You are on page 1of 18

RESUME

MATERI HUKUM PIDANA III

DISUSUN OLEH
ADITYO JIWOTOMO
2174 2010 33
LAPEMBA HUKUM SABTU

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


FAKULTAS HUKUM
2023
1.HUKUM PIDANA III
RESUME HUKUM PIDANA III
Hukum pidana bertujuan untuk menyatukan semua aturan hukum pidana dalam satu kitab undang-
undang agar terwujud sistematika hukum pidana yang mudah dipahami dan ditegakkan. Di Indonesia, kodifikasi
dan unifikasi hukum pidana diperlukan karena Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang ada saat ini
dianggap tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks.
Perkembangan masyarakat yang kompleks juga diikuti dengan munculnya kejahatan-kejahatan baru yang
membutuhkan aturan hukum yang baru. Karena belum terbentuknya KUHP yang baru, KUHP yang berlaku saat
ini dianggap sudah ketinggalan zaman dan banyak norma serta sanksi yang sudah tidak relevan lagi dengan
kebutuhan hukum masyarakat.
Dalam konteks politik hukum pidana, pembentukan undang-undang pidana khusus diperlukan untuk
mencegah kekosongan hukum pidana. Pembentukan undang-undang pidana khusus didasarkan pada politik
hukum pidana,yaitu usaha mewujudkan peraturan perundang-undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan
situasi pada suatu waktu dan masa yang akan datang.
Pembentukan undang-undang pidana khusus dapat dilakukan melalui berbagai metode pendekatan, antara lain:
1. Metode evolusioner: Perbaikan, penyempurnaan, dan amendemen terhadap peraturan-peraturan yang
sudah ada dalam KUHP.
2. Metode global: Pembuatan peraturan pidana tersendiri di luar KUHP, seperti Undang-Undang Tindak
Pidana Korupsi, Undang-Undang Lingkungan Hidup, dan sebagainya.
3. Metode kompromi: Penambahan bab tersendiri dalam KUHP mengenai tindak pidana tertentu, misalnya
tambahan Bab XXIX A dalam KUHP tentang Kejahatan Penerbangan dan Sarana/Prasarana Penerbangan.
Hukum pidana umum berlaku untuk setiap orang pada umumnya, sedangkan hukum pidana khusus
diperuntukkan bagi orang-orang tertentu atau mengatur delik-delik tertentu. Perbedaan antara keduanya
mencakup dasar hukum, kewenangan penyelidikan dan penyidikan, serta pengadilan yang berwenang
memeriksa perkara.

