Professional Documents
Culture Documents
Proposal Hasna Fix
Proposal Hasna Fix
PROPOSAL
HASNA
201801274
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
HASNA
201801274
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
DAFTAR ISI
Yuhana Damantalm, S.Kep.,Ns.,.M.Erg
NIK. 20110901019
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 25
C. Hipotesis 25
BAB III METODE PENELITIAN 26
A. Desain Penelitian 26
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 26
C. Populasi Dan Sampel 26
D. Variabel Penelitian 28
E. Definisi Operasional 28
F. Instrumen Penelitian 29
G. Teknik Pengumpulan Data 30
H. Analisis Data 30
I. Bagan Alur Penelitian 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu. Masa remaja terjadi lebih dini pada remaja putri
dibanding remaja putra, dan kemungkinan terjadinya perbedaan ini dikarenakan
remaja putri lebih cepat matang dalam hal psikologikal dan emosionalnya. Pada
masa ini remaja putri akan mengalami perubahan yang sangat penting, yaitu
perubahan fisik dan psikologis1.
Perubahan fisik yang dimaksud adalah proses kematangan yang terjadi
pada organ reproduksi remaja putri yang ditandai dengan peristiwa menstruasi,
yaitu peristiwa pengeluaran darah dari dalam rahim bila sel telur tidak dibuahi.
Menstruasi atau pendarahan periodik normal uterus merupakan proses
katabolisme yang terjadi akibat adanya pengaruh dari hormon hipofisis seperti
hormon esterogen dan progesteron. Umumnya menstruasi akan terjadi secara
normal setiap bulan1.
Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi
jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 2018 remaja dengan rentang usia 10-19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta
remaja tersebut tinggal di negara berkembang5. Menurut Biro Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2019 Jumlah remaja putri di Indonesia tercatat 22.080.000
jiwa. Jumlah penduduk usia remaja perempuan rentang usia 10-24 tahun di
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 adalah 381.379 jiwa. Penduduk Kabupaten
Morowali pada tahun 2020 sebesar 123.377 jiwa. Remaja perempuan rentang
usia 10-24 pada tahun 2020 di Kabupaten Morowali adalah 33.448 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa besarnya penduduk usia remaja
1
2
gejala dari depresi dan kekhawatiran. Kebanyakan wanita yang mengalami PMS
yang menderita stress dan tekanan lain maka PMS itu bisa berlangsung lama3.
Kecemasan akan mempengaruhi psikis yaitu mempengaruhi kerja
hipotalamus, hipotalamus akan mempengaruhi kerja hormon yang akhirnya
menjadi tidak seimbang yang akan mengakibatkan kadar serotonin di otak
menurun. Kadar serotonin yang rendah akan menimbulkan banyak keluhan
seperti payudara nyeri, pinggang merasa sakit, nyeri perut, pembengkakan tangan
dan kaki, mudah lelah, pusing, mudah bingung, mudah pingsan dan sebagainya4.
Kecemasan sebagai salah satu gejala utama dan gangguan tidur seperti
insomnia atau hiperinsomnia merupakan gejala penyerta PMS. Kecemasan
adalah salah satu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai
dengan tanda somatik yaitu terjadinya hiperaktivitas sistem saraf otonom.
Kecemasan merupakan gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan
sering kali merupakan suatu emosi yang normal. Remaja yang mengalami
pubertas akan lebih cepat murung, khawatir, cemas, marah dan menangis hanya
karena hal yang sangat kecil. Pada awal siklus menstruasi, remaja akan lebih
rentan untuk mengalami PMS. Hal ini dapat diperkuat dengan adanya penurunan
serotonin saat fase luteal yang dapat menstimulasi gangguan mood. Selain itu,
tingkat gangguan mood akan cenderung meningkat dengan adanya perubahan
hormon pada remaja1.
Hasil Riskesdas tahun 2018 di Indonesia sendiri tingkat kecemasan pada
rentang usia 15-24 tahun pravelensinya mencapai 6,2%, di Sulawesi tengah
sendiri jumlah remaja putri yang mengalami kecemasan mencapai 14.758 jiwa
pada perempuan yang mengalami kecemasan sebanyak 7.242 jiwa, sedangkan di
Kabupaten Morowali jumlah remaja putri yang mengalami kecemasan sebanyak
572 jiwa.
