You are on page 1of 34
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA / @ DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN nti tonne Sos Baty kang +9 ata 1200 ena asi roan rte nt ssi see ¥ ae esas GERMAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR HK.02.02/1/105/2023 ‘TENTANG INSTRUMEN SURVEI AKREDITASI KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit ‘Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi dilaksanakan oleh lembaga _penyelenggara Alceditasi dan menggunakan standar yang ditetapkan oleh Menter b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, ‘Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktile Mandiri Dokter Gigi untuk tersclenggaranya Akreditasi ‘secara optimal diperlukan instrumen survei akreditasi nike ©. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ‘menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Keschatan tentang Instrumen Survei Akreditasi Klini Meningat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) ‘sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5942}; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyclenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2021 Nomor 316) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 317}; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 156); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Menetapkan KESATU KEDUA, KETIGA KEEMPAT Klinik, Laboratorium Kesehatan dan Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandi Praktike Mandiri Dokter Gig) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1207}; 7. Keputusan — Menteri_ ~—Kenehatan = Nomor HK.01.07/MENKES/1983/2022 tentang Standar ‘kreditasi Klinik; Dokter, dan Tempat MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL —PELAYANAN KESEHATAN TENTANG —INSTRUMEN — SURVEI AKREDITASI KLINIK. Menetapkan Instrumen Survei_Akreditasi Klinik sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bbagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal Instrumen Survei Akreditasi Klinik sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai alat bantu dalam penilaian survei akreditasi Klinik Direktur Jenderal_ dan masing-masing —_lembaga penyelenggara Akreditasi melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Keputusan Direktur Jenderal ini Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Januari 2023, fe 2 \ PELAYANAN KESEHATAN, esos a LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL- PELAYANAN KESEHATAN NOMOR HK,02.02/1/105/2023 TENTANG INSTRUMEN SURVEI AKREDITASI KLINIK INSTRUMEN SURVEI AKREDITASI KLINIK BABI PENDAHULUAN 8 pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan keschatan yang menyediakan pelayanan medik dasar dan/ataty ‘spesialistik secara komprehensi 1 Pelayanan sesuai standar pelayanan kedokteran Pelayanan yang disediakan dokter merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokieran secara lege artis dan mengacu pada standar pelayanan kedokteran yang ditetapkan. Pengobatan yang diberikan sesuai kebutuhan, sadar biaya, sadar ‘mutu, berbasis bukti ilmiah (evidence based). Pelayanan Paripurna (comprehensive care) Pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan Kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific protection), pengobatan (curative) termasuk di dalamnya pelayanan kegawatdaruratan (emergency), pencegahan kecacatan (disability limitation), dan rebabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal dan etika kedokteran. Pelayanan berkesinambungan (continuum of care) Pelayanan berkesinambungan adalah pelayanan yang tidak terputus, dilaksanakan secara proaktif untuk tercapainya pelayanan yang efektif dan efisien. Klinik pratama merupakan Kdinik yang hanya menyelenggarakan Pelayanan medik dasar, sesuai dengan kompetensi dokter atau dokter fei. Upaya pelayanan Kesehatan di Klinik pratama meliputi aspek pelayanan medik dasar rawat jalan dan rawat inap, Klinik utama merupakan