You are on page 1of 17

Gambar Bentuk

Bentuk adalah istilah yang gampang dikacaukan dengan raut, dalam bahasa Inggris
bentuk merupakan form, bentuk merupakan keseluruhan rupa sebuah rancangan
walaupun raut merupakan unsur pengenal yang utama. Kita juga mengenal bentuk dari
unsur garis, bidang, ukuran, warna, dsb. Dengan kata lain, semua unsur elemen rupa
sekaligus disebut bentuk. Sedangkan racana menentukan cara sebuah bentuk
dibangun, atau cara menghadirkan beberapa bentuk tersusun. Racana adalah keseluruhan
organisasi dalam ruang, yakni sebuah kerangka yang menopang keseluruhan
susunan raut, garis, bidang, dan warna. Dengan kata lain racana merupakan wujud
untuk melahirkan sebuah bentuk yang dapat dipahami dan dinikmati dengan lebih
sempurna. Pemahaman ini untuk lebih jelasnya tidak terlepas dari proses gambar-
menggambar, yang diawali dengan coret-mencoret atau sketsa-sketsa yang melahirkan gambar
dari suatu bentuk objek yang diamati, kemudian disebut dengan menggambar bentuk.

Gambar yang digunakan untuk merepresentasi suatu objek, khususnya benda-benda


yang tidak bergerak (benda mati), disebut gambar alam benda (still life). Pada gambar alam
benda ini dapat digambar objek seperti gelas, botol, sepatu, tas, kendi, bunga, buah-buahan
dan sebagainya yang diatur secara artistik. Pada dunia pendidikan, menggambar alam
benda ini lebih dikenal dengan menggambar bentuk. Gambar bentuk sebagaimana
alam benda berusaha menampilkan objek yang digambar dengan setepat-tepatnya.
Mengambar bentuk sedikit berbeda dengan gambar alam benda karena harus mengikut
model atau objek yang digambar, sedangkan dalam gambar alam benda bisa saja bertolak dari
objek yang ada dalam ingatan atau imajinasi.

Menggambar bentuk adalah suatu kegiatan memindahkan objek model yang


dilihat langsung, ke atas bidang gambar dengan lebih mengutamakan kemiripan
terhadap model tersebut. Menggambar bentuk juga identik dengan fotografi, yaitu
memindahkan objek yang ada di depan mata ke bidang gambar. Kegiatan fotografi
menggunakan alat tustel yang menangkap bentuk objek melalui lensa di dalamnya, lalu
dipantulkan ke film untuk merekam bentuk tersebut. Jika rekaman itu diprint maka akan tercetak
objek tadi pada kertas foto. Pada kegiatan menggambar bentuk, pekerjaan tustel pada
fotografi itu digantikan oleh manusia. Si Penggambar secara langsung mengamati
model yang ada di depannya, lalu mencerna dalam otak, terus memerintahkan
tangan untuk mencoretkan pada kertas gambar. Hasil gambar yang diharapkan adalah
sangat mirip dengan model tersebut.

Kegiatan menggambar diawali dengan membuat sketsa bentuk objek-objek yang


diamati. Sketsa merupakan kerangka bentuk objek model yang semula berada dalam
pemikiran, lalu dituangkan atau digoreskan ke bidang gambar. Adapun peranan sketsa adalah
untuk mempermudah dalam memahami objek yang digambar secara garis besarnya, sebelum
objek tersebut terlaksana menurut raut sebenarnya. Sejauh sketsa tersebut dapat komunikatif
bagi orang awam yang mengamatinya, maka sketsa tersebut dapat dikatakan
mendekati sempurna. Sempurna dalam arti adanya penyesuaian antara gagasan/imajinasi
dan pengungkapan ke dalam sketsa sedetil mungkin terhadap objek gambar yang
diamati.

