Professional Documents
Culture Documents
Referat Stroke
Referat Stroke
STROKE
Disusun Oleh:
Pembimbing/penguji:
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat (terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang) dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat sendiri bertanggung jawab
dalam hal menerima, memproses, serta menanggapi informasi sensorik. Otak merupakan
organ jaringan saraf yang bertanggung jawab untuk merespon, sensasi, gerakan, emosi,
komunikasi, pemrosesan pikiran, serta memori. Otak sendiri dilindungi oleh tengkorak,
lapisan meninges, dan LCS. Jaringan saraf sangat halus dan dapat mengalami kerusakan
dengan kekuatan sekecil apapun. Selain itu, jaringan saraf memiliki sawar darah-otak
yang berfungsi mencegah otak dari zat berbahaya apa pun yang berada di dalam darah.6
Otak terdiri dari beberapa bagian, yaitu cerebrum, cerebellum, diencephalon dan
batang otak. Cerebrum merupakan bagian otak terbesar dan terdiri dari dua hemisperium
cerebri yang dihubungkan oleh massa substantia alba yang disebut corpus callosum.
Masing-masing hemisphere terbentang dari os frontale sampai ke os occipitale, yaitu
pada bagian superior fossa cranii anterior dan media di bagian posterior, cerebrum
terletak di atas tentorium cerebelli. Hemispherium dipisahkan oleh celah yang dalam,
yaitu fissura longitudinalis cerebri, di mana ke dalamnya menonjol falx cerebri. Lapisan
permukaan masing-masing hemispherium, cortex terbentuk dari substantia grisea. Cortex
cerebri berlipat-lipat, disebut gyri, yang dipisahkan oleh fissura atau sulci. Dengan
adanya lipatan-lipatan tersebut, daerah permukaan cortex menjadi lebih luas. Beberapa
sulcus yang besar digunakan untuk membagi masing-masing permukaan hemispherium
menjadi lobus-lobus. Lobus-lobus diberi nama sesuai dengan tulang tengkorak yang
menutupinya.4
Korteks cerebrum merupakan lapisan terluar yang mengelilingi otak yang terdiri
dari materi abu – abu (gray matter) dan berisi milyaran neuron yang digunakan dalam
menjalankan fungsi eksekutif tingkat tinggi. Korteks terbagi menjadi empat lobus, yaitu
lobus frontal, parietal, oksipital dan temporal. Lobus frontal terletak di bagian anterior
sulkus central, bertanggung jawab dalam fungsi motorik voluntary, pemecahan masalah
(problem-solving), perhatian, memori dan Bahasa. Korteks motorik (memungkinkan
gerak voluntary yang tepat dari otot rangka) dan area Broca (mengontrol fungsi motorik
yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bahasa) terletak di lobus frontalis ini.
Lobus parietal dipisahkan oleh sulkus parieto-oksipital dari lobus oksipital dan berada di
belakang sulkus central, bertanggung jawab untuk memproses informasi sensorik dan
berisi korteks somatosensorik. Lobus oksipital, dikenal dengan pusat pemrosesan visual,
berisi korteks visual. Lobus oksipital menerima informasi dari retina, kemudian
menggunakan pengalaman visual masa lalu untuk menafsirkan dan mengenali
rangsangan. Lobus temporal, berfungsi untuk memproses rangsangan pendengaran
melalui korteks pendengaran. Mekanoreseptor yang terletak di sel rambut yang melapisi
koklea diaktifkan oleh energi suara, kemudian mengirimkan impuls ke korteks
pendengaran. Impuls ini diproses dan disimpan berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Area Wernicke berada di lobus temporal dan berfungsi dalam pemahaman ucapan.6
Otak diperdarahi oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria vertebralis.
