Professional Documents
Culture Documents
487-Article Text-9282-1-10-20230630
487-Article Text-9282-1-10-20230630
Hani Puspitasari*
Fakutas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang
hanipuspitasari@yahoo.com
Mohammad Khusaini
Fakutas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang
khusaini@ub.ac.id
ABSTRACT
Regional autonomy provides privilage for local governments to optimize resources for local revenue. Local taxes, retributions,
general allocation funds and revenue sharing funds are sources of revenue for central and local government. Revenue can be
used to finance capital expenditures to accelerate gross domestic regional product. The purpose of this study is to analyze the
effect of taxes, retributions, revenue sharing and general allocation funds through capital expenditures on gross domestic
regional product in the Gerbangkertosusila area The research with panel data involving 7 regency/city of the
Gerbangkertosusila region from 2010 to 2020. Data processing use path analysis. This research finds insignificant effect of
local taxes and revenue sharing funds on capital expenditures However, retributions and general allocation funds significantly
affect capital expenditures. Local taxes and revenue sharing funds significantly affect gross domestic regional product, whule
retributions, general allocation funds, and capital expenditures affect insignificantly. All variables in this study through capital
expenditures have insignificant effect on gross domestic regional product. Local governments need to evaluate local revenue
allocation so that it has the most impact on gross domestic regional product, and solutions are needed to increase revenue
through extensification and intensification of local sources of revenues.
Keywords: local taxes, retributions, revenue sharing, general allocation funds, capital expenditures, gross domestic regional
product
ABSTRAK
Otonomi daerah telah memudahkan pemerintah daerah mengurus pemerintahannya dengan memanfaatkan sumber daya
dari daerahnya yang dapat dijadikan sebagai pendapatan daerah. Pendapatan daerah tersebut terdiri dari pajak daerah dan
retribusi daerah yang berasal dari pendapatan daerah, serta dana alokasi umum dan dana bagi hasil yang merupakan
transfer dari pusat ke pemerintah daerah. Dari pendapatan tersebut digunakan untuk belanja modal yang berdampak pada
percepatan produk domestik regional bruto. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh dari pajak, retribusi daerah, dana
bagi hasil dan dana alokasi umum melalui belanja modal terhadap produk domestik regional bruto Kawasan
Gerbangkertosusila. Data berupa cross sectional data dari ketujuh Kabupaten/Kota Kawasan Gerbangkertosusila pada
tahun 2010-2020. Pengolahan data menggunakan metode analisis jalur. Temuan dari penelitian menunjukkan variabel
pajak daerah dan dana bagi hasil tidak berpengaruh terhadap belanja modal sedangkan variabel retribusi daerah dan dana
alokasi umum berpengaruh terhadap belanja modal. Pajak daerah dan dana bagi hasil berpengaruh terhadap produk
domestik regional bruto namun retribusi daerah, dana alokasi umum serta belanja modal tidak mempunyai pengaruh.
Semua variabel dalam penelitian melalui belanja modal tidak berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto.
Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi dalam pengalokasian pendapatan daerah agar dapat berdampak lebih
171
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
172
terhadap produk domestik regional bruto dan diperlukan solusi untuk menambah pendapatan dengan ekstensifikasi dan
intensifikasi pendapatan daerah.
Kata kunci: pajak daerah, retribusi daerah, dana bagi hasil, dana alokasi umum, belanja modal, produk domestik regional
bruto
KLASIFIKASI JEL: H50, H71
CARA MENGUTIP:
Puspitasari, H., Khusaini, M., & Pangestuty, F. W. (2023). Analisis pendapatan daerah terhadap produk domestik regional
bruto melalui belanja modal kawasan Gerbangkertosusila. Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan
Negara dan Kebijakan Publik, 8(2), 171-187.
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
173
PENDAHULUAN
PENERAPAN DALAM PRAKTIK
Latar Belakang
Penerapan Otonomi daerah mampu
Pemerintah pusat memberikan wewenang meningkatkan pembangunan daerah.
kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan Otonomi belum dapat memberikan
mengatur pemerintahannya sendiri. manfaat yang banyak untuk peningkatan
Penerapannya diharuskan menggunakan asas pendapatan asli daerah
kemandirian dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya daerah sebagai sumber Pemerintah daerah perlu melakukan
pendapatan. Dari berbagai sumber dari daerah, evaluasi dari pengalokasian pendapatan
pajak dan retribusi daerah merupakan sumber daerah
pendapatan terbesar dibandingkan dengan
Dengan pembentukan Kawasan
sumber lainnya.
Gerbangkertosusila diharapkan dapat
Pajak dan retribusi daerah berperan penting memeratakan perekonomian daerah dan
dalam perekonomian daerah, serta dianggap kesejahteraan masyarakat
sebagai modal untuk melaksanakan pembangunan
Pemerintah daerah perlu melakukan upaya
daerah (Mutiara, 2015). Pengalokasian pajak dan
mengintensifikasi dan mengekstensifikasi
retribusi daerah dapat dipergunakan dalam
atas pajak dan retribusi daerah
belanja yang bersifat produktif seperti belanja
modal. Bai dan Li (2011) menyatakan bahwa pajak
penerapan otonomi daerah sudah berlangsung
daerah jika digunakan membiayai belanja modal
cukup lama, produk domestik regional bruto di
akan meningkatkan inovasi pemerintah sedangkan
Kawasan Gerbangkertosusila masih rendah.
menurut Runtu di Kota Manado (2016) retribusi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
daerah akan memperbesar pengalokasian belanja
Provinsi Jawa Timur, laju produk domestik
modal.
regional bruto propinsi Jawa Timur dan Kawasan
Di sisi lain pemerintah pusat memberikan Gerbangkertosusila selama sebelas tahun terakhir
dana alokasi umum yang digunakan untuk mengalami fluktuasi seperti pada Grafik 1 berikut
memeratakan kemampuan keuangan antardaerah ini.
dan membiayai otonomi daerah. Selain dana
tersebut, pemerintah pusat juga mengalokasikan Grafik 1 Laju PDRB Propinsi Jawa Timur dan
Kawasan Gerbangkertosusila (2010-2020)
dana bagi hasil dari pajak dan kekayaan daerah
guna membantu pendapatannya. Pemerintah
daerah menggunakan dana alokasi umum dan dana 6.686.446.64 6.6
bagi hasil untuk memenuhi kebutuhan belanja 6.175.775.77
6.08 5.86
5.455.65
5.445.575.46 5.5 5.52
5.08
modal (Heliyanto & Handayani, 2016). 4.624.97
Belanja modal dapat digunakan untuk
mendapatkan aset yang bersifat tetap seperti
infrastruktur, bangunan dan aset lainnya tanpa
memiliki niat untuk dijual (Ghozali & Ratmono,
2008). Selain itu, belanja modal dapat digunakan
dalam pembangunan daerah yang pada akhirnya -2.39
berdampak kepada perekonomian. Hal tersebut -3.61
sesuai dengan teori Harrod Domar untuk mencapai Laju PDRB GKS Laju PDRB Jatim
kondisi perekonomian yang stabil maka perlu
adanya pembentukan modal (Daniar, 2016). Sumber: BPS Jawa Timur 2022 (data diolah)
Indikator yang paling sering digunakan untuk Dengan laju PDRB di Kawasan
menentukan tingkat keberhasilan dari Gerbangkertosusila yang fluktuatif seperti pada
pembangunan ekonomi daerah adalah produk Grafik 1, dikhawatirkan akan mempengaruhi
domestik regional bruto (Maulidya, 2021). Produk efektivitas pencapaian tujuan dibentuknya
domestik regional bruto di suatu daerah perlu Kawasan Gerbangkertosusila untuk memeratakan
ditingkatkan agar dapat berdampak pada berbagai produk domestik regional bruto. Selain itu kondisi
lapisan masyarakat. Selain untuk melihat tingkat tersebut juga menggambarkan kurang optimalnya
dari keberhasilan pembangunan, produk domestik pengelolaan keuangan daerahnya. Fenomena ini
regional bruto juga dijadikan sebagai indikator memunculkan kesan bahwa pembentukan
terciptanya kesejahteraan masyarakat khususnya Kawasan Gerbangkertosusila di tahun 1996 belum
di era otonomi daerah. Namun, meskipun
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
174
dapat mendorong produk domestik regional bruto mengalokasikan penerimaan daerahnya guna
Provinsi Jawa Timur. meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat. Barro (1990) mengemukakan
Beberapa penelitian mengenai pengaruh
pengalokasian pajak dan retribusi daerah untuk
pajak, retribusi daerah, dana bagi hasil dan dana
belanja produktif dalam hal ini belanja modal akan
alokasi umum terhadap belanja modal yang telah
mendorong perekonomian. Dari alokasi dana yang
dilakukan di antaranya adalah Natoen et al. (2020),
optimal akan dapat meningkatkan perbaikan
Suryani & Pariani (2018), dan Deffi (2021).
untuk layanan publik seperti infrastuktur. Selain
Temuan-temuan penelitian ini berbeda satu sama
mengacu pada teori tersebut, penelitian ini juga
lain. Natoen et al. (2020), Suryani & Pariani (2018)
mengacu teori keagenan yang menggambarkan
dan Deffi (2021) yang meneliti 17 Kab/Kota
hubungan antara pemerintah pusat dan pemerinah
Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Riau
daerah dalam konteks pengalokasian dana
menyebutkan pajak, retribusi daerah, dana alokasi
perimbangan dan teori fiscal federalism yang
umum dan dana bagi hasil mempunyai terhadap
menyatakan bahwa perekonomian tercapai
belanja modal. Sementara itu, penelitian oleh
dengan desentralisasi fiskal sesuai dengan
Subianto & Sipahutar (2020), Ayem & Pratama
pelaksanaan otonomi daerah (Kurniawati, K., &
(2018) dan Abbas et al. (2021) mengungkapkan
Muzdalifah, M. (2022). Tujuan penelitian
hasil yang berbeda. Subianto dan Sipahutar (2020)
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pajak,
meneliti di Kota Lubuklinggau mengemukakan
retribusi daerah, dana alokasi umum & dana bagi
pajak dan retribusi daerah tidak berpengaruh
hasil melalui belanja modal terhadap produk
terhadap belanja modal. Ayem & Pratama (2018) &
domestik regional bruto Kawasan
Abbas et al. (2021) di Provinsi Daerah Istimewa
Gerbangkertosusila yang diduga berpengaruh
Yogyakarta menyatakan dana alokasi umum dan
positif dan signifikan. Dengan menggunakan
dana bagi hasil tidak berpengaruh terhadap
belanja modal sebagai variabel intervening. Ruang
belanja modal.
lingkup penelitian terletak di Kawasan
Selain itu, berikut beberapa penelitian Gerbangkertosusila juga merupakan kebaruan
terdahulu oleh Rodriguez & Kroijer (2009), Sufardi dalam penelitian ini.
