You are on page 1of 16

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


AKOMODASI PERHOTELAN

BAB VI
SAFETY, SECURITY, LOST AND FOUND

ADE JUWAEDAH
SLAMET WIDODO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB VI
SAFETY, SECURITY, LOST AND FOUND

A. KOMPETENSI INTI :
Menguasai Materi, struktur, konsep, pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
B. KOMPETENSI DASAR :
Mengelola safety, security, lost and found

C. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN

1. PENDAHULUAN
Tamu hotel dan seluruh karyawan yang ada di hotel harus merasa terjamin
akan keamanan dan keselamatan kerja di lingkungan hotel. Pihak manajemen
hotel memiliki kewajiban memberikan jaminan keselamatan dan “kesehatan” bagi
seluruh penguhi hotel pada saat operasional hotel. Oleh karena itu komitmen
dari pihak hotel terhadap keamanan hotel sangat berperan terhadap
keselamatan jiwa dan keselamatan seluruh aset property tamu dan hotel itu
sendiri. Safety akan terkait dengan manusia sementara security akan terkait
dengan benda yang menjadi aset pemiliknya.

Ada legaitas pertanggung jawaban pihak hotel dan safety dari tamu itu sendiri.
Pihak hotel memiliki kewajiban memberikan hak kepada tamu akan
keselamatan dalam menggunakan seluruh fasilitas yang ada di hotel. Informasi
terkait penggunaan seluruh aset hotel mudah diakses oleh tamu, mudah
dipelajari dan mudah diterapkan oleh tamu secara mandiri. Tamu memiliki hak
informasidari pihak hotel secara langsung atau melalui media informasi, misalnya
bagaimana menggunakan fasilitas yang ada di kamar mandi dalam kamarnya
masingmasing, agar terhindar dari kesalahan menggunakan yang berdampak
buruk pada keselamatan fisik dan nyawanya.

1
Sejak awal perjalanannya, tamu sebenarnya telah mempertimbangkan dan
memiliki rasa peduli terhadap keselamatan diri dan nyawanya. Oleh karena
itu pihak hotel memahami dan menanggapi dengan bijaksana dan sungguh
sungguh oleh pihak manajemen hotel beserta tim kerjanya. Untuk wujud
rasa peduli pihak hotel telah menetapkan perlindungan tamu dibawah hukum
yang berlaku dan mengoperasikan hotel dengan standar keamanan yang
terkontrol serta teruji oleh pihak lain yang berwenang memberikan sertifikat
keamanan untuk fisik dan jiwa manusia serta keamanan untuk property aset
tamu dan hotel. Pihak hotel akan menanggung berkurang risiko tanggung
jawabnya pada pihak tamu manakala sudah memberikan informasi sejak awal
terkait dengan bagaimana seharusnya tamu menggunakan seluruh fasilitas
yang ada di hotel secara rinci sebelum melakukan pembelian jasa produk
hotel. Pihak tamu juga akan tersadarkan bagaimana menjaga diri dan aset
benda kepemilikannya agar tetap aman dan terlindungi selama mereka ada
dalam bagungan gedung hotel serta sistem hospitality dimana dia menginap atau
berada di lingkungan hotel.

Sebagai contoh kecil, yang berdampak rasa aman dan selamat, bagaimana
pihak hotel mengantisipasi tamu dari tersesat ketika dia mau mengakses
kamarnya dengan menggunakan “Lift” atau eskalator, dengan memberikan
kunci terbatas yang dirancang hanya berguna untuk mengakses lantai ruangan
dimana kamar dia berada. Kunci itu pun hanya dirancang untuk membuka
kamar dengan nomor kamar yang dia sewa. Kunci dalam bentuk kartu plastik
berbarkode yang secara pribadi hanya bisa dipegang oleh tamu “pemiliki”
sewa kamar itu. Tamu dilarang menggunakan “Lift” untuk karyawan karena
alasan keamanan dari tamu itu sendiri. Tamu sebelum masuk ke kamar berhak
mempelajari bagaimana dia melakukan upaya antisipasi menyelamatkan
diri dan keluarganya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran
atau guncangan. Pihak hotel berkewajiban memberikan informasi secara
langsung atautidak langsung berkaitan dengan itu. Tamu di belajarkan
penyelamatan diri melalui media tayangan video misalnya saat tiba di loby