KESIMPULAN DARI MATERI HUKUM PIDANA III

Kesimpulannya, hukum pidana khusus memiliki karakteristik atau kekhususan tertentu, seperti
pengaturan elastis (ketentuan khusus), ancaman hukuman untuk percobaan dan bantuan melakukan tindak
pidana (penyimpangan), pengaturan tindak pidana kejahatan dan pelanggaran secara tersendiri (ketentuan
khusus), perluasan asas teritorial (ekstrateritorial) (penyimpangan/ketentuan khusus), dan penentuan subjek
hukum berdasarkan kriteriatertentu.
Karenanya kodifikasi dan unifikasi hukum pidana diperlukan untuk menyatukan semua aturan hukum
pidana dalam satu kitab undang-undang agar lebih mudah dipahami dan ditegakkan. Hal ini perlu dilakukan
karena Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang ada saat ini dianggap tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat yang semakin kompleks. Pembentukan undang-undang pidana khusus juga
diperlukan untuk mengatasi kekosongan hukum dan mengatur delik-delik tertentu. Perbedaan antara hukum
pidana umum dan hukum pidana khusus mencakup dasar hukum, kewenangan penyelidikan dan penyidikan,
serta pengadilan yang berwenang memeriksa perkara. Hukum pidana khusus memiliki karakteristik dan
kekhususan tertentu yang membedakannya dari hukum pidana umum.
2. Tindak Pidana Pencucian Uang(TPPU)
RESUME Tindak Pidana Pencucian Uang(TPPU)
Pencucian uang adalah praktik dimana uang yang diperoleh secara ilegal dari kegiatan kriminal
disamarkan sehingga terlihat legal. Terminologi ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1920 ketika
gangster menggunakan uang hasil kegiatan kriminal mereka untuk diinvestasikan dalam bisnis legal, dengan
tujuan mengubah asal-usul uang tersebut. Pencucian uang memiliki dampak merusak yang signifikan terhadap
sistemmoneter, ekonomi, dan kehidupan sosial.
Fenomena pencucian uang saat ini melibatkan penggunaan teknologi mutakhir dan bersifat transnasional.
Para pelaku kejahatan menggunakan berbagai metode seperti penggunaan jaringan internasional, sistem
perbankan yang kompleks, dan teknik pemalsuan identitas untuk menyembunyikan jejak uang ilegal mereka.
Di Indonesia, faktor-faktor seperti sistem devisa bebas dapat memicu kegiatan pencucian uang. Untuk mengatasi
masalah ini, Indonesia memiliki undang-undang khusus yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Undang-undang ini memberikan kerangka
hukum yang jelas dan tindakan tegas terhadap pelaku pencucian uang.
Di Indonesia, pencucian uang dapat disebabkan oleh faktor seperti kepatuhan terhadap sistem devisa
bebas. Meskipun sistem ini menarik investor global untuk berinvestasi, pencucian uang dapat memiliki
konsekuensi yang tidak diinginkan. Pencucian uang dianggap sebagai kejahatan yang menguntungkan namun
ilegal.
Undang-undang yang mengatur pencucian uang di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010. Pencucian uang dianggap sebagai kejahatan yang merdeka, di mana aset yang dianggap berasal dari tindak
pidana awal dikuasai oleh kelompok lain yang aliran dananya bersumber dari pelaku tindak pidana. Ancaman
pidana untuk pencucian uang termasuk pidana penjara dan denda yang tinggi.
Delik pencucian uang dikategorikan sebagai kejahatan kerah putih dan sering kali melibatkan individu dengan
sifat khusus. Pencucian uang berkembang dengan pola yang semakin canggih, sehingga sulit dideteksi dan
ditindak. Fenomena ini juga memiliki dampak internasional yang buruk terhadap keuangan nasional dan
internasional.
Pencucian uang dianggap sebagai kejahatan yang menguntungkan namun ilegal. Praktik ini merusak
integritassistem keuangan, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, dan mendistorsi pasar. Selain itu, uang hasil
kegiatankriminal yang dicuci juga dapat digunakan untuk mendanai aktivitas teroris, perdagangan narkotika, dan
kejahatan serius lainnya.
Untuk melawan pencucian uang, upaya penegakan hukum yang efektif, kerja sama internasional, dan
penggunaan teknologi canggih dalam pelacakan dan identifikasi transaksi mencurigakan menjadi sangatpenting.
Dengan mengatasi pencucian uang, masyarakat dapat memperkuat sistem keuangan, memelihara integritas
ekonomi, dan menjaga keamanan nasional.

KESIMPULAN Tindak Pidana Pencucian Uang(TPPU)


Pencucian uang adalah kejahatan transnasional yang merusak, di mana uang ilegal disamarkan
menjadi terlihat legal. Fenomena ini memiliki dampak negatif terhadap sistem keuangan dan sosial. Di
Indonesia, undang-undang telah dibuat untuk mencegah dan memberantas pencucian uang. Pencucian
uang dapat menyebabkan kerusakan ekonomi dan digunakan untuk mendanai kegiatan kriminal. Upaya
penegakan hukum, kerja sama internasional, dan penggunaan teknologi canggih diperlukan dalam
melawan pencucianuang. Mengatasi masalah ini akan memperkuat sistem keuangan dan menjaga
keamanan nasional.
3.TINDAK PIDANA NARKOBA

RESUME TINDAK PIDANA NARKOBA


Materi ini membahas tentang tindak pidana narkotika di Indonesia. Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika menjadi dasar hukum untuk mengendalikan dan melarang penggunaan narkotika.
Pemerintah Indonesia serius dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika dengan sanksi yang
berat, termasuk hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkotika dalam jumlah tertentu.
Definisi narkotika menurut undang-undang dan para ahli mengacu pada sifat zat atau obat yang dapat
mengubah pikiran, suasana hati, perilaku, serta menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Sejarah
narkotika di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda dan penyalahgunaan narkotika semakin
meningkat saat masa penjajahan Jepang.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang, membentuk Badan
Narkotika Nasional (BNN), dan menjadi anggota konvensi internasional dalam upaya mengendalikan peredaran
narkotika. Namun, peredaran narkotika masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Materi ini juga menjelaskan sanksi pidana yang diberikan bagi pelaku tindak pidana narkotika, baik untuk
narkotika golongan I, II, maupun III. Sanksi tersebut meliputi penjara dengan berbagai rentang waktu sertadenda
yang harus dibayar. Selain itu, peran perantara narkotika juga dicantumkan dalam undang-undang dengan sanksi
yang belum dijelaskan secara khusus.
Pemerintah terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pengendalian narkotika melalui
penegakan hukum yang lebih kuat dan kampanye edukasi untuk pencegahan penggunaan narkotika.
Secara keseluruhan, materi ini memberikan gambaran tentang aturan hukum dan sanksi pidana terkait tindak
pidana narkotika di Indonesia, serta upaya pemerintah dalam mengendalikan peredaran dan penyalahgunaan
narkotika.

KESIMPULAN TINDAK PIDANA NARKOBA

Kesimpulanya tentang tindak pidana narkotika di Indonesia ada didalam Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika menjadi dasar hukum untuk mengendalikan dan melarang penggunaan narkotika.
Pemerintah Indonesia serius dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika dengan sanksi yang
berat, termasuk hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkotika dalam jumlah tertentu.
Pemerintah terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pengendalian narkotika
melalui penegakan hukum yang lebih kuat dan kampanye edukasi untuk pencegahan penggunaan narkotika.
Secara keseluruhan, materi ini memberikan gambaran tentang aturan hukum dan sanksi pidana terkait tindak
pidana narkotika di Indonesia, serta upaya pemerintah dalam mengendalikan peredaran dan penyalahgunaan
narkotika.
4. TINDAK PIDANA TERORISME

RESUME TINDAK PIDANA TERORISME


Kutipan yang membahas tentang tindak pidana terorisme di Indonesia dan upaya pemerintah dalam
menanggulanginya. Analisis menyoroti bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
mengatur terorisme sebagaitindak pidana yang menggunakan kekerasan atau ancaman untuk menimbulkan teror
atau ketakutan yang meluas. Undang-undang menetapkan hukuman seperti penjara, hukuman mati, dan
pencabutan paspor dan hak lintas batas. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah lembaga
pemerintah yang bertanggung jawabuntuk melaksanakan kebijakan dan program penanggulangan terorisme.
DKPT dibentuk pasca bom Bali tahun 2002, dan BNPT dibentuk tahun 2010 melalui Perpres No 46 Tahun 2010.
Kasus tersebut melibatkan individu yang mengikuti pelatihan militer bersenjata di Aceh tanpa izin, yang
mengakibatkan hukuman penjara 5 tahun 6bulan.
KESIMPULAN TINDAK PIDANA TERORISME
Berdasarkan kutipan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa analisis membahas isu terorisme di Indonesia dan
kerangka hukum yang ada untuk memeranginya. Terorisme didefinisikan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 sebagai penggunaan kekerasan atau ancaman yang disengaja untuk menciptakan
teror atau ketakutan yang meluas, dengan ancaman hukuman penjara hingga hukuman mati. Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 untuk
mengoordinasikan upaya penanggulangan terorisme . Kasus tersebut melibatkan oknum-oknum yang mengikuti
pelatihan militer bersenjata di Aceh tanpa izin, sehingga terjadi bentrok dengan polisi dan menimbulkan
ketakutan di kalangan penduduk setempat. Secara keseluruhan, materi tersebut memberikan informasi tentang
kerangka hukum dan upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk memerangi terorisme.
[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018.
[2] Ketua DKPT. Pada Rapat Kerja antara Komisi I DPR dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan pada tanggal 31 Agustus 2009 DPR memutuskan merekomendasikan: Mendukung upaya Pemerintah
dalam menanggulangi dan terorisme memberantas. Berdasarkan rekomendasi Komisi I DPR tersebut dan asesmen
terhadap terorisme terorisme, maka pada tanggal 16 Juli 2010 Presiden RI menerbitkan Peraturan Presiden Nomor
46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan mengangkat Irjen Pol (Purn) Drs,
Ansyaad Mbai, M.M. sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Keputusan Presiden Nomor
121/M.Tahun 2010).
[3] Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, "Putusan No. 167 PK/Pid.Sus/2013".
[4] Hukum Online, "Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018".
[5] Putusan No. 167 PK/Pid.Sus/2013.
5.TINDAK PIDANA LALU LINTAS