(2019), Waryanto (2017), Datu et al. (2021) dan
Pembahasan mengenai topik ini khususnya setelah
Budhi & Dewi (2015) menemukan pajak, retribusi
diterapkannya otonomi daerah menjadi sangat
daerah, belanja modal, dana alokasi umum dan
menarik karena pajak dan retribusi daerah
dana bagi hasil berpengaruh terhadap
merupakan pemasukan dari daerah terbesar di
pertumbuhan ekonomi. Rodriguez & Kroijer
antara sumber-sumber lainnya. Selain itu juga
(2009) yang meneliti kawasan Eropa Tengah dan
terdapat pendapatan pemerintah pusat yang
Timur menemukan bahwa pajak berpengaruh
berpotensi untuk dapat digunakan membiayai
terhadap pertumbuhan ekonomi. Sufardi (2019),
pengeluaran daerah. Ketika pendapatan
Saraswati, D (2018), Datu et al. (2021) & Budhi &
dimanfaatkan dengan tepat, maka akan dapat
Dewi (2015) yang melakukan penelitian mengenai
meningkatan produk domestik regional bruto
Kabupaten Sinjai, Kabupaten/Kota Sumatera
melalui pengalokasian belanja modal di Kawasan
Utara, Sulawesi Utara dan Provinsi Bali
Gerbangkertosusila. Laju produk domestik
menyatakan bahwa retribusi, belanja modal, dana
regional bruto yang mengalami fluktuasi juga
alokasi umum dan dana bagi hasil berpengaruh
merupakan masalah yang serius untuk segera
terhadap pertumbuhan ekonomi.
ditangani oleh pemerintah, sebab Kawasan
Sebaliknya studi oleh Sunarto & Sunyoto Gerbangkertosusila merupakan salah satu
(2016), Humiang et al. (2015), Widianto et al. kawasan yang masuk dalam satuan wilayah
(2016) serta Arina et al. (2021) menemukan hasil pembangunan (SWP). Dengan melalui
yang berbeda. Studi yang dilakukan Sunarto & pembentukan wilayah pembangunan tersebut
Sunyoto (2016) yang meneliti Kabupaten/Kota diharapkan pemerintah dapat
Provinsi Jawa Tengah menemukan bahwa pajak mengkonsentrasikan pembangunan dengan
dan retirbusi daerah tidak berpengaruh terhadap mengembangkan potensi wilayah agar tercapai
pertumbuhan ekonomi. Penelitian lain oleh pemerataan pembangunan antardaerah.
Humiang et al. (2015) yang meneliti di Kota
Manado dan Widianto et al. (2016) & Arina et al. STUDI LITERATUR
(2021) menyatakan bahwa belanja modal, dana
alokasi umum dan dana bagi hasil tidak Pentingnya Pajak dan Retribusi Daerah dalam
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto
175
banyak pemerintah daerah yang menggunakan penyediaan pelayanan publik jika dibandingkan
pendapatannya untuk kegiatan yang kurang dengan dilakukan oleh pemerintah pusat. Dalam
produktif, misalnya untuk belanja barang & jasa pelaksanaannya, pemerintah daerah juga
dan belanja pegawai (Sudika & Budiartha, 2017). mengandalkan pendapatan daerah untuk
Sementara itu, pendapatan daerah yang digunakan menjalankan pemerintahannya dan juga dianggap
dalam hal produktif, seperti belanja modal, dapat sebagai input untuk mendukung kegiatan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sesuai pembangunan daerah dan juga menciptakan
dengan Mutiara (2015) yang menyatakan bahwa stabilitas untuk kegiatan perekonomian daerah.
pajak daerah mampu memberikan dampak positif
Definisi pajak, retribusi daerah, dana bagi
terhadap produk domestik regional bruto, dan
hasil dan dana alokasi umum dinyatakan sebagai
pajak dapat digunakan sebagai modal untuk
berikut.
melakukan pembangunan sehingga akan
mendorong perekonomian. a. Pajak daerah
Teori pertumbuhan endogen pertama kali Kontribusi yang harus ditanggung oleh
dikemukakan oleh Romer (1986) yang kemudian perseorangan atau badan hukum untuk
dilanjutkan oleh Barro (1990). Teori ini membahas dibayarkan ke daerah dan diwajibkan menurut
pentingnya peranan pemerintah daerah untuk undang-undang yang berlaku. Menurut
mengalokasikan penerimaannya untuk Mardiasmo (2010) pajak daerah memiliki ciri-
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ciri antara lain pajak dipungut oleh negara,
masyarakat. Penerimaan daerah dapat digunakan pembayaran pajak masuk ke dalam kas negara,
untuk pengadaan barang publik, seperti jalan, pembayar tidak mendapatkan kontraprestasi
jembatan, dan infrastruktur lainnya sebagai bagian secara langsung. Menurut Mulyono (2011) dan
dari investasi. Investasi tersebut dapat digunakan Mahpudin et al (2020) pajak daerah juga
oleh pihak swasta untuk meningkatkan memiliki beberapa fungsi antara lain pajak
produktivitas yang mendorong pertumbuhan berfungsi untuk menghimpun kas guna
perekonomian. membiayai belanja rutin, pajak berfungsi
sebagai pengaturan, alat stabilitas dan pajak
Selain teori pertumbuhan endogen, teori fiscal
juga berfungsi untuk redistribusi pendapatan.
federalism juga menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi dapat dicapai dengan desentralisasi fiskal b. Retribusi daerah
sesuai yang ada pada otonomi daerah. Teori
Pemungutan daerah yang dipungut oleh
keagenan juga menggambarkan hubungan antara
pemerintah dari diberikannya izin, jasa dan
pemerintah pusat dan daerah dalam pengalokasian
layanan tertentu untuk memenuhi keperluan
dana. Pemerintah daerah diberikan kewenangan
masyarakat dan badan usaha yang
dari pemerintah pusat untuk mengatur urusan
membutuhkan. Menurut Situmorang &
daerah masing-masing.
Sitanggang (1994) retribusi daerah memiliki
Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil dalam ciri-ciri akan mendapatkan kontraprestasi
PDRB secara langsung setelah atau sebelum pengguna
membayarkan retribusi daerahnya.