Klinik yang menyelenggarakan pelayanan tik, Upay medik spesialistik, atau pelayanan medik dasar dan spe pelayanan Kesehatan di Klinik wtama meliputi aspek pelayanan medik spesialistik, atau pelayanan dasar dan spesialistik. Klinik utama dapat menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan data pada tahun 2021 terdapat 11.347 klinik (Klinik pratama dan Klinik ‘utama} di Indonesia. Sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan fasilitas Kesehatan maka setiap fasilitas kesehatan melaksanakan akreditasi termasuk klinik pratama dan klinike utama, Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu fasilitas pelayanan kesehatan setelah dilakukan penilaian bahwa fasilitas pelayanan Kesehatan telah memenuhi standar akreditasi yang disetujui oleh Pemerintah. Akreditasi di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG menggunakan Standar Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri dan dilaksanakan oleh Lembaga Penyelengeara Akreditasi. Pemerintah mengharapkan pada tahun 2024 seluruh fasilitas pelayanan keschatan di Indonesia telah terakreditasi sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020- 2024. Dalam hal memenuhi standar akreditasi Klinik yang meliputi ppenilaian terhadap elemen penilaian, maka diperlukan adanya suatu alat bantu, Berdasarkan hal tersebut maka Kementerian Keschatan ‘menetapkan Instrumen Survei Akreditasi Klinile. Sasaran 1, Pemerintah daerah provinsi 2. Pemerintah daerah kabupatan/kota; 3. Klinit dan 4, Lembaga Penyelenggara Akreditasi BAB IL INSTRUMEN SURVEI AKREDITASI KLINIK Klinik Kelompok Tata Kelola Klinik (TKK) Instrumen Survei Akredit Klinik merupakan fasilitas pelayanan—kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan keschatan yang menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau spesialistik secara komprehensif. Pelayanan Kesehatan di klinik dapat berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan ‘kegawatdaruratan dan pertolongan persalinan normal sesuai standar. Klinik Pemerintah adalah adalah Klinik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, Lembaga pemerintah, TNI dan POLRI Klinik Swasta adalah Klinik yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik perorangan, badan usaha maupun badan hukum. Klinik Pratama adalah Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar. Klinik Utama spesialistik atau adalah Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medi pelayanan medik dasar dan spesialistik. Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien Klinik harus memiliki kepemimpinan yang efektif. Salah satu indikator kepemimpinan yang efektif adalah adanya kejelasan pembagian tugas dan peran dari masing- masing pemangku kepentingan di Klinik yaitu pemilik, penanggung Jawab, dan pemberi pelayanan tertuang dalam sebuah tata kelola Klinik. ‘Tata Kelola Klinik memuat: Visi misi Idlinih Tata kelola dan struktur organisasi; ‘Uraian tugas dan fungsi masing masing pemangku kepentingan; Tata kelola sumber daya manusia; ‘Tata kelola fasilitas dan keselamatan; dan ‘Tata kelola pengaduan dan tindak lanjut. oenerpe ‘Tata kelola Klinik yang baik akan menghasilkan pelayanan yang baik terutama dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. 1, Standar 1.1 Pengorganisasian Klinik (TKK 1) Dalam mengemban tugas, tanggung jawab dan wewenang, Klinik perlu menyusun pengorganisasian yang jelas. Pengorganisasian Klinik disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan klinik. Struktur organisasi klinik ditetapkan dengan kejelasan tugas dan tanggung Jawab, alur kewenangan dan komunikasi, kerja sama, dan keterkaitan antar petugas ba PENTLAIAD BKOWING _| Terme a Sia aoe Sa cy Iinde yang detapkan pak | dan tuhin kh pom] ewer plpan enupun petal loom Tectia RUT oan Terdapa naar oars] 10 Mine yoru diction olch| blink dalam dokumen| peat bereenang pendian Aink etmpon ume ain yang sah 2 Trdg bot peyunpeien rsa str renin ini Terai aan Tans [Tera dumen yan sak | 10 tangxing jawed, wewenang| yang mencantumian wrnian| —§ vane dietaphan topes, tonening Jeon dan 2 — techy peoges dalam feemabani urn Sa eS = Standar 1,2 Tata Kelola Sumber Daya Manusia (TKK 2) Klinik memiliki tata kelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi perencanaan, pemetaan kebutuhan, perekrutan, evaluasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia, —Kebutuhan mempertimbangkan jumlah, jenis dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang disediakan Klinik Jenis dan jumlah ketenagaan pada klinik pratama dan utama disesuaikan dengan aturan perundangan yang berlaku. LEVEN PENTA ETS Fence both aan fT tent antes | eteredaan tenagn dian | prennnaan vebutihan| — § semuai dengan jumiah dan jenis | tenagn sesuai_ dengan ebutuhan—layanan yang] jumlah dan jenis, imengacu pada ketentuan | ebutuhan layanan yang peraturan perundangan yang| —mengacu pada Ketentuan telah ditetapkan peraturanperundangan AAR KELENOKATAW BURT ‘yng telah ditetaplan 2. Melakukan — wawancara ep tentang proses pimpinan line erencanaan — kebutuban fenapn —sesusi dengan jumlah dan jenis kebutuhan layanan di keine TTereedia fle —kepegnwaian | Terdapat dokumen fle] 10 scluruh SDM yang diperbaharul | kepegawalan seluruh SDM secara berkala, yang diperbaharui— secara berkala Rinerja SDM dievaluaal wecara [1 Terdapat”dolkumen aail Derk, penilaian kinerja SDM yang dilakukan se erin 2. Melakukan — wawancara ‘kepada pimpinan dan staf Iain untule memastikan ilaksanakannya proses penilaian kinerja SDM ssccara berkala Standar 1.3 Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan (TKK 3) Klinik harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan ‘suportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Klinik juga harus menyediakan peralatan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sane PATA EER SOT ee teeta porecing | pein ‘ool ermiea| ndange yngtetins | perindangundangn yong evs Tas — pa — mana | Teapat dokamen pe] TD tania yang ep 1) sms | mannemen an ang : n ela 1 an 2 da weananan 2 tahun Bevbahaya dan rac (3) neta nba TTersedia-daitar inventaris Dbukti pemetiharaan— sarana ‘yang terneia di Klinik, KELENGKAPAN BURT] i Fenangulanpan bencana Sistem prove ebakaran Peralatan medio inter utilitas meliputi listik, ir dan gan reds seria sarana santas Sampah domestik dan imbat ‘ventaris sarana yang terse di elite Terdapat sro emeliharsan aarans yang ternedia di Klinik TTerdapat dokumen bukit pemeltharaan sarana yang tervedia dt Klinik Melakukan observant terhadap aki pemeliharaan sarana Melaicukan — wawancarn terkait proses pemeliharaan saran yang tereedia ‘Tersedia buk pelaknanaan engamanan dan pengawasan fkses keluar masule fasyankes "Terdapat SPO pelaksanaan pengmanan Klink ‘Terdapat dokumen bulei Pelaksanaan pengamanan dan pengawasan alesea ‘eeluar masuk Kline |. Melalcukan observasi dan wawancara——terhadap. elaksanaan pengamanan dan pengrwasan akses eeluar masulk klinic Tersediabukii — pengelolaan bbahan berbahaya dan beracun (63) serta_limbah 53. sesuai peraturan perundang: uundangan. “Terdapat SPO pengelolann Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta limban BB ‘Terdapat dokumen baktt ppengelotaan Pahan 10 ECEMEN PERTTATAW TRELENGKATAN HURT —[~SRORING, Derbahaya dan Deracun (03) seria timbah 8 sem peraturan Perundang-undangan, 3. Melakukan observant dan wawanearn ——terhadap, proses pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (83) serta limba 23 eo Ce cet dome carta] compe demewt onrta| penerlaan ir Uintah sensei] pengllan alr imbah pene perumdang-| 2. Terdapat dolahmen, bal ange, peneblemn — sampat Aoment — ppengelolaan air timbah seaual dengan ketentuan peraturan — perundang ‘undangan 3, Melakukan —observasi engelolaan —sampah domestik ote pengelolaan air limbah 4. Melakukan — wawancara dengan petuges tentang proses pengelotaan | fsampah domestik serta pengelolaan air limbab ‘Tersediaalatpemadam