RESUME TINDAK PIDANA LALU LINTAS


Materi yang diberikan membahas masalah pelanggaran lalu lintas di Indonesia dan akibat hukum bagi
pelanggar.Ini menyoroti bahwa pelanggaran lalu lintas, atau pelanggaran lalu lintas, adalah kasus terbesar yang
ditanganioleh pengadilan . Materinya juga menyebutkan putusan pengadilan khusus, seperti kasus Bagus yang
melanggarPasal 308 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa pelanggaran lalu lintas adalah tindakan yang bertentangan dengan peraturan dan
undang- undang yang berkaitan dengan lalu lintas. Pengertian lalu lintas menurut UU No. 22 Tahun 2009 adalah
pergerakan kendaraan dan orang dalam ruang lalu lintas .Materi tersebut menekankan pentingnya menjaga
ketertiban berlalu lintas sebagai cerminan disiplin kebangsaan dan tanggung jawab setiap individu untuk
berkontribusi di dalamnya. Peran hakim dalam mengeluarkan putusan juga disebutkan, karena mereka
berwenang untuk menyelesaikan kasus dan perselisihan antara para pihak . Secara keseluruhan, materi tersebut
memberikan gambaran tentang pengertian dan makna pelanggaran lalu lintas di Indonesia, serta akibat hukum
bagi pelanggarnya.
Sekretariat Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jakarta. 2012. Putusan Pelanggaran lalu lintas
Pengadilan Negeri Surakarta No. Daftar Perkara 025207 atas nama pelanggar Bagus melanggar Pasal 308
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Poerwadarminta. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1993. Pengertian lalu lintas menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan AngkutanJalan.

KESIMPULAN TINDAK PIDANA LALU LINTAS


Berdasarkan materi yang diberikan dapat disimpulkan bahwa pelanggaran lalu lintas merupakan jenis
perkara terbanyak yang ditangani oleh pengadilan di Indonesia. Materi tersebut juga menyoroti putusan
pengadilan tertentu, seperti kasus Bagus yang melanggar Pasal 308 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan . Pelanggaran lalu lintas didefinisikan sebagai tindakan yang
bertentangan dengan peraturan dan undang-undang yang berkaitan dengan lalu lintas . Menjaga ketertiban lalu
lintas dipandang sebagai cerminan disiplin nasional, dan merupakan tanggung jawab setiap individu untuk
berkontribusi di dalamnya . Hakim memainkan peran penting dalam mengeluarkan putusan untuk
menyelesaikan kasus dan perselisihan antara para pihak . Secara keseluruhan, materi tersebut memberikan
gambaran tentang pengertian dan makna pelanggaran lalu lintas di Indonesia, serta akibat hukum bagi
pelanggarnya.
Sekretariat Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jakarta. 2012. Putusan Pelanggaran lalu lintas
Pengadilan Negeri Surakarta No. Daftar Perkara 025207 atas nama pelanggar Bagus melanggar Pasal 308
Undang-UndangNo. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Poerwadarminta. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1993. Ramdlon Naning, Menggairahkan Kesadaran Hukum
Masyarakat dan Disiplin Penegak Hukum dalam Lalu Lintas, Bina Ilmu, Surabaya, 1983.
6.TINDAK PIDANA PERDAGANG

RESUME PIDANA PERDAGANGAN


Materi ini membahas masalah perdagangan manusia di Indonesia, menyoroti kasus khusus seorang ibu
rumah tangga yang ditangkap dan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta atas keterlibatannya
dalam perdagangan manusia. Pasal tersebut juga menyebutkan adanya perdagangan manusia di Indonesia sejak
zaman feodal, dengan perempuan dieksploitasi sebagai bagian dari sistem pemerintahan feodal. Modus
perdagangan manusia saat ini termasuk pengiriman pekerja migran Indonesia yang tidak berdokumen,
menempatkan individu dalam pekerjaan untuk eksploitasi seksual, pernikahan sementara, pernikahan
internasional melalui perintah, merekrut anak-anak sebagai pekerja di anjungan penangkapan ikan, jual beli organ
dan adopsi bayi secara ilegal.
Undang-undang Indonesia No. 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Manusia mengkriminalkan
perdagangan manusia dan memberikan hukuman bagi pelakunya. Artikel ini juga membahas peran lembaga
pemerintah dalam menangani kasus perdagangan manusia dan menentukan lembaga yang bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, analisis tersebut menekankan perlunya langkah-langkah komprehensif untuk memerangi
perdagangan manusia di Indonesia, termasuk pencegahan, penindakan, dan perlindungan korban, serta
kerjasama internasional. Dari segi upaya hukum, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan untuk
mencegah dan memberantas perdagangan manusia. Salah satunya adalah Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun
2021 yang mengubah PeraturanPresiden Nomor 69 Tahun 2008 tentang Satgas Pencegahan dan Penanganan
Perdagangan Manusia.

KESIMPULAN PIDANA PERDAGANGAN


Kesimpulannya, analisis menyoroti isu perdagangan manusia di Indonesia, dengan menggunakan kasus
tertentu sebagai contoh. Ini menekankan konteks sejarah perdagangan manusia di negara ini, sejak era feodal.
Analisis inijuga membahas langkah-langkah hukum untuk memerangi perdagangan manusia, seperti UU No. 21
Tahun 2007tentang Perdagangan Manusia. Namun, terlepas dari upaya tersebut, perdagangan manusia tetap
menjadi tantangan yang signifikan di Indonesia. Analisis tersebut menggarisbawahi perlunya langkah-langkah
komprehensif, termasuk pencegahan, penindakan, dan perlindungan korban, serta kerja sama internasional, untuk
secara efektif menangani masalah perdagangan manusia di Indonesia.
7.TINDAK PIDANA IMIGRASI

RESUME MATERI TINDAK PIDANA IMIGRASI


Tindak pidana imigrasi adalah pelanggaran terhadap hukum imigrasi yang meliputi perpindahan
pendudukdari suatu negara ke negara lain. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 mengatur tentang keimigrasian
di Indonesia. Beberapa pasal dalam undang-undang tersebut mengatur tentang tindak pidana imigrasi, seperti
pemalsuan dokumen imigrasi dan penyembunyian orang asing secara ilegal. Direktorat Jenderal Imigrasi
merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan keimigrasian di Indonesia.

KESIMPULAN DARI MATERI PIDANA IMIGRASI


Maka dapat disimpulkan bahwa keimigrasian diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun2011 tentang
Keimigrasian. Direktorat Jenderal Imigrasi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
keimigrasian di Indonesia. Terdapat beberapa tindak pidana imigrasi yang diatur dalamundang-undang tersebut,
seperti pemalsuan dokumen imigrasi dan penyembunyian orang asing secara ilegal . Dalam putusan pengadilan
terkait kasus keimigrasian, terdapat hukuman penjara yang dijatuhkan kepada pelaku yang terbukti melakukan
tindak pidana imigrasi.
8.TINDAK PIDANA KDRT

RESUME MATERI TINDAK PIDANA KDRT


Komnas Perempuan adalah lembaga yang berperan dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan
danperlindungan HAM perempuan di Indonesia. Mereka melakukan pengkajian, pemantauan, dan memberikan
saran kepada pemerintah terkait isu-isu perempuan. Dalam undang-undang, tindak pidana kekerasan fisik,
kekerasan psikis, dan kekerasan seksual dalam rumah tangga merupakan delik aduan. Dalam persidangan,
keterangan seorang saksi korban saja sudah cukup untuk pembuktian bahwa terdakwa bersalah, asalkan
didukung oleh alat bukti yang kuat dan sah.
Undang-undang No. 23 tahun 2004 mengatur tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) yang dapat dikenakan pidana penjara dan denda. Putusan pengadilan terkait kasus KDRT menunjukkan
bahwa pelaku dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara.

KESIMPULAN MATERI TINDAK PIDANA KDRT


Komnas Perempuan adalah lembaga yang berperan dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan
danperlindungan HAM perempuan di Indonesia. Mereka melakukan pengkajian, pemantauan, dan memberikan
saran kepada pemerintah terkait isu-isu perempuan. Undang-undang No. 23 tahun 2004 mengatur tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dapat dikenakan pidana penjara dan denda.. Putusan
pengadilan terkait kasus KDRT menunjukkan bahwa pelaku dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara.
9.TINDAK PIDANA PEMILU