Keempat arteri terletak di dalam ruang-ruang subarachnoid, dan cabang-cabangnya
beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi.7
Percabangan arteri :
Arteria ophthalmica. Arteri ini berasal dari arteria carotis interna yang muncul dari
sinus cavernosus. Arteria ophthalmica masuk ke orbita melalui canalis opticus di bawah
dan lateral nervus opticus. Arteri ini memperdarahi struktur orbita dan cabang-cabang
terminalnya memperdarahi daerah frontal kulit kepala, sinus ethmoidalis, sinus frontalis,
dan dorsum nasi.7
Arteria communicans posterior, merupakan pembuluh darah kecil dari arteria carotis
interna dekat dengan bagian terminalnya. Arteria ini berjalan ke arah posterior di atas
nervus oculomotorius untuk bergabung dengan arteria cerebri posterior sehingga ikut
membentuk circulus Willisi.7
Arteria Choroidea, berjalan ke posterior di dekat tractus opticus, masuk ke dalam cornu
inferior ventriculi lateralis, dan berakhir di plexus choroideus. Arteri ini ikut membentuk
cabang – cabang pada daerah crus cerebri, corpus geniculatum laterale, tractus opticus,
dan capsula interna.7
Arteria cerebri anterior, berjalan ke depan, medial, dan juga superior terhadap nervus
opticus, masuk ke dalam fissura longitudinal cerebri. Disini, arteria ini berhubungan
dengan arteri cerebri anterior sisi kontralateral melalui arteri communicans anterior.
Kemudian arteri ini melengkung di atas corpus callosum, dan akhirnya beranastomosisi
dengan arteri cerebri posterior. Cabang-cabang kortikal ini memperdarahi seluruh
permukaan medial cortex cerebri di bagian posterior hingga mencapai sulcus parieto-
occipitalis.7
Arteria cerebri media, berjalan ke lateral di dalam sulcus lateralis cerebri. Arteri ini
memperdarahi seluruh daerah lateral hemisphere , kecuali daerah pita sempit yang
disuplai oleh arteria cerebri anterior, polus occipitalis, dan permukaan inferolateral
hemispherium cerebri, yang diperdarahi oleh arteria cerebri posterior. Arteri ini
memperdarahi seluruh daerah motorik kecuali “area tungkai”. Cabang – cabang sentral
masuk ke substantia perforate anterior dan meyuplai nucleus lentiformis, nucleus
caudatus, serta capsula interna.7
CVA atau cedera serebrovaskular adalah gangguan suplai darah otak secara
mendadak sebagai akibat oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat pecahnya
pembuluh darah otak. Gangguan pada aliran darah ini aka menguramgi suplai oksigen,
glukosa, dan nutrien lain kebagian otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang terkena
dan mengakibatkan gangguan pada sejumlah fungsi otak. Stroke merupakan kelainan
fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke merupakan penyakit
yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan
bicara, proses berfikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat
gangguan fungsi otak. Stroke adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang timbul secara mendadak dan akut dalam
beberapa detik atau secara tepat dalam beberapa jam yang berlangsung lebih dari 24 jam
dengan gejala atau tanda tanda sesuai daerah yang terganggu.4
2.3 Epidemiologi
Stroke merupakan salah satu gangguan neurologis yang paling serius dan
mempengaruhi fungsionalitas. Stroke adalah penyebab kematian kedua di dunia pada
populasi orang dewasa setelah penyakit jantung koroner. Stroke merupakan masalah
yang meningkat di negara berkembang, dimana 87% kematian akibat stroke terjadi di
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 1990, stroke menyebabkan
kematian sekitar 4.4 juta di seluruh dunia dan 5.4 juta pada tahun 1999. 8,9 Data World
Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13.7 juta kasus baru
stroke, dan sekitar 5.5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke. Penyakit stroke
sendiri dapat menyebabkan kecacatan permanen yang dapat mempengaruhi produktivitas
penderita.2
2.4 Etiologi
Stroke iskemik biasanya disebabkan adanya gumpalan yang menyumbat pembuluh
darah dan menimbulkan hilangnya suplai darah ke otak. Gumpalan dapat berkembang
dari akumulasi lemak atau plak aterosklerotik di dalam pembuluh darah. Faktor