api] 1. Terdapat a ringan dan bukti pemeliharaan | pemeliharaan APAR 4 BPAR, 2. Terdapat lat pemadam ‘pi ringan dan dolcumen ‘bukti pemelinaraan APAR 2. Melalakan — wawancara terkast proses, ‘pemeliharaan APAR 4. Melakukan —— simulast ppenggunaan APAR “Teracdinpenanda jolur dan | T. Melakukan ——observash alurevaleuasi yang elas, ‘untuk selihat keetersediaan ——rambu- rambu atau penunjuk farah (penanda jalur) dan [ene Peer —- SKORI 2. Melakukan — wawancara pengetahuan staf Klinik terkaitrambu-rumbus ata Penunjuk arah (penanda Jalue) dan jalurevalevaai | Tersedia bukit lar 1 Terdapat——— dokumen | reo leblalan teat orange | 8 erat 2, Teepe tada larngen mera “ean daar earn | Tedapat 0] To pemeltharaan dan bukti kalibrasi peralatan media dan Dukti iin DAPETEN untuk yang |2. Terdapat dokumen berupa ‘meri pelayanan radiolog afar inventaris peralatan media a. Terdapat uk pemeliharaan dan bukt ealibrast peralatan mess J4. Terdapat bukit izin BAPETEN untuk yang ‘memili’ ——_pelayanan, radiologi 15. Melakukan ——observasi untuk memastikan peralatan medis sesuai dengan daftar inventarie ‘dan terpetiara dengan ale 6. Melakuken — wawancara tentang roses pemeliharaan an kalibrast peralatan medis Standar 1.4 Tata Kelola Kerjasama (TKK 4) Klinik dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pelayanan. Dasar pelaksanaan kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk dokumen kontrak yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kontrak dapat berupa kontrak klinis dan kontrak manajemen. “12 TELEMEN PENTLATAN RELENGRATAN BURT ‘SKORING ‘da dokwmmen Konirak ala perjanjian kerja sama yang elas "Terdapat dokamen kontrak ‘atau peranjian kerja ‘Doicumen— Koniralk meric {ndikator kinesja_ pak yang smetaleukan Kerjaname, “Terdapatindikator Kinet pihak yang melakukan eerjasama dan tereanturn pada dokurnen kontrak ‘ada buikti monitoring dan cevaluash sertaUndak lanjut terhadap pemenuhan indikator Ainerja yang tereantum di dalam kona. T. Terdapat dokumen bukit monitoring dan evalunsi erty Unde lanjut terhadap —pemenuhan, Indikator kinerja yang tercantum — di dalam eantrak 2. Melakukan — wawancara terkait monitoring dan ‘evaluash —serta tindak lanjut terhadap, pemenuhan —indieator inerja yang. tercantum di dalam kontrak Instrumen Survei Akreditasi Klinik Kelompok Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Dalam memberikan pelayanan dan asuhan pada pasien, Klinik melaksanakan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasi Kiinik menjalankan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kompleksitas pelayanan yang diberikan, Ruang lingkup Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien pada klinik adalah: 1, Pemilik, penanggung jawab dan seluruh staf dan bagian terlibat dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien; 2, Ada penetapan, pengukuran, evaluasi dan analisa dari indikator muta lini 3. Pelaporan insiden keselamatan pasien menggunakan prosedur yang ditetapkan; Pengendalian dan Pencegahan Infeksi; dan Penerapan Standar Sasaran Keselamatan Pasien, Klinik memiliki penanggung jawab dalam pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. 1. Standar 2.1 Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP1) Dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien maka Klinik mempunyai program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang menjangkau seluruh bagjan dan seluruh tenaga yang bekerja di Klinik. Penanggung jawab klinik menunjuk kkoordinator program PMKP untuk melaksanakan program PMKP di Klinik ELEMENTARY ELENGEAPAN BURT —[SRORING Feningeing Javad Hin | Fdapel SK Penangring | 10 smenctpkan penangung awa | java mut 5 program mut “ia Tndaror wats Toya Ts Texiapat pence | 10 yang iver, dlnum, nina | Andeator mut Who 5 dan tndak lant serta 2. Terdapat Kebiakan teat diaporkan kepada penanggung | pengukuran an Java klik dan pee pelaporan indkator muta ttn [TRCEMEN PENTLATAN | KELENGKAPAN WOKTI_—_[~SKOWANG 