Pada waktu pertama mengamati objek model menggambar bentuk, kita lebih
mengutamakan penangkapan bentuk secara keseluruhan, karena bentuk keseluruhan
merupakan salah satu faktor yang penting dan menentukan keberhasilan gambar bentuk.
Bentuk keseluruhan lebih menjamin kemiripan gambar bentuk yang kita buat. Dengan
menampilkan bentuk keseluruhan itu, kita atau orang lain akan lebih mudah mengenal
benda-benda yang kita gambarkan. Misalnya gambar buah-buahan, bunga, tas, sepatu, sepeda
motor, mobil, dsb. Contoh sederhana dalam penggambaran bola. Bentuk yang bulat
belum tentu akan dikenali sebagai bola, apabila belum dibentuk sedemikian rupa dengan
tanda-tanda sebuah bola. Mungkin saja bulat dalam artian lingkaran, piringan, dan lain
sebagainya. Jadi faktor yang menunjang kemiripan menjadi sebuah bola itu harus
diperhatikan oleh si penggambarnya. Sebuah bola tentu harus terlihat plastis dan
cembung yang diwujudkan dengan teknik arsiran.

Dari contoh tadi dapat dipahami bahwa hanya dengan penampilan bentuk
keseluruhan saja dari sebuah model belum memadai. Jika ada seseorang bertanya jenis bola
apa yang anda gambar? maka si penggambar harus dapat menjawab dengan tepat, karena
dia memang mampu menampilkan karakter sebuah bola apa yang dimaksud. Misalnya
bola tenis, bola pingpong, bola basket, bola kaki, bola golf, dsb.
Pada gambar di atas terlihat kesempurnaan bentuk sebuah benda yang disebut bola
golf. Karakter sebuah bola golf adalah pada permukaannya yang terdapat lekukan- lekukan
bulat kecil tersusun secara beraturan. Kesan plastisitas objek sangat jelas dengan
adanya satu sumber cahaya dominan, sehingga menghasilkan perubahan gelap terang
secara berangsur-angsur dari yang paling terang ke paling gelap.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa menggambar bentuk


berarti menghadirkan kembali benda tiga demensi yang ada dihadapan si penggambar ke atas
bidang gambar dalam bentuk dua dimensi, tanpa menambahi ataupun mengurangi dari bentuk
apa adanya pada model.
Macam macam bentuk ada 3 yaitu :

 Bentuk kubistis. Bentuk kubistis adalah bentuk bentuk yang menyerupai kubus atau
benda yang bentuk dasarnya kubus dan balok. Contohnya : lemari, meja, kursi, kardus,
kulkas, dll

 Bentuk silindris. Bentuk silindris adalah benda yang bentuk dasarnya menyerupai
silinder atau bulat. Contohnya : gelas, botol, teko, dll.
 Bentuk Organis. Bentuk Organis adalah benda yang bentuknya tidak beraturan atau
yang tidak termasuk kubistis dan tidak termasuk silindris. Contohnya : kain, buah
buahan, sayur sayuran, dll.
Teknik menggambar bentuk

Teknik menggambar bentuk adalah cara cara yang lazim dipergunakan untuk menggambar.
Teknik menggambar bentuk antara lain adalah :

a. Teknik linear

Teknik linear merupakan cara menggambar objek gambar dengan garis sebagai unsure yang
paling menentukan baik garis lurus maupun garis lengkung.
b. Teknik blok

Teknik blok merupakan cara menggambar dengan menutup objek gambar menggunakan satu
warna, sehingga hanya terlihat bentuk globalnya saja ( siluet ).
c. Teknik arsir

Teknik arsir merupakan cara menggambar dengan garis garis menyilang atau sejajar untuk
menentukan gelap terang objek gambar sehingga tampak sehingga tiga dimensi
d. Teknik dusel

Teknik dusel merupakan cara menggambar yang penentuan gelap terang objek gambar
menggunakan pensil gambar yang digoreskan dalam posisi miring ( rebah )atau menggunakan
alat bantu untuk menghasilkan bentuk arsirannya.
e. Teknik pointilis

Teknik pointilis merupakan cara menggambar yang dalam menentuka gelap terang objek
gambar menggunakan pensil atau pena gambar dengan dititik titikkan.
f. Teknik Aquarel

Teknik aquarel merupakan cara menggambar dengan menggunakan cat air dengan sapuan
warna yang tipis, sehingga hasilnya tampak transparan atau tembus pandang.

g. Teknik Plakat

Teknik plakat merupakan cara menggambar yang menggunakan bahan cat poster atau cat air
dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.
Kaidah-Kaidah Komposisi Dalam Menggambar Bentuk

