan data
a. Editing
data.
b. Coding
Yaitu memberikan kode terhadap hasil yang diperoleh dari data yang
yang diperoleh .
c. Tabulating
d. Processing
Data yang telah di tabulasi diolah secara manual atau komputer agar
dapat diaanalisis.
33
e. Clearning
3. Analisa data
a. Analisis Univariat
Keterangan :
f =jumlah frekuensi
b. Analisis Bivariat
pecah dini
c. Analisis multivariat
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
orang terdiri dari 40 kelompok kasus (ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini) diambil dengan cara simple random sampling membuat undian dari
bersalin yang tidak mengalami ketuban pecah dini) yang diambil juga
pasien ruang kebidanan dan rekam medik tahun 2017 di RSUD dr.M.
35
36
2. Hasil Penelitian
a. Analisis univariat
1. Usia Ibu
<20 atau >35 tahun 58 48,3%
20-35 tahun 62 51,6 %
2. Malpresentasi
Kepala 84 70,0%
Sungsang 28 20,3%
Lintang 4 3,33%
Oblig 4 3,33%
3. Gamelli
Gamelli 6 5,00%
Tidak Gamelli 114 95,0%
4. Paritas
Primipara 41 34,1%
Multipara 56 46,7 %
Grandemultipara 23 19,1%
5. CPD
Ya 13 1,59%
Tidak 107 89,2%
sampel, sebagian besar ibu pada usia yang tidak beresiko 20-35 tahun
37
sebagian besar pada ibu paritas multipara (46,7%), dan hampir seluruh
(89,2%).
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui faktor yang
OR=3,889 artinya ibu yang berada pada usia beresiko (<20 dan >35
sebesar 3,8 kali lipat jika dibandingkan dengan ibu yang berada pada
pecah dini sebesar 5,7 kali lipat jika dibandingkan dengan ibu yang
paritas dengan ketuban pecah dini. Nilai OR=2,414 yang artinya ibu
ketuban pecah dini sebesar 2,4 kali lipat jika dibandingkan dengan ibu
dengan paritas 2-3. Hasil uji statistik didapatkan p=0,678 artinya tidak
c. Analisis Multivariat
analisis ini dengan syarat hasil analisis bivariat dengan nilai p<0,25.
2017.
B. PEMBAHASAN
ketuban pecah dini terjadi pada usia <20 tahun dan >35 tahun,
Penelitian ini juga menemukan bahwa ada hubungan antara usia ibu
dengan ketuban pecah dini p=0,001 dan risiko ketuban pecah dini 3,8
kali lebih besar terjadi pada usia <20 tahun dan >35 tahun
diketahui 12 orang (30%) dengan usia <20 tahun dan 16 orang (40%)
pada usia >35 tahun, sedangkan yang berusia 20-35 tahun yaitu 12
orang (30%). Diketahui pada usia reproduktif (20-35 tahun) masih ada
yang mengalami ketuban pecah dini ini dikarenakan ada faktor lain
yang mempengaruhi ketuban pecah dini selain usia ibu yaitu seperti
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Eka dkk
(2014) bahwa ibu <20 tahun dan >35 tahun berisiko mengalami
ketuban pecah dini sebesar 2,9 kali dibandingkan usia 20-35 tahun.
adanya hubungan antara usia dengan ketuban pecah dini pada ibu
bersalin.
adalah 25-35 tahun. Pada usia ini, alat kandungan telah matang dan
siap untuk dibuahi kehamilan. Kehamilan pada usia muda (<20 tahun)
sering terjadi penyulit/ komplikasi bagi ibu maupun janin. Hal ini
dengan usia > 35 tahun juga memiliki resiko kesehatan bagi ibu dan
2014).
tahun) dan terlalu tua (>35 tahun) mempunyai risiko yang lebih besar
untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini dikarenakan pada usia
pada umur 20 tahun karena pada umur 20 tahun alat kandungan sudah
yang dapat terjadi jika usia hamil berisiko antara lain anemia,
dan ketuban pecah dini. Salah satu kesiapan fisik bagi seorang ibu
hamil dan melahirkan bayi yang sehat adalah faktor usia saat hamil.
dengan hasil ada hubungan antara usia ibu bersalin dengan kejadian
=3,583 (95% CI: 1,263 < OR <10,164). Penelitian ini tidak sejalan
pecah dini.
bahwa pada usia kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun sebagian besar
yang mengalami ketuban pecah dini, hal ini bisa disebabkan juga
pakaian dalam jika lembab, seperti yang telah kita ketahui bahwa pada
sebagian (45%) ibu yang mengalami ketuban pecah dini tidak disertai
dengan kelainan letak janin. Hasil uji statisik chi square terhadap
malpresentasi.
bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat
(Oxorn, 2010).
44
letak janin yang terjadi pada kehamilan trimester III dikarenakan janin
tumbuh lebih cepat dan jumlah air ketuabn relatif berkurang sehingga
letaknya saat trimester III relatif menetap dan tidak berpindah. Letak
lain yang dilakukan oleh Fetrisia (2013) dengan hasil tidak ada
Dini.
akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif
yang lebih luas difundus uteri, sedangkan kepala berada dala ruangan
letak sungsang gerakan janin lebih terasa pada segmen bawah Rahim
tidak ada hubungan antara kelainan letak janin dengan ketuban pecah
pecah dini terjadi pada ibu yang tidak mengalami gamelli. Sedangkan
sebagian kecil pada ibu yang mengalami gamelli (7,5%). Hasil uji
antenatal care yang tidak teratur, penyakit yang menyertai ibu saat
(CPD), pekerjaan ibu, kelainan letak janin, sosial ekonomi dan lain-
lain.
