You are on page 1of 13

RESUME GEOLOGI DAN PENGENALAN MINERAL

A. Pengertian Geologi
Geologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari material bumi secara
menyeluruh, dan juga menyelidiki lapisan lapisan batuan yang ada di dalam kerak
bumi. Geologi mempelajari asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, berbagai
macam proses yang sedang berlangsung maupun setelah pembentukannya,
sampai dengan keadaan bumi saat ini. Di dalam kerak bumi terdapat bermacam –
macam batuan dan diantara lapisan – lapisan kerak bumi terdapat air yang kita
gunakan sehari – hari. Geologi juga mempelajari sejarah – sejarah perkembangan
bumi beserta makhluk yang pernah ada dan hidup di bumi ini. Adapun pengertian
geologi menurut para ahli:
• Written n Brooks, 1972
“Geologi adalah ilmu pengetahuan bumi mengenai asal, struktur,
komposisi dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan) serta
proses – proses yang telah menyebabkan keadaan bumi seperti sekarang
ini,”.
• Bates dan Jackson, 1990
“Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi, terutama mengenai
materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut.
Sejarah planet itu dan bentuk – bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk,”.
• Munir, 1996
“Geologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gejala – gejala yang berkaitan dengan proses terbentuknya bumi.
Keberadaan bumi serta fenomena lainnya yang berkaitan dengan –
dengan bentuk alam,”.
Adapun orang yang ahli di bidang ilmu geologi disebut dengan geologist.
Geologist menjalankan tugasnya untuk melakukan penelitian untuk mengungkap
misteri – misteri atau jawaban dari pertanyaan yang masih belum terpecahkan
tentang proses – proses yang berkaitan dengan material – material yang
membentuk bumi ini, dan segala yang berhubungan dengan geologi. Tugas
seorang geologist ialah mempelajari mengapa bisa terjadinya bencana alam
seperti longsor, gempa bumi, dan lain sebagainya. Lalu dicari solusinya dari apa
yang sudah diteliti tersebut.
Adapun cabang – cabang dari ilmu geologi diantaranya:
• Mineralogi
Yaitu ilmu yang mempelajari komposisi dan bagaimana cara terjadinya
suatu mineral.
• Petrologi
Yaitu ilmu yang mempelajari asal mula kejadiannya, struktur dan tekstur,
klasifikasi dari batuan yang ada di bumi.
• Stratigafi
Yaitu ilmu yang mempelajari perlapisan, penyebaran, komposisi, ketebalan,
unsur, kolerasi dari sebuah batuan.
• Paleontologi
Yaitu ilmu yang mempelajari sisa – sisa dan jejak kehidupan di masa lalu
atau biasa dikenal dengan fosil – fosil.
• Petrografi
Yaitu ilmu yang mempelajari batuan dengan mengamati sayatan tipis dari
batuan tersebut.
• Kristalografi
Yaitu ilmu yang mempelari tentang unsur – unsur simetri dari kristal.
• Geomorfologi
Yaitu ilmu yang mempelajari bentuk di permukaan bumi, proses alam yang
membentuk bumi, dan juga bentang alam bumi ini.
B. Pengertian Mineral
Mineral ialah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur dan terbentuk secara alami. Sementara mineralogi merupakan
salah satu cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, atau benda
padat homogen. Selain pengertian diatas, disini juga dijelaskan pendapat para ahli
tentang mineral, seperti berikut ini:
• L.G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di dalam
terbentuk secara anorganik, mempunyai kompisi kimia pada batas – batas
tertentu dan mempunyai atom – atom yang tersusun secara teratur,”.
• D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik,”.
• A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
“Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen yang mempunyai
komposisi kimia tertentu dalam batas – batas dan mempunyai sifat – sifat
tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan,”.
C. Sifat Fisik Mineral
1. Warna (Colour)
Umumnya, warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis
panjang gelombang yang membentuk cahaya putih. Mineral yang berwarna
gelap ialah mineral yang secara merata dapat menyerap seluruh panjang
gelombang pembentuk cahaya putih. Biasanya, warna mineral yang kita
tangkap dengan mata ialah bila mineral yang kita amati terkena sinar.
Warna pada mineral sangatlah penting, karena untuk membedakan antara
warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli
elemen – elemen utama pada mineral tersebut.Mineral – mineral yang
mempunyai warna – warna tetap disebut Idiochromatic, sedangkan mineral
yang mempunyai warna yang dapat berubah disebut Allochromatic. Warna
idiochromatic dihasilkan oleh warna materi penyusun mineral. Sedangkan
warna allochromatic ini dihasilkan oleh sebabnya zat lain yang mengotori
mineral yang mengakibatkan warna tersebut berbeda dengan mineral pada
kondisi murni.

Sumber: Tugas, 2015.


