You are on page 1of 4

Nama : JAINAL ABIDIN

Nim : 213030404169

Kelas : C Kehutanan 2021

Mata kuliah : Kebijakan Kehutanan

Dosen : Agung Wibowo, S.Hut.M.Si.Ph.D

1 .Penangkapan warga

Wadas merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tenga
h. Pada Selasa (8/2/2022), ratusan aparat gabungan TNI dan Polri mengepung desa tersebut de
ngan senjata lengkap. Tak lama, terjadi bentrok. Puluhan warga pun ditangkap oleh aparat dan di
gelandang ke Polres Purworejo. Kuasa hukum warga Desa Wadas, Julian Dwi Prasetya mengata
kan, ada 64 warga yang ditangkap aparat dalam peristiwa itu. “Iya 64 orang (ditangkap), dan yan
g sudah kasih kuasa ke kami 54 orang," kata Julian kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022). Men
urut Julian, beberapa warga yang ditangkap mengalami tindakan kekerasan dari aparat. "Ada yan
g diperlakukan tidak manusiawi juga waktu penangkapan," ungkapnya.
Mereka disebut mendampingi pihak pemerintah yang hendak melakukan pengukuran tanah. "Me
ndampingi sekitar 70 petugas BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan Dinas Pertanian yang mela
ksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh," kata Iqbal. Iqbal mengeklaim, penda
mpingan oleh polisi dilakukan setelah Kepala Kanwil BPN Jateng beraudiensi dengan Kapolda Ja
teng pada Senin (7/2/202). "Kepala BPN menyatakan kepada Kapolda bahwa Proyek Pembangu
nan Waduk Bener tercantum dalam Perpres Nomorn109 Tahun 2020 tentang Perubahan ke 3 ata
s Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Proyek Strategis Nasional. Un
tuk itu Polda Jateng dan stakeholder terkait diminta membantu," ujar dia. "Ada juga surat dari Ke
menterian ATR/BPN Kabupaten Purworejo Provinsi Jateng Nomor AT.02.02/344-33.06/II/2022 t
anggal 4 Februari 2022 perihal Permohonan Personil Pengamanan Pelaksanaan Inventarisasi da
n Identifikasi di Desa Wadas Kabupaten Purworejo Provinsi Jateng," tambahnya.
Atas dasar surat tersebut, pihak kepolisian berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk me
laksanakan pengukuran tanah di Desa Wadas. Namun kemudian, menurut Iqbal, di lapangan terja
di ketegangan dan adu mulut antara warga yang pro dengan kontra terhadap proyek penambang
an batuan. "Adu mulut dan ancaman kepada warga yang pro. Aparat kemudian mengamankan w
arga yang membawa sanjata tajam dan parang ke Polsek Bener," kata dia.

Berawal dari pembangunan bendungan

Konflik antara aparat dengan warga di Desa Wadas bermula dari rencana proyek pemb
angunan Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo. Bendungan Bener merupakan salah satu P
royek Strategis nasional (PSN) yang akan memasok sebagaian besar kebutuhan air ke Bandara
Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Proyek tersebut
memerlukan pasokan batuan andesit sebagai material pembangunan. Oleh pemerintah, kebutu
han batu andesit ini diambil dari Desa Wadas.
Dari laman petisi "Hentikan Rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas" terungka
p, luas lahan Desa Wadas yang akan dikeruk untuk penambangan andesit mencapai 145 hektar
e. Sebagian warga pun menolak rencana penambangan tersebut. Sebab, hal itu dikhawatirkan a
kan merusak 28 titik sumber mata air warga desa. Rusaknya sumber mata air akan berakibat p
ada kerusakan lahan pertanian. Lebih lanjut, warga kehilangan mata pencaharian. Penambanga
n itu juga dikhawatirkan akan menyebabkan Desa Wadas semakin rawan longsor. Apalagi, berd
asarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo 2011-
2031, Kecamatan Bener, termasuk di dalamnya Desa Wadas, merupakan bagian dari kawasan r
awan bencana tanah longsor. Dikutip dari laman resmi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, w
alhi.or.id, proyek tambang di Desa Wadas ini merupakan tambang quarry atau penambangan te
rbuka (dikeruk tanpa sisa) yang rencananya berjalan selama 30 bulan.
Penambangan batu itu dilakukan dengan cara dibor, dikeruk, dan diledakkan menggunakan 5.
300 ton dinamit atau 5.280.210 kilogram, hingga kedalaman 40 meter. Tambang quarry batuan
andesit di Desa Wadas menargetkan 15,53 juta meter kubik material batuan andesit untuk pem
bangunan Bendungan Bener. Jika hal itu terjadi, menurut Walhi, bentang alam di desa tersebut
akan hilang dan ekosistemnya rusak. Dibebaskan hari ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prano
wo pun telah angkat bicara atas konflik yang terjadi di Desa Wadas. Pada Rabu (9/2/2022) ia m
endatangi langsung Desa Wadas dan berdialog dengan warga. Dalam kesempatan tersebut, Ga
njar juga menyampaikan permohonan maaf.
"Tidak usah saling menyakiti hati perasaan warga, diajak rembugan (musyawarah) semuanya,
nanti panjenengan (warga) yang sudah mendapat ganti rugi, uangnya jangan dipakai sembaran
gan, untuk beli tanah atau rumah pengganti," kata Ganjar kepada warga Wadas, Rabu (9/2/202
2), seperti dilansir Antara. Ganjar pun mengaku prihatin atas peristiwa penangkapan warga. Ia
mengatakan sudah meminta kepolisian untuk membebaskan warga. "Saya intens komunikasi d
engan Kapolda, Wakapolda dan lainnya, memantau perkembangan yang ada di Purworejo, khus
usnya Wadas. Kami sudah sepakat, masyarakat yang diamankan kemarin, hari ini akan dilepas
untuk dipulangkan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara Konflik di Desa Wadas ya
ng Sebabkan Warga Dikepung dan Ditangkap Aparat", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.
com/read/2022/02/09/18264541/duduk-perkara-konflik-di-desa-wadas-yang-sebabkan-warga-
dikepung-dan?page=all.
2. -:- aparat gabungan TNI dan Polri

-:- Julian Dwi Prasetya


-:- Kepala BPN

-:- Warga desa wadas

-:- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

-:- Kapolda Jateng

-:- Satpol PP

-:- 70 petugas BPN

-:- Ganjar

3. -:- aparat gabungan TNI dan Polri


=> mengamankan warga dan Mendampingi sekitar 70 petugas BPN (Badan Pertanahan Nasi
onal) dan Dinas Pertanian yang melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh.

-:- Julian Dwi Prasetya


=> Kuasa hukum warga Desa Wadas

-:- Kepala BPN

=> melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh

-:- Dinas Pertanian


=> melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh
-:- Kapolda Jateng
-:- Satpol PP

-:- 70 petugas BPN

-:- Ganjar

4. Bila langkah hukum atau legal formal itu yang digunakan, terkadang keputusan hu
kum tidak selamanya menjamin penyelesaian persoalan, termasuk pada konflik Wadas m
engingat dalam putusan hukum biasanya hanya ada Kalah dan Menang.
Selain itu, salah satu pemicu konflik, karena perbedaan pandangan mengenai rencana
penambangan baik substansi maupun teknis.
Semoga persoalan ini, menemui titik terang penyelesaian, sehingga tidak ada lagi m
uncul gambaran kekerasan dan intimidasi yang berujung pada konflik horizontal anta
r masyarakat.

You might also like