3 Terdapat -dokumen Wakil engukuran, —evahuass Linda tanjut dan Pelaporan indikator muta ‘eink yang, dilaporkan kepada penannung jawnb liked peril ‘Terdapat dokumen bukti lumpan balk perbaian dari penanggung Jawa ‘alin dan pemiie 5. Terdapat dokumen bukti pengukuran, —evaluas, fanalina, tidal lanjut dan, pelaporan ———Indikator Nasional Mutu yang dinampaican kepada Kementerian Kesehatan, 6, Melaksanakan wawancara untuk memantican, pelaksanaan pengukuran {ndikator mut Thsidenleaelamaian pasion [1 Terdapat doixumen Duk ‘ilaperkan dan dilakukan | pelaporan insiden investigast sesuai dengan | Keselamatan pasien sexual ketentuan. dengan ketentuan yang. berlaks 2. Melaksanakan wawancara dengan penanggung,jawab muta tentang pelaporan dan proses investigasi terhadap, insiden eselamatan pasien ‘Ada daar Fiske Wink yang | T.Terdapat dokumen afar ‘ituat sekali dalam setahun | risiko dinik yang dibuat dan dilakukan mitigast risiko | —sekali dalem setahun dan, Terdapat daftar obat emergenal yang Aiperbaharui secara berkala ‘Terdapat dokumen bulti ketersediaan bat emergensi pada unit-unit dimana Aipertukan, dan dapat diakses untule ‘memenuhi kebutuhan yang. bersifat femergensi, dipantau, dan digant tepat waktu setelah digunakan atau bila kadaluarsa Melaksanakan — observasi dan wawancara terhadap Ketersediaan ‘bat emergensi pada unit-unit dimana ipertukan, "Tersedia bale penyimpanan dan pelaporan —ebat arkotika —serta pikotropika sesuai dengan regulasi Terdapat SPO penyimpanan dan ppelaporan obatnarkotika serta ‘ikotropika sesuai dengan regulast ‘Terdapat daftar obat narkotika serta ptkotropika yang tersedia Melaksanakan observasi_wawancara 10 terhadap penyimpanan dan pelaporan ELEMEN PENTLATAN ‘SKORING rai penyimpenan bat termasuk obat Nigh ‘alert yang balk, Denar dan aman evn requlasi | termasuk obat high alert yang. bail, Denar dan aman sewuai regula ‘Terdapat ——dokumen but enyimpanan bat termasuk obat igh alert yang, baik, benar dan aman seul regulasi Melaksanakan —observasi dan wawancarn —petugas tentang Penyimpanan bat termasuk obat high alert yang baik, benar dan aman serualregulasi “Tersedia Kebiekan dan atau prosedur penanganan —obat eadalunrsa/ ruse ‘Terdapat SPO penanganan—obat adaluarsa/ rasa ‘Terdapat dokumen bukt! penanganan bat kadaluarea/ usa sesuah prosedur Melakeanakan wawancara dengan petugas terkait penanganan bat keadaluarsa/ rusale "Terdapat pencatatan dan pelaporan, ‘MESO/Monitoring feck Samping Obat “Terdapat doieamen buldi_ pencalalan dan pelaporan MESO/Monitoring Bfek Samping Obat Melaksanakan wawancara dengan petugaa tentang pencatatan dan pelaporan MESO/Monitoring fee Samping Obat i Klink ‘ada kebijakan” dan atau ——_prosedur pemantauen dan pelaporan medication eror TTerdapat SPO pemantauan dan pelaporan medication error “Terdapat dokumen bukti pelakeansanr pemantauan dan pelaporan medication error Melakeanakan wawancara dengan petugas —terkait —pelakaanaan ementauan dan pelaporan medication errord Wine "Terdapat dokamen bak baba Kline ‘hanya mengelola obat darurat medis sesuai—peraturan—_perundany ‘undangan Melakeanakan —observasi dan ‘wawancara tentang pengelolaan obat -33- LEMEN PENILAIAN ‘KELENGKAPAN HORT ‘bukti bahwa Kline hanya —mengeota ‘bat darurat_medis| ‘senuni—peraturan perundang: undangan ‘arurat medi di Klinik SKOWING, 34- BAB Il PENUTUP Penyelenggaraan akreditasi Klinik dilaksanakan agar tercapai peningkatan mutu pelayanan Kesehatan dan keselamatan pasien serta tata kkelola Klinik yang baik, sehingga terwujudnya penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di kiinik yang bermutu, profesional, dan bertangggung jawab. Dengan disusunnya instrumen survei akreditasi Klinik, diharapkan semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, Klinik, lembaga penyelenggara akreditasi, maupun pemangku kepentingan lainnya dapat melaksanakan akreditasi Klinik dengan fektif, efisien dan berkelanjutan,

You might also like