Dalam rangka mendukung otonomi daerah,
pemerintah pusat menyalurkan dana ke c. Dana alokasi umum (DAU)
pemerintah daerah berupa dana bagi hasil dan
Dana yang berasal dari dana perimbangan
dana alokasi umum. Ardiansyah dan Vitalis (2014)
(APBN). Berdasarkan Undang-undang Nomor
menyebutkan bahwa DAU seringkali dianggap
33 tahun 2004 dana ini mempunyai tujuan
sebagai dana yang diberikan tanpa tuntutan
memeratakan kemampuan fiskal antar daerah.
penyelenggaraan program pengeluaran tertentu
membiayai kebutuhan daerah untuk
oleh pemerintah daerah. Untuk tujuan pemerataan
melaksanakan desentralisasi.
kemampuan fiskal dan pembangunan pada daerah,
pemerintah dapat menggunakan dana tersebut d. Dana bagi hasil (DBH)
agar menciptakan produk domestik regional bruto
Dana ini bagian dari dana perimbangan (APBN)
yang lebih merata. Hal ini sesuai dengan Datu et al.
yang terdiri dari pajak dan kekayaan daerah
(2021) dan Dewi san Budhi (2015) yang
(Sumber daya alam). Berdasarkan Undang-
menyatakan bahwa dana alokasi umum dan dana
undang Nomor 33 tahun 2004 dana yang
bagi hasil berdampak positif terhadap
memiliki tujuan memperbaiki keseimbangan
pertumbuhan ekonomi daerah.
pusat dan daerah sesuai potensi daerahnya dan
Pendapatan daerah dalam otonomi daerah mendanai kebutuhan daerah untuk
melaksanakan desentralisasi.
Dalam penerapan otonomi, pemerintah
daerah diasumsikan lebih efisien dalam
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
176
Menurut teori kedudukan pusat oleh Data yang digunakan data sekunder dengan
Christaller W (1933) dalam Fujita, Krungman, jenis data panel yang merupakan data dari
Venables (2001) menjelaskan bahwa dalam kabupaten/kota Kawasan Gerbangkertosusila
pembentukan suatu kawasan biasanya dalam periode 2010-2020. Data bersumber dari
membentuk heksagonal yang menunjukkan BPS, DPJK, beberapa artikel, jurnal dan literatur
bahwa ada garis lurus yang merupakan titik terkait lainnya.
terdekat dari permukiman menuju pusat Data dianalisis dengan teknik analisis jalur
pertumbuhan, yang umumnya telah dibentuk (path analysis) yang diuji dengan model regresi
dalam peraturan pemerintah. Sama halnya dengan data panel melalui software eviews. Namun
pembentukan Kawasan Gerbangkertosusila yang sebelum melakukan interprestasi dari hasil regresi
telah dibentuk oleh provinsi setempat, yang sesuai tersebut, maka terlebih dahulu data akan diuji
dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 1996 dengan uji stasioneritas dengan uji unit root untuk
mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi menghindari regresi lancung (spurious regression
Jawa Timur & Peraturan Pemerintah Nomor 47 (Enders, 1995). Pada uji unit root terdapat
tahun 1996 mengenai Rencana Tata Ruang beberapa metode diantaranya metode philip-
Wilayah Nasional. peron (PP), metode levin, lin & chu dan augmented
Kawasan Gerbangkertosusila (GKS) dickey-fuller. Dalam uji unit root pada penelitian
merupakan kawasan yang terletak di Provinsi Jawa menggunakan metode phillips-peron yang jika
Timur yang masuk dalam satuan wilayah probabilitas lebih kecil dari 0.05 disebut data
pembangunan (SWP). Pembentukan dari Kawasan stasioner. Setelah itu data akan dianalisis statistik
Gerbangkertosusila (GKS) termuat dalam deskriptif untuk memberikan gambaran ke dalam
peraturan pemerintah Nomor 47 tahun 1996 bentuk uraian dari angka-angka untuk dapat
mengenai RTRW Nasional dan peraturan daerah dianalisis. Parameter dari statistik deskriptif
Nomor 4 tahun 1996 tentang RTRW Nasional. mengggunakan mean, median, maximum,
Kawasan GKS dibentuk dengan tujuan untuk minimum dan standart deviasi. Setelah diketahui
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
177
Tabel 1 Hasil Uji Unit Root Unit dan Uji Derajat Integrasi Panel Data Metode PP
1st Difference
Gambar 1 Model Analisis Jalur
Variabel Level
Prob
2nd Difference Keterangan
X1 0.000 Pajak 0.008 0.000 Stasioner
X2 0.094 0.000 0.000 Stasioner
Daerah
X3 0.000 0.900 0.000 Stasioner
(X1)
X4 0.014 0.000 0.000 Stasioner
Z 0.000 0.001 0.000 Stasioner
Retribusi Belanja
Y 0.042 0.506 0.019 Stasioner
Daerah (X2) Modal PDRB (Y)
Sumber: diolah penulis
(Z)
Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
Dana alokasi
Variabel Mean Std. Dev Min Max Data source
umum (X3)
PDRB 24,43 1,34 21,82 26,74 BPS
Pajak daerah 18,91 1,68 15.96 22,11 DPJK
Retribusi daerah Dana17,58
bagi 1,08 15,85 20,14 DPJK
Dana alokasi umum hasil20,50
(X4) 0,41 19,32 20,96 DPJK
Dana bagi hasil 18,62 0,6 17,39 20,41 DPJK
Belanja modal 19,72 0,88 17,73 21,74 DPJK
Sumber: diolah peneliti
Sumber: diolah penulis
Tabel 3 Hasil Pengujian Model Persamaan 1
Jenis Pengujian Nilai Model terpilih
Uji Chow chi square < 0,05 0,000 Fixed effect model
Uji Hausman chi square < 0,05 0,000 Fixed effect model
Sumber: diolah penulis
178
179
180
Gambar 4 Hasil Sobel Test Pajak Daerah Gambar 6 Hasil Sobel Test Dana Alokasi
Umum
181
memiliki kriteria belum efisien. Sementara itu, ketergantungan terhadap bantuan dari
jika ditinjau dari rasio desentralisasi fiskal, pemerintah pusat meskipun belum maksimal.
