Professional Documents
Culture Documents
Hukum Pidana 3
Hukum Pidana 3
DISUSUN OLEH
ADITYO JIWOTOMO
2174 2010 33
LAPEMBA HUKUM SABTU
Kesimpulannya, hukum pidana khusus memiliki karakteristik atau kekhususan tertentu, seperti
pengaturan elastis (ketentuan khusus), ancaman hukuman untuk percobaan dan bantuan melakukan tindak
pidana (penyimpangan), pengaturan tindak pidana kejahatan dan pelanggaran secara tersendiri (ketentuan
khusus), perluasan asas teritorial (ekstrateritorial) (penyimpangan/ketentuan khusus), dan penentuan subjek
hukum berdasarkan kriteriatertentu.
Karenanya kodifikasi dan unifikasi hukum pidana diperlukan untuk menyatukan semua aturan hukum
pidana dalam satu kitab undang-undang agar lebih mudah dipahami dan ditegakkan. Hal ini perlu dilakukan
karena Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang ada saat ini dianggap tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat yang semakin kompleks. Pembentukan undang-undang pidana khusus juga
diperlukan untuk mengatasi kekosongan hukum dan mengatur delik-delik tertentu. Perbedaan antara hukum
pidana umum dan hukum pidana khusus mencakup dasar hukum, kewenangan penyelidikan dan penyidikan,
serta pengadilan yang berwenang memeriksa perkara. Hukum pidana khusus memiliki karakteristik dan
kekhususan tertentu yang membedakannya dari hukum pidana umum.
2. Tindak Pidana Pencucian Uang(TPPU)
RESUME Tindak Pidana Pencucian Uang(TPPU)
Pencucian uang adalah praktik dimana uang yang diperoleh secara ilegal dari kegiatan kriminal
disamarkan sehingga terlihat legal. Terminologi ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1920 ketika
gangster menggunakan uang hasil kegiatan kriminal mereka untuk diinvestasikan dalam bisnis legal, dengan
tujuan mengubah asal-usul uang tersebut. Pencucian uang memiliki dampak merusak yang signifikan terhadap
sistemmoneter, ekonomi, dan kehidupan sosial.
Fenomena pencucian uang saat ini melibatkan penggunaan teknologi mutakhir dan bersifat transnasional.
Para pelaku kejahatan menggunakan berbagai metode seperti penggunaan jaringan internasional, sistem
perbankan yang kompleks, dan teknik pemalsuan identitas untuk menyembunyikan jejak uang ilegal mereka.
Di Indonesia, faktor-faktor seperti sistem devisa bebas dapat memicu kegiatan pencucian uang. Untuk mengatasi
masalah ini, Indonesia memiliki undang-undang khusus yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Undang-undang ini memberikan kerangka
hukum yang jelas dan tindakan tegas terhadap pelaku pencucian uang.
Di Indonesia, pencucian uang dapat disebabkan oleh faktor seperti kepatuhan terhadap sistem devisa
bebas. Meskipun sistem ini menarik investor global untuk berinvestasi, pencucian uang dapat memiliki
konsekuensi yang tidak diinginkan. Pencucian uang dianggap sebagai kejahatan yang menguntungkan namun
ilegal.
Undang-undang yang mengatur pencucian uang di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010. Pencucian uang dianggap sebagai kejahatan yang merdeka, di mana aset yang dianggap berasal dari tindak
pidana awal dikuasai oleh kelompok lain yang aliran dananya bersumber dari pelaku tindak pidana. Ancaman
pidana untuk pencucian uang termasuk pidana penjara dan denda yang tinggi.
Delik pencucian uang dikategorikan sebagai kejahatan kerah putih dan sering kali melibatkan individu dengan
sifat khusus. Pencucian uang berkembang dengan pola yang semakin canggih, sehingga sulit dideteksi dan
ditindak. Fenomena ini juga memiliki dampak internasional yang buruk terhadap keuangan nasional dan
internasional.
Pencucian uang dianggap sebagai kejahatan yang menguntungkan namun ilegal. Praktik ini merusak
integritassistem keuangan, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, dan mendistorsi pasar. Selain itu, uang hasil
kegiatankriminal yang dicuci juga dapat digunakan untuk mendanai aktivitas teroris, perdagangan narkotika, dan
kejahatan serius lainnya.
Untuk melawan pencucian uang, upaya penegakan hukum yang efektif, kerja sama internasional, dan
penggunaan teknologi canggih dalam pelacakan dan identifikasi transaksi mencurigakan menjadi sangatpenting.
Dengan mengatasi pencucian uang, masyarakat dapat memperkuat sistem keuangan, memelihara integritas
ekonomi, dan menjaga keamanan nasional.
Kesimpulanya tentang tindak pidana narkotika di Indonesia ada didalam Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika menjadi dasar hukum untuk mengendalikan dan melarang penggunaan narkotika.
Pemerintah Indonesia serius dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika dengan sanksi yang
berat, termasuk hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkotika dalam jumlah tertentu.
Pemerintah terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pengendalian narkotika
melalui penegakan hukum yang lebih kuat dan kampanye edukasi untuk pencegahan penggunaan narkotika.
Secara keseluruhan, materi ini memberikan gambaran tentang aturan hukum dan sanksi pidana terkait tindak
pidana narkotika di Indonesia, serta upaya pemerintah dalam mengendalikan peredaran dan penyalahgunaan
narkotika.
4. TINDAK PIDANA TERORISME
KESIMPULAN
Kesimpulan terkait materi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Materi menjelaskan dengan jelas dan ringkas mengenai cybercrime, termasuk definisi informasi elektronik
dan dokumen elektronik .
2. Bentuk-bentuk cybercrime yang umum dikenal seperti illegal access, data interference, system interference,
illegal interception, misuse of devices, pemalsuan, dan penipuan juga dijelaskan dengan baik .
3. Cybercrime merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat dihukum .
4. Contoh kasus cybercrime yang sering terjadi meliputi penipuan online, pencurian identitas, malware dan
virus komputer, pembajakan, dan pencurian data .
5. Untuk suatu tindakan dapat dianggap sebagai cybercrime, harus ada larangan atau kewajiban yang diatur
dalam undang-undang, serta memenuhi semua unsur delik yang dirumuskan dalam undang-undang .
Dengan demikian, materi tersebut memberikan pemahaman yang jelas dan ringkas mengenai cybercrime,
termasuk definisi, bentuk-bentuk, dan sifat melanggar hukum dari tindakan tersebut .
14.LINGKUNGAN HIDUP
Kesimpulan Materi
Materi tersebut menjelaskan tentang tindak pidana lingkungan hidup di Indonesia yang diatur dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009. Pelaksanaan kebijakan lingkungan hidup dan kehutanan dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kasus yang dijelaskan melibatkan terdakwa yang melakukan
pembukaan lahan dengan membakar dan memotong kayu. Mereka ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara dan
denda . Undang-Undangtersebut menetapkan pidana penjara dan denda bagi pelaku tindak pidana lingkungan
hidup, tergantung pada tingkat kerusakan dan dampak yang ditimbulkan . Kesimpulannya, materi ini
menggambarkan pentingnya perlindungan lingkungan hidup dan peran pemerintah dalam menegakkan hukum
terkait tindak pidana lingkungan hidup di Indonesia .