Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah
Laporan Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah
NIM : 041714847
UPBJJ UT : SURABAYA
UNIVERSITAS TERBUKA
2023.2
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 041714847
UPBJJ – UT : SURABAYA
Laporan praktikum ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 21 Mei 2023 di Universitas
Negeri Surabaya
Menyetujui
Instruktur,
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, pada kesempatan ini saya dapat memenuhi
praktikum yang dilaksanakan di Mitra UT Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada tahun
akademik 2023.2 dengan lancar sehingga dapat menyusun laporan ini dengan tepat waktu.
Ucapan terimakasih kepada pembimbing atas bimbingan yang telah diberikan, sehingga
praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Taksonomi tumbuhan sering dibingungkan dengan sistematika tumbuhan
dan klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan merupakan bagian dari
taksonomi tumbuhan. Sistematika tumbuhan merupakan ilmu yang erat kaitannya
dengan taksonomi tumbuhan. Namun, sistematika tumbuhan lebih banyak
mempelajari hubungan antara tumbuhan dan proses evolusinya. Dalam
sistematika ilmiah, alat bantu seperti filogeni dan kladistik memiliki banyak
peran. Sebaliknya, taksonomi tumbuhan lebih berfokus pada pengolahan
spesimen tumbuhan (spesimen) dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan
contoh.
Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak
digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya.
Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah
tergantung dari sistem klasifikasinya.Tumbuhan tingkat rendah merupakan
kelompok tumbuhan yang berstruktur tubuh dan perkembangan organ tubuhnya
masih sangat sederhana. Meskipun sebagian ada yang memiliki organ seperti
batang, akar, dan daun namun bukan merupakan organ sejati. Tumbuhan yang
tidak memiliki bunga dan jaringan pembuluh bukan termasuk organ sejati.
Tumbuhan tersebut tidak memiliki bunga dan jaringan pembuluh angkut sehingga
penyaluran materi di dalam tubuh dilakukan dengan cara difusi. Termasuk
kelompok tumbuhan tingkat rendah diantaranya ciri-ciri tumbuhan tingkat rendah
memiliki ciri khas tumbuhan tingkat rendah yaitu tumbuhan belah (schizophyta),
tumbuhan talus (thallophyta), tumbuhan lumut (bryophta), serta tumbuhan paku
(pteridophyta) sesuai dengan tumbuhan belah merupakan tumbuhan yang
berkembang biak dengan cara membelah diri dan merupakan tumbuhan bersel
satu. Tumbuhan paku disebut juga pterydophyta. Tumbuhan paku memiliki
tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati
sehingga disebut kormofita. Tumbuhan paku memiliki habitat utama ditempat
yang lembab, namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti
di air, permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon
Tumbuhan paku merupakan organisme multiseluler dan eukariotik (Sujadmiko,
2019).
Alga dan lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang sering ditemui.
Bahkan lumut bisa dikatakan satu indikator pencemaran udara. Alga dan lumut
hidup hampir siluruh permukaan bumi. Untuk memahami seluruh tumbuhan
tingkat rendah sangat perlu untuk memahami ilmu taksonomi nya. Untuk itu perlu
mempelajari dan memahami ilmu taksonomi tumbahn rendah.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya alga merupakan organisme yang dapat melakukan fotosintesis, alga
mempunyai klorofil a sebagai pigmen fotosintesis yang utama. Alga dapat merupakan
organisme prokariota atau eukariota. Alga prokariota meliputi divisi Cyanophyta yang dikenal
dengan nama umum alga hijau-biru. Alga prokariota ini, berdasarkan system klasifikasi yang
mengelompokkan organisme menjadi lima dunia (kingdom), dikelompokkan bersama
organisme prokariota lainnya (bacteria dan arkhaea) ke dalam dunia Monera, sehingga
kelompok alga ini juga disebut cyanobacteria. Sementara itu, alga eukariota dimasukkan dalam
dunia Protista dan dikelompokkan menjadi beberapa divisi, sebagai contoh antara lain
Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta yang berturut-turut dikenal dengan nama umum
alga hijau, alga coklat, dan alga merah.
Alga bereproduksi secara seksual dan aseksual dengan alat reproduksi yang sederhana,
yaitu terdiri dari satu sel tanpa sel-sel steril yang menyelubunginya. Jika alat tersebut terdiri
dari banyak sel, maka semua sel merupakan sel-sel fertil. Namun demikian, alga mempunyai
keanekaragaman morfologi dan ukuran tubuh yang menarik perhatian, yaitu dari tubuh yang
uniselular dengan ukuran hanya beberapa um sampai tubuh yang menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi dengan ukuran panjang mencapai 60 - 75 m.)