Kabupaten Mojokerto masih belum dapat
5. Kabupaten Sidoarjo
terlepas dari bantuan pemerintah pusat.
Kabupaten ini dikenal dengan daerah penopang
3. Kota Mojokerto dari Kota Surabaya. Ditinjau dari rasio efisien,
Kota ini terletak disebelah Kabupaten kinerja pemerintah Kabupaten Sidoarjo belum
Mojokerto dan memiliki luas wilayah paling efisien. Ketika ditinjau dari rasio desentralisasi
kecil diantara wilayah lainnya yang tergabung fiskal, Kabupaten Sidoarjo memiliki kriteria
dalam kawasan Gerbangkertosusila. Kinerja cukup dan baik yang berarti bahwa pemerintah
keuangan Kota Mojokerto jika ditinjau dari daerah sudah dapat mengurangi
rasio efisiensi dapat disimpulkan bahwa kinerja ketergantungan daerahnya dari pemerintah
pemerintah Kota Mojokerto belum efisien dan pusat.
jika ditinjau dari rasio desentralisasi fiskal
6. Kabupaten Lamongan
daerah bahwa pemerintah Kota Mojokerto
belum bisa terlepas dari ketergantungan atas Kabupaten Lamongan terletak di sisi utara Jawa
bantuan dari pemerintah pusat. Timur. Jika ditinjau dari rasio efisiensi, kinerja
dari pemerintah Kabupaten Lamongan belum
4. Kabupaten Gresik
efisien. Sementara jika ditinjau dari rasio
Kabupaten ini terletak berdekatan dengan Kota
desentralisasi fiskal, pemerintah Kabupaten
Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo yang
Lamongan masih bergantung dari bantuan
menjadikkannya sebagai kawasan yang
pemerintah pusat.
memiliki perkembangan yang cukup pesat.
Kinerja pemerintah Kabupaten Gresik belum 7. Kota Surabaya
efisien. Jika ditinjau dengan melalui rasio Ibukota dari Provinsi Jawa Timur yang terletak
desentralisasi fiskal maka diperoleh nilai yang diantara Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
berada dikisaran 20%-40%, Oleh karena itu Gresik. Kinerja keuangan pemerintah Kota
Kabupaten Gresik masuk dalam kriteria sedang Surabaya jika ditinjau dari rasio efisiensi dapat
dan cukup yang berarti bahwa pemerintah disimpulkan bawa pemerintah Kota Surabaya
daerahnya sudah dapat mengurangi belum efisien dalam mengalokasikan realisasi
belanja daerah terhadap realisasi pendapatan
182
daerahnya. Namun jika ditinjau dari rasio regional bruto. Penelitian oleh Mononimbar
desentralisasi fiskal, pemerintah Kota Surabaya (2017) dan Sunarto & Sunyoto (2016) di
memiliki kriteria sangat baik yang berarti Kabupaten Minahasa dan Jawa Tengah juga
pemerintah daerah sudah dapat mengurangi mengungkapkan retribusi daerah tidak
ketergantungannya dari bantuan pemerintah mempunyai pengaruh terhadap produk domestik
pusat. regional bruto.
Hasil rasio efisiensi dan rasio desentralisasi fiskal Dana alokasi umum menunjukkan tanda
terdapat di Tabel 8 dan Tabel 9. negatif tidak signifikan terhadap produk domestik
regional bruto Kawasan Gerbangkertosusila. Hal
Pembahasan
ini terjadi karena pengalokasian untuk belanja
Selanjutnya pengaruh pajak daerah modal yang kurang maksimal, sehingga belum
menunjukkan arah positif dan signifikan terhadap berdampak pada produk domestik regional bruto.
pertumbuhan ekonomi Kawasan Sesuai oleh penelitian Widianto et al. (2016) dan
Gerbangkertosusilo. Hasil penelitian sesuai teori Arina et.al (2021) di Kota Tegal dan Manado dana
pertumbuhan ekonomi endogen oleh Barro (1990) alokasi umum tidak memberikan pengaruh
menjelaskan pentingnya peranan pemerintah terhadap produk domestik regional bruto
dalam mengalokasikan pendapatan daerah untuk disebabkan pemberian dan pengalokasian dari
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran dana alokasi umum tidak bersifat spesifik.
rakyatnya. Pajak daerah akan digunakan untuk
Dana bagi hasil menunjukkan arah positif
modal dalam melakukan pembelian barang publik,
signifikan terhadap produk domestik regional
sementara itu barang publik tersebut akan dapat
bruto Kawasan Gerbangkertosusila. Pemerintah
dipergunakan oleh masyarakat untuk
pusat memberikan dana untuk pembangunan,
meningkatkan produktivitasnya, sehingga akan
semakin tinggi dana perolehan maka semakin
berpengaruh untuk peningkatan produk domestik
tinggi tingkat pembangunan daerah
regional bruto. Pajak daerah diterapkan untuk
(Hendriwiyanto & Nurkholis, 2015). Didukung
menjamin perekonomian yang stabil. Penelitian
penelitian Budhi dan Dewi (2015) dan Rahmah dan
Rodriguez & Kroijer (2009) juga mendukung hasil
Zein (2016) di Provonsi Aceh dan Provinsi Bali.
analisis ini yang menunjukkan pajak positif
signifikan terhadap variabel produk domestik Belanja modal menunjukkan tanda positif l,
bruto di Eropa Tengah dan Timur tahun 1990- namun tidak signifikan terhadap variabel Kawasan
2004. Selain itu penelitian dari Dewi dan Budhi Gerbangkertosusila (GKS) merupakan kawasan
(2018) juga mengemukakan hal yang sama yang terletak di Provinsi Jawa Timur yang masuk
didalam hasil penelitiannya. dalam satuan wilayah pembangunan (SWP).