Keindahan hasil suatu gambar seringkali membuat pengamat merasa kagum, dan
menyangka penciptanya adalah seseorang yang genius dalam penggarapan gambarnya
secara mudah. Umumnya seseorang perancang/ perupa/ juru gambar harus mempelajari
kaedah dan prinsip atau tata cara menggambar, jadi bukan karena seseorang bisa
mengerjakan lebih cepat dari orang lain, tetapi memang mereka harus menguasai kaedah-
kaedah menggambar tersebut lebih dahulu sebelum mempraktekkannya. Sedangkan
kemahiran seseorang dalam menggambar adalah karena sering melakukan latihan,
sehingga percepatannya akan terlihat sekali jika dibandingkan dengan orang yang jarang
latihan.

Kaedah dan prinsip / tata cara menggambar yang dimaksud adalah Komposisi. Komposisi
merupakan suatu susunan dari beberapa unsur secara seimbang dan serasi (harmonis).
Apabila kita menggambar suatu benda di alam luar (landsekap) atau visualisasi perspektif,

sebenarnya kita menyusun beberapa unsur-unsur bentuk, bidang, garis, tekstur, dan
sebagainya. Semua unsur tersebut kita susun sedemikian rupa sehingga merupakan
perpaduan beberapa unsur yang tersusun seimbang, serasi, yang dapat dihasilkan dari
perasaan estetis kita, dengan kata lain tidak dapat diperhitungkan secara matematika atau
eksak. Komposisi terdiri dari beberapa indikator yaitu : Kesatuan, Keseimbangan, Irama,
Proporsi, Keselarasan, Penekanan.

a. Kesatuan

Kesatuan adalah susunan elemen-elemen yang membangun suatu objek tertata


dengan rapi menurut yang semestinya. Kesatuan atau lazim juga disebut unity
merupakan gabungan antar bagian-bagian yang utuh. Kesatuan sering juga dikatakan
kelompok benda- benda yang saling berdekatan. Kesatuan terbangun dari adanya bagian-
bagian. Namun kesatuan tidak ditentukan oleh kuantitas atau jumlah bagian, akan tetapi
lebih menekankan pada kualitas hubungan antara bagian- bagian itu. Dengan kata lain
karya seni rupa secara kualitatif bagian atau unsurnya telah menyatu tidak memerlukan
tambahan unsur lain atau jua unsur yang di dalamnya tidak boleh
dihilangkan atau dikurangkan. Bagian yang satu dengan yang lain menjadi saling terikat,
saling menentukan, mendukung dan sistemik membentuk suatu kebulatan utuh karya seni.

Pertimbangan kesatuan ini, penting oleh karena berdasarkan teori psikologi bahwa
pengamatan seseorang itu akan memperoleh suatu kesatuan jika ada kedekatan,
ketertutupan, dan kesamaan. Dalam penerapannya pada bidang karya seni rupa
prinsip kesatuan ini menekankan pengaturan objek atau komponen objek
secara berdekatan atau penggerombolan unsur atau bagian-bagian. Antar unsur yang
saling menutup, misalnya dua garis lengkung yang berhadapan akan lebih memperoleh
kesatuan dibandingkan dengan posisi yang berlawanan pada arah yang sama. Bentuk yang
sama atau relatif sama, misalnya lingkaran dengan lingkaran, persegi dengan persegi,
walaupun memiliki ukuran yang berbeda juga akan menentukan .

b. Keseimbangan

Keseimbangan (balance) berkaitan dengan bobot. Dalam karya-karya seni rupa dua
dimensi, misalnya gambar atau lukis penerapan prinsip keseimbangan ini lebih menekankan
pada bobot secara kualitatif atau disebut juga bobot visual, artinya berat-ringannya objek
hanya dirasakan. Sementara pada karya seni rupa tiga dimensi, misalnya patung,
keseimbangan ini berkaitan juga dengan keseimbangan atau bobot aktual atau
sesungguhnya. Patung yang berat di belakang akan dapat roboh ke belakang, jika berat ke atas
bisa jadi patung itu tidak dapat berdiri.

