Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Gerhadi
Skripsi Gerhadi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
potensi yang dimiliki dari berbagai aspek, baik dari aspek fisik, intelektual, sosial,
maupun spiritual.
didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
berkualitas, diperlukan adanya seorang atau guru yang dapat melaksanakan tugas
1
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.
1
Ketika di sekolah siswa diberikan ilmu pengetahuan, dibimbing,
diarahkan, dan dilatih. Hal tersebut merupakan upaya untuk dapat meningkatkan
yang hendak diwujudkan diri peserta tujuan yang dimaksud yaitu perubahan
dalam diri peserta didik yang meliputi kognitif, afektif dan psikometerik. Dalam
pertama pancasila yaitu keTuhanan yang Maha Esa. Dalam Alkitab terdapat
dapat bertumbuh dalam kehidupan rohani yang baik sesuai buah-buah Roh
(Galatia 5:22-23).
pembahasan ini lebih kepada usaha sekolah melalui keteladanan guru pendidikan
agama Kristen dalam melaksanakan pendidikan agama Kristen bagi anak didik.
2
Guru merupakan unsur penting dalam mengajar di bidang Pendidikan
Agama Kristen, terutama di sekolah dasar demi pertumbuhan iman siswa. Hal ini
dikarenakan usia pada masa ini merupakan masa yang sangat penting dalam
disampaikan sejak dini, sebab usia setingkat sekolah dasar lebih mudah menerima
pengajaran yang disampaikan. Selain itu seringkali orang tua siswa belum
Yesus Kristus secara pribadi. Selain dari itu, guru merupakan tenaga pendidik
yang memiliki tanggung jawab serta intensitas pertemuan yang tinggi dengan
membangun fondasi rohani yang kuat kecuali dengan secara tetap dan teratur
mendalami firman Allah, itulah yang merupakan batu dasar bagi segala sesuatu
secara tetap dan teratur untuk mendengar firman Tuhan, mengakui, mengimani
fakta yang lebih tinggi dan lebih berkuasa itu terhadap pertumbuhan iman siswa.
Maka Guru Pendidikan Agama Kristen seharusnya menjadi teladan bagi siswa .
2
Anetta Oke, Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994),Hal
257.
3
Keteladanan menjadi penting karena keteladanan yang diberikan guru
sangat efektif dan meningkatkan pertumbuhan iman siswa. Guru sebagai seorang
bertutur kata yang baik, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja
keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap siswa, jujur, dan
menjaga kebersihan.
Ketika di sekolah siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya. Sikap, teladan dalam bentuk perkataan maupun perbuatan para guru
yang didengar dan lihat oleh siswa cenderung akan ditiru atau dicontoh oleh
siswa. Secara teori sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui
peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku.3 Oleh karena itu guru harus
wibawa, mandiri, dan disiplin, karena guru adalah seorang tokoh yang
mempengaruhi diri dan pribadi siswanya baik didalam sekolah maupun diluar
sekolah.4
Pada kenyataannya tidak semua guru mampu menjadi Guru teladan. Satu
prinsip-prinsip dasar dalam pembentukan karakter, baik itu dari segi akademis
maupun segi non-akademis. Bisa diasumsikan bahwa ketika guru tidak memiliki
mental atau karakter yang memadai untuk menjadi suri teladan maka
3
Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian Lanjutan (Studi atas Teori dan
4
kecendrungan guru ragu untuk bisa menerapkan displin, selama proses belajar. 5
dalam mata pelajaran yang diajarkannya.6 Sebagian besar guru muda belum
di dalamnya
guru-guru PAK.
Selain masalah yang dimaksud dalam diri anak,hal lain yang perlu
keteladanan guru agama Kristen dalam meningkatkan spritualitas anak didik. Jadi
5
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta,
5
Berdasarkan pemaparan pernyataan di atas hal ini dipengaruhi karena
ada faktor lain yang mempengaruhi. Sehingga memicu dilematika di dalam dunia
pendidikan. Dalam berbagai hal pendidikan, contoh atau teladan dari guru
merupakan alat pendidikan yang sangat penting,bahkan yang paling utama. Dari
berbagai alat pendidikan yang lain seperti larangan, nasihat, dan hukuman,
berhasil tidaknya proses belajar juga sangat bergantung pada faktor keteladanan
Teladan yang artinya ialah sesuatu yang patut ditiru dan dicontoh.
demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar
mengatakan, bahwa sikap evaluasi diri yang disadari dengan rendah hati bahwa
bahwa tidak semua yang ia pikirkan, katakan dan kerjakan bernilai benar. Selalu
disadari bahwa di balik semua hal baik dan benar yang dilakukan mengandung
berbagai hal yang tidak berkenan di hadapan Allah. Karena itu sikap awas
terhadap diri sendiri dan pemikiran atau pengajaran merupakan prinsip rohani
yang paling utama. Mengabaikan atau lengah terhadap sikap awas terhadap diri
besar.