Menurut penelitian Charisma tentang Gambaran Premenstrual Syndrome
pada Remaja Periode Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
memperlihatkan bahwa jenis gejala PMS yang paling banyak dialami ialah
gejala psikologis yaitu sebanyak 136 orang (95,8%). Gejala psikologis
4
merupakan kunci utama pada gejala PMS. Menurut beberapa peneliti, faktor
utama yang memengaruhi gejala psikologis ialah adanya ketidakseimbangan
antara kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sebelum memasuki
fase menstruasi itu berlangsung9.
Untuk gejala psikologis yang paling banyak dialami sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Heryaningtyas et al. yang mendapatkan 115 orang
(92,7%) mengalami mood swing. Hal tersebut terjadi oleh karna perubahan pada
hormon estrogen akan memengaruhi hormon serotonin. Kadar serotonin akan
berpengaruh terhadap suasana hati. Berkurangnya hormon serotonin juga akan
menimbulkan efek depresi, kemarahan, agresivitas, iritabilitas dan perasaan
lemah8.
Hasil studi pendahuluan melalui wawancara langsung terhadap 10 remaja
putri di SMP Negeri 1 Bohodopi, didapatkan 8 remaja putri menyatakan bahwa
dirinya sering mengalami gangguan tidur, perubahan fisik, emosional dan
kecemasan yang tiba-tiba dan tanpa sebab saat akan menstruasi. Bahkan,
perubahan tersebut mengakibatkan harus berdiam di Unit Kesehatan Sekolah dan
tidak mengikuti pelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang di atas sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Pramenstruasi Sindrom dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja Putri di SMP
Negeri 1 Bohodopi.?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dirumuskan masalah
Apakah ada Hubungan Pramenstruasi Sindrom dengan Tingkat Kecemasan pada
Remaja Putri di SMP Negeri 1 Bohodopi.?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk
menguraikan antara Hubungan Pramenstruasi Sindrom dengan Tingkat
Kecemasan pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Bohodopi ?
2. Tujuan Khusus :
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
6
7
e. Pencegahan
Pencegahan PMS dapat dilakukan dengan cara :
1) Modifikasi Gaya Hidup
Gaya hidup sehari-hari perlu diatur untuk meminimalkan gejala
yang timbul akibat perubahan hormonal. Pola hidup sehat seperti
mengurangi kafein memperbanyak waktu istirahat untuk menghindari
kelelahan dan mengurangi stress berperan dalam terapi PMS.
2) Pola Diet
Jenis makanan yang direkomendasikan bagi penderita PMS
bervariasi pada setiap wanita, dan karena wanita yang mengalami PMS
dapat memiliki kondisi utama lain seperti hipoglikemia dan tekanan
darah tinggi, pengaturan dan penelitian khusus perlu dipriritaskan untuk
membuat suatu rekomendasi makanan. Penurunan asupan gula, garam,
karbohidrat (nasi,kentang,tori) dapat mencegah edema (bengkak), serta
penurunan konsumsi kafein (kopi), teh, alkohol, dan soda juga dapat
menurunkan ketegangan, kecemasan dan insomnia (sulit tidur)
3) Olahraga
Membiasakan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur. Dapat
berupa jalan sehat, berlari, bersepeda atau berenang. Beberapa wanita
mengatakan bahwa berolahraga ketika mereka mengalami PMS dapat
membantu relaksasi dan tidur di malam hari10.
2. Konsep tentang Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, keadaan yang berhubungan
dengan ketakutan, kekhawatiran, perasaan-perasaan bersalah, perasaan
tidak aman dan kebutuhan akan kepastian. Kecemasan pada dasarnya
merupakan sebuah respons terhadap apa yang terjadi atau antisipatif,
namun faktor dinamik yang dapat mempercepat kecemasan tidak di
sadari21. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang
15
disertai oleh respon autonom (penyebab sering tidak spesifik atau tidak
diketahui pada setiap individu) perasaan cemas tersebut timbul akibat dari
antisipasi diri terhadap bahaya8. Kecemasan adalah berupa rasa
kekhawatiran atau rasa takut yang tidak dapat dihindari dari sesuatu yang
berbahaya dan dapat menimbulkan gejala atau respon tubuh23.
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup 24.
Kecemasan dapat timbul karena berbagai penyebab, tetapi secara umum
kecemasan timbul oleh bahaya yang terdapat dalam diri manusia sendiri
yaitu suatu keadaan berbahaya dari luar yang bersangkutan ditafsirkan
lain, adanya pandangan persepsi dari realitas lingkungannya25.
b. Respon Kecemasan
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui
pembentukan mekanisme koping sebagai pertahanan melawan kecemasan
respon anxietas yaitu:
1) Respon fisiologis
a) Sistem kardiovaskuler: palpasi, tekanan darah meningkat, berdebar-
debar meningkat.
b) Sistem pernapasan: napas cepat, sesak napas, napas dangkal,
terengah-engah.
c) Sistem neuromuskuler; meningkatnya reflek, reaksi terkejut,
insomnia, tremor, gelisah, gugup, wajah tegang, tungkai lemah.
d) Sistem gastrointestinal: hilangnya nafsu makan, perut tidak
nyaman, diare, nausea, anoreksia.
2) Respon Perilaku
Respon perilaku yang terjadi adalah gelisah, ketegangan fisik,
reaksi terkejut, bicara cepat, cenderung mengalami cedera, menarik
diri, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar, sangat waspada.
16
3) Respon Kognitif
Respon kognitif yang terjadi adalah perhatian terganggu, sulit
konsentrasi, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, sulit berpikir,
kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada,
dan takut kehilangan kendali.
4) Respon Afektif
Respon afektif yang terjadi adalah mudah terganggu, tidak sabar,
gelisah, tegang, cepat marah, ketakutan, waspada, khawatir, fokus pada
diri sendiri10.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
Kecemasan ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain :
1) Usia
Usia merupakan faktor internal yang berkontribusi terhadap timbulnya
kecemasan. Bahkan ada yang berpendapat bahwa faktor usia muda
lebih mudah mengalami kecemasan dari pada usia tua.
2) Jenis Kelamin
Perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan dibandingkan laki-
laki. Hal ini dikarenakan perempuan dirasa lebih sensitif terhadap
permasalahan, sehingga mekanisme koping perempuan kurang baik
dibandingkan laki-laki.
3) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan
orang tersebut lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan
dengan mereka yang memiliki status pendidikan yang tinggi.
4) Status Ekonomi
Ekonomi adalah salah satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap
timbulnya kecemasan.
17
3. Tinjauan Remaja
a. Definisi Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai
persiapan memasuki masa dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat pada masa remaja meliputi aspek fisik, kognitif dan sosial27.
Pada masa remaja khususnya remaja putri akan mengalami
perubahan fisik yang pesat, sebagai pertanda biologis dari kematangan
seksual. Perubahan ini terjadi pada satu masa disebut masa pubertas, yang
merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa reproduksi28.
Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam
kehidupan seorang individu. Masa yang merupakan periode transisi dari
masa anak ke dewasa ini di tandai dengan percepatan perkembangan fisik,
mental, emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa
kehidupan. Menurut WHO remaja merupakan anak usia 10-19 tahun.
Undang-Undang perburuhan, remaja adalah anak yang telah mencapai
umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal
sendiri. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menggangap remaja jika
sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah
menegah. Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak di
anggap remaja bila sudah cukup matang untuk menikah yaitu umur 16
tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki. Remaja
adalah anak dalam rentang usia remaja sangat bervariasi, akan tetapi awal
dari masa emaja relatif sama sedangkan masaberakhirnya masa remaja
lebih bervariasi. Awal usia masa remaja berkisar 10 tahun dan akhir masa
remaja berkisar 21 tahun.
