Professional Documents
Culture Documents
Vektor Dimensi 2 Dan 3iffatul Dan Tim
Vektor Dimensi 2 Dan 3iffatul Dan Tim
dalam
Ruang Berdimensi-2
dan
Ruang Berdimensi-3
Disusun oleh:
Achmad Fachrurozi
Iffatul Mardhiyah
Rifki Kosasih
Departemen Matematika
Vektor-vektor yang panjang dan arahnya sama disebut ekuivalen atau dapat dipandang
sama (walaupun terletak dalam posisi berbeda). Jika v dan w ekuivalen maka dituliskan v = w.
Definisi
Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka jumlah v+w adalah vektor yang ditentukan
sebagai berikut: Letakkan vektor w sedemikian sehingga titik pangkalnya bertautan dengan titik
ujung vektor v. Vektor v+w disajikan oleh panah dari titik pangkal v hingga ke titik ujung w.
Berikut ilustrasinya
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa v+w = w+v dan jumlah dua vektor tersebut adalah
diagonal dari jajargenjang yang ditentukan oleh v dan w dengan kedua titik pangkalnya sama.
Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol dan dinyatakan dengan 0. Didefinisikan
bahwa 0+v = v+0 = v untuk sebarang vektor v. Vektor nol mempunyai sebarang arah yang sesuai
dengan keadaannya. Jika v adalah sebarang vektor tak-nol, maka –v (yaitu negatif dari v) adalah
vektor yang besarnya sama dengan v tetapi arahnya terbalik. Vektor –v ini mempunyai sifat v+(-
v) = 0. Didefinisikan pula -0 = 0.
Definisi
Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka selisih w dari v didefinisikan sebagai
v-w = v+(-w)
Definisi
Jika v adalah suatu vektor tak-nol dan k adalah suatu skalar tak-nol, maka hasil kali kv adalah
vektor yang panjangnya kali panjang v dan arahnya sama dengan arah v jika k > 0 dan
berlawanan dengan arah v jika k < 0. Didefinisikan kv = 0 jika k = 0 atau v = 0.
Anggap v adalah sebarang vektor pada bidang dan asumsikan bahwa v diletakkan
sehingga titik pangkalnya berada pada titik asal sistem koordinat segi empat. Misalkan titik
ujung v adalah titik (v1 , v2 ) dalam ruang berdimensi-2. Koordinat dari titik ujung v tersebut
disebut komponen v dan ditulis
v = (v1 , v2 )
Dengan memperhatikan hal diatas maka jika vektor-vektor yang ekuivalen diletakkan
sehingga titik pangkalnya berada di titik asal, maka jelas bahwa titik ujungnya harus berhimpit.
Jadi vektor-vektor tersebut mempunyai komponen yang sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dua vektor v = (v1 , v2 ) dan w = (w1 , w2 ) dikatakan
ekuivalen jika dan hanya jika v1 w1 dan v2 w2 . Operasi penjumlahan vektor dan perkalian
vektor dengan skalar mudah dilakukan dalam bentuk komponen.
Berikut ilustrasi untuk penjumlahan vektor dan perkalian vektor dengan skalar.
Penjumlahan vektor
Perkalian vektor dengan skalar
Berdasarkan gambar tersebut, Jika v = (v1 , v2 ) dan w = (w1 , w2 ) didapat v+w = (v1 w1 , v2 w2 )
dan kv = (kv1 , kv2 ) . Lalu, karena v-w = v+(-1)w, maka berdasarkan operasi penjumlahan dan
Sistem koordinat segi empat dalam ruang berdimensi-3 memiliki tiga sumbu koordinat
yang saling tegak lurus, diberi nama sumbu x, y dan z. Setiap pasangan koordinat menentukan
suatu bidang yang disebut bidang koordinat, yaitu bidang-xy, bidang-xz dan bidang-yz. Untuk
setiap titik P dalam ruang berdimensi-3 diberikan tiga pasangan terurut (x, y, z) yang disebut
koordinat titik P. Berikut contoh penyusunan titik-titik yang koordinatnya adalah (4, 5, 6) dan
(-3, 2, -4)
Sistem koordinat dalam ruang berdimensi-3 mempunyai dua kategori, yaitu sistem
tangan-kiri dan tangan-kanan. Berikut ilustrasinya.
