Professional Documents
Culture Documents
SE 17-2022 Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Kinerja Di Lingkungan Kemenkeu
SE 17-2022 Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Kinerja Di Lingkungan Kemenkeu
NOMOR SE-17/MK.1/2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN MANAJEMEN KINERJA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Yth 1. Pimpinan Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya (Unit Eselon I)/Unit Organisasi Non
Eselon
2. Pengelola Kepegawaian
3. Pengelola Kinerja Organisasi
4. Pengelola Kinerja Pegawai
5. Pejabat/Pegawai
di lingkungan Kementerian Keuangan
A. Umum
Sehubungan dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara (Permen
PANRB Nomor 6/2022), telah ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300/KMK.01/2022
tentang Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan (KMK Nomor 300/KMK.01/2022)
sebagai pengganti Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan (KMK Nomor 467/KMK.01/2014). Guna memberikan
pedoman dalam pelaksanaan manajemen kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai
dengan Permen PANRB Nomor 6/2022 dan KMK Nomor 300/2022, perlu menetapkan Surat Edaran
Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini memuat panduan teknis manajemen kinerja meliputi:
1. Perubahan dan penambahan nomenklatur;
2. Penyusunan hasil kerja pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP);
3. Evaluasi Kinerja Pegawai;
4. Mekanisme umpan balik berkelanjutan;
5. Tindak lanjut evaluasi kinerja;
6. Mekanisme monitoring dan evaluasi kinerja pegawai; dan
7. Ketentuan peralihan pelaksanaan kinerja.
D. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun
2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 146/KMK.01/2022 tentang Pedoman Penugasan Tim
Kerja dalam Bentuk Skuad (Squad Team) di Lingkungan Kementerian Keuangan; dan
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
E. Ketentuan
1. Perubahan dan penambahan nomenklatur dalam manajemen kinerja sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dan Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan
diantaranya meliputi:
a. Perubahan nomenklatur dalam manajemen kinerja, sebagai berikut:
1) Rencana Kinerja pada SKP pegawai diubah menjadi Rencana Hasil Kerja, yang
merupakan outcome, outcome antara, output, dan/atau layanan yang akan dihasilkan
pegawai.
2) Rencana Kinerja Atasan Langsung pada SKP pegawai diubah menjadi Rencana Hasil
Kerja Pimpinan yang Diintervensi, yang merupakan rencana hasil kerja atasan
langsung/unit kerja/organisasi dan diturunkan ke pegawai.
3) Indikator Kinerja Utama (IKU) menjadi:
a) Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan tolok
ukur keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis/kinerja organisasi; dan
b) Indikator Kinerja Individu (IKI) pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang
merupakan ukuran keberhasilan kinerja yang dicapai setiap ASN.
4) Kinerja Utama pada SKP pegawai diubah menjadi Hasil Kerja Utama (HKU).
5) Kinerja Tambahan pada SKP pegawai diubah menjadi Hasil Kerja Tambahan (HKT).
6) Kualitas Kontrak Kinerja (K3) diubah menjadi Kualitas Komitmen Kinerja (K3).
7) Nilai Perilaku (NP) diubah menjadi Nilai Perilaku Kerja (NPK).
8) Nilai Sasaran Kinerja Pegawai (NSKP) diubah menjadi Capaian Kinerja Pegawai
(CKP)/Nilai Hasil Kerja (NHK).
9) Dokumen Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPKPNS) diubah menjadi
Dokumen Evaluasi Kinerja Pegawai.
10) Dokumen NSKP dan Nilai Kinerja Pegawai Negeri Sipil (NKPNS) diubah menjadi Hasil
Evaluasi Kinerja Pegawai dan Dokumen Evaluasi Kinerja Pegawai.
b. Penambahan nomenklatur dalam manajemen kinerja, sebagai berikut:
1) Unit Pemilik Kinerja (UPK) merupakan unit yang memiliki kinerja dan terdiri dari UPK-
One, UPK-Two, dan UPK-Three.
2) Umpan Balik Berkelanjutan merupakan komponen pada manajemen kinerja pegawai
yang bertujuan untuk menyediakan informasi dari berbagai pihak bagi pegawai dalam
meningkatkan kinerjanya, dilakukan secara triwulanan dan/atau insidental sesuai
kebutuhan, serta dapat diberikan secara langsung/tidak langsung, antara lain oleh
atasan langsung, rekan setingkat, pegawai dibawahnya, ketua tim, anggota tim, atau
pejabat fungsional lainnya, maupun pihak terkait bagi pegawai tugas belajar.
3) Rating Hasil Kerja merupakan konversi Nilai Hasil Kerja ke dalam 3 (tiga) kategori
penilaian hasil kerja, yakni di atas ekspektasi, sesuai ekspektasi, dan di bawah
ekspektasi.
4) Rating Perilaku Kerja merupakan konversi Nilai Perilaku Kerja ke dalam 3 (tiga) kategori
penilaian perilaku kerja, yakni di atas ekspektasi, sesuai ekspektasi, dan di bawah
ekspektasi.
5) Predikat Kinerja Pegawai merupakan penggabungan Rating Hasil Kerja dan Rating
Perilaku Kerja dalam kuadran kinerja pegawai.
6) Predikat Kinerja Organisasi merupakan predikat atas capaian kinerja organisasi yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam penetapan sebaran predikat kinerja pegawai.
2. Mekanisme teknis perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring kinerja pegawai
a. Perencanaan hasil kerja pada SKP dilakukan berdasarkan hasil dialog kinerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Penyusunan hasil kerja bagi Menteri, Wakil Menteri, Pimpinan UPK, dan Pejabat
Pimpinan Tinggi (PPT) selain Pimpinan UPK meliputi penyusunan Rencana Hasil Kerja,
IKI, target IKI, dan perspektif masing-masing IKI dalam HKU maupun HKT sesuai dengan
strategi organisasi.
2) Penyusunan hasil kerja bagi pegawai/pejabat selain Pimpinan UPK meliputi penyusunan
Rencana Hasil Kerja Pimpinan yang Diintervensi, Rencana Hasil Kerja, aspek IKI, dan
target IKI dalam HKU maupun HKT.
3) Penyusunan hasil kerja bagi pegawai tugas belajar antara lain meliputi penyusunan IKI
berupa hasil evaluasi akademik, ketepatan waktu kelulusan, dan/atau penugasan yang
berkaitan dengan program pembelajaran pegawai, serta HKT berupa penugasan lain.
Ketentuan mengenai jumlah IKI dalam HKU pada SKP dikecualikan bagi pegawai tugas
belajar.
4) Penyusunan hasil kerja bagi Pelaksana Tugas (Plt.):
a) Pegawai yang menjadi Plt. sejak awal tahun menyusun 2 (dua) dokumen SKP, yaitu
SKP pada jabatan definitif dan SKP pada jabatan Plt.
b) Pegawai yang menjadi Plt. pada tahun berjalan, menyusun SKP adendum yaitu
dengan mengkombinasikan indikator kinerja pada jabatan definitif dan indikator
kinerja pada jabatan Plt. serta mengutamakan IKI yang diturunkan dari atasan.
5) Penyusunan hasil kerja bagi pegawai yang ditugaskan:
a) Pegawai yang ditugaskan pada instansi pemerintah menyusun dan menetapkan
SKP, untuk kemudian disampaikan kepada atasan langsung unit asal dan Biro
Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal;
b) Pegawai yang ditugaskan di luar instansi pemerintah menyusun SKP, yang
kemudian disampaikan kepada atasan langsung unit asal untuk ditetapkan oleh
atasan sesuai ketentuan yang berlaku;
c) Pegawai non Kementerian Keuangan yang ditugaskan pada Kementerian Keuangan
menyusun SKP, untuk kemudian ditetapkan oleh atasannya di Kementerian
Keuangan dan disampaikan kepada atasan langsung unit asalnya;
d) Dalam penyusunan SKP, pegawai sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan huruf
b) menyusun minimal 1 (satu) indikator kinerja yang berkontribusi atau memiliki
dampak bagi Kementerian Keuangan dengan tetap memperhatikan ketentuan terkait
jumlah IKI dalam SKP.
b. Ketentuan mengenai Hasil Kerja Tambahan (HKT) sebagai berikut:
1) HKT merupakan hasil pelaksanaan tugas di luar uraian jabatan dan bukan bagian dari
Rencana Hasil Kerja Utama yang telah dilaksanakan, serta dibuktikan dengan surat
keputusan/surat keterangan/surat penugasan dari pimpinan unit kerja.
2) Ruang lingkup hasil pelaksanaan tugas tambahan yang dapat dimasukkan dalam HKT
meliputi tugas pada lingkup:
a) Tim Kerja;
b) Unit Kerja;
c) Instansi; dan
d) Nasional.
3) Pemilik Kinerja pada penugasan dalam lingkup HKT meliputi:
a) Menteri/Wakil Menteri;
b) Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (PPTM) atau Pimpinan Unit Organisasi Non Eselon
yang Berada di Bawah dan Bertanggung Jawab Langsung kepada Menteri Keuangan;
dan
c) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (PPTP) atau setingkat.
c. Evaluasi kinerja pegawai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Nilai Kinerja Pegawai (NKP) diperoleh dari 70% CKP/NHK dan 30% NPK, yang terdiri
dari:
a) CKP/NHK diperoleh dari:
(1) NKO bagi Menteri, Wakil Menteri, Pimpinan UPK, dan PPT selain Pimpinan
UPK, atau Nilai HKU bagi Pegawai/Pejabat selain Pimpinan UPK.