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja pada masa ini mengalami masa pubertas yaitu terjadinya
pertumbuhan yang cepat, timbul ciri-ciri seks sekunder, dan tercapai
22
B. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka kerangka konsep penelitian
adalah sebagai berikut :
Premenstrual
Kecemasan
Syndrome
: Variabel Independen/bebas
: Variabel Dependen/terikat
: Penghubung variabel
C. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada Hubungan Pramenstruasi Sindrom dengan Tingkat Kecemasan
pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Bohodopi.
Ho : Tidak Ada Hubungan Pramenstruasi Sindrom dengan Tingkat
Kecemasan pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Bohodopi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bohodopi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 11 - 18 Juli 2022.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang akan di tetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik yang dimiliki objek/subjek itu30. Pada penelitian ini yang akan
menjadi populasi adalah seluruh Siswi kelas VII SMP Negeri 1 Bohodopi
sebanyak 58 orang.
26
27
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut31. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan pendekatan accidental sampling. Accidental
sampling adalah cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan
bertemu. Maksudnya, dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka
sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama.
dengan rumus besar sampling yaitu :
N
n=
1+ N e ²
Keterangan :
n : besarnya sampel
N : populasi
e : margin of error (5% = 0,05)
58
n=
1+(58)(0,05)²
58
n=
1+(58)(0,0025)
58
n=
1+0,145
58
n=
1,145
n=50,65
n=51
28
Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 51 siswi SMP Negeri 1
Bohodopi, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
1) Remaja Putri Kelas VII SMP Negeri 1 Bodopi
2) Sudah mengalami menstruasi
3) Sehat Jasmani dan Rohani
4) Bersedia Menjadi Responden
b. Kriteria Ekslusi
1) Remaja yang mempunyai penyakit reproduksi
2) Tidak ada di tempat pada saat penelitian berlangsung.
D. Variabel Penelitian
1. Variable Independen (bebas)
Yaitu variabel yang menyebabkan perubahan terhadap variabel yang lain
disebut variabel independen, atau sering disebut sebagai variabel bebas, atau
variabel yang dikategorikan sebagai cause atau penyebab dari berubahnya
variabel yang lain34. Pada penelitian ini yang merupakan variabel independen
adalah tingkat kecemasan remaja putri di SMP Negeri 1 Bohodopi.
2. Variable Dependen (terikat)
Yaitu variabel yang dikenal sebagai akibat (effect) adalah variabel
dependen, atau variabel yang berubah akibat dari perubahan variabel yang
lain33. Pada penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah
Premenstrual Syndrome (PMS).
E. Definisi Operasional
1. Data primer adalah data yang di peroleh dari responden dengan menggunakan
kuesioner dan hasil wawancara.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari rekam medis atau dokumentasi
yang berkaitan dengan penelitian.
H. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penulisan adalah untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel penelitian menggunakan distribusi frekuensi dan
langkah-langkah analisis univariat adalah dengan mendeskripsikan
f
Rumus : P = x 100%
n
karakteristik dari masing-masing variabel bebas kedalam distribusi frekuensi
dan presentase masing-masing variabel dari semua jawaban responden dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase, dengan rumus sebagai
berikut:
31
Keterangan : P = Presentase
f = Jumlah Frekuensi
n = Jumlah Responden32
2. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan
hubungan antar variabel independen dan dependen melalui uji chi-squaer
(X²), untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik antara 2 variabel
dgunakan batas kemaknaan 0,05% (95%) (p <0,05), karena pada umumnya
penelitian-penelitian dibidang pendidikan menggunakan taraf signifikan
0,0532.
( 0−E ) 2
Rumus : X2 = ∑
E
Keterangan :
x²= Chi-Squaer
O = Frekuensi observasi
E = Frekuensi harapan
Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistik ini adalah :
a. Ho diterima, jika x2 hitung < x2 (Jika p value > 0,05) tabel artinya tidak
ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan tingkat kecemasan
dengan kejadian Premenstrual Syndrome.
b. Ha ditolak, Jika x2 hitung ≥ x2 tabel (jika p value < 0,05) ada hubungan
antara variabel yang diteliti dengan tingkat kecemasan dengan kejadian
Premenstrual Syndrome.