Idiochromatic (sulfur)
Gambar 1
Sumber: Tugas, 2015.
Gambar 2
Allochromatic (Amethyns)
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi warna dalam material antara
lain:
• Komposisi Kimia
• Struktur Kristal
• Ikatan Atom
• Pengotoran Mineral
2. Kilap
Kilap merupakan sifat – sifat mineral yang berupa cahaya yang dipantulkan
saat terkena cahaya yang dimiliki mineral. Sifat fisik kilap dibagi menjadi dua,
yaitu kilap logam dan kilap non-logam.
Kilap logam (metallic luster) ialah kilap mineral mineral yang kilapannya
mirip dengan kilap yang dimiliki oleh logam, biasanya kilap logam sering
dijumpai di mineral – mineral yang banyak mengandung unsur logam. Contoh
mineral dari kilap logam adalah galena, pirit, magnetit, kalkopirit, grafit, hematit,
dan lain – lain.

Sumber: Nugeraha, Pangestu, 2014.


Gambar 3
Kilap Logam: Hematit
Sementara kilap non-logam (non metallic luster) terbagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya:
• Kilap Sutera (silky luster), kilat yang dijumpai pada mineral yang
mempunyai struktur serat, contohnya asbes, gips, alkanolit, dan artinite.

Sumber: Plengdut, 2015.


Gambar 4
Mineral Artinite
• Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan. Contohnya topaz.

Sumber: Anonim, 2014.


Gambar 5
Mineral Topaz
• Kilap Kaca (viteorus luster), contohnya pada kuarsa, gipsum, dan kalsit.
Sumber: Plengdut, 2015.
Gambar 6
Mineral Gipsum
• Kilap Damar (resinous luster), seperti damar, contohnya amber.

Sumber: Mineralatlas, 2014.


Gambar 7
Mineral Damar
• Kilap Mutiara (pearly luster), bentuknya menyerupai sabun atau lemak,
contohnya pada serpentin opal, sanbornite, dan nepelin.

Sumber: Plengdut, 2015.


Gambar 8
Mineral Sanbornite
• Kilap Tanah, kilat seperti tanah lempung, contohnya kaolin, bouxit, dan
limonit.

Sumber: Plengdut, 2015.


Gambar 9
Mineral Barite
• Kilap Lilin (waxy luster), kilap seperti lilin, contohnya seperti batuan
dibawah ini.

Sumber: Plengdut, 2015.