(2) Nilai K3 yang merupakan penjumlahan dari 2 (dua) unsur yaitu Nilai Kualitas
Indikator Kinerja Individu dan Nilai Kualitas Target Indikator Kinerja pada HKU
dengan bobot tertentu.
(3) Nilai HKT merupakan penilaian atas hasil kerja tambahan pegawai.
b) Penentuan CKP/NHK bagi:
(1) Menteri, Wakil Menteri, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, dan Pimpinan Unit
Organisasi Non Eselon yang Berada di Bawah dan Bertanggung Jawab
Langsung kepada Menteri Keuangan, merupakan kombinasi NKO dan K3
dengan nilai maksimal sebesar 120.
(2) Pimpinan UPK selain sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan Tenaga
Pengkaji, merupakan kombinasi NKO dan K3, serta Nilai HKT. NKO K3 yang
digunakan dalam perhitungan NHK dengan nilai maksimal sebesar 105.
(3) Pegawai/Pejabat selain pimpinan UPK, merupakan kombinasi nilai HKU dan K3
serta nilai HKT. Nilai HKU K3 yang digunakan dalam perhitungan NHK maksimal
sebesar 105.
(4) Pegawai sebagaimana dimaksud pada angka (2) dan (3) memiliki nilai HKT
maksimal sebesar 15.
c) NPK diperoleh dari hasil penilaian evaluator terhadap perilaku kerja evaluee.
2) Predikat Kinerja Pegawai merupakan kombinasi/penggabungan Rating Hasil Kerja dan
Rating Perilaku Kerja sebagai berikut:
a) Rating Hasil Kerja diperoleh dengan mengonversikan NHK sesuai dengan
perhitungan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) huruf b) ke dalam rating hasil
kerja, yang hasilnya dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori, yakni: di atas
ekspektasi, sesuai ekspektasi, atau di bawah ekspektasi.
b) Rating Perilaku Kerja diperoleh dengan mengonversikan NPK sesuai dengan
perhitungan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) huruf c) ke dalam rating
perilaku kerja, yang hasilnya dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori, yakni: di
atas ekspektasi, sesuai ekspektasi, atau di bawah ekspektasi.
c) Kombinasi Rating Hasil Kerja dan Rating Perilaku Kerja menghasilkan Predikat
Kinerja Pegawai, yang hasilnya dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) kategori, yakni:
sangat baik, baik, butuh perbaikan, kurang/misconduct, atau sangat kurang.
d. Mekanisme Umpan Balik Berkelanjutan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung dengan
menggunakan media tertentu secara rutin atau bersifat insidental sesuai kebutuhan.
2) Diberikan terhadap perilaku kerja yang dinilai dengan pendekatan 360 derajat dan hasil
kerja, dengan ketentuan:
a) Atasan langsung memberikan Umpan Balik Berkelanjutan kepada pegawainya;
b) Rekan kerja setingkat, dan pegawai dibawahnya dapat memberikan Umpan Balik
Berkelanjutan atas perilaku kerja;
c) Bagi pegawai tugas belajar, rekomendasi Umpan Balik Berkelanjutan dapat
diberikan kepada atasan langsung oleh satu atau lebih pemberi rekomendasi, antara
lain pimpinan institusi dimana pegawai bersangkutan melaksanakan tugas belajar,
tenaga pengajar/pembimbing, rekan selama perkuliahan, atau pihak lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas belajar pegawai;
d) Bagi pegawai yang memiliki indikator kinerja dan target hasil kerja kolaborasi/lintas
tugas dan fungsi atau merupakan squad team/penugasan tim lainnya, rekomendasi
Umpan Balik Berkelanjutan dapat diberikan oleh ketua tim kepada atasan langsung
atas hasil kerja dan perilaku kerja, serta dari anggota tim kepada ketua tim dan
anggota tim lainnya atas perilaku kerja pegawai yang bersangkutan;
e) Pemberian Umpan Balik Berkelanjutan berdasarkan konversi indeks capaian IKI dan
indeks capaian perilaku kerja NPK dan/atau pengisian dalam bentuk free text;
f) Pemberian Umpan Balik Berkelanjutan bersifat konstruktif dengan menekankan
pada hal-hal yang dapat diperbaiki atau hal lainnya yang layak dihargai melalui
narasi yang positif dan penuh kepedulian.
e. Tindak lanjut evaluasi kinerja dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pejabat/pegawai dapat mengajukan keberatan atas NPK periode sebelumnya selama
pejabat/pegawai bersangkutan belum pernah mengajukan keberatan atas nilai dimaksud
atau atas pengajuan keberatan di periode sebelumnya yang belum final.
2) Pejabat/pegawai yang mengajukan keberatan atas CKP/NHK dan/atau NPK, agar
mengomunikasikan keberatan tersebut kepada Pejabat Penilai Kinerja dan atasan dari
Pejabat Penilai Kinerja.
3) Atasan dari Pejabat Penilai Kinerja menerima pengajuan keberatan sebagaimana
dimaksud pada angka 2), untuk kemudian ditetapkan keputusan atas pengajuan
keberatan yang sifatnya menguatkan atau mengubah hasil penilaian kinerja.
4) Pejabat Penilai Kinerja agar mengomunikasikan kepada evaluator untuk memberikan
penilaian ulang atas perilaku kerja evaluee apabila pengajuan keberatan evaluee telah
disetujui.
5) Tindak lanjut evaluasi kinerja dilakukan melalui aplikasi manajemen kinerja pegawai.
f. Mekanisme monitoring dan evaluasi manajemen kinerja pegawai dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Monitoring dan evaluasi manajemen kinerja pegawai di lingkungan Kementerian
Keuangan dilakukan secara berkala.
2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 1) dilakukan paling kurang
terhadap kebijakan, sistem, dan implementasi manajemen kinerja.
3) Pendekatan dalam evaluasi manajemen kinerja dapat berupa masukan dari pegawai dan
evaluasi dari pengelola kinerja.
g. Ketentuan teknis terkait angka 2 huruf a sampai dengan huruf e tersebut di atas, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
3. Ketentuan peralihan dalam pelaksanaan manajemen kinerja, meliputi:
a. Kewajiban penyesuaian dan penyusunan SKP
1) Seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan melakukan penyesuaian SKP
melalui aplikasi manajemen kinerja pegawai.
2) Bagi pegawai tugas belajar menyusun SKP melalui aplikasi manajemen kinerja pegawai.
3) Penyesuaian SKP sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) ditetapkan ulang
melalui aplikasi manajemen kinerja pegawai paling lambat tanggal 31 Desember 2022,
yang didahului dengan memastikan status digital signature masing-masing pegawai
pada aplikasi kepegawaian (http://hris.kemenkeu.go.id).
4) Pegawai Kementerian Keuangan yang ditugaskan pada Instansi Pemerintah maupun di
luar Instansi Pemerintah menyusun dan menyampaikan SKP tahun 2022 kepada Biro
Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
5) Pegawai non Kementerian Keuangan yang ditugaskan pada Kementerian Keuangan
menyusun SKP, untuk kemudian ditetapkan oleh atasannya di Kementerian Keuangan
dan disampaikan kepada atasan langsung unit asalnya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Desember 2022
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Wakil Menteri Keuangan
3. Para Staf Ahli, Staf Khusus, dan Tenaga Ahli
LAMPIRAN I
Surat Edaran Menteri Keuangan
Nomor: SE-17/MK.1/2022
Tanggal: 19 Desember 2022
1. Mekanisme Teknis Perencanaan Hasil Kerja pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
a. Perencanaan hasil kerja bagi Menteri, Wakil Menteri, Pimpinan Unit Pemilik Kerja (UPK), dan
PPT selain Pimpinan UPK dilakukan bersamaan dengan proses refinement Perjanjian Kinerja
(PK) pejabat dimaksud dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Perencanaan Hasil Kerja Utama (HKU):
a) Penyusunan Rencana Hasil Kerja dan Indikator Kinerja Individu (IKI) dilakukan sesuai
ketentuan pada Lampiran III KMK Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan.
b) Pada perencanaan SKP di awal tahun/penugasan, penyusunan trajectory target IKI
dirinci secara triwulan. Namun apabila terdapat IKI yang bisa menghasilkan output
secara bulanan, trajectory target IKI dirinci per bulan.
Contoh:
Menteri Keuangan memiliki IKI “Persentase realisasi penerimaan negara” dengan
target 100%. IKI ini dirumuskan dengan trajectory target bulanan sebagai berikut:
*Untuk NKO selain Menteri, Wakil Menteri, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, dan Pimpinan Unit
Organisasi Non Eselon yang Berada di Bawah dan Bertanggung Jawab Langsung kepada Menteri
Keuangan
* bobot tertimbang IKI dihitung berdasarkan validitas, rentang kendali, dan jenis
cascading IKI
b) Nilai K3
(1) Penilaian setiap unsur Nilai K3 pada PK/SKP dilakukan sebelum tanggal 31 Maret
pada tahun berjalan, kecuali untuk penilaian K3 atas perubahan/penetapan
PK/SKP yang dilakukan setelah tanggal 31 Maret. Penilaian K3 atas
perubahan/penetapan PK yang dilakukan setelah tanggal 31 Maret, dilakukan
paling lambat 1 (satu) bulan sejak PK/SKP ditetapkan.
(2) Penilaian K3 dilakukan terhadap IKU/IKI. Dalam hal IKU/IKI memiliki kualitas
trajectory serta target yang berbeda dengan IKU/IKI, maka nilai K3 tetap mengacu
pada IKU/IKI. Kualitas trajectory yang berbeda dengan IKU misalnya IKI
mengukur outcome, sedangkan trajectory mengukur output.
Contoh IKI:
Persentase penyelesaian penyusunan Peraturan Menteri Keuangan (Target
100% pada akhir tahun).
Trajectory kinerja bulanan:
Bobot
No. Bulan Outcome/output Target
Pekerjaan*
1. Januari Pembuatan outline PMK dan 10% 10%
rencana kerja
2. Februari Penyusunan Batang Tubuh 10% 20%
Bagian A, B, C
3. Maret Penyusunan Batang Tubuh 10% 30%
Bagian D, E, F
4. April Penyusunan Lampiran Bagian 1 10% 40%
5. Mei Penyusunan Lampiran Bagian 2 10% 50%
6. Juni Rekapitulasi masukan dari 10% 60%
unit/Instansi terkait
7. Juli Pembahasan bersama 5% 65%
unit/Instansi terkait
8. Agustus Finalisasi konsep RPMK 10% 75%
9. September Legal drafting bersama Biro 5% 80%
Hukum
Bobot
No. Bulan Outcome/output Target
Pekerjaan*
10. Oktober Pembahasan bersama 10% 90%
Kemenkumham
11. November Persetujuan dan Penetapan 5% 95%
Menteri Keuangan
12. Desember PMK selesai diundangkan oleh 5% 100%
Kemenkumham
*) Bobot pekerjaan dapat menjadi acuan pengukuran saat terdapat SKP
komplemen.
(3) Bagi pegawai yang tidak bekerja penuh dalam satu tahun, penilaian K3 dilakukan
setelah SKP ditetapkan dengan memperhatikan periode SKP. Dalam hal indikator
kinerja merupakan indikator kinerja lama, perlu memperhatikan penilaian K3
terkait data historis target dan realisasi tahun sebelumnya sehingga sebanding
dengan target dan realisasi pada periode terakhir. Pegawai yang tidak bekerja
penuh dalam satu tahun mencakup:
(a) CPNS dan PPPK yang baru bekerja di Kementerian Keuangan;
(b) Pegawai yang kembali bekerja setelah melaksanakan Cuti di Luar
Tanggungan Negara (CLTN);
(c) PNS Kementerian Keuangan yang kembali bekerja di Kementerian
Keuangan setelah ditugaskan pada instansi pemerintah lainnya atau di luar
instansi pemerintah;
(d) PNS dari luar Kementerian Keuangan yang pindah ke atau ditugaskan di
Kementerian Keuangan; dan
(e) Pegawai yang pensiun, meninggal dunia atau berhenti bekerja.
(4) Dalam penilaian kualitas target K3, memperhatikan kriteria IKU lama dan IKU
baru. IKU lama merupakan IKU yang dapat dibandingkan targetnya dengan target
IKU pada tahun sebelumnya. Dalam hal terdapat perubahan manual IKU berlaku
ketentuan sebagai berikut:
(a) Apabila perubahannya tidak signifikan/minor, maka tetap menjadi IKU lama;
(b) Apabila perubahannya signifikan/dominan, maka menjadi IKU baru.
(5) K3 bagi IKI squad team yang masuk dalam HKU memperhatikan kualitas
pencapaian outcome/output yang dapat diukur melalui:
(a) Perbaikan mutu atau tingkat kemanfaatan hasil pekerjaan yang ditetapkan
oleh Ketua Tim dan/atau Pimpinan UPK;
(b) Akurasi/deviasi hasil pekerjaan;
(c) Nilai nominal/persentase nominal rupiah berkenaan dengan pengelolaan
fiskal; dan
(d) Penyelesaian tindak lanjut rekomendasi reviu/audit eksternal UPK.
c) Nilai HKT diperoleh dengan membandingkan realisasi dan target, serta memiliki nilai
maksimal 15, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) HKT terdiri atas:
(a) Inovasi
i. Setiap pegawai yang memiliki inovasi dan telah terdaftar dalam Katalog
Inovasi dapat mengusulkan inovasi dimaksud sebagai HKT melalui
aplikasi manajemen kinerja pegawai dengan dilengkapi bukti dukung
berupa tangkapan layar tampilan data inovasi pada Katalog Inovasi,
apabila aplikasi inovasi belum terintegrasi dengan aplikasi manajemen
kinerja pegawai.
ii. Inovasi diperhitungkan dalam evaluasi kinerja pegawai setelah
ditetapkan sebagai HKT dengan maksimum 1 (satu) jenis inovasi pada
setiap lingkup inovasi.
iii. Pembobotan HKT berupa inovasi, sebagai berikut:
Ruang Lingkup Inovasi Bobot
Nasional 8
Instansi 6
Unit Kerja 4
Tim Kerja 2
(d) Dalam hal pegawai yang memiliki HKT merupakan Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama, Pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Pimpinan Unit Organisasi Non
Eselon yang Berada di Bawah dan Bertanggung Jawab Langsung kepada
Menteri Keuangan, serta Pimpinan Unit Organisasi Non Eselon yang berada
di Bawah dan Bertanggung Jawab pada Menteri Keuangan melalui Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya, maka pembobotan HKT memiliki ketentuan sebagai
berikut:
NHK = NKO x K3
(2) Bagi Pimpinan UPK selain sebagaimana tercantum pada angka (1) dan Tenaga
Pengkaji dihitung sesuai perhitungan NKO dengan mempertimbangkan K3, serta
Nilai HKT. Nilai maksimal NKO K3 sebesar 105 dan nilai maksimal HKT sebesar
15.
Predikat Kinerja
Penjelasan
Pegawai
Sangat Baik Hasil kerja dan perilaku kerja pegawai diatas ekspektasi
Baik 1. Hasil kerja pegawai di atas ekspektasi dan perilaku
kerja pegawai sesuai ekspektasi
2. Hasil kerja dan perilaku kerja pegawai sesuai
ekspektasi
3. Hasil kerja pegawai sesuai ekspektasi dan perilaku
kerja pegawai di atas ekspektasi
Predikat Kinerja
Penjelasan
Pegawai
Butuh Perbaikan 1. Hasil kerja pegawai di bawah ekspektasi dan perilaku
kerja pegawai di atas ekspektasi
2. Hasil kerja pegawai di bawah ekspektasi dan perilaku
kerja pegawai sesuai ekspektasi
Kurang/ Misconduct 1. Hasil kerja pegawai di atas ekspektasi dan perilaku
kerja pegawai di bawah ekspektasi
2. Hasil kerja pegawai sesuai ekspektasi dan perilaku
kerja pegawai di bawah ekspektasi
Sangat Kurang Hasil kerja dan perilaku kerja pegawai di bawah
ekspektasi
c) Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar dan tidak dapat menyelesaikan
studinya (tidak lulus/drop out), Pejabat Penilai Kinerja menetapkan predikat kinerja
pegawai dimaksud pada kategori Kurang atau Sangat Kurang.
NHK/CKP (maks 120) = Nilai HKU (maks 120) + HKT (maks 15)
2) Kategori Rating Aspek Perilaku Kerja ditentukan berdasarkan Indeks Capaian NPK Per
Aspek dengan ketentuan:
a) Di atas Ekspektasi: Indeks Capaian NPK Per Aspek > 100
b) Sesuai Ekspektasi: Indeks Capaian NPK Per Aspek 90 ≤ x ≤ 100
c) Di bawah Ekspektasi: Indeks Capaian NPK Per Aspek < 90
3) Kategori Rating Perilaku Kerja:
a) Di atas Ekspektasi: NPK Periodik/Tahunan bernilai ≥ 100 dan tidak ada indeks
capaian NPK per aspek/core value ASN yang bernilai < 90 (di bawah ekspektasi)
b) Sesuai Ekspektasi: NPK Periodik/Tahunan bernilai ≥ 90 dan jumlah indeks capaian
NPK per aspek/core value ASN yang di bawah ekspektasi maksimal 3
c) Di bawah Ekspektasi: NPK Periodik/Tahunan bernilai < 90 dan/atau jumlah indeks
capaian NPK per aspek/core value ASN yang di bawah ekspektasi minimal 4
4) Predikat Kinerja Pegawai terdiri dari sangat baik, baik, butuh perbaikan,
kurang/misconduct, dan sangat kurang yang diperoleh dari kombinasi antara Rating Hasil
Kerja dengan Rating Perilaku Kerja
2. Dalam hal terdapat pejabat/pegawai yang mengalami perpindahan jabatan setelah ditetapkannya
KMK Nomor 300/KMK.01/2022 dan bekerja kurang dari 75 (tujuh puluh lima) hari kalender dalam
satu triwulan, pegawai/pejabat wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan perubahan data ke jabatan baru, agar menyelesaikan pelaporan kinerja
pada jabatan lama, dengan terlebih dahulu melakukan dialog kinerja dengan atasan langsung
untuk menyepakati target trajectory serta realisasi sampai dengan tanggal perpindahan jabatan
tersebut sebagai dasar penyesuaian target dan realisasi, dengan ketentuan:
1) Perpindahan jabatan setelah ditetapkannya KMK Nomor 300/KMK.01/2022, penyesuaian
dilakukan paling lambat sebelum berakhirnya tahun kinerja 2022;
2) Pegawai menyampaikan hasil kesepakatan kepada pengelola kinerja untuk dilakukan
penyesuaian dalam aplikasi manajemen kinerja pegawai.
b. Setelah melakukan perubahan data ke jabatan baru, pegawai menyusun SKP baru dengan
ketentuan:
1) Membuat SKP pada aplikasi manajemen kinerja pegawai dengan memilih jenis Kontrak
Kinerja (KK) Peta bagi pejabat pemilik peta strategi dan KK Non Peta bagi pejabat non
pemilik peta strategi sesuai dengan jabatan barunya;
2) Melakukan penginputan target dan realisasi hanya pada periode triwulan IV dengan
mempertimbangkan target dan realisasi pada periode triwulan yang tidak memenuhi 75
(tujuh puluh lima) hari kalender berdasarkan hasil dialog kinerja dengan atasan langsung.
Sebagai contoh, apabila pegawai mengalami mutasi pada tanggal 2 Agustus 2022, pegawai
hanya menginputkan target pada triwulan IV dengan mempertimbangkan target pada bulan
Agustus dan September karena sudah mulai bekerja pada unit tersebut.
c. Pengelola kinerja pada unit sebelum dan sesudah pegawai mengalami perpindahan jabatan,
memastikan kembali hasil reviu dan penilaian K3 pegawai dengan memperhatikan target
trajectory, data historis target dan realisasi kinerja pada periode sebelumnya, serta realisasi
kinerja berdasarkan hasil dialog dengan atasan langsung.
3. Dalam masa transisi dan penyelesaian re-engineering aplikasi manajemen kinerja pegawai,
pelaporan evaluasi kinerja periodik pegawai dilakukan secara triwulanan.
4. Jadwal pelaksanaan manajemen kinerja tahun 2022, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
MEKANISME PENYUSUNAN SASARAN KINERJA PEGAWAI (SKP) DAN EVALUASI KINERJA PEGAWAI
1. CONTOH FORMAT SKP BAGI PEJABAT PIMPINAN TINGGI ATAU PEJABAT YANG SETINGKAT, STAF KHUSUS, TENAGA AHLI DAN PIMPINAN
UPK LAINNYA
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
B. TAMBAHAN
1. Rencana Hasil Kerja Tambahan 1 Kuantitas/ IKI 1 Target 1
(Berisi Rencana Kinerja Tambahan pada Kualitas/ Waktu/ (Berisi IKI yang telah (Berisi Target IKI
dokumen SKP yang telah diinputkan pada Biaya diinputkan pada yang telah
aplikasi e-performance)* aplikasi e- diinputkan pada
performance)* aplikasi e-
(Bagi pegawai tugas belajar berisi rencana HKT performance)*
berupa penugasan lain)*
PERILAKU KERJA
1 Berorientasi pelayanan
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
- Melakukan perbaikan tiada henti
PERILAKU KERJA
2 Akuntabel
- Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, Ekspektasi Khusus Pimpinan:
disiplin, dan berintegritas tinggi
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
- Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3 Kompeten
- Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang Ekspektasi Khusus Pimpinan:
selalu berubah
- Membantu orang lain belajar
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4 Harmonis
- Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5 Loyal
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Ekspektasi Khusus Pimpinan:
Republik Indonesia Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan
yang sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
- Menjaga rahasia jabatan dan negara
PERILAKU KERJA
6 Adaptif
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
- Bertindak proaktif
7 Kolaboratif
- Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
Bersama
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
* untuk tahun 2022
3. CONTOH FORMAT LAMPIRAN SASARAN KINERJA PEGAWAI
PERIODE PENILAIAN:
(NAMA INSTANSI)
…. JANUARI SD … DESEMBER TAHUN ….
DUKUNGAN SUMBER DAYA
1. (jumlah) pegawai pada unit…
2. Pegawai membutuhkan peralatan kerja antara lain komputer/laptop, alat tulis, dan
lain-lain.
SKEMA PERTANGGUNGJAWABAN
1. Hasil kerja dilaporkan secara triwulanan
Target
No IKI
Q1 Q2 Smt.1 Q3 s.d.Q3 Q4 Y
….. (diisi dengan nama (diisi dengan trajectory target)
IKI)
….. (diisi dengan nama (diisi dengan trajectory target)
IKI)
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
4. CONTOH FORMAT HASIL EVALUASI KINERJA PEGAWAI PENDEKATAN HASIL KERJA KUANTITATIF BAGI PEJABAT PIMPINAN TINGGI ATAU PEJABAT
YANG SETINGKAT, STAF KHUSUS, TENAGA AHLI DAN PIMPINAN UPK LAINNYA
4 Harmonis
- Menghargaisetiap orang apapun latar belakangnya Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5 Loyal
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Ekspektasi Khusus Pimpinan:
Republik Indonesia Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang
sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
- Menjaga rahasia jabatan dan negara
6 Adaptif
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
- Bertindak proaktif
7 Kolaboratif
- Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi Ekspektasi Khusus Pimpinan:
UMPAN BALIK BERKELANJUTAN
PERILAKU KERJA
BERDASARKAN BUKTI DUKUNG
- Terbukadalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan Bersama
(Nama)
(NIP)
B. TAMBAHAN
1 (Berisi Rencana Kuantitas/ (Berisi IKI yang (Berisi Target (Berisi realisasi (Berisi klausa hasil konversi dari
Kinerja Kualitas/ telah IKI yang telah atas Target IKI indeks capaian IKI/Umpan Balik)
Tambahan pada Waktu/ diinputkan diinputkan yang telah
dokumen SKP Biaya pada aplikasi e- pada aplikasi diinputkan pada
yang telah performance)*** e- aplikasi e-
diinputkan pada (Disesuaika performance)* performance)***
aplikasi e- n dengan **
performance)*** IKI yang
telah
diinput)
RATING HASIL KERJA*
DI ATAS EKSPEKTASI/ SESUAI EKSPEKTASI/ DI BAWAH EKSPEKTASI**
PERILAKU KERJA UMPAN BALIK BERKELANJUTAN
BERDASARKAN BUKTI DUKUNG
1 Berorientasi pelayanan
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Ekspektasi Khusus Pimpinan: Berisi klausa hasil konversi dari
- Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan indeks capaian NPK per aspek
/Umpan Balik)
- Melakukan perbaikan tiada henti
2 Akuntabel
- Melaksanakan tugas dengan jujur bertanggung jawab, cermat, disiplin, Ekspektasi Khusus Pimpinan:
dan berintegritas tinggi
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab efektif dan efisien
- Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3 Kompeten
- Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu Ekspektasi Khusus Pimpinan:
berubah
- Membantu orang lain belajar
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4 Harmonis
- Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5 Loyal
- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Ekspektasi Khusus Pimpinan:
Republik Indonesia Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan
yang sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
- Menjaga rahasia jabatan dan negara
PERILAKU KERJA UMPAN BALIK BERKELANJUTAN
BERDASARKAN BUKTI DUKUNG
6 Adaptif
- Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
- Bertindak proaktif
7 Kolaboratif
- Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi Ekspektasi Khusus Pimpinan:
- Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan Bersama
RATING PERILAKU KERJA*
DI ATAS EKSPEKTASI/ SESUAI EKSPEKTASI/ DI BAWAH EKSPEKTASI**
PREDIKAT KINERJA PEGAWAI*
SANGAT BAIK/ BAIK/ CUKUP/ KURANG/ SANGAT KURANG
(Nama)
(NIP)
GEDUNG DJUANDA I LANTAI 3, JALAN DR. WAHIDIN RAYA NOMOR 1 JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3449230, FAKSIMILE (021) 3453710, LAMAN www.kemenkeu.go.id
52
b. Contoh Format Dokumen Evaluasi Kinerja Pegawai dalam hal pegawai mengajukan
keberatan dan keberatan tersebut diterima serta dilakukan perubahan hasil evaluasi
kinerja pegawai
GEDUNG DJUANDA I LANTAI 3, JALAN DR. WAHIDIN RAYA NOMOR 1 JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3449230, FAKSIMILE (021) 3453710, LAMAN www.kemenkeu.go.id
53
GEDUNG DJUANDA I LANTAI 3, JALAN DR. WAHIDIN RAYA NOMOR 1 JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3449230, FAKSIMILE (021) 3453710, LAMAN www.kemenkeu.go.id