Untuk mempermudah mengenal distribusi dan tempat tinggalnya maka habitat dari alga
dibagi sebagai berikut: habitat aerial, habitat terestrial, habitat akuatik, dan habitat yang tidak
biasa (tidak umum, abnormal) seperti di air panas dan salju.
Alga dengan habitat aerial adalah alga yang memperoleh seluruh atau Sebagian besar
kebutuhan airnya dari kelembaban udara, alga ini juga tahan akan kekeringan tanpa memasuki
stadium istirahat. Alga aerial ditemui pada kulit- kulit pohon, daun-daun sebagai epifil, batu-
batu, dan tembok terutama yang lembab. Sebagian besar dari alga berasal dari kelompok
Chlorophyceae, misalnya Trentepohlia, Protococcus, dan Prasiola.
Alga terestrial lebih banyak mendekati ke arah aerial daripada ke arah akuatik namun
begitu relatif sukar untuk membatasi antara aerial dan terestrial atas dasar sumber air. Jumlah
dari alga penghuni tanah jauh lebih banyak dari perkiraan para ahli selama ini dan yang
termasuk alga terestrial adalah jenis- jenis dari Chlorophyceae, Cyanophyceae,
Xanthophyceae, dan Bacillariophyceae. Alga terestrial juga mampu tumbuh di bawah
permukaan tanah, dan bahkan dapat ditemukan pada kedalaman satu meter atau lebih. Seperti
halnya alga aerial, alga tanah juga tahan terhadap kondisi kekeringan dalam jangka waktu yang
relatif panjang. Kebanyakan alga ini melalui masa/musim kering dalam stadium vegetatif.
Alga akuatik terdiri dari alga air tawar dan alga lautan. Alga akuatik dapat bersifat
planktonik atau melekat sebagai bentos pada suatu substrat di perairan.
Flora alga yang hidup di sepanjang aliran sungai berarus lambat akan berbeda dengan
flora alga yang terdapat di sepanjang sungai berarus deras. Pada sungai dengan aliran air yang
jernih sering kali terdapat batu-batu yang tertutup dengan benang-benang Ulothrix,
Stigeoclonium, Drapanaldia, Cladophora. Di laut terdapat pula alga bentik makroskopik yang
biasa dikenal dengan nama rumput laut (seaweed). Rumput laut hanya dijumpai hidup di
perairan dangkal yang mempunyai tempat untuk melekat, misalnya perairan pantai yang di
bagian dasarnya tersusun oleh batu karang atau substrat keras lainnya. Di pantai yang di bagian
dasarnya terdiri atas pasir, pada umumnya jarang dijumpai rumput laut, rumput laut yang dapat
hidup di pantai seperti ini adalah alga dengan rizoid atau alat pelekat panjang dan bercabang-
cabang, misalnya Caulerpa. Beberapa jenis alga ada pula yang hidup di habitat abnormal,
misalnya di sumber-sumber air panas dan salju.
Lumut merupakan bagian penting dari keanekaragaman hayati pada ekosistem hutan
lembab, lahan basah, pegunungan dan tundra. Lumut juga memiliki manfaat secara ekologis
dan lingkungan, berperan penting dalam penyediaan stok karbon, suksesi tanaman, dan
menyediakan habitat mikro yang penting bagi kelangsungan hidup eukariota, protozoa dan
banyak kelompok invertebrata.
Secara historis, tumbuhan lumut Indonesia masih belum banyak diperhatikan jika
dibandingkan dengan tumbuhan berbiji, maupun organisme lainnya, sehingga menyebabkan
adanya membentuk celah yang luar biasa pada flora Indonesia. Ainun Nadhifah, seorang
peneliti dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (Kebun Raya Cibodas),
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Field Museum, Chicago
mempublikasikan panduan lapangan tumbuhan lumut untuk pertama kalinya dalam Bahasa
Indonesia. (Puspitasari, 2020)
Tumbuhan lumut masuk dalah salah satu kategori dari Plantae. Plantae adalah kingdom
Plantae merupakan organisme multiseluler atau terdiri atas banyak sel. Selain itu, kingdom
Plantae merupakan organisme eukariot. Tumbuhan lumut memiliki nama lain bryophta. Dari
kata bryon artinya lumut dan phyta artinya tumbuhan. Tumbuhan lumut di dunia terdiri dari 25
ribu jenis.