resikonya antara lain hipertensi, obesitas, merokok, peningkatan kadar lipid darah,
diabetes dan riwayat penyakit jantung dan vaskular dalam keluarga. Stroke hemoragik
enam hingga tujuh persen terjadi akibat adanya perdarahan subaraknoid (subarachnoid
hemorrhage), yang mana perdarahan masuk ke ruang subaraknoid yang biasanya berasal
dari pecarnya aneurisma otak atau AVM (malformasi arteriovenosa). Hipertensi,
merokok, alkohol, dan stimulan adalah faktor resiko dari penyakit ini. Perdarahan
subaraknoid bisa berakibat pada koma atau kematian. Pada aneurisma otak, dinding
pembuluh darah melemah yang bisa terjadi kongenital atau akibat cedera otak yang
meregangkan dan merobek lapisan tengah dinding arteri(Terry & Weaver, 2013).8,9
2.6 Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu stroke iskemik (disebabkan oleh adanya
bekuan di pembuluh darah otak) dan stroke hemoragik (disebabkan oleh adanya
pendarahan di otak).12
Gambar 3. Klasifikasi stroke.12
Sementara di luar negeri digunakan istilah FAST. FAST adalah suatu singkatan
sederhana yang dapat digunakan setiap orang dan membantu dalam mengidentifikasi gejala
utama stroke. FAST terdiri dari : F – Face – Apakah wajah pasien jatuh ke salah satu sisi?; A
– Arm – Apakah kedua lengan dapat diangkat?; S – Speech – Apakah pasien dapat berbicara
dengan jelas dan memahami apa yang kita katakan?; T – Time – Saatnya untuk menghubungi
fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat salah satu dari tanda-tanda stroke. Meskipun daftar
periksa FAST dapat membantu mengidentifikasi awal dari TIA maupun stroke, daftar
tersebut tidak memperhitungkan gejala klinis tertentu seperti gangguan penglihatan yang tiba
– tiba atau difungsi otak unilateral dan meluas.15,16
Gejala neurologis dan tanda stroke iskemik biasanya muncul secara tiba-tiba, tetapi
seringkali terjadi secara progresif (stroke-in-progress). Presentasi yang khas adalah serangan
hemiparesis yang tiba-tiba pada orang tua. Gejala dan tandanya bervariasi tergantung di
lokasi oklusi dan keparahan sumbatan. Untuk strok hemoragik, Kebanyakan terjadi selama
30-90 menit. Gejala akan bergantung pada lokasi dan luasnya perdarahan. Gejala neurologis
fokal, muntah dan kantuk biasa terjadi. Sakit kepala mungkin ada. Perdarahan besar bisa
menyebabkan pingsan atau koma. Kebanyakan perdarahan subarachnoid muncul tiba-tiba
dengan sakit kepala hebat, muntah dan defisit neurologis dan perubahan kesadaran dapat
terjadi pada sekitar 50% pasien. Terkadang, gejala prodromal neurologis, seperti kelumpuhan
anggota tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan atau sakit kepala mendadak tanpa
sebab yang jelas, muncul sebelum perdarahan dari aneurisma yang membesar menyebabkan
tekanan pada jaringan di sekitarnya atau sebagai akibat dari kebocoran darah ke ruang
subarachnoid ("kebocoran peringatan").17
2.8 Patofisiologi
Stroke didefinisikan sebagai gangguan neurologis mendadak yang disebabkan oleh
gangguan perfusi melalui pembuluh darah ke otak. Stroke iskemik disebabkan oleh
kekurangan suplai darah dan oksigen ke otak, sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh
perdarahan atau kebocoran pembuluh darah.10 Oklusi iskemik berkontribusi terhadap 85%
pasien stroke, sisanya disebabkan karena perdarahan intraserebral. Oklusi iskemik
menghasilkan kondisi trombotik dan emboli di otak. Pada trombosis, alirah darah dipengaruhi
oleh penyempitan pembuluh darah akibat aterosklerosis. Penumpukan plak akan
menyempitkan ruang vaskular dan membentuk gumpalan, sehingga menyebabkan stroke
trombotik. Pada stroke emboli, penurunan aliran darah ke otak menyebabkan emboli, aliran
darah ke otak berkurang menyebabkan stress berat dan kematian sel sebelum waktunya
(nekrosis). Nekrosis diikuti dengan gangguan pada membran plasma, pembengkakan organel
dan kebocoran isi seluler ke dalam ruang ekstraseluler dan hilangnya fungsi saraf. 10
Stroke hemoragik menyumbang sekitar 10-15% dari semua stroke dan memiliki angka
kematian yang tinggi. Pada kondisi ini, stress pada jaringan otak dan cedera internal
menyebabkan pembuluh darah pecah yang menghasilkan efek toksik dalam sistem vaskular,