Pembentukan dari Kawasan Gerbangkertosusila
Variabel retribusi daerah menunjukkan tanda
(GKS) termuat dalam peraturan pemerintah
positif tidak signifikan terhadap variabel produk
Nomor 47 tahun 1996 mengenai RTRW Nasional
domestik regional bruto di Kawasan
dan peraturan daerah Nomor 4 tahun 1996 tentang
Gerbangkertosusilo. Bertolak belakang dari yang
RTRW Nasional. Kawasan GKS dibentuk dengan
disampaikan pada teori pertumbuhan endogen
tujuan untuk memeratakan pembangunan daerah
Barro (1990) yang menyatakan bahwa retribusi
dan pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan
daerah yang termasuk dalam pendapatan daerah
kesejahteraan masyarakat.
memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam mendorong Pada belanja modal menunjukkan tanda
perekonomian. Penerimaan retribusi daerah masih positif namun tidak signifikan terhadap
lebih rendah dibandingkan dengan pajak daerah, variabel produk domestik regional bruto Kawasan
sehingga membuat retribusi daerah di Kawasan Gerbangkertosusilo. Hasil tidak sesuai dengan
Gerbangkertosusila masih belum bisa dijadikan teori pertumbuhan Keynes (1936) dalam Hakim
sebagai modal untuk meningkatkan produk dan Wijayanti (2015) yang mengemukakan
domestik regional bruto. Pengalokasian retribusi penerimaan belanja modal memengaruhi produk
daerah juga membutuhkan waktu yang cukup lama domestik regional bruto dengan bantuan campur
di dalam prosesnya yang dimulai dari tangan dari pemerintah dengan meningkatkan
penganggaran sampai pelaksanaan yang pada jumlah pengeluaran pemerintah (belanja modal),
akhirnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sehingga hal ini akan mengimbangi konsumsi dan
perekonomian. Sebagai contoh retribusi daerah investasi dalam perekonomian, dan karenanya
dialokasikan untuk pembelian tanah dan sarana akan meningkatan GDP. Belanja modal dibiayai
dan prasarana yang akan dibangun membutuhkan oleh pendapatan yang berasal dari daerah.
beberapa waktu untuk dapat dimanfaatkan oleh Semakin rendahnya anggaran pendapatan di
masyarakat, sehingga hal ini belum mampu daerah yang dialokasikan untuk belanja modal,
memberikan pengaruhnya pada produk domestik maka tidak akan memberikan dampak pada
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
183
perekonomian daerah. Dana digunakan untuk Pariani (2018) dan Vanesha et al. (2019) di
belanja modal jauh lebih rendah dibanding untuk Provinsi Riau, dana alokasi umum berpengaruh
belanja rutin dan pegawai, sehingga hal tersebut positif signifikan terhadap belanja modal. Dana
juga dapat menyebabkan belanja modal tidak yang diberikan untuk pemerintah daerah dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain itu digunakan untuk mendanai kebutuhan daerah.
hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan
Pada variabel dana bagi hasil positif dan tidak
teori Harrod-Domar yang menyatakan syarat
signifikan terhadap belanja modal Kawasan
untuk mencapai kondisi ekonomi yang mantab
Gerbangkertasusila. Dana bagi hasil yang diberikan
maka memerlukan modal. Didukung peneltiian
sebagian besar masih dipergunakan untuk
Sundika dan Budiartha (2017) yang menyatakan
pengeluaran rutin lainnya seperti belanja pegawai
masih banyak pemerintah daerah yang
,belanja barang dan jasa. Pengeluaran seperti ini
menggunakan pendapatan untuk belanja barang
menyebabkan dana tidak dapat memengaruhi
dan jasa dan belanja pegawai daripada belanja
belanja modal. Didukung penelitian terdahulu
modal. Adapun penelitian yang sejalan dilakukan
diantaranya oleh Pratami (2021) dan Abbas et al.
Humiang et al. (2015) di Kota Manado.
(2021) di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Variabel pajak daerah positif dan tidak
Variabel dari pajak daerah melalui belanja
signifikan terhadap variabel belanja modal
modal menunjukkan tanda positif tidak
Kawasan Gerbangkertosusilo. Hasil dari penelitian
mempunyai pengaruh terhadap produk domestik
sesuai dengan manfaat dari pajak daerah yang
regional bruto di Kawasan Gerbangkertosusila.
dikemukakan oleh Mulyono (2011) dan Mahpudin
Kenaikan atau penurunan dari pajak daerah
et al. (2020) pada fungsi anggaran pajak daerah
dengan diikuti oleh peningkatan atau penurunan
budgetair yang menyatakan bahwa pajak daerah
belanja modal tidak akan mempengaruhi produk
dipergunakan untuk kas daerah yang selanjutnya
domestik regional bruo tidak sesuai dari
digunakan dalam belanja rutin. Pajak daerah
pernyataan dari Barro. Sedangkan menurut Barro
belum dapat dijadikan sebagai sumber
(1990) pajak daerah diharapkan untuk membiayai
pembiayaan atas belanja modal untuk daerah,
belanja yang sifatnya produktif seperti belanja
sehingga hasilnya belum dapat terlihat. Hasil
modal. Dari belanja tersebut akan membuat
penelitian didukung oleh penelitian dari Subianto
peningkatan pada perekonomian suatu daerah.