Kelas Hepaticopsida adalah kelompok tumbuhan lumut yang dikenal dengan nama
lumut hati. Ciri-ciri lumut hati antara lain, gametofit berwarna hijau, pipih, dorsiventral,
menempel pada tanah dengan rizoid. Struktur talus ada yang sederhana hanya berupa lembaran,
sering dinamakan sebagai lumut hati yang bertalus, dan ada yang sudah dibedakan atas bagian
yang menyerupai batang dan daun, sering dinamakan sebagai lumut hati yang berdaun. Sporofit
tidak mengandung khloroplas, terdiri atas bagian yang disebut kaki, seta, dan kapsul spora,
tetapi untuk golongan lumut hati primitif bagian kaki dan seta ini tidak ada.
Marchantia diklasifikasikan di bawah divisi Hepaticophyta, yang mencakup semua
lumut hati. Marchantia adalah lumut hati dan ditemukan di tempat yang lembab dan teduh.
Mereka kekurangan akar, batang, dan daun sejati. Tubuh tumbuhan adalah thalloid.
Habitat umum adalah tempat yang lembab dan teduh. Tubuh tumbuhan adalah thalloid.
Thallus dorsiventral, datar dan bercabang dikotomis. Gametofit adalah fase dominan
kehidupan tanaman. Permukaan dorsal mengandung tanda berbentuk berlian, yang memiliki
pori sentral di tengah untuk pertukaran gas. Ada ruang yang hadir secara interna di bawah tanda
poligonal. Permukaan ventral mengandung sisik dan rizoid. Rizoid adalah uniseluler dan
struktur seperti akar. Fungsi utamanya adalah untuk melabuhka tanaman ke substrat dan
menyerap air dan mineral. Tubuh reproduksi hadir di permukaan dorsal.
Mereka memiliki struktur berbentuk cangkir yang disebut gemmae untuk reproduksi
aseksual. Organ reproduksi seksual lahir di batang yang disebut antheridiophore dan
archegoniophore. Mereka mengandung organ reproduksi jantan dan betina yang masing-
masing disebut antheridia dan archegonia.
Epidermis atas terdiri dari pori-pori udara, yang terbuka di ruang udara yang ada di
zona fotosintesis. Epidermis atas juga mengandung sedikit kloroplas. Di bawah ruang udara
dan zona fotosintesis terletak zona penyimpanan. Ia tidak memiliki kloroplas dan terdiri dari
sel-sel parenkim. Mereka menyimpan protein, pati, minyak dan lendir. Rizoid dan sisik
memanjang dari epidermis bawah.
Anthoceros berasal dari kata Anth- yang berasal dari Yunani kuno ἄνθος (anthos) yang
berarti "bunga". Sedangkan cheros berasal dari kata κέρας, "keros" yang berarti "tanduk".
dengan kata lain dapat kita alih-bahasakan sebagai bunga tanduk atau lebih tepatnya lumut
tanduk.
Spesies Anthoceros mempunyai ciri utama memiliki talus kecil hingga sedang, yang
sedikit melengkung melengkung di bagian ujung. Spora berwarna abu-abu gelap, coklat gelap
atau hitam, sementara Phaeoceros genus terkait yag masih satu famili menghasilkan spora yang
berwarna kuning.
Sporofit Anthoceros lebih besar dan jauh lebih kompleks daripada Riccia, Marchantia,
dan Pellia. Dibedakan menjadi kaki, yaitu penyempitan seperti zona perantara dan kapsul.
Tidak memiliki seta. kaki muncul dalam kelompok dari permukaan dorsal thallus masing-
masing dikelilingi di dasar tubular involucre.
Bryopsida adalah kelas yang paling maju di antara ketiga kelas dari Bryophyta. Anggota
kelas ini dikenal sebagai lumut daun karena tubuh gametofitnya sudah dapat dibedakan antara
batang dengan daun meskipun belum mempunyai akar selain risoid. Gametangium terdapat
pada ujung batang atau cabang dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling ujung. Daun
yang mengelilingi anteridium disebut perigonium, sedang daun-daun yang mengelilingi
arkegonium disebut periketium atau periantium bila bentuk dan susunannya khusus. Sporofit
terdiri atas kaki, seta, dan kapsul. Seta atau tangkai umumnya panjang, sedang kapsul
umumnya bulat panjang dan merupakan kotak spora dengan tutup yang bervariasi. Di dalam
kotak spora terdapat kolumela. Kelas Bryopsida dibagi menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae,
Andreaeidae, dan Bryidae.