dan mengakibatkan infark. Stroke hemoragik dibedakan menjadi perdarahan intraserebral dan
subaraknoid. Pada ICH, pembuluh darah pecah dan menyebabkan akumulasi darah yang
tidak normal di dalam otak. Penyebab utama pada ICH adalah hipertensi, gangguan
pembuluh darah, penggunaan antikoagulan dan agen trombolitik yang berlebihan. Pada
perdarahan subarachnoid, darah menumpuk di ruang subarachnoid otak akibat cedera kepala
atau aneurisme cerebral. 10
Gambar 4. Patofisiologi stroke.13
2.9 Diagnosis
Anamnesis
Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan, dan aktivitas saat serangan
Deskripsi gejala yang muncul serta kelanjutannya; progresif memberat, perbaikan
atau menetap
Gejala penyerta: penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar,
kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan fungsi kognitif
Ada tidaknya faktor risiko stroke misalnya diabetes mellitus, hipertensi, penyakit
jantung
Pemeriksaaan fisik
Tanda vital
Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera kepala akibat jatuh, bruit karotis,
peningkatan tekanan vena jugularis, dan lain-lain)
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan kesadaran, pemeriksaan nervus
kranialis, pemeriksaan kaku kuduk (biasanya positif pada perdarahan subarachnoid),
pemeriksaan motorik, refleks dan senssorik, serta pemeriksaan fungsi kognitif
sederhana berupa ada tidaknya afasia atau dengan pemeriksaan mini mental state
examination (MMSE) saat di ruangan
Bila sudah ditetapkan sebagai penyebabnya adalah stroke, maka langkah berikutnya
adalah menetapkan stroke tersebut termasuk jenis yang mana, stroke hemoragik atau stroke
non hemoragik. Untuk keperluan tersebut, pengambilan anamnesis harus dilakukan seteliti
mungkin. Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan dalam membantu menegakkan diagnosis
meliputi:
a. Pemeriksaan klinis neurologis. Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang
muncul, bila dibandingkan antara keduanya akan didapatkan hasil sebagai berikut:
Keterangan :
Kesadaran 0 : komposmentis
1 : somnolen
2 : sopor/ koma
Nyeri kepala 0 : tidak ada
1 : ada
Muntah 0 : tidak ada
1 : ada
Ateroma 0 : tidak ada
1 : ada
1: ada
Hasil
a. Bell’s Palsy
Terjadi karena adanya kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII) secara akut dan
penyebab tidak diketahui (idiopatik). Pada pasien dapat ditemukan adanya kelemahan
atau paralisis komplit pada seluruh otot wajah di bagian salah satu sisi wajah.
b. Guillain Barre Syndrome
Untuk mempermudah mengenal gejala stroke, dapat digunakan Prehospital Stroke Scale :
a. Mulut Mengok (Facial drop)
Abnormal bisa satu wajah tidak bergerak ketika disuruh tersenyum atau
memperlihatkan gigi.
b. Arm Drift
Abnormal bila satu lengan tidak bergerak atau turun ke bawah apalagi bila
diseratakan pronasi (Pasien disuruh menutup mata dan mengangkat kedua
lengan selama 10 detik.
c. Bicara Abnormal
Abnormal bila tidak dapat bicara atau bicara
2.11 Tatalaksana
Terapi Preventif
Tujuannya, untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke, dengan
jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko stroke:16,18
Rehabilitasi
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun, maka
yang paling penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan
penderita, fisik dan mental, dengan fisioterapi, “terapi wicara”, dan psikoterapi. Jika
seorang pasien tidak lagi menderita sakit akut setelah suatu stroke, staf perawatan
kesehatan memfokuskan pada pemaksimalan kemampuan fungsi pasien. Hal ini sering
dilakukan di rumah sakit rehabilitasi atau area khusus di rumah sakit umum. Rehabilitasi
juga dapat bertempat di fasilitas perawat.
Proses rehabilitasi dapat meliputi beberapa atau semua hal di bawah ini:
1. Terapi bicara untuk belajar kembali berbicara dan menelan
2. Terapi okupasi untuk mendapatkan kembali ketangkasan lengan dan tangan
3. Terapi fisik untuk memperbaiki kekuatan dan kemampuan berjalan, dan
4. Edukasi keluarga untuk memberikan orientasi kepada mereka dalam merawat orang yang
mereka cintai di rumah dan tantangan yang akan mereka hadapi.