2
hotel, atau diberi brosur terkait dan diingatkan untuk dibaca sebelum dia
menginap. Apabila terlanjur tamu mengalami “kecelakaan” di dalam lingkungan
hotel, maka pihak hotel segera menangani kondisi tamu lebih jauhnya lagi bisa
memberikan konfensasi dalam bentuk lain. Tentu berdasarkan
penyelidikan yang seksama terhadap keadaan dan kondisi penyebab yang
tercakup sesuai kebijakan jaminan yang diberikan pihak hotel dengan
persyaratan tertentu yang telah diketahui atau disampaikan kepada tamu.
Untuk penanganan masalah safetyandsecurity, pihak hotel menyiapkan tim
khusus yang bekerja fokus pada bidang ini secara terorganisir. Pihak hotel
akan memberikan pelatihan khusus kepada tim ini agar berfungsi dalam
melaksanakan tugasnya.

2. SAFETY RESOURCES
Pasukan yang bertugas di bagian safetyandsecurity memiliki tanggung
jawab menguasai wilayah wilayah sumber pengaman baik dalam bentuk alat alat
yang sifatnya pribadi bagi tamu maupun yang sifatnya publik atau di
wilayah publik area dalam lingkungan hotel. Alat alat ini akan berbeda dari
satu hotel dengan hotel lainnya tergantung pada kebijakan manajemen dan
teknologi keselamatan serta keamanan yang diterapkan di masingmasing hotel.
Contohnya adalah :

a. RecodableLocks
Pada dewasa ini telah berkembang teknologi “kunci berkode” yang mudah
digunakan oleh tamu dari kalangan awam pun. Produk kunci sejenis ini
dibuat secara pabrikan menerapkan teknologi canggih yang dioperasikan
menggunakan system “laser” atau lainnya. Masingmasing kunci
diperangkati dengan system module control agar bisa membaca system
elektronik yang dipasangkan dengan kuncinya. Kalau bukan
pasangannya maka system modul akan menolak sehingga kunci tidak
berfungsi. Sampai sejauh ini model kunci ini dipandang masih aman dan
banyak digunakan Hotel. Hanya tamu hotel dan petugas hotel khusus yang

3
memegang kunci ini untuk kepentingan yang berbeda dan terjaga privacy
dari tamu hotel. Misalnya bagi petugas yang membereskan kamar tamu,
maka dia diberikan kewenangan memegang kunci kamar dibawah kendali
pihak manajemen. Tamu memiliki hak mampu menggunakan recodablelocks,
oleh karena itu diberikan “pelatihan sinngkat” dari pihak hotel bagaimana
menggunakannya sebelum tamu menginap. Recodablelocks harus bisa
”ditera ulang” sehingga tamu sebelumnya yang menginap di kamar yang
sama tidak akan membuat copy dari kunci untuk keamanan tamu berikutnya
yang menginap di kamar yang sama. Begitu pula untuk karyawan yang
bertugas membersihkan kamar yang sama sehingga akan terjamin keamanan
aset milik tamu dari kemungkinan pengutilan pihak yang tidak bertanggung
jawab.