RESUME MATERI TINDAK PIDANA PEMILU


Materinya membahas berbagai aspek tindak pidana yang berkaitan dengan pemilu di Indonesia. Ini
menyoroti pasal- pasal tertentu dari undang-undang yang menguraikan hukuman untuk berbagai pelanggaran.
Serta juga membahas mengenai sistem pemilu Indonesia, khususnya yang berfokus pada peran dan tanggung
jawab berbagai lembaga terkait pemilu dan konsekuensi dari pelanggaran undang-undang pemilu. Materinya
meliputi detail tentang Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP) yang bertugas menangani
pelanggaran kode etik pemilu.
Salah satu pelanggaran tersebut adalah dengan sengaja memberikan informasi palsu dalam laporan dana
kampanye, yang diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000.
Pelanggaran lainnya adalah menghalang-halangi atau mengganggu proses kampanye pemilu, yang dapat
mengakibatkan hukuman penjara paling lama satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000. Materi
tersebut juga menyebutkan larangan melakukan kampanye pemilu di luar jadwal yang telah ditentukan, yang
dapat diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000.
Selanjutnya, materi tersebut membahas tanggung jawab berbagai panitia pemilihan, seperti Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Komite-komite ini bertanggung jawab untuk mengatur dan
menyelenggarakan pemilu di berbagai tingkatan.
Materi tersebut juga menyebutkan peran Pengawas Pemilu dalam mengawasi proses pemilu dan
penanganan pengaduandan pelanggaran. Selain itu, memberikan gambaran tentang Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang merupakan komisi pemilihan umum nasional yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
pemilihan umum di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Singkatnya, materi ini memberikan informasi tentang berbagai tindak pidana terkait pemilu di Indonesia,
hukuman ataspelanggaran tersebut, serta peran dan tanggung jawab berbagai lembaga terkait pemilu.

KESIMPULAN MATERI TINDAK PIDANA PEMILU


Dalam materi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tindak pidana pemilu di Indonesia memiliki
konsekuensi hukuman yang tegas. Beberapa tindak pidana yang disebutkan antara lain memberikan informasi
palsu dalam laporan dana kampanye, menghalangi atau mengganggu proses kampanye, dan melakukan
pencoblosan dengan menggunakan surat suara orang lain. Pelanggaran-pelanggaran ini dapat mengakibatkan
pidana penjara dan denda yang signifikan.
10. PIDANA PORNOGRAFI

RESUME MATERI PIDANA PORNOGRAFI


Penelitian ini menganalisis efektivitas penerapan hukuman pidana khusus pornografi dalam menanggulangi
konten pornografi di media sosial. Evaluasi terhadap efektivitas hukuman pidana tersebut menunjukkan bahwa
masih kurang efektif dalam menangani masalah tersebut. Penelitian ini membahas seberapa sering hukuman
pidana diterapkan, evaluasi efektivitasnya, pengaruhnya terhadap perilaku pengguna media sosial, dan
dampaknya terhadap lingkungan sosial. Artikel ini juga membahas definisi pornografi, sejarahnya, undang-
undang terkait di Indonesia dan Amerika Serikat, serta tindak pidana yang terkait. Putusan pengadilan terkait
tindak pidana pornografi juga disebutkan dalam artikel ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam menentukan kebijakan untuk mengatasi konten pornografidi media sosial.

KESIMPULAN MATERI PIDANA PORNOGRAFI


Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa penerapan hukuman pidana khusus pornografi masih kurang
efektif dalam menanggulangi konten pornografi di media sosial. Meskipun terdapat undang-undang yang
mengaturtindak pidana terkait pornografi dan lembaga terkait yang bertugas menangani kasus tersebut, masih
terdapat tantangan dalam mengidentifikasi dan memproses pelaku pelanggaran. Selain itu, masih terdapat
perdebatan terkait efektivitas sanksi pidana khusus pornografi dalam menanggulangi konten pornografi dimedia
sosial. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
penerapan hukuman pidana khusus pornografi dalam menanggulangi konten pornografi di media sosial.
Beberapa lembaga terkait yang terlibat dalam penanganan tindak pidana pornografi adalah kepolisian,
kejaksaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Narkotika Nasional, Badan sensor dan Komisi
Perlindungan Anak Indonesia. Masing-masing lembaga memiliki peran dan tanggung jawab dalam menangani
kasus pornografi, memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam hal ini keluarga yang merupakan garis
pertahanan terakhir dalam membatasi ruang gerak pornografi, melakukan pengawasan terhadap konten di media
sosial yang dikonsumsi, serta melindungi anak dari kekerasan dan pornografi.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi mengatur beberapa tindak pidana terkait
pornografi, seperti produksi, penggandaan, penyimpanan, distribusi, dan pemuatan pornografi. Pelaku tindak
pidana tersebut dapat dikenakan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam putusan pengadilan terkait tindak pidana pornografi, terdakwa Rizal Khabibulloh Als Dwi Bin Sunaryo
dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana penjara selama 1 tahun.
11. PERLINDUNGAN ANAK

RESUME TERKAIT MATERI PERLINGUNGAN ANAK


Dalam materi tersebut, disebutkan bahwa Tindak Pidana Perlindungan Anak adalah tindakan kekerasan
terhadap anak yang dilarang dan dapat dijerat dengan pidana penjara dan/atau denda. Undang-Undang Nomor35
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menjadi dasar hukum dalam hal ini. Perlindungan anak adalah kegiatan
yang menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi dengan sebaik-baiknya.
Dalam kasus Putusan Nomor 50/Pid.Sus/2020/PN.Jpa, terdakwa Iriyanto Bin Palun Marto Suwito (alm)
dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan dan memaksa anak untuk melakukan perbuatan cabul
terhadap anak korban. Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 5 tahun dan denda sejumlah Rp.100.000.000,00.
Jika denda tidak dibayar, terdakwa akan menjalani pidana kurungan selama 3 bulan. Terdakwa juga diwajibkan
membayar biaya perkara sejumlah Rp.5.000,00.
Kejadian terjadi pada tanggal 12 Januari 2020, dimana terdakwa mengajak anak korban ke beberapa
tempat seperti alun-alun Ijepara, taman gajah, dan Toilet GBK. Di Toilet GBK, terdakwa memaksa anak korban
membuka pakaiannya dan melakukan tindakan cabul. Anak korban mencoba melawan, tetapi tidak berhasil.
Setelah itu, terdakwa dan anak korban mandi dan memakai pakaian masing-masing. Terdakwa kemudian
mengantar anak korban pulang dan memberikan uang sebesar Rp11.000,00.
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam
pembinaan anak didik pemasayarakatan. LPKA didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan,
seperti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasarakatan, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,
dan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. LPKA
memiliki tugas melaksanakan pembinaan anak didik, termasuk dalam hal pendidikan, pengasuhan.

KESIMPULAN TERKAIT MATERI PERLINDUNGAN ANAK


Dalam kesimpulannya, tindak pidana kekerasan terhadap anak merupakan pelanggaran yang dilarang
dan dapat dijerat dengan pidana penjara dan/atau denda. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak menjadi dasar hukum dalam hal ini. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan
Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) bertugas mengawasi dan melindungi anak-anak
dari kekerasan. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) bertanggung jawab dalam pembinaan anak didik
pemasayarakatan. LPKA didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasarakatan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak. LPKA memiliki tugas melaksanakan pembinaan anak didik, termasuk dalam hal
pendidikan, pengasuhan, pengentasan, pelatihan keterampilan, dan layanan informasi.
12. TPI ITE
RESUME MATERI TPI ITE
Materi terkait dalam UU ITE adalah pengaturan mengenai pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi. UU ITE mengatur perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan
komputer, dan media elektronik lainnya. Materi tersebut mencakup pengaturan mengenai kriminalisasi dan
interpretasi norma-norma. Terdapat beberapa lembaga terkait UU ITE, antara lain Kementerian Komunikasidan
Informatika, Kepolisian Negara Republik Indonesia, ID-CERT, ID-SIRT II/CC, dan Pengelola Nama Domain
Internet Indonesia (PANDI). Terdapat juga putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia terkaitpelanggaran
UU ITE.
KESIMPULAN DARI MATERI TPI ITE
Materi terkait dalam UU ITE mencakup pengaturan mengenai pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, termasuk perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer,
dan media elektronik lainnya. UU ITE juga mencakup pengaturan mengenai kriminalisasi dan interpretasi
norma-norma. Terdapat beberapa lembaga terkait UU ITE, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, ID-CERT, ID-SIRT II/CC, dan Pengelola Nama Domain Internet
Indonesia (PANDI). Terdapat juga putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia terkaitpelanggaran UU ITE.
13 TINDAK PIDANA CYBERSCRIME