7
Alkitab, (Jakarta: LAI, 2015), 251
6
Krisis kepemimpinan akan timbul, bilamana keteladanan hidup pemimpin
itu tidak ada.8 Hal ini berlaku bagi orang percaya terutama dalam konteks
menjadi teladandalam hal pengetahuan, sikap hidup dan seorang guru harus
senantiasa mencerminkan hidup yang pantas dan layak sebagai suatu teladan yang
Pendidikan Agama Kristen tidak hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga
pengasuh dan pembina, pendidik yang menyampaikan Injil bukan hanya dalam
hidupnya. Dan seorang guru pendidikan Agama Kristen juga mempunyai tugas
sebagai pembimbing umat yang bekerja tidak sebatas ruang dan jam kelas, tetapi
juga terlibat dalam kegiatan lain, diluar jam pelajaran dan diluar sekolah.10
kunci agarkita dapat memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswa kita
Oleh karena itu, keteladanan guru menjadi salah satu bagian penting dalam
membentuk karakter anak didik. Selaras dengan kebenaran firman Tuhan pepatah
pendidikan Indonesia mengatakan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
8
R. Budiman, Surat-surat Pastoral 1& 2 Timotius dan Titus (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2011), Hal 41
9
John M Nainggolan, Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesinya (Bandung:
Bina Media Informasi, 2010), Hal 30
10
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), Hal
163
11
Sue Cowley, Panduan Manajemen Perilaku Siswa (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010),
Hal 68
7
Karsa,Tut Wuri Handayani. Tiga semboyan tersebut memiliki arti di depan
seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakanyang baik, ditengah
atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang
seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Dimana guru harus
Jelaslah bahwa guru umum ataupun guru Pendidikan Agama Kristen perlu
memaknainilai rohani seperti yang tertulis dalam 1 Timotius 4:16. Ini adalah satu
percaya dan guru menjadi serupa seperti Kristus yaitu Guru Agung kita.
2022/2023.
B. Identifikasi Masalah
sebagai suatu rintangan yang mesti dilalui (dengan jalan) mengatasinya apabila
8
kita berjalan terus. Masalah menampakkan diri sebagai suatu tantangan, oleh
sebab itu dapat pula dikatakan bahwa masalah yang benar-benar masalah dapat
oleh sebab itu mengenal masalah seharusnya disertai pandangan yang kritis dan
C. Batasan Masalah
dalam judul penelitian dan dianggap penting dengan tujuan agar penelitian lebih
terarah, sehingga akan memudahkan peneliti untuk membuat satu keputusan yang
jelas. Soenoe Raharjo, mengatakan “Pembatasan masalah adalah suatu batas dari
dan dana dalam melakukan penelitian ini. Berdasarkan pedoman diatas maka
13
Soenoe Raharjo, Metode penelitian lanjutan 9 Medan, Agustus 2008) Hal 11
9
Pengaruh Keteladanan Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) Menurut 1
T.A 2022/2023.
D. Rumusan Masalah
deskripsi tentang ruang lingkup masalah yang diteliti. Oleh karena itu inilah
yang ditetapkan. Hal pembatasan masalah itu nantinya berfungsi sebagai jawaban
terhadap masalah yang telah dirumuskan. Masalah yang menjadi pokok penelitian
harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Tanpa perumusan yang jelas tidak
relevan. Jadi untuk lebih jelas diketahui ruang lingkup permasalahan yang akan
diteliti, maka adapun rumusan masalah dalam hal ini adalah sebagai berikut:
2022/2023?
E. Tujuan Penelitian
14
Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan Proses dn Strategi, ( Jakarta, Angkasa, 1982), Hal. 39.
