You are on page 1of 3

BAB V

INSTRUMEN PEMERINTAHAN

5.1. Tindakan Pemerintahan (Bestuurshandeling)


▪ Pemerintah  subjek hukum  tindakan pemerintahan
(bestuurshandeling): tindakan pemerintahan berdasarkan hukum
(rechtshandeling) dan tindakan pemerintahan yang berdasarkan fakta atau
tindakan materiil/nyata (feitelijke handeling).
▪ Tindakan hukum: tindakan hukum privat; tindakan hukum publik  bersegi
satu (eenzijdig publiekrechtelijke handeling) & bersegi dua (meerzijdig
publiekrechtelijke handeling).
Tindakan hukum publik bersegi satu (besluit) bersifat umum (regeling),
bersifat individual (beschikking).
Tindakan hukum publik bersegi dua  peraturan bersama.
▪ Regeling adalah besluit yang umum, yaitu suatu tindakan hukum publik yang
dituangkan secara tertulis oleh organ pemerintahan dan bersifat pengaturan
umum.
▪ Beschikking adalah keputusan (besluit) yang individual, yaitu suatu perbuatan
hukum publik bersegi satu yang dilakukan oleh alat pemerintah (dalam arti
sempit) berdasarkan suatu kekuasaan atau wewenang istimewa dengan
maksud terjadinya perubahan dalam hubungan hukum, yang dituangkan
secara tertulis oleh organ pemerintahan dan bersifat individual.
▪ Tindakan pemerintahan  tindakan hukum publik  segala tindakan yang
dilakukan organ pemerintahan untuk menjalankan fungsi pemerintahan dengan
menggunakan wewenang khusus/tertentu (berdasarkan per-uu-an yang
berlaku) yang dapat menimbulkan akibat hukum di bidang hukum administrasi.

5.2. Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking)


▪ Keputusan Tata Usaha Negara  salah satu instrumen yuridis pemerintahan &
kompetensi absolut peradilan administrasi.
▪ Pasal 1 angka 9 UU PTUN: Keputusan Tata Usaha Negara  suatu
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha
negara, yang berisi tindakan hukum tata usaha negara, yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit,
individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.
▪ Penetapan tertulis  menunjuk kepada isi bukan bentuk formal  jelas :
badan/pejabat tun yang mengeluarkan; maksud dan isi tulisan; kepada siapa
tulisan ditujukan dan apa yang ditetapkan.
▪ Badan atau pejabat tata usaha negara  badan/pejabat yang melaksanakan
fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun
daerah.
▪ Tindakan Hukum Tata Usaha Negara  tindakan hukum publik yang
bersumber pada wewenang yang melekat dalam jabatan.
▪ Peraturan perundang-undangan yang berlaku  sumber wewenang
pemerintahan.
▪ Bersifat konkrit, individual dan final  objeknya berwujud/tertentu/dapat
ditentukan; subjek yang dituju tertentu baik alamat maupun hal yang dituju;
definitif.
▪ Menimbulkan akibat hukum  muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban
subjek hukum, perubahan kedudukan hukum.
▪ Seseorang atau badan hukum perdata  yang memiliki kecakapan
melakukan tindakan hukum.

5.3. Izin
▪ Salah satu bentuk KTUN yang paling banyak digunakan dalam HAN:
• Instrumen pemerintahan  mengendalikan kehidupan masyarakat &
mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
• Instrumen yuridis  berbentuk keputusan/ ketetapan yang bersifat
konstitutif yang digunakan pemerintah untuk menetapkan peristiwa konkrit.
▪ Izin  suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-
undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan tertentu
yang secara umum dilarang.
▪ Berdasarkan figur hukumnya  izin : izin dalam arti sempit (dengan
persyaratan); pelepasan/pembebasan/ dispensasi (hal istimewa/ khusus);
konsesi (kepentingan umum  perjanjian : hak & kewajiban); dan lisensi (hak
menyelenggarakan suatu perusahaan).
▪ Tujuan sistem perizinan mengarahkan aktivitas-aktivitas tertentu; mencegah
bahaya lingkungan; melindungi obyek-obyek tertentu; membagi benda-benda
yang jumlahnya sedikit; mengarahkan dan menyeleksi orang-orang dan
aktivitas-aktivitas tertentu.

▪ Aspek yuridis izin: norma larangan, wewenang (norma pengecualian), dan


ketentuan/pembatasan/syarat.

▪ Bentuk izin  tertulis. isi izin  organ yang berwenang; yang dialamatkan
(pemohon, pihak ketiga); diktum (inti  hak & kewajiban); ketentuan-ketentuan
(kewajiban); pembatasan-pembatasan (masa berlaku); syarat-syarat
(penghapusan & penangguhan).

You might also like