v = (v1 , v2 , v3 ) dan w = ( w1 , w2 , w3 )
v+w = (v1 w1 , v2 w2 , v3 w3 )
v-w = (v1 w1 , v2 w2 , v3 w3 )
v+w = (5, -1, 3) 2v = (2, -6, 4) -w = (-4, -2, -1) dan v-w = (-3, -5, 1)
Kadang suatu vektor titik pangkalnya tidak berada dititik asal. Jika vektor P1 P2
1 2 ( x2 x1 , y2 y1 , z2 z1 )
PP
1 2 OP2 OP1 ( x2 , y2 , z2 ) ( x1 , y1 , z1 ) ( x2 x1 , y2 y1 , z2 z1 )
PP
Jadi komponen P1 P2 diperoleh dengan pengurangan koordinat titik pangkal dari koordinat titik
ujung.
Pergeseran Sumbu
Contoh: Anggap suatu sistem koordinat-xy digeser sehingga diperoleh suatu sistem koordinat-
x’y’ yang titik asalnya mempunyai koordinat-xy (k, l) = (4, 1)
Penyelesaian:
a) Persamaan pergeserannya adalah x’ = x-4 dan y’ = y-1. Sehingga koordinat-x’y’ dari titik
P adalah x’ = 2-4 = -2 dan y’ = 0-1 = -1. Jadi dalam koordinat-x’y’ P(-2, -1)
b) Persamaan pergeseran dapat ditulis pula menjadi x = x’+4 dan y = y’+1. Sehingga
koordinat-xy dari titik Q adalah x =-1+4 = 3 dan y = 5+1 =6. Jadi dalam koordinat-xy
Q(3, 6).
3.2 NORMA SUATU VEKTOR ; ARITMATIKA VEKTOR
Pada bagian ini kita akan menetapkan aturan dasar dari aritmatika vektor
Teorema :
Jika u, v, w adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi 2 dan berdimensi 3 dan k dan l adalah
skalar, maka hubungan berikut ini berlaku.
a) u + v = v + u
b) (u+v)+w = u+(v+w)
c) u + 0 = 0 + u = u
d) u + (-u) = 0
e) k(lu) = (kl)u
f) k(u+v)=ku + kv
g) (k+l) u = ku +lu
h) 1u=u
Panjang suatu vektor u sering disebut sebagai norma u dan dinyatakan sebagai ||u||.
Anggap u =(u1 ,u 2 )vektor dalam ruang berdimensi-2.
berdasarkan teorema pythagoras kita dapatkan :
||u|| = u12 u 22
Anggap u =(u1 ,u 2 , u 3 )vektor dalam ruang berdimensi-3.
berdasarkan teorema pythagoras kita dapatkan :
||u|| = u12 u 22 u 32
suatu vektor bernorma 1 disebut suatu vektor satuan
Jika P1 ( x1 , y1 , z1 ) dan P2 ( x2 , y2 , z2 ) adalah dua titik dalam ruang
berdimensi -3. maka jarak d antara kedua titik tersebut adalah
norma P1P2
P1P2 = (x 2 -x1 , y 2 -y1 , z 2 -z1 )
-3 2 1 14
2 2 2
||u|| =
2. P1 (2, 1, 5) dan P2 (4, 3,1)
Definisi Hasil kali titik atau hasil kali dalam Euclidean u . v didefinisikan sebagai
Anggap u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3), sudut antara vektor u dan v adalah ditunjukkan
pada gambar di bawah ini. Sesuai aturan cosinus, diperoleh :
Mencari Sudut Antar Vektor dari definisi di atas, sudut antar vektor dapat diperoleh dari
.