Gambar 10
Kilap Lilin
3. Cerat / Goresan
Cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk
sampai halus. Warna cerat bersifat tetap daripada warna mineral, karena
jumlah pengotor pada mineral yang menyebabkan perubahan warna mineral
sangatlah sedikit sehingga tidak mampu mengubah warna cerat dari suatu
mineral. Warna cerat juga tidak selamanya sama dengan warna mineral. Cara
memperoleh cerat yaitu dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan
keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih dari 6,
maka dapat dicari dengan menumbuknya sampai halus menjadi seperti
tepung. Cerat ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil untuk
membedakan mineral yang warnanya sama.
Sumber: Tugas, 2015.
Gambar 11
Cerat Pada Sulfur
4. Kekerasan
Kekerasan pada mineral yaitu daya tahan atau ketahanan mineral terhadap
suatu goresan (scratching). Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih
kecil akan mempunyai bekas pada mineral tersebut. Cara menentukan
kekerasan mineral adalah dengan cara menggoreskan permukaan mineral
yang rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui
kekerasannya. Skala Mohs dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman. Skala
Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai
skala 10 untuk mineral terkeras.
5. Bentuk Kristal
Mineral ada juga yang berbentuk kristal mempunyai bentuk yang teratur dan
dikendalikan oleh sistem kristalnya, ada pula yang tidak. Mineral Kristalin
adalah mineral yang membentuk kristal.
6. Belahan
Belahan yaitu kemampuan suatu mineral untuk membelah pada bidang
belahnya. Cirinya dengan bidang belahan yang rata atau dan licin serta tidak
beraturan. Mineral jika mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas
dan plastisitasnya akhirnya mineral tersebut akan pecah. Belahan juga
merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Dari belahan tersebut
akan menghasilkan kristal – kristal dengan bagian yang kecil, dan setiap bagian
kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan banyaknya bidang belahan,
belahan dibagi menjadi:
• Belahan Satu Arah
Berupa adanya garis – garis satu arah pada mineral. Biasanya belahan ini
ditemukan pada mineral yang berbentuk lembaran, contohnya muskovit
dan biotit.
• Belahan Dua Arah
Belahan dua arah akan nampak sangat jelas jika dilihat dibawah mikroskop
dengan kenampakan berupa garis – garis dua arah orientasi, contohnya
piroksen, hornblende, dan feldspar.
• Belahan Tiga Arah
Yaitu belahan yang memiliki bidang belah tiga arah dan saling tegak lurus,
contohnya halit, pirit, dan galena.
7. Pecahan
Pecahan ialah kemampuan suatu mineral untuk membelah tidak melalui
bidang belahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
• Konkoidal, yaitu permukaan halus dan melengkung seperti kerang atau
pecahan botol, contohnya kuarsa.
• Splintery, yaitu permukaan yang seperti serat atau abon, contohnya asbes.
• Even, yaitu bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang
pecahan halus, contohnya galena.
• Uneven, yaitu permukaan kasar dan tidak teratur, contohnya pirit, dan
kalkopirit.
• Hackly, yaitu permukaan kasar, tidak teratur, dan runcing, contohnya silver,
gold, dan platinum.
8. Berat Jenis
Berat jenis ialah perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral. Cara menentukan berat jenis dari suatu mineral adalah dengan
menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, kemudian mineral tersebut
ditimbang kembali dalam keadaan didalam air. Jadi, berat jenis adalah angka
perbandingan antara berat suatu mineral dan dibandingkan dengan berat air
pada volume yang sama. Atau salah satu cara menentukan berat jenis dari
suatu mineral adalah dengan alat bernama pycnometer.
9. Sifat Dalam
Sifat dalam yaitu kemampuan suatu mineral untuk pecah. Sifat dalam dibagi
menjadi:
• Brittle, bisa dipotong dan dihancurkan menjadi pecahan runcing.
• Malleable, bisa ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah.
• Sectile, bisa dipotong dengan pisau menjadi keping – keping yang tipis.
• Flexible, bisa dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali.
• Elastic, bisa dibentuk dan bisa dikembalikan kembali seperti semula.
10. Kemagnetan
Kemagnetan merupakan sifat mineral terhadap daya tarik magnet.
Berdasarkan sifat kemagnetannya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
• Paramagnetif, yaitu mineral tersebut mempunyai gaya tarik – menarik
terhadap magnet.
• Diamagnetif, yaitu mineral tersebut mempunyai gaya tolak – menolak
terhadap magnet.
D. Penggolongan Mineral
1. Mineral Native
Mineral ini hanya tersusun oleh unsur tunggal. Contoh mineral native yaitu
emas, perak, tembaga, belerang, grafit dan intan.
2. Mineral Sulfida
Yaitu mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan
sulfur, seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng, dan merkuri.
3. Mineral Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida memilki arti ekonomis yang penting, contohnya mineral
hematit, magnetit, kromit, dan bauksit.
4. Mineral Halida dan Halogenida
Mineral ini terbentuk dari persenyawaan antara unsur logam dengan unsur
halogen seperti fluorin dan chlorin. Contohnya halit, dan fluorit.
5. Mineral Karbonat, Nitrat, dan Borat
Yaitu mineral yang tersusun oleh persenyawaan unsur logam dengan
gugus karbonat. Contohnya kalsit, dan dolomit.
6. Mineral Sulfat
Mineral sulfat banyak jumlahnya, namun hanya sedikit yang terdapat
secara umum. Contohnya barit, dan celesit.
7. Mineral Fosfat
Mineral ini terdiri atas fosfat, tetapi keterdapatannya di bumi ini jarang.
8. Mineral Silikat
Mineral ini ialah mineral pembentuk batuan yang paling umum dan sering
dijumpai, dan juga keterdapatannya di bumi ini sangat melimpah. Mineral
silikat mengandung gugus silikat yang berikatan dengan unsur lainnya.
Contohnya kuarsa, jaspis, dan krisopras.
KESIMPULAN

Dari resume yang telah saya buat tentang geologi dan pengenalan mineral,
maka dapat dipahami bahwa geologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari
material bumi secara menyeluruh, dan juga menyelidiki lapisan lapisan batuan
yang ada di dalam kerak bumi. Geologi juga mempunyai beberapa cabang ilmu
pengetahuan seperti mineralogi, petrologi, stratigafi, paleontologi, pateografi,
kristalografi, dan geomorfologi seperti yang sudah dibahas dalam resume ini.
Mineral ialah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur dan terbentuk secara alami. Sementara ilmu yang mempelajari
mineral adalah mineralogi yang berasal dari cabang ilmu geologi. Dalam resume
ini, dibahas juga sifat – sifat fisik mineral diantaranya warna (colour), kilap, cerat
atau goresan, kekerasan, bentuk kristal, belahan, pecahan, berat jenis, sifat
dalam, dan kemagnetan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Geografi. 24 Mei 2013. “Sifat – Sifat Fisik Mineral”, http://geografi-


geografi.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 09 Maret 2017.

2. Geos. 02 Februari 2014. “Pengelompokkan Mineral”, http://asosiasi-


mineral.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 09 Maret 2017.

3. Simorangkir, Natanael, Richard, Samuel. 04 April 2011. “Sifat – Sifat Fisik


Mineral”. http://samuelmodeon.blogspot.co.id. Diakses pada
tanggal 09 Maret 2017.

4. Tugas. 11 Maret 2015. “Sifat Fisik Mineral”, http://dari-enol.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 09 Maret 2017.

You might also like