RESUME TERKAIT MATERI


Resume terkait materi tersebut menjelaskan dengan ringkas dan jelas mengenai cybercrime. Materi
tersebutmencakup definisi informasi elektronik dan dokumen elektronik, serta bentuk-bentuk cybercrime yang
umum dikenal seperti illegal access, data interference, system interference, illegal interception, misuse of
devices, pemalsuan, dan penipuan.
Materi juga menjelaskan bahwa cybercrime merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat
dihukum. Beberapa contoh kasus cybercrime yang sering terjadi adalah penipuan online, pencurianidentitas,
malware dan virus komputer, pembajakan, dan pencurian data.
Analisa tersebut juga menyebutkan bahwa untuk suatu tindakan dapat dianggap sebagai cybercrime,
harusada larangan atau kewajiban yang diatur dalam undang-undang, serta memenuhi semua unsur delik yang
dirumuskan dalam undang-undang.
Secara keseluruhan, analisa tersebut memberikan pemahaman yang jelas dan ringkas mengenai
cybercrime,termasuk definisi, bentuk-bentuk, dan sifat melanggar hukum dari tindakan tersebut.

KESIMPULAN
Kesimpulan terkait materi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Materi menjelaskan dengan jelas dan ringkas mengenai cybercrime, termasuk definisi informasi elektronik
dan dokumen elektronik .
2. Bentuk-bentuk cybercrime yang umum dikenal seperti illegal access, data interference, system interference,
illegal interception, misuse of devices, pemalsuan, dan penipuan juga dijelaskan dengan baik .
3. Cybercrime merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat dihukum .
4. Contoh kasus cybercrime yang sering terjadi meliputi penipuan online, pencurian identitas, malware dan
virus komputer, pembajakan, dan pencurian data .
5. Untuk suatu tindakan dapat dianggap sebagai cybercrime, harus ada larangan atau kewajiban yang diatur
dalam undang-undang, serta memenuhi semua unsur delik yang dirumuskan dalam undang-undang .
Dengan demikian, materi tersebut memberikan pemahaman yang jelas dan ringkas mengenai cybercrime,
termasuk definisi, bentuk-bentuk, dan sifat melanggar hukum dari tindakan tersebut .
14.LINGKUNGAN HIDUP

Resume materi terkait


Menyoroti kewenangan dan tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam
menyelidiki dan menangani kejahatan lingkungan di Indonesia. Kementerian berwenang melakukan
pemeriksaan, meminta keterangan dan barang bukti, memeriksa catatan, melakukan pemeriksaan, menyita
barang, meminta bantuan ahli, memasukitempat-tempat tertentu, melakukan penggeledahan, serta menangkap
dan menahan pelaku kejahatan lingkungan hidup
Materi tersebut menjelaskan tentang tindak pidana lingkungan hidup yang diatur dalamUndang-Undang
No. 32 Tahun 2009 di Indonesia. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan mahluk hidup yang mempengaruhi alam dan kesejahteraan manusia. Undang-Undang ini
menguatkan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan tata kelola pemerintahan yang
baik. Tindak pidanalingkungan hidup termasuk perbuatan yang melampaui baku mutu air, baku mutu air laut,
ataukriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Pelaksanaan urusan lingkungan hidup dan kehutanan dilakukan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kasus yang dijelaskan melibatkan terdakwa yang
melakukan pembukaan lahan dengan membakar dan memotong kayu. Mereka ditangkap oleh petugas kepolisian
dan dijatuhi hukuman penjara dan denda.

Kesimpulan Materi
Materi tersebut menjelaskan tentang tindak pidana lingkungan hidup di Indonesia yang diatur dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009. Pelaksanaan kebijakan lingkungan hidup dan kehutanan dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kasus yang dijelaskan melibatkan terdakwa yang melakukan
pembukaan lahan dengan membakar dan memotong kayu. Mereka ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara dan
denda . Undang-Undangtersebut menetapkan pidana penjara dan denda bagi pelaku tindak pidana lingkungan
hidup, tergantung pada tingkat kerusakan dan dampak yang ditimbulkan . Kesimpulannya, materi ini
menggambarkan pentingnya perlindungan lingkungan hidup dan peran pemerintah dalam menegakkan hukum
terkait tindak pidana lingkungan hidup di Indonesia .

You might also like