& Sipahutar (2020) dan Handayani et al (2015) di
Pajak daerah masih dipergunakan untuk
Kota Lubuklinggau dan Kabupaten/Kota Provinsi
membiayai pengeluaran rutin. Sehingga pajak
Aceh.
daerah belum bisa digunakan untuk mempercepat
Variabel retribusi daerah menunjukkan arah produk domestik regional bruto daerah melalui
positif serta signifikan terhadap variabel belanja belanja modal.
modal di Kawasan Gerbangkertosusilo. Sesuai
Variabel retribusi daerah melalui belanja
dengan ciri-ciri adanya retribusi daerah
modal menunjukkan tanda yang positif tidak
Situmorang dan Sitanggang (1994) yang
signifikan terhadap produk domestik regional
menyatakan bahwa terdapat kontra prestasi
bruto di Kawasan Gerbangkertosusila. Rendahnya
secara langsung yang dapat dinikmati yang berupa
retribusi daerah yang digunakan untuk belanja
pemberian izin atau layanan jasa tertentu.
modal, membuat perekonomian daerah tidak
Kontraprestasi tersebut dapat diperoleh dengan
mampu berkembang pesat. Hasil dari penelitian ini
pengalokasian retribusi daerah melalui belanja
bertolak belakang oleh pernyataan dari Barro
modal, seperti retribusi atas pelayanan pelabuhan
(1990) yang mengemukakan ketika retribusi
dan retribusi pasar yang membutuhkan
daerah dialokasikan untuk belanja produktif
pembebasan/ pembelian atas tanah yang akan
(belanja modal) akan mendorong perekonomian
digunakan. Jadi untuk memperoleh tanah tersebut
daerah. Dengan belanja modal mampu digunakan
harus melakukan belanja modal. Hasil penelitian
untuk menambah aset daerah, sehingga
sesuai teori ekonomi keuangan negara tentang
ketersediaan aset daerah akan menjadi lebih baik
semangat undang-undang pada otonomi daerah
dan mencukupi, maka hal ini akan menciptakan
untuk menciptakan kemandirian fiskal daerah
kondisi efektif dan efisien. Namun faktanya
(Wahyudi & Handayani, 2015). Didukung juga oleh
retribusi daerah untuk belanja modal justru
penelitian Natoen et al. (2020) dan Nugraha dan
digunakan belanja lainnya sehingga tidak dapat
Dwirandra (2016) Provinsi Sumatera Selatan dan
memberikan pengaruhnya terhadap produk
Kabupaten/Kota Provinsi Bali.
domestik regional bruto.
Pada variabel dana alokasi umum
Variabel dana alokasi umum melalui belanja
menunjukkan arah positif signifikan terhadap
modal menunjukkan tanda positif namun tidak
belanja modal Kawasan Gerbangkertosusila. Hasil
signifikan terhadap produk domestik regional
penelitian sesuai dengan penelitian Suryani dan
bruto di Kawasan Gerbangkertosusila.
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
184
Pengalokasian dana alokasi umum yang digunakan daerah membiayai kebutuhan daerahnya termasuk
untuk belanja modal masih cukup rendah, sehingga belanja modal. Sementara dana bagi hasil tidak
menyebabkan tidak berdampak terhadap produk berpengaruh. Dana dari pemerintah pusat
domestik regional bruto. Selain itu kurangnya sebagian besar masih dipergunakan untuk belanja
perencanaan dari pemerintah daerah untuk pegawai dan belanja barang & jasa.
melakukan pembangunan fasilitas publik dan
Pajak, retribusi daerah, dana bagi hasil dan
kurangnya analisis investasi publik juga dapat
dana alokasi umum tidak berpengaruh produk
menyebabkan produk domestik regional bruto
domestik regional bruto melalui belanja modal.
tidak signifikan. Didukung oleh penelitian yang
Pengalokasian pendapatan daerah melalui belanja
dilakukan oleh Gunantara & Dwirandra (2014) di
modal masih belum spesifik dan belum optimal,
Bali dan Yuliyanti dan Atwal (2020).
sehingga belum dapat berdampak ke produk
Variabel dana bagi hasil melalui belanja modal domestik regional bruto.
menunjukkan tanda negatif tidak signifikan
Pada implikasinya pajak daerah, retribusi
terhadap produk domesik regional bruto.
daerah, dana alokasi umum dan dana bagi hasil
Pengalokasian dana bagi hasil yang masih cukup
sebagian besar belum dialokasikan untuk hal yang
rendah untuk dialokasikan dalam belanja modal
sifatnya produktif, sehingga tidak dapat
menyebabkan tidak memberikan dampak pada
meningkatkan perekonomian di Kawasan
produk domestik regional bruto. Dana yang
Gerbangkertosusila. Selain itu jika dilihat dari
seharusnya untuk belanja produktif justru
tingkat kemandirian daerah, semua
digunakan untuk belanja rutin seperti belanja
Kabupaten/Kota Kawasan Gerbangkertosusila
pegawai dan belanja barang&jasa dan bukan untuk
memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi ke
belanja modal. Hasil ini juga didukung oleh Anwar
pemerintah pusat. Maka pemerintah disarankan
(2017) di Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu.
untuk melakukan evaluasi dalam mengalokasikan
pendapatan daerah dan upaya untuk
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan pendapatan daerah dengan cara
Dengan melihat hasil analisis maka diperoleh ekstensifikasi & intensifikasi pendapatan daerah.
pajak daerah mempunyai pengaruh terhadap
produk domestik regional bruto. Ketika pajak REFERENSI
dipergunakan untuk membiayai pengeluaran yang
Abbas, D. S., Sari, S. Y., Hakim, M. Z., Zulaecha, H. E.,
produktif maka akan mendorong produk domestik
& Rachmania, D. (2021). Sisa lebih
regional bruto. Akan tetapi dana alokasi umum dan
pembiayaan anggaran sebagai pemoderasi
retribusi tidak berpengaruh terhadap produk
antara dana perimbangan, dana bagi hasil,
domestik regional bruto, karena dari
dan pajak daerah terhadap belanja
penerimaannya lebih rendah jika
modal. Jurnal Akuntansi, 13(2), 316-331.
membandingkannya dengan sumber pendapatan
https://doi.org/10.28932/jam.v13i2.4058
daerah lainnya dan pengalokasian yang kurang
spesifik untuk peruntukannya. Dana bagi hasil Anwar, S. (2017). Pengaruh pendapatan asli
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan daerah, dana alokasi umum, dana alokasi
ekonomi. Semakin meningkat dana bagi hasil yang khusus dan dana bagi hasil pajak/bagi hasil
diberikan maka semakin banyak pembangunan bukan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi
infrastruktur daerah. Sementara rendahnya dengan belanja modal sebagai variabel
belanja modal oleh daerah menyebabkan mediasi (studi empiris pada Pemerintah
pengeluaran ini tidak berpengaruh signifikan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun
terhadap produk domestik regional bruto. 2009-2015. Tesis, Tidak Dipublikasikan,
Universitas Bengkulu.