Penggunaan warna yang gelap cendrung berat, sementara yang cerah memiliki kesan
ringan. Raut yang dibuat dengan ukuran besar cendrung berkesan berat dibandingkan
dengan yang berukuran kecil. Objek yang ditemapatkan di atas memiliki kesan ringan, kan
tetapi jika detempatkan di bawah akan berkesan berat. Dengan demikian bobot visual ini
dapat dipengaruhi oleh penggunaan warna, ukuran atau kedudukan raut atau objek.

Pada karya-karya seni rupa tradisional, terutama ukir dan batik, upaya penciptaan
keseimbangan ini adalah dengan membagi bagian permukaan menjadi dua bagian yang sama.
Bagian kanan dan kiri, atas dan bawah seolah-olah dipisahkan oleh sebuah garis. Bagian yang
satu memiliki objek gambar yang sama secara berhadap-hadapan dengan bagian yang
lain. Dengan objek yang sama secara berhadapan seringkali digunakan istilah
setangkup, maka keseimbangan yang kanan dan kiri itu sama sebagaimana telah diuraikan di
atas disebut sebagai keseimbangan setangkup, formal atau keseimbangan simetris
Kebalikan dari keseimbangan simetris adalah keseimbangan asimetris atau informal.
Upaya menciptakan keseimbangan asimetris adalah tidak mempertimbangkan bentuk
kanan dan kiri sama sebagaimana dalam keseimbangan simetris, akan tetapi dengan
memberikan variasi unsur yang lebih kaya, tetapi tidak menimbulkan kesan berat sebelah.

c. Irama

Irama ditimbulkan dari kesan gerak dan unsur yang melekat pada karya seni. Sifat atau
kesan dari irama dapat lemah lembut, keras atau lunak secara teratur. Sebagaimana
dalam kehidupan, irama dalam karya seni juga dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur
dari unsur yang digunakan. Dengan demikian irama dalam karya seni rupa terjadi dari
pengaturuan unsur-unsur rupa baik garis, raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap- terang secara
berulang.

Irama dalam karya seni rupa dapat diupayakan melalui pengulangan, pergantian,
perubahan ukuran, dan gerakan mengalun. Irama pengulangan atau disebut irama repetitif
dapat tercipta hanya dengan mengulang- ulang unsur yang bentuk, ukuran, dan
warnanya, misalnya menata unsur lingkaran dengan warna yang sama, jarak yang sama
antara satu dengan yang lainnya. Irama ini akan menghasilkan irama yang monoton dan
membosankan.

Objek gambar bentuk yang dikatakan repetitif adalah menggunakan objek yang sama
beberapa buah, ukuran yang sama, dan meletakkannya pada jarak yang sama, misalnya
beberapa cangkir dengan ukuran sama, beberapa kotak dengan ukuran sama.

Irama yang dicapai dengan perubahan ukuran atau disebut juga dengan irama progresif
dicapai dengan membuat perubahan unsur secara bertingkat, misalnya menyusun bidang
segitiga mulai dari ukuran yang kecil sekali sampai dengan yang sangat besar. Irma progresif
tampak lebih dinamis karena perubahan dan perkembangan unsur-unsurnya yang
tidak selamanya tetap.

Pengulangan dengan perubahan bentuk secara bertahap dari kecil sampai besar,
atau semakin memanjang, maupun meluas itu disebut juga dengan “Roncetan”. Irama
yang dimunculkan dengan gerakan mengalun atau flowing dapat dilakukan
dengan mengatur, terutama raut, secara kontinyu dengan gerakan mengalun, bergelombang,
sebagaimana gerakan ombak atau gerakan air.
d. Keselarasan / Harmoni

Keselarasan lazim juga disebut dengan harmoni atau keserasian. Sesuatu yang selaras,
harmonis, dan serasi adalah timbul dengan adanya kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya
pertentangan. Demikian juga dalam karya seni rupa, keselarasan ini dapat dibuat dengan
cara menata unsur yang mungkin sama, sesuai, dan tidak ada yang berbeda secara
mencolok. Misalnya bidang lingkaran tidak selaras jika dipadukan dengan garis-garis lurus,
tetapi lingkaran lebih sesuai dengan garis lengkung.