b. Alarm System
Banyak industri perhotelan menggunakan system alarm untuk proteksi
keamanan penghuni hotel dan aset proverty milik tamu maupun milik
hotel. Bentuk alarm bisa berbunyi dan mudah dideteksi dengan indra
pendengar maupun yang tidak terdeteksi dengan indra pendengar misalnya
terdeteksi dengan indra penglihatan, atau sandi sandi tertentu yang mudah
teramati pihak petugas security. Benda yang menjadi media alarm telah
banyak dibuat secara pabrikan dari yang sederhana sampai yang tercanggih
hasil inovasi teknologidalam bidang ini. Audible alarm atau alarm yang
berbunyi banyak ditemukan dengan model bunyi-bunyi yang berbeda,mulai
dari yang nada ringan sedang sampai yang keras. Alat ini ditenggarai oleh
kekuatan secara elektik, photo electric ligh beams, seismic detector, infrared
beams, magnetic contacts, atau radio frequency (RF), yang ketika diaktivasi
akan menghasilkan bunyi atau tanda yang lain.

Alarm diklasifikasikan ke dalam “internal alarms dan Contactalarms”.


(Hayes, Ninemeiyer, 2003 halaman 306-312). Internal alarm adalah
system peringatan yang memiliki makna pemberitahuan untuk sebuah

4
kondisi tertentu di dalam lingkungan hotel atau area tertentu didalam hotel
manakala benda ini diaktifkan. Biasanya peringatan atas sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan pihak hotel yang hanya dipahami oleh
petugas hotel, bukan untuk kepentingan pihak tamu hotel. Kondisi
tertentu diterjemahkan sebagai suatu peristiwa yang dapat menjadi
ancaman bagi keselamatan nyawa dan atau keselamatan proverty yang
ada didalam lingkungan hotel. Sebagai contoh alarm jenis inidiaktifkan
untuk melindungi gudang wine di bagian food and beverage agar apabila
ada orang yang tidak bertanggungjawab masuk pada wilayah ini segera
terdeteksi oleh petugas yang diberi tanggung jawab, kemudian petugas
bisa segera mengirimkan tanda atau kode tertentu pada pihak yang
berwenang untuk segera menangani kasus yang terjadi di area itu.
Contoh lain misalnya untuk antisipasi penanganan kasus perampokan di
bagian front office dimana petugas FO segera membuat koneksi secepat
mungkin ke pihak kepolisian tanpa terdeteksi oleh pihak perampok, agar
penangan kasus atau pertolongan segera datang.

Pemeliharaan fungsi alarm harusdilakukan secara periodik walaupun tidak


tergunakan, agar memiliki kepastian bahwa alat itu dapat berfungsi
sebagaimana harusnya. Wilayah yang lazim dipasang alarm di area hotel
adalah:
1). Storage area
2). Hotel facilities seperti area Spa, Kolam renang dan area olah raga
kebugaran dalam ruang
3). Area bangunan bawah tanah atau ground
4). Area Front Desk
5). Area Cashier dan food and beverage stations
6). Area controller’soffice.

Alarm pengontrol kebakaran harus ada, merupakan kewajiban pihak


hotel yang ditetapkan secara hukum, sebagai persyaratan utama untuk

5
antisipasi keselamatan hotel dan penghuninya. Satu hal yang harus diwaspadai
adalah bagaimana upaya penyelamatan dan evakuasi yang aman manakala
dalam kasus yang tidak diharapkan terjadi kebakaran. Dalam kasus apabila
terjadi kebakaran, maka semua harus siaga karena posisi dalam keadaan
bahaya keselamatan sedang mengancam. Oleh karena itu ada petugas
khusus yang memiliki tugas di bagian sentral alarm segera
mengeluarkan tanda atau aktivasisystem sehingga segera menyebar dan
terbaca atau terdengar ke seluruh area namun terkendali tidak terjadi
kepanikan dari penghuni hotel saat itu. Sungguh tidak ternilai dengan
materi manakala system alarm ini mampu menyadarkan akan adanya
bahaya yang mengancam nyawadan fisik dari yang berkaitan. Oleh
karena itu alat tersebut harus dalam kondisi prima sepanjang waktu. System
alarm merupakan upaya ke arah safety and security pada usaha Hotel.