Selanjutnya, dalam memperoleh informasi dari sudut antar dua vektor, teorema di bawah ini
dapat digunakan.
(a)
(b) Jika u dan v adalah vektor tak-nol, sudut antara vektor u dan v adalah , maka
# lancip Jika dan hanya jika u . v > 0
# tumpul Jika dan hanya jika u . v < 0
# = Jika dan hanya jika u . v = 0
Vektor – Vektor Ortogonal merupakan vektor-vektor yang tegak lurus. Berdasar teorema (b) di
atas; jika u dan v adalah vektor tak-nol, maka = Jika dan hanya jika u . v = 0, artinya u
dan v saling tegak lurus (orthogonal), dituliskan .
Contoh : Tunjukkan bahwa dalam vektor tak-nol n = (a,b) tegak lurus dengan garis
--
(*)
Bukti :
(c) Misalkan u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3), maka
Proyeksi Ortogonal
Perhatikan gambar berikut :
Dimana
Vektor w1 sejajar dengan a, vektor w2 tegak lurus dengan a, dan
.
Selanjutnya, vektor w1 disebut proyeksi orthogonal dari u pada a atau komponen vektor dari u
yang sejajar dengan a, dinyatakan dengan Proya u. karena , maka
. Vektor w2 disebut komponen vektor u yang orthogonal terhadap a.
Teorema Anggap u dan a adalah vektor-vektor dalam R2 atau R3, a≠0, maka:
Jika 𝜃 menyatakan sudut yang dibentuk oleh u dan a, maka 𝐮 ∙ 𝐚 = ‖𝐮‖‖a‖ cos θ sehingga
persamaan diatas dapat ditulis sebagai
Berikut adalah contoh penggunaan metode vektor untuk menurunkan suatu rumus yaitu rumus
jarak dari suatu titik pada bidang ke suatu garis.
Contoh. Cari rumus jarak D dimana D adalah jarak antara titik 𝑃0 (𝑥0 , 𝑦0 ) dan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 +
𝑐 = 0.
Penyelesaiaan. Misalkan titik 𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah sebarang titik pada garis tersebut dan letakkan
vektor n = (𝑎, 𝑏) sedemikian sehingga titik pangkalnya ada di Q.
Karena vektor n tegak lurus garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 maka jarak D sama dengan panjang
proyeksi orthogonal ⃑⃑⃑⃑⃑⃑⃑
𝑄𝑃0 pada n, perhatikan gambar berikut
Dengan menggunakan persamaan sebelumnya diperoleh,
dimana
Sehingga diperoleh
Orientation is important
Definition:
a× b = |a||b| sinθn
where θ is the angle between the vectors a and b
Coordinate notation:
a × b = (a2b3 − a3b2, a3b1 − a1b3, a1b2 − a2b1)
Matrix Definition
Geometric meaning:
a× b = |a||b| sinθn
|a× b| = |a||b| sinθ
= area of parallelogram
a) u ∙ (u × v) = 0
b) v ∙ (u × v) = 0
c) |u × v|2 = |u|2|v|2-(u ∙ v) 2
d) u ×(v × w) = (u ∙ w)v-(u ∙ v)w
(u × v) × w = (u ∙ w)v-(v ∙ w)u
Lines
Given a point on the line p0=(x0, y0, z0), the vector from p0 to arbitrary point in the line is
parallel to v.
p0p = tv for any scalar t.
Equating LHS and RHS, we get the parametric equation for a line in 3-Space
Vector form:
r = r0 -tv
Planes
Given a point on the plane p0=(x0, y0, z0), the vector from p0 to arbitrary point on the
plane p0p is perpendicular to n.
n∙(p0p) = 0
Vector form:
n ∙ (r-r0)=0