10
Suatu penelitian adalah mengumpulkan data yang dapat menimbulkan
ide-ide baru seperti yang dikatakan oleh J. Suprapto yakni “Penelitian adalah
semula dalam tujuannya yang lain untuk menentukan ide-ide dalam menganalisa
atau membahas suatu permasalahan”.15 Oleh sebab itu, maka peneliti membuat
F. Manfaat Penelitian
dengan tujuan agar lebih mahir meneliti, tetapi karena ingin menyumbangkan
hasil yang diteliti untuk kemajuan ilmu pengetahuan, peningkatan efektifitas kerja
dan keinginan untuk sesuatu dari suatu penelitian agar lebih berkembang dan
mengalami kemajuan”.16 Hal ini berarti kegunaan penelitian tersebut bukan hanya
terletak pada teori saja tetapi dalam hal yang nyata secara prakteknya dilapangan.
serta bagi lingkungan pendidikan secara umum. Oleh karena itu, penelitian yang
J. Suprapto, Metode Penelitian Research, (Jakarta, Lembaga Fakultas Ekonomi UI, 1087),
15
Hal.19
Aksara,1989),Hal. 24
11
1. Manfaat Teoritis
2022/2023
2. Secara Praktis
penelitian selanjutnya.
BAB II
12
A. Tinjauan Teoritis
Sedangkan Djamarah dalam Ondi Saondi dan Aris Suherman menyatakan bahwa
guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran
pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang
tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia
18
Ondi, Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010),
hal, 2
19
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), hal, 39
13
jenjang pendidikan sekolah yang memiliki tugas mendidik, mengajar,
“Keteladanan” dasar katanya “teladan” yaitu : “(Perbuatan atau barang dsb,) yang
patut ditiru dan dicontoh”. Oleh karena itu “keteladanan” adalah hal-hal yang
Tanpa keteladanan proses pendidikan ibarat jasad tanpa ruh. Menurut ahli-ahli
psikologi adalah dalam menentukan jenis materi pembelajaran apa yang terbaik
untuk melatih membantu atau mengembangkan otak . 20. Memberikan teladan atau
contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini
pendidiknya. Ini dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di
timur.
Secara psikologis, pelajar memang senang meniru tidak saja hal yang baik,
tetapi juga yang tidak baik. Konsep teladan ini sudah diberikan dengan cara Allah
mengutus Nabi Saw. Untuk menjadi panutan yang baik bagi umat Islam sepanjang
sejarah dan bagi semua manusia disetiap masa dan tempat. Beliau bagikan lampu
terang dan bulan petunjuk jalan. Keteladanan ini harus senantiasa dipupuk,
dipelihara, dan dijaga oleh para pengemban risalah. Jadi yang dimaksud
14
keteladanan adalah suatu tingkah laku, sifat atau cara berfikir yang dapat ditiru
atau dicontoh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
lokasi penelitian ini adalah karena lokasi penelitian yang dimaksud juga
B. Metode Penelitian
kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode peneitian
deskriptif ini dilakukan dengan analisa kuantitatif. Pelaksanaan metode juga juga
tidak hanya sampai kepada pengumpulan data, tetapi juga meliputi analisa
interpretasi tentang arti data yang pada akhirnya akan menarik kesimpulan tentang
yang ada pada objek penelitian sehingga data dapat diperoleh lewat metode ini
mendapat jawaban dari perumusan masalah yang telah diajukan pada bagian
pendahuluan.
1. Populasi
21
Suharmi Arikunto, Prosedur Peneitian ED Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)Hal. 213
16
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
terdiri dari 4 kelas dan sehingga total jumlah populasinya adalah 125 siswa.23
Tabel 3.1
No Kelas Jumlah
1 X Pis-1 30 Orang
2 X Pis-2 28 Orang
3 X Pis-3 25 Orang
4 X Pis-4 20 Orang
22
Ibid, Suharmi Arikunto. Hal 130
23
Tata Usaha SMA Negeri 4 Pematangsiantar. 2019
17
5 X Pis-5 30 Orang
2. Sampel
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya kurang besar dapat diambil
dalam penelitian ini adalah siswa yang beragama Kristen yang diambil 25%
24
Ibid, Suharmi Arikunto. Hal 134
18
Random artinya menganggap semua objek memiliki hak yang sama memperoleh
1. Angket (kuesioner)
jawaban yang terdapat dalam opsion yang telah disediakan. Dengan demikian sifat
angket yang diedarkan dalam angket ini adalah angket tertutup. Data yang
disaring melalui angket adalah data tentang latar belakang. Penggunaan angket
skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap Likert. Skala sikap dalam
penelitian ini terdiri dari 25 pernyataan dengan jawaban sebanyak empat. Masing-
SS (Sangat Setuju)
S (Setuju)
TS (Tidak Setuju)
19
Tabel 3.2
Skor
Jawaban
Positif Negatif
Setuju (S) 3 2
negatif merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif yang tidak
Yaitu bahwa untuk lengkapnya dalam memperoleh data dan informasi maka
25
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Hal. 48
20
nilai yang tercantum didalam raport yang dikeluarkan oleh Diknas sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Positif Negatif
21
Pengaruh Membimbing 1,2,4,5,6,7,8 3
bimbingan
Membantu 9,11,13,14,15,16, 10,12
konseling
Membina 17,18,19,20,21,22,23,
25
Tabel 3.4
Positif Negatif
kepribadian
Afektif 10,11,12,13,14,15,17,18,1 21
9,20
Psikomotorik 22,23,25 24
Ada dua variabel pada penelitian ini yaitu variabel bebas (Independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel
variabel terikat adalah hasil yang diharapkan setelah terjadi modifikasi pada
22
variabel bebas. Dalam penelitian ini maka variabel-variabel didefenisikan sebagai
berikut:
guru dalam membimbing siswa agar dapat terlepas dari masalah pribadi
siswa yang membuat siswa merasa terbeban akan masalah yang dia
hadapi.