Di samping menata bentuk atau raut yang sama atau sesuai, keselarasan dapat menunjuk
pada kesesuaian warna, tekstur dan unsur-unsur lainnya. Pemilihan warna yang selaras
biasanya dapat dicapai dengan warna yang analog atau berdekatan satu dengan lain. Jika
dalam karya gambar atau lukis itu digunakan warna yang tampak berbeda atau
bertentangan atau pewarnaan pada wayang kulit, walaupun dalam pewarnaan itu digunakan
dengan berbagai warna merah, biru, hijau, akan tetapi tetap selaras oleh karena digunakan
warna pengikat putih. Demikian juga halnya penggunaan tekstur atau unsur rupa lainnya.

e. Kontras

Kontras adalah variasi bentuk yang sangat berbeda pada suatu gambar. Hal ini menjadi
kekuatan dalam sebuah irama sehingga tidak terasa monoton. Misalnya sederetan bentuk
lengkung (silendris) lalu diselingi bentuk persegi. Kemudian terulang kembali pada deretan
berikutnya sampai beberapa kali.

Pada desain di atas terlihat pola-pola lengkung secara berirama besar dan kecil, dimulai dari
garis pertama kiri ke kanan, terus turun ke garis kedua kanan menuju kiri, dan begitu
seterusnya ke bawah membentuk letter S. Pada ujung setiap garis muncul bentuk persegi
sebagai kontasnya.

f. Pusat Perhatian

Apabila kita mengamati sebuah karya seni rupa seringkali menemukan bagian yang
paling menarik perhatian. Sama halnya jika kita melihat wajah seseorang teman, barangkali
bagian yang paling menarik adalah mata, atau bibirnya. Dalam seni rupa khususnya bagian
yang menarik perhatian ini menjadi hal prinsip penekanan atau sering juga disebut
dengan “Pusat Perhatian” (central focus). Dengan demikian penekanan adalah suatu bagian
gambar yang dibuat berbeda atau menonjol sehingga menjadi pusat perhatian si pengamat
gambar tersebut.

Jika seseorang melihat sekelompok benda, maka dia mungkin akan menaruh perhatian lebih
kepada salah satu benda tersebut. Hal inilah yang disebut pusat perhatian. Dalam sebuah
gambar, benda yang menjadi pusat perhatian biasanya diletakkan pada bagian tengah, dan
dibuat lebih menonjol dari pada benda lainnya. Penonjolan bisa dilakukan dengan memberi
warna yang lebih terang, atau arsiran yang lebih sempurna.

Kontras pada susunan benda nyata dapat dicontohkan dengan menampilkan benda yang
berbeda dari kebanyakan yang ada. Mungkin jenis bendanya yang berbeda, ataupun
bendanya masih sama tetapi warnanya berbeda sendiri.

Pendekatan Dengan Model

Merupakan suatu cara agar penggambar lebih banyak memperoleh kemudahan antara lain :

- objek gambar lebih jelas,

- tidak perlu mencari objek gambar,

- Lebih dapat mengontrol gambar dan model ,

- ketepan sudut gambar lebih tajam.


Langkah Menggambar Bentuk

Yang di maksud langkah menggambar bentuk adalah prosedur atau langkah – langkah tata
urutan kerja. adapun beberapa cara langkah menggambar bentuk sebagai berikut:

1. Pengamatan

Adalah kegiatan untuk mengenali objek yang akan di gambar. Objek gambar harus diamati
dengan seksama dan berulang – ulang, dan lebih baik lagi dilakukan dengan bingkai ( frame ).

2. Sketsa

Adalah pindahan hasil pengamatan di atas bidang gambar dengan cara mensketsa objek
gambar secara tipis – tipis ( membayang )

3. Menentukan Gelap – Terang

Adalah memberi tanda batas yang tipis antara bagian benda yang terang dan gelap dengan
memperhatikan arah cahaya.

4. Menentukan Teknik

Adalah dimana kita menggunakan alat atau bahan gunakan dahulu warna yang muda terlebih
dahulu kemudian warna tua.

5. Sentuhan Akhir

Adalah kita di tuntut memberikan penekanan pada karya gambar bentuk objek, sehingga timbut
yang disebut mempunyai greget atau makna. Pada saat sentuhan akhir ini merupakan perapian
dari sebuah karya seni lukis.

You might also like