Lumut kerak bukanlah kelompok lumut tetapi merupakan hasil simbiosis mutualisme
antara jamur dan kelompok alga tertentu. Jenis jamur yang bersimbiosis terutama dari divisio
Ascomycotina atau Basidiomycotina, sedangkan jenis Alga biasanya dari divisio Chloropyta
atau Cyanophyta (Monera). Disebut lumut kerak kaarena bentuk thalusnya menyerupai kerak
yang menempel di pepohonan, di tebing dan batuan. Lumut kerak biasanya sebagai indicator
biologi pencemaran udara. Jika di sautu daerah banyak tumbuh lumut kerak maka udara di
sekitar tempat tersebut masih bersih. Lumut kerak juga seperti halnya kelompok alga dapat
berperan sebagai organisme perintis (Anshori,2009)
Jika kita menyayat bagian thalus lumut kerak, kemudian dilihat di bawah mikroskop,
maka kita akan melihat adanya jalinan hifa/miselium jamur yang teratur dan di lapisan atasnya
terdapat kelompok alga bersel satu yang dijalin oleh hifa tersebut.Jamur pada lumut kerak
berfungsi mengokohkan tubuhnya danmenyerap air serta mineral dari tempat hidupnya,
sedangkan alga berperan melakukan fotosintesis.
Pada umumnya lumut kerak hiudp sebagai epifit, menempel pada batang dan ranting
pohon, pada batuan serta tanah yang lembab. Lumut kerak berkembangbiak dengan
pemotongan thalus atau fragmentasi atau dengan membentuk organ khusus yang disebut
soredium, yaitu sekelompok sel-sel yang terjalin oleh benang hifa dan dapat lepas jika jatuh
pada tempat yang cocok akantumbuh menjadi individu baru.
1. Praktikum 1 Alga
a) Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Mei 2023 di Laboratorium
Taksonomi UNESA
c) Prosedur Kerja
A. Mikroskopis
➢ Mengambil specimen dengan pipet pasteur dan meletakkan
pada obyek glass kemudian ditutup dengan cover glass,
pastikan air berasa tepat dan tida meluber ke area luar cover
glass
➢ Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x
➢ Apabila telah menemukan alga sesuai perkiraan, lensa obyektof
bisa diperbesar 40x
➢ Mengidentikasi dan menggambar dalam lembar laporan
B. Makroskopis
➢ Mengamati specimen herbarium
➢ Menggambar sesuai yang ditemukan pada mikroskop
➢ Menentukan karakteristik
➢ Mengidentifikasi tingkat marga
➢ Mengklasifikasi kedalam famili dan divisi
2. Praktikum 2 Lumut
a) Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Mei 2023 di Laboratorium
Taksonomi UNESA
c) Prosedur Kerja
❖ Mengamati specimen herbarium
❖ Menggambar sesuai hasil pengamatan
❖ Menentukan karakteristik
❖ Mengidentifikasi tingkat marga
❖ Mengklasifikasi kedalam famili dan divisi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alga
Mikroskopis
Marga : Ulothrix
Family : Ulotrichaeae
Divisi : Cholorphyta
Famili : Bacillariophyceae
Divisi : Bacillariophyta
Family : Bacillariophyceae
Divisi : Bacilloariophyta
Uniseluler- pennate
Family : Oedoniaceae
Divisi : Chlorophyta
Alga Hijau
Divisi : Chlorophyta
Famili : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Famili : Ulvaceae
Genus : Enteromorpha
Famili : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Famili : Udoteaceae
Genus : Halimeda
- Bentuk pipih
- Tubuh bersegmen
Divisi : Phaeophyta
Famili : Padinaceae
Genus : Padina
Pantai Sokobana
Karakteristik : - Warna cokelat
Ordo : Facales
Famili : Sargacae
Genus : Sargasum
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Family : Gigartinaceae
Marga : Chondrus
- Talus pipih
Lumut
Lumut Hati
Marchantia
Marga : Polytrichum
Famili : Polytrichaceae
Divisi : Bryophyta
Karakteristik:
Marga : Anthoceros
Famili : Anthocerotaceae
Divisi : Anthocerotaphyta
Karakteristik: