Professional Documents
Culture Documents
3 Manajemendata 130224194321 Phpapp01
3 Manajemendata 130224194321 Phpapp01
MANAJEMEN DATA
KESEHATAN
Tujuan Pembelajaran
1. Umum
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan petugas
mampu melakukan manajemen data kesehatan berdasarkan
data rutin dan data yang dihasilkan dari survei, dan dapat
menghasilkan informasi kesehatan berkualitas yang
dipergunakan untuk pengambilan keputusan.
2. Khusus
Petugas mampu menjelaskan dan melaksanakan :
pengumpulan data kesehatan yang baik,
pengolahan data kesehatan yang baik,
analisis dan penyajian hasil analisis data kesehatan yang baik,
pemanfaatan hasil penyusunan analisis data kesehatan yang
baik.
Latar belakang
Era otonomi daerah saat ini pembangunan kesehatan
berdasarkan kebutuhan yang bersifat bottom up dan evidence
based Planning.
Ilmu statistik dan epidemiologi merupakan alat untuk
pengenalan masalah kesehatan di masyarakat
Manajemen data sangat penting agar data yang diperoleh akurat,
berkualitas dan tidak terdapat kesalahan dalam membaca dan
menafsirkan makna dari angka-angka yang disajikan.
Hasil assessment dengan tools Health Metricts Network (HMN)-
WHO tahun 2007 diperoleh nilai 35%, yang artinya tidak adekuat
sama sekali untuk komponen manajemen data .
Mengapa data kita tidak digunakan
oleh pembuat kebijakan?
data kesehatan seringkali sulit diakses, sukar dicerna,
dan tidak jelas.
Tidak responsif terhadap kebutuhan mendesak para
pembuat kebijakan.
Pada saat data kesehatan dipublikasikan, sudah “basi”
(out of date).
Informasi bisa dikatakan 'lost in translation' karena
tidak ditujukan untuk pembuat kebijakan dalam
format yang dapat mereka pahami dan pergunakan.
Pengertian
Data
(bentuk jamaknya datum) artinya himpunan hasil dari
penghitungan dan pengukuran, bisa dalam bentuk
angka/bilangan (umur, berat badan) dan bukan angka
(jenis kelamin, tingkat pendidikan), dsb.
Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, buku,
atau tersimpan sebagai file dalam database. Data belum
dapat berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut. (Sumber
: Panduan Teknis Manajemen Data, Informasi, dan Organisasi Sistem
Informasi Pemerintahan, Kemeninfo RI)
Pengertian
Informasi
Informasi merupakan hasil pengolahan
data sehingga menjadi bentuk yang
penting bagi penerimanya dan mempunyai
kegunaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. (Sumber : Panduan
Teknis Manajemen Data, Informasi, dan Organisasi Sistem
Informasi Pemerintahan, Kemeninfo RI)
Pengertian
Manajemen Data
Rangkaian kegiatan pengelolaan data mulai dari
kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan,
analisis data hingga menjadi suatu informasi.
2. Pengolahan Data
Sifat-sifat Data
Relevansi
Tepat Waktu
Perbandingan
Kepercayaan
Proses Pengolahan Data
Pengecekan Kebenaran Data
Tabulasi Data
Filing dan penyimpanan data
Manajemen Data Kesehatan
1. Pengumpulan Data paling penting
Sumber Data masyarakat dan fasilitas kesehatan
Jenis data : data rutin & non rutin
Standar data yang dikumpulkan perlu ada definisi
operasional yang jelas, sederhana, stabil dan mudah
dikerjakan, yang akan sangat membantu terhadap
ketepatan jenis data yang dikumpulkan oleh siapa saja,
kapan saja dan dimana saja instrumen/form pengumpul
data mempengaruhi kualitas data yang dikumpulkan.
DINAS KAB/KOTA
Verifikasi:
Diolah & Dilaporkan • Kelengkapan
Verifikasi • Keakuratan/
konsistensi
• Waktu
Umpan Balik
BANK DATA
ALUR
LAPORAN/DATA
1. Sumber Data
Manual
2. Sumber Data
Komputerisasi
3. Sistem Informasi
Dinas Kesehatan
4. Sistem Informasi
Pemangku
Kepentingan
5. Bank Data
Kesehatan
Nasional
6. Penggunaan Data
oleh Kemenkes
7. Penggunaan Data
oleh Pemangku
Kepentingan dan
masyarakat
KONSISTENSI DARI INFORMASI
Data dapat menjadi tidak konsisten akibat dari:
1. Definisi data.
Beberapa organisasi atau unit tidak sepakat tentang definisi dan
arti suatu data.
2. Struktur data.
Data yang sama mempunyai format yang berbeda di beberapa
tempat seperti berbeda panjangnya, antara desimal dengan non
desimal dll.
3. Struktur penyimpanan. Data yang sama disimpan dengan
struktur yang berbeda di beberapa tempat seperti numerik
dengan integer dll.
4. Waktu perubahan. Data bisa diproses/diolah bulanan,
mingguan, harian atau secara interaktif di beberapa sistem, serta
membuat beberapa copy di tempat yang berbeda.
Pemantauan & UMPAN BALIK
Contoh Absensi penerimaan Laporan
Program Malaria Kab ………….. tahun 2010
No Puskesmas
Bulan Pelaporan Ket Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Randu Agung L L L L pelaporan
6/2 8/3 12/4 9/5
TL L L L manual:
2 Bantal Jaya
11/2 10/4 10/4 10/5 • PKMdinkes
3 Tilam Raya - L L L
10/3 9/4 9/5 kab/kota : 5
L TL TL -
4 Guling Ujung
10/2 10/2 10/4 • Dinkes
5 Rawa Badak L
12/2
L
12/3
L
12/4
L
10/5
kab/kotadin
6 Ujung Berung TL - L - kes prov : 10
10/4
• Dinkes
L = Laporan Lengkap , TL = Laporan Tidak Lengkap; - = Laporan tidak masuk; prov pusat :
6/2 = angka 6 menunjukkan tanggal dan angka 2 menunjukkan bulan penerimaan laporan
11/5 = Laporan tidak tepat waktu 15
Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991
diestimasikan AKB sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI
2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil estimasi
tersebut memperhitungkan Angka Kematian Bayi dalam periode 5 tahun terakhir
sebelum survei, misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5
tahun sebelumnya yaitu tahun 2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
1.b. Grafik Frekuensi Kumulatif
Gambar 3.Proporsi cacat tingkat II dan proporsi anak di antara kasus baru kusta di
Indonesia tahun 2001-2010.
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2010
Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tinggi rendahnya proporsi
cacat tingkat II, sedangkan untuk mengetahui tingkat penularan di masyarakat
digunakan indikator proporsi anak (0-14 tahun) di antara penderita 57 baru. Proporsi
cacat tingkat II pada tahun 2010 sebesar 10,71%. Sedangkan proporsi anak di antara
penderita baru pada tahun 2010 sebesar 11,19%.
Pada kurun waktu 2002-2010 terjadi kecenderungan peningkatan proporsi cacat tingkat
II. Kecenderunggan peningkatan proporsi pada anak nampak dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009. Sedikit penurunan nampak dari tahun 2009-2010, dari 11,44%
menjadi 11,19%.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
1.d. Grafik Garis Komponen Majemuk
Gambar 4. Jumlah kunjungan ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak balita di
Puskesmas X Kabupaten A tahun 2006-2010
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan anak balita di Puskesmas X Kabupaten A dari tahun 2006 hingga
tahun 2010 terus meningkat. Peningkatan jumlah kunjungan yang paling signifikan
terjadi pada kunjungan anak balita dari tahun 2006 ke tahun 2007, sebesar 199
kunjungan.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
1.e. Grafik Garis Persentase Komponen Majemuk
100
80
persen
60
40
20
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT 1-
Campak selama tahun 2000-2004 tidak melewati angka 5.8%-10.1%,
tetapi pada tahun 2005 angka drop out menurun cukup tajam (1.48%).
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
1.f. Grafik Garis Seimbang
Gambar 6. Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Lahir Mati di Kabupaten X Tahun
2006-2010.
Pada grafik di atas dapat kita ketahui bahwa angka lahir hidup
berlawanan dengan angka lahir mati, yaitu jumlah angka lahir
hidup jauh lebih besar dibandingkan dengan angka bayi lahir
mati.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
2. GRAFIK BATANG
2.a. Grafik Frekuensi Histogram
Pada gambar di atas dapat kita ketahui bahwa target penemuan penderita
pneumonia balita sejak tahun 2005 hingga tahun 2009 terus meningkat, yaitu
sebesar 46 % pada tahun 2005 dan terus meningkat menjadi 86 % pada tahun
2009.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
2.b Grafik Batang Tunggal
Sesuai data BKKBN, tempat pelayanan peserta KB baru pada tahun 2010 tidak jauh
berbeda dengan tahun‐tahun sebelumnya. Sebagian besar peserta KB baru
memanfaatkan klinik KB pemerintah sebagai tempat pelayanan KB yaitu sebesar 62,16%.
Selain klinik KB pemerintah, bidan praktek swasta juga banyak dimanfaatkan peserta KB
baru sebagai tempat pelayanan KB yaitu sebesar 30,28%.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
2.d. Grafik Batang Komponen
2500
2000
1500
2008
2007
1000
2006
500
0
Pil IUD Suntik
Gambar 12. Proporsi Penderita AIDS Secara Kumulatif (%) Menurut Cara
Penularan s.d. Tahun 2007
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007
Pada gambar diatas nampak bahwa penggunaan narkoba suntik memiliki persentase
tertinggi sebesar 49,9% diikuti oleh hubungan seksual pada heteroseksual sebesar
41,9% dan hubungan seksual sejenis (homoseksual) sebesar 3,9%. Penderita AIDS
masih didominasi oleh kelompok laki-laki dengan proporsi 79,6% berbanding 19,8%
terhadap perempuan.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
4. GRAFIK PETA
Gambar 13. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan ke Puskesmas/Pustu Tahun 2007
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007
Pada tahun 2007, tercatat provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke
Puskesmas/Pustu terbesar adalah Papua sebesar 65,30%, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur
sebesar 65,10% dan Sulawesi Barat 62,75%. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk
yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terendah adalah Sumatera Utara sebesar 21,93%, diikuti
oleh Jawa Timur sebesar 26,20% dan Bali sebesar 26,25%.
Manajemen Data kesehatan…
3.1. Analisis dan Interpretasi Datadi kabupaten/kota
(2) Insiden
Insiden rate atau angka kejadian kasus adalah jumlah kasus baru
sesuatu penyakit salama kurun waktu tertentu, misalnya 12 bulan.
Kasus yang timbul sebelum pendataan tidak dimasukkan dalam
perhitungan.
lanjutan Rate
3. Case Fatality Rate
Salah satu ukuran untuk mengetahui tingkat
kegawatan (severity) penyakit adalah Case Fatality
Rate (CFR), yang biasanya dinyatakan dalam
prosentase sebagai:
Jumlah penderita mati karena suatu penyakit
CFR x100%
Jumlah kasus penyakit tersebut pada saat yang sama
Adalah nilai yang menunjukkan perbedaan nilai
pengamatan yang paling besar dengan nilai yang paling
kecil.
Contoh Range:
BB 5 orang dewasa
48,52,56,62,67 kg
Range adalah 67 – 48 = 17 kg
Standar deviasi = simpangan baku (SD)
Yaitu suatu nilai yang menunjukkan tingkat variasi
suatu kelompok data
Jika simpangan baku di kuadratkan disebut varians
Simpangan baku untuk data sampel “S”,
varians S2
Simpangan baku untuk data populasi “σ” (tho),
varians σ2
SD
( x x ) 2
n 1
Simpangan kuartil (Q) didefinisikan sebagai :
Q = (Q3 - Q1)/2 Q1 = kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
Kuartil adalah titik yang membagi sekumpulan angka menjadi
empat bagian yang sama setelah angka tersebut diurut. Hal
ini dapat dilihat dari contoh dibawah ini. Kuartil pertama
dan ketiga dihitung berdasarkan urutan atau peringkat data
pengamatan, yaitu:
Kuartil pertama = urutan ke (N/4)
Kuartil ketiga = urutan ke (3N/4)
Manajemen Data kesehatan…
3.2. Komposisi Laporan Analisis Data Kesehatan
a. Judul
b. Ringkasan
c. Pendahuluan
d. Metode
e. Hasil
f. Analisis dan Interprestasi
g. Rekomendasi
h. Kepustakaan
i. Lampiran
Pemanfaatan Hasil Analisis Data
Kesehatan
1. Distribusi Hasil Penyajian
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Provinsi
DPR
Bupati/Walikota dan Gubernur
Kementerian Kesehatan
Institusi terkait
Lembaga non Pemerintah (LSM) yang bergerak dalam
penanggulangan masalah kesehatan terkait.
Kelompok Profesi
Dll.
Pemanfaatan Hasil Analisis Data
Kesehatan …
Bagi pengambil kebijakan (Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Pusat (Kemenkes) dapat digunakan dalam
pembuatan kebijakan (strategik, manajerial,
operasional), perencanaan manajemen
strategis/taktis, dan dalam rangka penanggulangan
masalah kesehatan).
LATIHAN
Coba anda praktekan!
Manfaatkan MS Office (antara MS Power Point dan
MS Excel)
Lakukan tahap demi tahap ..manfaatkan menu-menu
mudah yang ada di MS Office 2007
Contoh Tabel
Tabel. Umur Harapan Hidup Penduduk DI.Yogyakarta
tahun 1971 – 2008
Periode UHH (Thn) UHH Indonesia
(thn)
1971 45,50
1980 61,20
1990 67,85
1997 68,35
2000 70,40 64,30
2002 70,90 65,20
2005 72,37 66,80
2006 72,90 68,50
2007 74,00 70,30
2008 74,10 70,50
Sumber: (Sensus, Supas, SDKI, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY 2007-2008,
BPS 2009)
Dengan
Fasilitas MS Office
Contoh Grafik
Dengan
Fasilitas MS Office
Contoh Grafik
Contoh Grafik (Copy Paste)
Contoh Narasi
Variabel Umur Harapan Hidup
Tahun 2008, umur harapan hidup masyarakat DIY
diperkirakan 74,1 tahun (BPS 2009). Tahun 1971 umur
harapan hidup sekitar 45,5 tahun. Terjadi peningkatan
yang besar sekitar 30 tahun terhadap harapan hidup di
Yoyakarta.
latihan
Narasi
Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Keluarga Miskin
sampai dengan tahun 2008 secara keseluruhan
mencapai 1.211.660 telah terjamin oleh jaminan
kesehatan atau 35,86% dari total penduduk di DIY.
Terbanyak berasal dari Program Jamkesmas yang
mencapai 942.129 orang atau 74,98% terhadap total
Peserta JK Maskin yang ada.
Dalam Tabel
Tabel Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Keluarga Miskin, 2009
%
WILAYAH JAMKESMAS JAMKESOS JAMKESDA JUMLAH
PENDUDUK
KULON
141,893 56,000 197,893 52.33
PROGO
GUNUNG
340,635 83,000 423,635 61.98
KIDUL