3. Surveillance System
Surveillance system atau sistem penjagaan memata-matai, atau pengawalan
yang digunakan oleh hotel untuk mendetekti gerak-gerik dari orang orang atau
benda yang dibawa orang, melalui rekamandengan alat, baik dalam bentuk suara
saja maupun dalam bentuk tiga dimensi. Alat untuk system ini dikenal dengan
nama closed–circuit-television (CCTV), atau ada dalam bentuk yang bernama
VCR. Pada CCTV pengawalan dengan kamera yang diproyeksikan melalui
televisi. CCTV dipasang di area yang dianggap strategis kemudian secara
otomatis akan membuat rekaman atas aktivitas yang terjadi selama
berfungsinya alat tersebut dan diaktifkan. Operator bertugas mengawasi layar
televisi untuk segera mendeteksi kegiatan atau kejadian yang mencurigakan
dan atau mengancam keselamatan, sehingga dalam waktu yang bersamaan dia
dapat melakukan upaya penanganan pertama yang efektif demi keselamatan
dan keamanan. CCTV tidak boleh di pasang di area yang sifatnya privacy bagi
tamu.

6
4. Emergency plans
Emergencyplans adalah bentuk kebijakan yang dibuat pihak manajmen dalam
wujud program antisipasi manakala terjadi hal yang tidak terduga akan
mengancam keselamatan nyawa, fisik dan properti dari penghuni hotel.
Contohnya bagaimana membuat standar operasional untuk menangani kasus
darurat ketika tiba tiba ada badai menyapu bangunan hotel dan penghuninya
sebagai sebuah bencana alam. Seluruh petugas hotel harus diberi pelatihan
dan kompeten untuk antisipasi dalam menangani kasus yang darurat. Emergency
plans biasanya dalam bentuk dokumen sebagai pedoman bagaimana menangani
kasus darurat yang mungkin saja terjadi, bisa karena bencana alam atau karena
perbuatan manusia/ rekayasa manusia.Yang paling utama adalah upaya
penyelamatan nyawa manusia dan antisipasi minimalisir adanya luka fisik dari
manusia yang sedang ada di lingkungan hotel.

Sepertinya sederhana, namun sangat penting, setiap hotel harus memiliki


dokumen emergencyplans, melatih kompetensi emergencyplans bagi seluruh
personil petugas hotel, untuk keadaan darurat seperti:
a. Kebakaran
b. Power outages (sumber energi yang tidak berfungsi secara tiba-tiba)
c. Severely in clement weather
d. Robbery
e. Deathor injury to a gues toremployee
f. Ancaman bom
g. Serangan dari mas media yang bisa menjatuhkan image hotel

Pada kasus di atas manajemen, staf dan seluruh karyawan harus segera
bertindak sesuai dengan standar operasional yang menyesuaikan terhadap kasus
yang harus segera ditangani. Emergency plans ini dibuat secara fleksibel dalam
penerapannya dan mudah dipahami oleh seluruh jajaran petugas di hotel yang
bersangkutan. Satu hal yang prinsip adalah harus dibuat secara tertulis,
disebarkan pada seluruh pihak yang berkepentingan

7
termasuk tamu hotel untuk kasus yang berkaitan dengan tamu. Keadaan
darurat yang perlu diantisipasi dan disadari oleh semua pihak harus jelas
informasi identifikasinya, termasuk bagaimana semua yang berkepentingan dapat
dengan mudah mengidentifikasi:
a. Jenis keadaan darurat atau keadaan kritis yang membutuhkan penanganan
segera
b. Siapa yang bertanggungjawab memberi tahu keadaan tertentu yang
ditugaskan untuk paling pertamakali memberikan komando atas keadaan
darurat
c. Apa yang harus dilakukan saat terjadi krisis atau keadaan darurat
d. Siapa yang harus diberi laporan apabila terjadi sesuatu keadaan darurat agar
segera tertangani

Emergency plans dibuat dalam bentuk deskripsi actual plans yang direview
oleh ahlinya agar valid, kemudian ada semacam praktek latihan penanganan
keadaan darurat yang diwajibkan bagipersonel hotel.

Contoh emergencyplans adalah bagaimana menggunakan alat pemadam


kebakaran manual saat terjadi keadaan darurat sebagai penanganan
pemadaman api supaya terkendali dan padam. Bagaimana tamu hotel
menyelamatkan diri menggunakan tangga darurat saat terjadi kebakaran dan
membaca peta atau petunjuk menuju tempat berkumpul yang aman di
dalam area lingkungan hotel. Bagaimana tamu melakukan pengamanan diri di
dalam kamar saat tiba tiba badai menghantam kamar.

Ada tiga lokasi hotel yang selalu diwaspadai karena rentan terjadi keadaan
darurat atau gawat darutat yaitu : Kolam Renang, Spa dan Parkinglots.
a. Kolam Renang
Kolam renang di dalam hotel populer dan diminati pengunjung hotel, walau
pada kenyatannya menurut beberapa survei dikunjungi sedikit tamu hotel.
Di area kolam renang rentan terjadi kecelakaan seperti kepeleset, jatuh

8
karena licin air, tenggelam karena kurang mahir berenang, atau insiden
lainnya yang berpotensi mencederai pengunjung yang tidak hati hati.
Untuk itu perlu ada petugas kolam renang yang selalu siaga dengan
kompetensi emergencyplans yang dapat dengan segera menangani kasus
kasus yang berpotensi terjadi di area kolam renang apalagi yang
mengancam nyawa seseorang tamu. Seandainya tidak bisa menghindari
insiden itu terjadi, paling tidak harus meminimalkan insiden yang mungkin
akan terjadi dengan upaya antisipasi yang akurat.
Contoh Peraturan untuk keselamatan di kolam renang:
1). Buka kolam renang sesuai jadwal, dan posting atau buat
pengumuman aturan berenang
2). Buat informasi kedalaman kolam renang yang bisa dibaca dengan mudah
oleh semua pengunjung
3). Yakinkan bahwa tidak ada bocoran arus listrik merambat ke area kolam
renang dan sekitarnya
4). Buat akses pintu ke kolam renang dengan kunci berkode yang hanya bisa
dibuka oleh tamu yang memiliki kunci itu
5). Jaga kolam renang oleh petugas yang bersertifikat khusus untuk penolong
kecelakaan dalam air. Yakinkan ada alat untuk pengaman individual bagi
pengunjung kolam, dan mudah bagi pengunjung untuk menggunakannya
6). Harus tegas bahwa kolam renang hanya bisa digunakan oleh tamu yang
memiliki kartu akses ke kolam itu, melalui kontrol yang ketat dengan
kartu berkode yang berfungsi sebagai kunci pintu masuk.
7). Tersedia alat komunikasi telepon di sekitar area kolam yang langsung
teridentifikasi pihak petugas kolam dalam keadaan darurat. Alat itu bisa
tersedia disekitar posisi air dalam kolam seperti bel yang bisa berbunyi
nyaring.
8). Selalu membuat catatan yang terdokumenkan terkait maintenance kolam
renang dan area sekitarnya secara rutin.