seseorang yang dilakukan oleh guru kepada siswa atau siswi agar
mengalami perubahan.
memiliki validitas yang rendah. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas
ukur, adalah dengan menggunakan teknik analisa Product Moment Carl Person: 27
n ∑ xy - ( ∑ x)( ∑ y )
r xy =
√ {( n. ∑ x ) - ( ∑ x) }{(n .∑ y ) - ( ∑ y)}
2 2 2 2
Dengan Keterangan :
23
∑xy = Jumlah Total Hasil Perkalian Antara Variabel Bebas Dan Terikat
∑y2
= Jumlah Kuadrat Skor Variabel Terikat
Uji ini dilakukan agar angket tersebut mempunyai taraf kepercayaan yang
tinggi sehingga dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas
24
( )( ∑ ai
)
2
n
r ii = 1 2
n−1 a t
n = Jumlah sampel
(Arikunto 1992:7):
Endugenus Variabel
X1 Y1
X2 X Y Y2
X3 Y3
25
Keterangan
X = Keteladanan Guru
XI = Membina
X2 = Membina
X3 = Membimbing
Y = Pertumbuhan Iman
Y1 =
Y2 =
Y3 =
1. Mendiskripsikan Data
yang berguna untuk memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih
mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian
yang dilakukan. Mendiskripsikan informasi dan responden ini ada dua macam.
26
Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan
gambaran nyata terhadap responden. Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif
atau ditransfer dalam bentuk angka maka cara mendiskripsikan data dapat
deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data agar
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh peneliti atau
dahulu dihitung besaran dari rata-rata skor (M) dan besar dari Standar Deviasi
Dimana : (M) =
M = Mean
28
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M,Sc,Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya;
1984) Hal 24-25
27
∑x = Jumlah skor total distibusi x
N = Jumlah responden
Dimana : SD =
SD = Standar Deviasi
N = Jumlah sample
A. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dapat digunakan untuk memeriksa apakah data dalam
variabel penelitian berdistubusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan
berdistribusi normal, bila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05. (Lampiran
14)
B. Uji Linearitas
28
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui Tujuan uji linieritas yaitu
untuk mengetahui apakah data dari variabel bebas memiliki hubungan yang linier
dengan variabel tergantung. Untuk uji linieritas digunakan F test dengan rumus
F reg = RK reg
RKres
Keterangan:
signifikansi 0,05 %. Jika harga F hitung < F table maka hubungan variabel X
dengan variabel Y dinyatakan liniear, sebaliknya jika harga F hitung > dari F table
Pada dasarnya Normalitas sebuah data dapat dikenali atau dideteksi dengan
melihat persebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik histogram dari
residualnya.
grafik histogramnya.
29
Hadi, metode penelitian Research jilid 3, 2004
29
2. Sebaliknya data dikatakan tidak berdistribusi normal, jika data
3. Uji Hipotesis
n ∑ xy - ( ∑ x)( ∑ y )
r xy=
√ {( n. ∑ x ) - ( ∑ x) }{(n.∑ y ) - ( ∑ y)}
2 2 2 2
Dengan keterangan:
Terikat
∑y2
= Jumlah Kuadrat Skor Variabel Terikat
30
Setelah diketahui rxy hasil perhitungan akan dikonsultasikan dengan tabel r
product moment. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima
Jika thitung > ttabel pada taraf signifikan 0.95% (a= 0,05) maka hipotesis dapat
31