Pajak daerah tidak berpengaruh terhadap
belanja modal Kawasan Gerbangkertosusila. Hal Ardiansyah & Vitalis, A. W. (2014). Pengaruh
tersebut menyiratkan pajak di Kawasan tersebut pendapatan asli daerah, dana alokasi umum
masih dipergunakan untuk mengisi kas daerah dan dana alokasi khusus terhadap indeks
yang selanjutnya dipergunakan membiayai belanja pembangunan manusia Kabaputen/Kota di
rutin. Retribusi daerah berpengaruh terhadap Provinsi Jawa Tengah. Simposium Nasional
belanja modal. Retribusi dibayarkan langsung oleh Akuntansi 17.
masyarakat akan dialokasikan melalui belanja
Arumsasi, D., Khafid, M., & Sucihatiningsih, D. W. P.
modal untuk digunakan membeli hal-hal yang
(2015). Pengaruh tingkat kecerdasan,
dibutuhkan masyarakat guna mendukung aktivitas
motivasi, tingkat sosial ekonomi dan
ekonomi mereka. Dana alokasi umum berpengaruh
kemampuan adaptasi lingkungan siswa
terhadap belanja modal Kawasan
sebagai variabel intervening terhadap prestasi
Gerbangkertosusila. Dana digunakan pemerintah
ANALISIS PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL Indonesian Treasury Review
BRUTO MELALUI BELANJA MODAL KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA Vol.8, No.2, (2023), Hal 171-187.
185
186
187
Runtu, V. G .(2016). Pengaruh pajak dan retribusi Vanesha, V. T., Rahmadi, S., & Parmadi, P. (2019).
terhadap belanja modal Kota Manado Pengaruh pendapatan asli daerah, dana
(periode 2005-2015). Jurnal Berkala Ilmiah alokasi umum dan dana alokasi khusus
Efisiensi, 16(3). terhadap belanja modal pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jurnal
Saraswati, D. (2018). Pengaruh pendapatan asli
Paradigma Ekonomika, 14(1), 27-36.
daerah, belanja modal terhadap pertumbuhan
https://doi.org/10.22437/paradigma.v14i1.
ekonomi dan dana perimbangan sebagai
6609.
pemoderasi di Kabupaten/Kota Sumatera
Utara. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Publik, 8(2), Wahyudi, M. V., & Handayani, N. (2015). Pengaruh
54-68. pajak, retribusi daerah, dau, dan dak terhadap
alokasi anggaran belanja modal. Jurnal Ilmu
Situmorang, V.M., & Sitanggang, C. (1994). Hukum
dan Riset Akuntansi (JIRA), 4(11).
administrasi pemerintahan di daerah. Jakarta:
Sinar Grafika. Widianto, A., Sedyautami, E. U., & Nurmansyah, A.
L. (2016). Pengaruh dana alokasi umum, dana
Subianto, S., & Sipahutar, F. Y. (2020). Pengaruh
alokasi khusus, dan belanja modal terhadap
pajak daerah dan retribusi daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi dan tingkat
belanja modal Pemerintah Daerah Kota
kemiskinan (studi kasus pada Kota Tegal).
Lubuklinggau. Jurnal Interprof, 6(2),103-115.
Monex: Journal Research Accounting Politeknik
https://doi.org/10.32767/interprof.v6i2.116
Tegal, 5(2).
4.
http://dx.doi.org/10.30591/monex.v5i2.417
Sudika, I. K., & Budiartha, I. K. (2017). Pengaruh
Yolanda, C., & Zulkarnain, M. (2019). Analisis
pajak daerah, retribudi daerah, dana alokasi
pengaruh belanja modal dan IPM terhadap
umum dan dana alokasi khusus pada belanja
pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di
modal Provinsi Bali. E-Jurnal Akuntansi, 21(2),
Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Samudra
1689-1718.
Ekonomika, 3(2), 105-117.
https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i02.
https://doi.org/10.0123/jse.v3i2.1885
p30
Yuliyanti, S., & Atwal, A. A. (2020). Pengaruh
Sufardi, S. (2019). Analisis pertumbuhan ekonomi
pendapatan asli daerah, dana alokasi umum
di Kabupaten Sinjai ditinjau dari faktor pajak
dan dana alokasi khusus terhadap
dan retribusi daerah. SEIKO: Journal of
pertumbuhan ekonomi dengan belanja modal
Management & Business, 2(2), 174-181.
sebagai variabel intervening (studi empiris
https://doi.org/10.37531/sejaman.v2i2.428
pada kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah
Sunarto & Sunyoto, T. (2016). Pengaruh pajak Tahun 2014-2016), Disertasi, Tidak
daerah dan retribusi daerah terhadap Dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah
kemandirian daerah yang berdampak pada Surakarta.
pertumbuhan ekonomi daerah (studi empiris
pada Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah).
Dharma Ekonomi, 23(43),13-22.
Suryani, F., & Pariani, E. (2018). Pengaruh
pendapatan asli daerah dan dana alokasi
umum terhadap belanja modal pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. PEKA, 6(1),
11-22.
Todaro, M. P., & Stephen, C. Smith. (2015).
Economic development “twelfth edition”.
United States of America: Pearson Education
Limited.
Undang-undang nomor 28 tahun 2009. Tentang
perubahan atas undang-undang Republik
Indonesia nomor 34 tahun 2000 tentang
pajak dan retribusi daerah.
Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.