You are on page 1of 5

TUGAS KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM KESMAS

KEPEMIMPINAN DAN MOODEL MENTAL

Disusun Oleh :

1. Lailatussyifah N. 25010116140171
2. Yashinta Dwi P. 25010116130174
3. Ananda Aulia P. 25010116130181
4. Indah Tri Susanti 25010116130191
5. Reyzi Hanandita 25010116130207
6. Novelly Shifanandita 25010116140236

C-2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Paul Hershey dalam The Situational Leader, kepemimpinan
merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok ke arah
pencapaian tujuan organisasi.

B. Pengertian Model Mental


Menurut Peter M. Senge, model mental adalah gambaran internal yang
mendalam tentang bagaimana dunia bekerja, gambaran yang membatasi cara berpikir
dan bertindak kita dengan cara-cara yang tidak asing.
Model mental biasanya substil atau hampir tidak kentara, tapi di saat yang
bersamaan juga memiliki pengaruh yang kuat. Substil yang dimaksud ialah karena
kita seringkali tidak menyadari efek yang ditimbulkannya, terutama cara berpikir dan
bertindak yang kita gunakan. Pengaruh yang kuat yang dimaksud ialah karena itulah
yang mendasari tindakan dan cara berpikir kita. Kegagalan memahami model mental
akan mempengaruhi atau bahkan merusak upaya yang membantu perembangan jalan
pikir kita.

C. Timbulnya Model Mental


Model mental bisa dikatakan sebagai konsep diri seseorang untuk
mengambil keputusan terbaiknya. Model mental ini kemudian menghasilkan cara
berfikir atau mindset. Didalam proses terbentuknya mental model terdapat hal tersebut
dibawah ini, yaitu:
 Konstruksi: menciptakan sesuatu mencari pola dan makna yang paling semu.
 Penghapusan: memilih dan menyaring pengalaman, menutupi beberapa
bagian, menghapus sebagian data.
 Distorsi: pengalaman yang berliku mengubah pengalaman, mengurangi dan
melengkapi bagian memberikan arti yang berbeda dengan kenyataan (reading
different meaning into it).
 Generalisasi: gambaran umum atas semua kejadian yang sama menciptakan
sesuatu dari pengalaman dan mempresentasikan kelompok.
Kegagalan dalam mewujudkan ide dan gagsan cemerlang dalam suatu
organisasi kerap tidak dapat terwujud . Hal tersebut seringkali disebabkan mental
model (pola pandang dan persepsi) para anggota organisasi terhadap suatu kejadian
sekelilingnya tidak sama atau berbeda satu sama lain dan hal ini akan mempengaruhi
tindakan terhadap pandangan realitas tersebut. Tindakannya akan produktif bila
mental modelnya sesuai (mendekati) realitas. Bila mental modelnya tidak sesuai
dengan realitas keputusan akan berlawanan dengan realitas

D. Tangga Argyris
Salah satu teori dasar pembentukan mental model adalah yang disampaikan oleh Cris
Argyris yaitu The Ladder of Inference atau tangga Argyris, yang kemudian dikembangkan
oleh Peter Senge. “The Ladder Of Inference” adalah suatu proses seperti tangga dalam
mengambil kesimpulan. Ladder of Inference, yaitu urutan berpikir dalam menanggapi suatu
kejadian. Dalam hal ini jangan terlalu cepat menyimpulkan (leap of abstraction), yaitu terlalu
cepat pindah dari pengamatan langsung (concrete data) kepada kesimpulan tanpa pengujian.
Harus mampu berpikir dengan tenang dan dengan tata urut yang jelas sehingga dapat
diperoleh suatu kesepakatan dan keputusan untuk bertindak dengan lebih obyektif. Teori ini
kemudian dikembangkan oleh Peter Senge dalam Learning Organization. Menurut teori ini
ada tingkatan dalam mengambil kesimpulan yaitu:

1. Reality and fact (kenyataan dan fakta)


2. Selected reality (kenyataan yang terseleksi)
3. Interpreted reality (kenyataan yang diinterprestasikan)
4. Assumtion (asumsi)
5. Conclutions (kesimpulan-kesimpulan)
6. Beliefs (keyakinan)
7. Action (bertindak)
Dengan menerapkan the ladder inference akan membantu kita terhindar dari
membuat kesimpulan yang salah dan mengabaikan fakta-fakta.Teori Argyris
menambahkan bahwa ada perbedaan antara sikap dan perilaku pada diri seseorang.
Menurut Argyris, ada tujuh perubahan yang terjadi di dalam kepribadian seseorang
jika ia berkembang ke kedewasaan.
a. Seseorang itu akan bergerak dari suatu keadaan pasif sebagai anak-anak, ke suatu
keadaan yang bertambah aktivitasnya sebagai orang dewasa.
b. Seseorang akan berkembang dari suatu keadaan yang tergantung kepada orang lain ke
suatu keadaan yang relatif merdeka sebagai orang dewasa.
c. Seseorang bertindak hanya dalam cara sedikit sebagai anak-anak, tetapi sebagai orang
dewasa ia akan mampu bertindak dalam berbagai cara.
d. Seseorang itu mempunyai minat yang tidak menentu, kebetulan dan tidak begitu
mendalam dan kuat minatnya sebagai orang dewasa.
e. Perspektif waktu bagi anak-anak adalah singkat, hanya melibatkan waktu kini, tetapi
sebagai orang dewasa maka perspektif waktunya bertambah menjangkau masa lalu
dan masa yang akan datang.
f. Seorang sebagai anak-anak, ia berada di bawah pengendalian setiap orang
(Subordinary to every one) .
g. Sebagai anak-anak, seseorang kurang kesadaran akan dirinya, tetapi sebagai orang
yang sudah matang ia tidak hanya sadar, tetapi mampu untuk mengendalikan dirinya.
REFERENSI
P.M. Senge. 2004. Disiplin Kelima. Terjemahan dari Peter Senge “The Fifth Discipline”.

Zulyadaini. “Model Mental dan Pemimpin.”


http://zulyadai.wordpress.com/2012/06/19/model-mental-dan-pemimpin/ (diunduh 26 April
2018)
Idrus, A. “Teori Motivasi.” http://formasiprima.blogspot.com/2008/02/teori-motivasi-
motivasi-berasal-dari.html (diunduh 26 April 2018)
http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Hasbi-KBK-SOFTSKILL-UNISTAFF-SCL/Mental
%20Model/Mental%2520models.pdf

You might also like