bagi janin maupun ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan
keturunan, umur, dan paritas. Faktor resiko ketuban pecah dini pada
kembar dua 50% dan kembar tiga 90%. Hamil ganda dapat
dengan hasil analisa didapatkan nilai p value 0,03 dan ibu bersalin
selaput ketuban tidak kuat atau lemah dan bila terjadi sedikit
ketuban pecah dini yaitu tekanan intra uterin yang meninggi atau
prematurus.
melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari mulai dari pagi hari
yang berat yang harus dilakukannya ibu saat hamil, sehingga dapat
kehamilan ganda dengan ketuban pecah dini dengan p value sebesar 0,001
(p-value=0,005<α) dan hasil analisis menunjukkan nilai OR= 4,1 artinya ibu
dengan kehamilan ganda memiliki resiko 4 kali lebih terjadi ketuban pecah
dini saat bersalin dibanding dengan ibu yang tidak mengalami ketuban pecah
dini.
49
selain itu jika ada indikasi medis lainnya ibu yang hamil gamelli dapat
dicegah.
keuban pecah dini terjadi pada paritas 1 dan >3, sedangkan pada ibu
yang tidak mengalami ketuban pecah dini sebagian besar pada paritas
2-3 (53,8%). Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,028 artinya ada
terjadinya ketuban pecah dini sebesar 2,4 kali lipat jika dibandingkan
multipara tidak ada bagian terendah janin yang menutupi PAP, yang
50
ada bagian terndah janin yang menutupi PAP yang dapat mengurangi
ibu sewaktu hamil, paritas 2-3 paling aman ditinjau dari sudut
belum siap secara matang untuk menyipan janin didalam rahim karena
ketuban pecah dini hampir seluruh dari kejadian terjadi pada ibu yang
(2001) bahwa salah satu faktor ketuban pecah dini adalah CPD,
dimana pada kasus CPD dapat terjadi ketuban pecah dini karena
adanya his yang sudah adekuat namun bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul sehingga tekanan intra uterin yang terus
partus lama ini biasanya disertai dengan ketuban pecah dini pada
lama.
pintu atas panggul sehinga ostium uteri internum tetap menjadi lokus
besar akan pecah atau robek di daerah tersebu dimana hal itu sesuai
yang tidak ada CPD yang mengalami ketuban pecah dini yaitu
nilai p value = 0,674 yang berarti tidak tidak ada hubungan antara
Dini
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ibu bersalin
persalinan yang sering terjadi karena keadaan atau posisi janin dalam
di atas PAP, keadaan ini disebut juga presentasi bahu. (Oxorn, 2010).
letak yang mengalami ketuban pecah dini cukup banyak yaitu sebesar
28,7%.
posisi janin dalam rahim yang tidak sesuai dengan jalan lahir yang
55
A. Kesimpulan
dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M. Yunus
1. Ibu bersalin sebagian besar pada usia yang tidak beresiko 20-35 tahun,
kepala, hampir seluruh dari kejadian ditemukan pada ibu yang tidak
dan hampir seluruh dari kejadian ditemukan pada ibu yang tidak
mengalami CPD .
2. Ada hubungan antara usia ibu dengan ketuban pecah dini di RSUD
6. Tidak ada hubungan CPD dengan ketuban pecah dini di RSUD Dr.M.
56
57
malpresentasi.
B. Saran
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan
2. Manfaat Praktis
antenatal care, sarankan ibu hamil melakukan istirahat yang cukup dan
kehamilan.
c. Bagi Pasien
Dini dan Lia. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Ketuban
Pecah Dini Di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2011. Program
Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
YPIB Majalengka
Lameshow, S. & David W.H.jr, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan
(Terjemahan), Gadjah Mada University press, Yogyakarta
Manuaba, IBG. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. EGC.
Jakarta
59
60
Ridwan, 2014. Hubungan Kehamilan Ganda Dan Kelainan Letak Janin Dengan
Kejadian Ketuban Pecah Dini Di RSUD Demang Sepulau Raya Lampung
Tengah. Jurnal Kesehatan
Sakti, K.M.G, Akmal taher. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar san Rujukan. Edisi I. Jakarta :kementrian
kesehatan RI
Syahda, 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini Pada
Ibu Bersalin di ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad tahun 2015. Jurnal
Kesehatan
ORGANISASI PENELITIAN
A. Pembimbing I
NIP : 197401091992032001
Jabatan : Pembimbing I
B. Pembimbing II
Nip : 195407011976032001
Jabatan : Pembimbing II
C. Peneliti
Jabatan : Peneliti
D. Pembantu Peneliti
1. Responden
2. Keluarga
3. Teman-teman lainnya
Lampiran 2
No KEGIATAN BULAN
. Okt Sept Nov Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli
1. PENDAHULU
AN
Konsultasi Judul
Penyusunan
Proposal
Konsul Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan
Proposal
II PELAKSANAA
N
Izin Penelitian
Pengumpulan
Data
Pembuatan
Skripsi
Konsultasi dan
Bimbingan
Laporan Skripsi
Ujian Hasil
Perbaian
Lampiran 3
ketuban_pecahdini
ketuban_pecahdini
ketuban_pecahdini
ketuban_pecahdini
ketuban_pecahdini
ketuban_pecahdini
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.279 1 .001
b
Continuity Correction 10.015 1 .002
Likelihood Ratio 11.503 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.185 1 .001
N of Valid Cases 120
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Risk Estimate
Risk Estimate
Risk Estimate
Lower Upper
a
Step 1 usia 1.641 10.058
Constant
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan