Professional Documents
Culture Documents
6.1. Kesimpulan
0
e. Alokasi belanja sektor kelautan dan perikanan kurang menggembirakan, terutama
dalam dua tahun terakhir yang terus menurun. Rata-rata rasio belanja ini hanya
0,84 persen dalam total belanja daerah selama lima tahun terakhir. Alokasi belanja
terbesar dialokasikan pada tahun anggaran 2019 dengan jumlah mencapai Rp.
11,98 miliar atau 1,10 persen dari total belanja daerah. Sedangkan belanja sektor
kelautan dan perikanan paling kecil dialokasikan pada perubahan APBD tahun
anggaran 2021 sebesar Rp. 5,46 miliar atau hanya 0,60 persen dari total belanja
daerah. Selain itu, nominal dan rasionya terhadap total belanja daerah rata-rata
kurang dari satu persen (0,8 persen).
f. Sebagian besar anggaran diorientasikan pada program yang berkaitan dengan
pengelolaan perikanan tangkap. Program ini mendapat alokasi anggaran rata rata
sebesar Rp. 3,81 miliar atau 48,11 persen dari belanja urusan kelautan dan
perikanan. Berdasarkan kelompok penerimanya, nelayan kecil menjadi penerima
manfaat anggaran terbesar. Rata-rata anggaran untuk nelayan kecil dialokasikan
sebesar Rp 3,8 miliar lebih atau 46,7 persen dari belanja urusan kelautan dan
perikanan.
g. Pada belanja sektor kelautan dan perikanan sebagin besar strategi belanjanya
tersedot untuk peningkatan produksi nelayan dengan rata-rata sebesar Rp. 3,3
miliar. Sebagian besar kegiatannya adalah berupa pengembangan sarana dan
prasarana produksi perikanan tangkap dengan rata-rata belanja mencapai Rp. 2,8
miliar.
h. Data yang tersedia hanya data tahun 2017 dan 2018 dalam hal mana produksi
perikanan tangkap tahun 2017 mencapai 6.061,15 Ton, 2018 sebanyak 6.522 ton
dan tahun 2019 sebanyak 7.755 Ton. Rata-rata mengaku pendapatan nelayan dari
hasil tangkapan dan usaha lainnya rata-rata mencapai 1 - 3 juta perbulan.
Pendapatan ini termasuk diluar pendapatan dari hasil menangkap ikan. Belum ada
program dan anggaran yang spesifik berkaitan dengan fasilitasi akses permodalan
nelayan kecil/ tradisional. Jikapun ada hanya dalam bentuk fasilitasi pengurusan
kartu KUSUKA yang alokasi anggarannya sangat terbatas.
i. Jumlah nelayan di Kabupaten Lombok Utara pada 2020 melonjak 35 persen pada
tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang nelayannya berjumlah
3.078 orang. Karena lonjakan jumlah nelayan sebanyak 35 persen tersebut jumlah
nelayan pada tahun 2020 berjumlah 4.738 orang atau bertambah sebanyak 1.660
orang dari tahun sebelumnya. Dari hasil wawancara dengan sejumlah nelayan di
Malaka, lonjakan ini terjadi karena sejak pandemi Covid-19 melanda, Lombok Utara
dan membuat sektor pariwisata terpuruk. Sehingga pekerja sektor pariwisata
banyak yang di rumahkan dan sebagian lagi alih profesi sebagai nelayan
j. Kebutuhan BBM sangat tinggi namun sebagian besar tidak bersubsidi. Nelayan
terpaksa membeli BBM di SPBU. Dengan memperhitungkan jumlah nelayan di
Kabupaten Lombok Utara berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan
tahun 2020 yang mencapai 4.738 orang maka diproyeksikan kebutuhan BBM
seluruh nelayan di Lombok Utara setiap tahunnya tidak kurang dari 2.046.816 liter.
k. Masalah utama yang dihadapi nelayan saat terkait akses BBM Bersubsidi adalah
terletak pada pelayanan administasi, keterbatasan kuota BBM Bersubsidi dan jarak
serta ketiadaan stasiun pengisian bahan bakar subsidi yang dekat dengan nelayan.
6.2. Rekomendasi
1
1. Perlunya peningkatan alokasi anggaran untuk sektor kelautan dan perikanan
khususnya untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan bagi nelayan kecil
2. Perlunya peningkatan pelayanan bagi nelayan kecil untuk akses BBM bersubsidi
dan penambahan kuota yang dapat meminimalisir beban biaya operasional nelayan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya
3. Peningkatan pemberdayaan untuk perempuan pesisir dalam hal pengolahan dan
pemasaran hasil tangkapan/perikanan yuang lebih inovatif dan member nilai
tambah bagi produk perikanan khususnya perikanan tangkap
4. Perlu adanya pembangunan stasiun pengisian bahan bakar minyak bersubsidi di
lokasi yang dekat dengan pemukiman nelayan
5. Perlu adanya tempat pemasaran hasil tangkapan (TPI) agar mempermudah
pemasaran hasil tangkapan/perikanan
6. Perlu adanya kebijakan yang menjamin akses, perlindungan dan pemberdayaan
bagi nelayan kecil agar terpenuhi hak-hak dasarnya dan kesejahteraannya.