9
b. Spa
Spa atau “tube/kapsul panas” memiliki potensi terjadinya kecelakaan
pada penggunanya apabila tidak didampingi oleh petugas yang profesional.
Keberadaan Spa di hotel akan menjadi daya tarik tersendiri bagi tamu hotel.
Spa tidak diperkenankan untuk anak anak, lansia, dan orang orang yang
sensitif pada intoxikasi serta orang orang yang dalam rekomendasi dokter
tidak boleh melakukan spa. Untuk itu buatlah aturan yang jelas yang wajib
diketahui dan dilaksanakan oleh tamu hotel. Model emergensiplans untuk
areal spa seperti dikemukakan oleh HayesandNinemeier (2003: halaman 313):
1). Lalukan inspeksi keadaan spa, dan dokumenkan hasilnya pada catatan
harian, secara rutin
2). Posting semua kebijakan terkait penggunaan spa dalam bahasa
yang mudah dipahami tamu hotel pada umumnya
3). Selalu instal ulang thermometer, dan selalu lakukan pengecekan
secara periodik temperatur spa agar ada dalam posisi yang seharusnya
dan aman digunakanoleh pengunjung
4). Selalu display temperatur suhu spa saat itu, yang mudah terbaca
oleh calon pengguna sehingga mereka dapat mengatur diri sebelum
menggunakan spa.
5). Tunjukan kedalaman dari area spa dan tampilkan pada layar yang mudah
dibaca
6). Tegaskan untuk tidak minum minuman beralkohol saat ada di kolam spa
7). Pasang lantai di sekeliling spa, dengan alat anti slip atau anti kepeleset
8). Spa dilarang digunakan oleh anak anak dan bukan tamu hotel yang
menginap
9). Siapkan telepon yang mudah dijangkau dan berbunyi di dekat areal spa
serta mudah terkoneksi ke bagian penanganan darurat yang ada di area spa
10). Secara seksama buat catatan catatan terkait aktivitas di area spa,
pada saat operasional spa dan pengunjung spa

10
c. ParkingLots
Hotel pada umumnya menyiapkan area parkiran buat kendaraan tamu
hotel. Namun demikian pihak hotel tidak memberikan jaminan asuransi
terhadap kendaraan tamu, harus memberikan care atas keberadaan
kendaraan milik tamu yang terparkir di area parkiran hotel. Umumkan
peraturan parkir yang berlaku di dalam lingkungan hotel untuk keamanan
kendaraan sebagai property tamu .
1). Selalu cek kondisi lampu penerangan areal parkiran berfungsi dengan baik.
2). Inspeksi keaadan lapangan parkiran dan terhindar dari lubang
lubang yang membahayakan kendaraan.
3). Buat tanda lalu lintas untuk slot kendaraan bisa terparkir dengan aman
4). Buat peringatan dalam papan pengumuman agar tamu tidak
menyimpan benda berharga atar barang terlarang di dalam
kendaraannya,serta kendaraan yang ditinggal dalam posisi aman untuk
diparkir dan tidak mudah dibobol maling.
5). Kalau menggunakan jasa valet, maka yakinkan orang yang memegang
kendaraan itu petugas valet resmi pegawai hotel dengan menunjukkan
identitasnya.
6). Kalau memungkinkan buat lokasi khusus untuk kendaraan yang hanya
menurunkan penumpang saja terpisah dengan kendaraan yang akan
diparkir selama tamu menginapdi hotel itu.
7). Buat jadwal piket dan ada petugas piket untuk secara periodik mengecek
kendaraan yang terdata masih parkir di areal parkiran hotel
8). Ada manajer kkhusus yang membawahianak buahnya ditugaskan sebagai
petugas di wilayah parkiran.

5. Dokumentasikan upaya keamanan


Hotel hotel selalu harus memiliki dokumen terkait berbagai upaya dalam safety
dan security. Keadaan ini sangat penting karena menjadi salah satu bukti
bahwa pihak hotel sangan peduli terhadap keamanan dan keselamatan tamu
serta property miliknya, disamping wujud tanggungjawab dari pihak hotel.

11
Untuk kepentingan tersebut setiap petugas jaga yang sedang melaksanakan
tugasnya selalu diperangkati dengan pedoman pengamatan dan memberikan
kode ceklis pada item-item pernyataan dalam lembar observasi sesuai keadaan
sebenarnya saat dia melaksanakan inspeksi. Ceklis dibuat dalam lembar MOD
(manageron Duty).

MOD checklist menunjukkan upaya konsisten dari pihak hotel bagian dari
kewajiban melakukan pengerjaan safety dan security. Pada setiap area di hotel
harus dilakukan MOP checklis.

Safety and security tidak hanya berlaku untuk tamu hotel, juga berlaku untuk
seluruh karyawan hotel. Semuanya mendapat perlindungan dan upaya
pencegahan serta antisipasi atas terjadinya hal hal yang tidak diharapkan.
Termasuk antisipasi terhadap kecelakaan di tempat kerja serta gangguan
kesehatan efek dari melaksanakan pekerjaan. Lingkungan kerja bagi karyawan
dibuat sesuai dengan dengan standar yang berlaku menurut regulasi
pemerintah terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Jaminan bekerja
aman selamat dan sehat diwujudkan dalam bentuk :
a. Menyediakan tempat bekerja dan lingkungannya yang memenuhi standar
keseimbangan antara antropometrik dengan ruang gerak yang mendukung
terhadap sehatnya fisik.
b. Memperangkati pekerja dengan peralatan kerja yang sesuai dengan kapasitas
beban fisik dan jiwa mereka serta mampumenggunakan peralatan secara
benar sesuai untukmasingmasingspeck alat yang diberikan kepadanya.
c. Selalu memberikan pelatihan untuk operasional penggunaan alat alat
yang mendukung terhadap efektifitas dan efisiensi tugasnya.
d. Bergabung dengan organisasi perlindungan terhadap kecelakaan dan
keselamatan pekerja
e. Memberikan informasi dalam bentuk MSDS (material safety data sheets) yaitu
sejenis manual untuk berlaku dengan benar dalam bersentuhan dengan
chemicals yang berbahaya bagi kesehatan

12
f. Memberikan asuransi jaminan kesehatan

6. PROPERTY SECURITY
Seperti telah ditulis sebelumnya bahwa safety – berkaitan dengan program yang
dibuat oleh hotel dirancang untuk menjamin orang orang yang ada dalam
lingkungan hotel terbebas dari hal hal yang akan mencederai bahkan merenggut
nyawa akibat dari kelalaian pihak hotel. Sementara security terkait dengan
program yang dibuat pihat hoteldirancang untuk keselamatan dan
perlindungan benda benda tidak bernyawa termasuk dalam property, dari
pencurian dan kerusakan akibat kelalaian pihak hotel. Pihak hotel akan
menjamin benda benda aset tamu yang dibawa ke lingkungan hotel dalam
posisi aman, ketika ditinggal keluar hotel oleh tamu.

7. ANCAMAN UNTUK KEAMANAN ASET


Ancaman terhadap aset milik tamumaupun milik hotel bisa datang dari orang yang
ada didalamhotel maupun orang diluar lingkungan hotel. Ancaman dalam
bentuk pengrusakan maupun pencurian. Oleh karena itu pihak hotel harus
membuat program preventif dan penanganan seandainya terjadi pengrusakan
atau pencurian property.

Ancaman internal bisa datang dari karyawan hotel yang berperilaku tidak
jujur serta “penyakit mengutil”n atau mencuri dan kecenderungan menginginkan
barang milik orang lain. Oleh karena itu pihak manajemen harus mewaspadai
prilaku karyawan dengan memberikan pedoman peraturan bekerja yang ketat.
Karyawan yang terbukti melakukan pengrusakan dan pencurian harus diberi
sangsi tegas serta konsisten, sampai hukuman dikeluarkan dan dimeja hijaukan.
Bentuk pencurian ada yang terang terangan atau yang terselubung misalnya
korupsi atau memanipulasi data barang sediaan di bagian gudang bahan
pangan, dan memanipulasi uang dimana belanja jasa tamu tidak masuk dalam
bill secara langsung tercatat namun menjadi tagihan pada tamu. Atau menjual jasa

13
pelayanan kepada tamu atas nama hotel sebenarnya tidak dilaporkan dalam
catatan penjualan.

Ancaman aset milik hotel juga bisa datang dari pihak tamu, misalnya
mereka menyukai properti hotel yang jadi fasilitas kamar seperti handuk, baju
kamar, hair dryer ,lampu dan lainnya. Oleh karena itu pihak
hotelmemberikan peringatan tertulis dimasingmasing kamar terhadap
ketertiban dalam menggunakan properti milik hotel,danmana yang bisa
menjadi milik tamu sebagai bagian dari kelengkapan kebutuhan tamu yang telah
terbeliseiring dengan harga kamar. Pihak hotel bisa membuat kebijakan menjual
benda benda properti hotel yang disukai tamu dengan pemberitahuan
bagaimana dan dimana tamu bisa melakukan transaksi.

8. LOSTANDFOUND
Petugas housekeeping yang membereskan kamar tamu perlu diwaspadai agar
mereka yang ditugasi benar benar jujur fokus terhadap pekerjaannya tidak
terpancing menyukai benda milik tamu atau mengganggunya apalagi sampai
mencurinya.

Seringkali terjadi kasus ketika tamu meninggalkan hotel untuk checkout,


petugas room maid menemukan benda benda berharga termasuk property
milik tamu. Pada kasus seperti ini sudah seharusnya petugas mengikuti
aturan melaksanakan prosedur penanganan temuan barang yang diduga
milik tamu sesuai dengan standar di hotel dimana dia bekerja saat itu. Ada
tiga katagori property yang bisa ditemui pada kasus ini yaitu ( Hayes,Ninemeir
:2003:242)
a. Mislaid property (Tamu benar-benar lupa atau tidak sengaja meninggalkan
item barang miliknya).
b. Lost property (Tamu tidak sengaja meninggalakan item barang miliknya dan

14
tidak menghiraukan nya lagi)
c. Abandoned property (Tamu dengan sengaja meninggalkan barangnya di
kamar hotel karena alasan tertertu)

Standar penanagan lostandfound dalam sebuah hotel pada umumnya untuk tipe
“mislaidproperty adalah mengembalikan kepada pemiliknya,dimana pihak
hotel akan menyimpan dan melindungi barang berharga milik tamu sampai
tamu benar benar mengambilnya sendiri atau berdasarkan kesepakatan bisa
dengan cara yang lain. Pihak tamu yang merasa kehilangan atas barangnya dan
menginginkan barang itu tetap utuh biasanya akan langsung kontak pada pihak
hotel. Tidak ada salahnya pihak hotel yang menemukan menyampaikan
informasi terlebih dahulu sebelum tamu menanyakan. Lamanya
penyimpanan barang milik tamu dalam kategori tertinggal tergantung dari
kebijakan pihak hotel itu sendiri. Apabila sudah ada konfirmasi dengan tamu
bahwa barang yang ditemukan tidak perlu dikembalikan kepada tamu
sehingga barang itumemiliki status lostproperty, maka kembali lagi kepada
pihak manajemen terkait penanganan barang tersebut. Untuk kasus barang
yang sengaja ditinggalkan tamu atau “Abandonedproperty” ,maka langsung bisa
ditangani pihak hotel tidak perlu konfirmasi kepada tamu. Termasuk pada kasus
abandonedproperty misalnya peralatan mandi yang dibawa tamu, sisir, ikat
rambut, atau benda lain yang dinilai tidak diinginkan oleh tamu untuk dibawa
pulang, cenderung tidak memiliki nilai bagi tamu, bisa langsung dibuang
(contoh amenities yang nampak telah dipakai oleh tamu namun masih bersisa).
Untuk barang tertentu yang meragukan apakah katagori abandonedproperty atau
mislaidproperty, maka pihak roommais bisa berkoordinasi dengan
suvervisornya dan biasanya disimpan dalam periode wartu terbatas kemudian
diabaikan.

15

You might also like