Hari 1-3 (di sisi tempat Kurangi penekanan pada daerah yang sering
tidur) tertekan (sakrum, tumit)
Modifikasi diet, bed side, positioning
Mulai PROM dan AROM
Ketika seorang pasien stroke telah siap untuk pulang ke rumah, seorang perawat
sebaiknya datang ke rumah selama periode waktu tertentu sampai keluarga terbiasa
dengan merawat pasien dan prosedur untuk memberikan bermacam obat. Terapi fisik
dapat dilanjutkan di rumah.
Pada akhirnya pasien biasa ditinggalkan di rumah dengan satu atau lebih orang
yang menjaganya, yang sekarang mendapati hidupnya telah sangat berubah. Merawat
pasien stroke di rumah dapat sangat mudah atau sangat tidak mungkin. Pada waktunya,
ini akan menjadi jelas bahwa pasien harus ditempatkan pada fasilitas perawatan yang
terlatih karena perawatan yang sesuai tidak dapat diberikan di rumah walaupun keluarga
bermaksud baik untuk merawatnya.
Macam-macam rehabilitasi fisik yang dapat diberikan adalah :16,18
1. Bed exercise
2. Latihan duduk
3. Latihan berdiri
4. Latihan mobilisasi
5. Latihan ADL (activity daily living)
6. Latihan Positioning (Penempatan)
7. Latihan mobilisasi
8. Latihan pindah dari kursi roda ke mobil
9. Latihan berpakaian
10. Latihan membaca
11. Latihan mengucapkan huruf A,I,U,E,O
2.12 Komplikasi7,12,15
Komplikasi pada stroke sering terjadi dan menyebabkan gejala klinik stroke menjadi
semakin memburuk. Tanda-tanda komplikasi harus dikenali sejak dini sehingga dapat
dicegah agar tidak semakin buruk dan dapat menentukan terapi yang sesuai. 1 Komplikasi
pada stroke yaitu:
1. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama):
1. Edema serebri: Merupakan komplikasi yang umum terjadi, dapat
menyebabkan defisit neurologis menjadi lebih berat, terjadi peningkatan
tekanan intrakranial, herniasi dan akhirnya menimbulkan kematian.
2. Abnormalitas jantung: Kelaianan jantung dapat menjadi penyebab, timbul
bersama atau akibat stroke,merupakan penyebab kematian mendadak pada
stroke stadium awal.sepertiga sampai setengah penderita stroke menderita
gangguan ritme jantung.
3. Kejang: kejang pada fase awal lebih sering terjadi pada stroke hemoragik dan
pada umumnya akan memperberat defisit neurologis.
4. Nyeri kepala
5. Gangguan fungsi menelan dan asprasi
2. Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama):
1. Pneumonia: Akibat immobilisasi yang lama. 2 merupakan salah satu
komplikasi stroke pada pernafasan yang paling sering, terjadi kurang lebih
pada 5% pasien dan sebagian besar terjadi pada pasien yang menggunakan
pipa nasogastrik.
2. Emboli paru: Cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, seringkali pada saat
penderita mulai mobilisasi.
3. Perdarahan gastrointestinal: Umumnya terjadi pada 3% kasus stroke. Dapat
merupakan komplikasi pemberian kortikosteroid pada pasien stroke.
Dianjurkan untuk memberikan antagonis H2 pada pasien stroke ini.
4. Stroke rekuren
5. Abnormalitas jantung
Stroke dapat menimbulkan beberapa kelainan jantung berupa:
- Edema pulmonal neurogenik
- Penurunan curah jantung
- Aritmia dan gangguan repolarisasi
6. Deep vein Thrombosis (DVT)
7. Infeksi traktus urinarius dan inkontinensia urin
3. Komplikasi jangka panjang
1. Stroke rekuren
2. Abnormalitas jantung
3. Kelainan metabolik dan nutrisi
4. Depresi
5. Gangguan vaskuler lain: Penyakit vaskuler perifer.
2.13 Prognosis
Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna
asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar
penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau
berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.
Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam
setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan.
Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya
mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan
secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien
membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini
membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.4
DAFTAR PUSTAKA