32
Survey Literatur
Studi Pustaka
a. Populasi
b. Sampel
c. Pengambilan Sampel
d. Subjek yang akan diteliti
Pengumpulan Data
Penelitian
Data Primer Juni 2022 Data Sekunder
Lembar Kuesioner SMPN 1 Bohodopi
Pengolahan Data
Nama / Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Pilihlah jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan atau benar-benar anda
alami pada saat Premenstrual Syndrome (PMS) dengan cara memberi tanda
ceklist (√) dikolom yang tersedia.
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A)
Nilai angka
No. Gejala kecemasan
0 1 2 3 4
1 Perasaan cemas
a. firasat buruk
b. takut akan pikiran sendiri
c. mudah tersinggung
2 Ketegangan
a. merasa tegang
b. lesuh
c. mudah terkejut
d. tak bisa istirahat dengan tenang
e. mudah menangis
f. gemetar
g. gelisah
3 Ketakutan
a. pada gelap
b. ditinggal sendiri
c. pada orang asing
d. pada binatang besar
e. pada keramaian lalu lintas
f. pada kerumunan orang banyak
4 Ganguan tidur
a. sukar memulai tidur
b. terbangun malam hari
c. tidak pulas
d. mimpi buruk
e. mimpi yang menakutkan
5 Gangguan kecerdasan
a. daya ingat buruk
b. sukar berkonsentrasi
c. sering binggung
6 Perasaan depresi
a. hilangnya minat
b.berkurangnya kesenangan pada hobi
c. sedih
d. bangun dini hari
e. perasaan berubah-ubah sepanjang hari
9 Gejala kardiovaskuler
a. denyut nadi cepat b.
berdebar-debar
c. nyeri dada
d. denyut nadi mengeras
e. detak jantung hilang sekejab
f. rasa lemah seperti mau pingsan
10 Gejala pernapasan
a. rasa tertekan di dada
b. perasaan tercekik
c. merasa napas pendek atau sesak
d. sering menarik napas panjang
11 Gejala gastrointestinal
a. mual muntah
b. sulit menelan
c. berat badan menurun
d. kontisipasi/ sulit buang air besar
e. perut melilit
f. nyeri lambung sebelum/sesudah
makan
g. gangguan pencernaan
h. rasa pana diperut
i. perut terasa penuh/kembang
13 Gejala vegetatif/otonom
a. mulut kering
b. muka kering
c. mudah berkeringat
d. pusing/sakit kepala bulu roma berdiri
14 Apakah Anda merasakan
a. gelisah
b. tidak tenang
c. mengerutkan dahi muka tegang
d. muka merah
e. ketegangan otot meningkat
f. napas pendek dan cepat
Iin Husmar Anandari (2018)
KUESIONER KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROM
1 =
Tidak Ada Keluhan
2 =
Sangat Ringan (Gejala Yang Dialami Hanya Sedikit Terasa)
3 =
Ringan (Gejala Terasa, Namun Tidak Menganggu Aktivtas Sehari-Hari)
4 =
Sedang (Gejala Terasa Dan Mempengaruhi Aktivitas Sehari-Hari)
5 =
Berat (Gejala Terasa Sekali Dan Terjadi Penurunan Fungsi, Beberapa
Aktivitas Sehari-Hari Tidak Bisa Dilakukan)
6 = Berat Sekali (Gejala Sangat Terasa Sekali, Terjadi Penurunan Fungsi
Fisik Dan Psikis Sehingga Tidak Mampu Melakukan Aktivitas Sehari-
Hari)
Score
No. Gejala
1 2 3 4 5 6
1 Payudara terasa
tegang / nyeri,
membesar atau
bengkak
2 Merasa tidak berdaya
untuk mengatasi
masalah yang
ringan/biasa
3 Merasa tertekan/strees
4 Mudah
tersinggung/marah
5 Merasa sedih/depresi
6 Nyeri otot/kaku sendi
7 Berat badan bertambah
8 Rasa sesak, tidak
nyaman atau nyeri perut
9 Mengalami bengkak
(oedema) pada tangan
atau kaki
10 Merasa kembung
Iin Husmar Anandari (2018)