You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAASAR

ACARA XII
PENGARUH BAHAN ANTIMIKROBA TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI

Oleh
Yulia Dewi Anjani
C1K020089

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya di


Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Disusun
oleh :
Nama : Yulia Dewi Anjani
NIM : C1K020089
Kelompok : V (Lima)

Mataram, 4 November 2021

Menyetujui :

Asisten Praktikum, Praktikan,

Azilia Rosyida Yulia Dewi Anjani


NIM. C1K017012 NIM. C1K020089

Tanggal ACC :
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri adalah salah satu jenis mikroorganisme bersel satu yang tidak dapat
dilihat secara langsung oleh mata melainkan harus dengan bantuan mikroskop.
Struktur dasar bakteri yaitu mulai dari dinding sel, kapsul, membrane sel,
sitoplasma, dan nucleoid (DNA). Adapun bentuk-bentuk bakteri ialah bulat,
batang, dan spirilia.
Mikroba adalah adalah makhluk hidup yang berukuran sangat kecil hingga
tidak dpaat dilihat oleh mata telanjang dqan bersel tunggal (uniseluler). Karena
ukurannya yang sangat kecil, ia juga sering disebut dengan makhluk
mikroskopis.ma,un, ada juga beberapa darinya yang memiliki sel banyak
(multiseluler) dan dapat dilihat oleh mata telanjang. Keberadaan mikroba juga
dapat menguntungkan dan merugikan. Karena sifatnya yang merugikan, adanya
antimikrba sangat berperan di dalamnya.
Antimikroba ialah zat yang dapat menghapus ataupun menghambat
pertumbuhan mikroba yang ada. Antimikroba biasanya didapat dari ekstrak
tumbuh-tumbuhan, maupun dari bahan-bahan kimia yang memang sengaja
diproduksi oleh manusia. Setiap antimikroba memiliki pengaruh yangn berbeda-
beda pada pertumbuhan mikroba.
Oleh karena itu, praktikum ini penting dilaksankaan agar praktikan dapat
mengetahui perbedaan pengaruh yang dihasilkan oleh antimikroba pada
pertumbuhna mikroba.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengamati pengaruh berbagai
bahan antimikroba terhadap viabilitas bakteri.
1.3 Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini ialah agar para praktikan dapat mengetahui
bagaimana perbedaan dan pengaruh dari berbagai bahan antimikroba terhadap
viabilitas bakteri.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri ialah suatu organisme yang sebaran hidupnya paling banyak di muka
bumi ini. Bakteri ialah salah satu organisme yang terdiri dari satu sel atau uniseluler,
prokariota atau prokariot dan memiliki ukuran yang sangat kecil (mikroskopis) serta
ia tidak memiliki klorofil. Bakteri biasanya ditemukan pada tanah, air udara maupun
pada organisme lain dan lain sebagainya (Rizkiana et al., 2020).

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil


sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.Mikroorganisme disebut juga
organisme mikroskopik.Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun
bersel banyak (multiseluler) .Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang
(Astuti, 2016).

Antimikroba ialah senyawa biologis atau kimia yang mana bersifat


menghambat atau menghapus pertumbuhan bakteri atau kapang
(bkateriostatik/fungistatik) serta membunuh bakteri atau kapang
(bakteriostatik/fungistatik). Zat aktif yang terkandung dalam berbagai jenis ekstrak
tumbuhan diketahui dapat menghambat mikroba pathogen (Yanis, 2020).
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari kamis, 4 November 2021 pukul 13:00-15:00
WITA di Laboratorium Kesehatan Ikan, Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah sebagai berikut:
No Nama Alat Fungsi Alat
1 Batang L Untuk menebar sampel bakteri di
atas media
2 Bunsen Untuk membantu menjaga alat
dan bahan dalam keadaan steril
3 Korek api Untuk menyalakan bunsen
4 Mikropipet Untuk memindahkan cairan
dengan ketelitian tinggi
5 Pinset Untuk membantu dalam
pengambilan kertas cakram
6 Rak tabung reaksi Sebagai tempat untuk meletakkan
tabung reaksi
7 Standing jar Untuk meletakkan batang L dan
pinset agar tetap steril
8 Tabung reaksi Untuk menampung larutan sampel
mapun kertas saring (cakram)
9 Tip Sebagai wadah untuk membantu
mikropipet memindahkan cairan

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikun ini ialah sebagai berikut:
No Nama Bahan Fungsi Bahan
1 Alkohol Untuk mensterilkan tangan dan
meja sebelum praktikum dan
sebagai sampel antimikroba
2 Bakteri pengenceran 3 dan 6 Sebagai sampel mikroba yang
digunakan untuk mencoba
antimikroba
3 Betadine Sebagai sampel antimikroba
4 Ekstrak meniran Sebagai sampel antimikroba
5 Kertas cakram Sebagai media untuk meneteskan
sampel antimikroba di atas media
NA
6 Media NA Sebagai wadah biakan bakteri
7 Plastic wrap Untuk merapatkan cawan petri
yang berisi media NA dan sampel
bakteri
8 Sabun cair Sebagai sampel antimikroba
9 Tissue Untuk membantu mensterilkan
meja dan tangan sebelum
praktikum

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum yang digunakan dalam praktikum ini ialah sebagai
berikut:
a. Disterilisasi meja dan tangan terlebih dahulu.
b. Dinyalakan Bunsen.
c. Diambil 0,05 sampel bakteri p3 atau p6 menggunakan mikropipet dan
diletakkan di atas media NA.
d. Diratakan sampel bakteri tersebut menggunakan batang L yang sebelumnya
dipanaskan di atas Bunsen dengan metode sebar.
e. Dipanaskan pinset terlebih dahulu.
f. Diambil satu kertas cakram dalam tabung reaksi menggunakan pinset.
g. Diletakkan kertas cakram di atas media NA yang telah disebar sampel bakteri
di atasnya.
h. Diambil sampel mikroba sebanyak 0,05 ml menggunakann mikropipet.
i. Diteteskan di atas kertas cakram yang sebelumnya telah diletakkan di atas
media NA.
j. Diinkubasi selama 24 jam.
k. Diamati seberapa besar pengaruh antimikroba tersebut dan diukur berapa
panjang zona bening yang dihasilkan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini ialah sebagai berikut:
Jenis Bahan Diameter Zona
No Gambar
Bakteri Antimikroba Bening

Alkohol
menghasilkan
zona bening
Sampel
Alkohol dan sepanjang 1,5 cm
1 bakteri
Sabun dan sabun
P3
menghasilkan
zona bening
sepanjang 2 cm.

Alkohol
menghasilkan
zona bening
Sampel Alkohol dan sepanjang 1,5 cm
2 bkateri Ekstrak dan ekstrak
P3 Meniran meniran
menghasilkan
zona bening
sepanjang 3 cm.

Betadine
menghasilkan
zona bening
Betadine dan sepanjang 3 cm
Sampel
3 Ekstrak dan ekstrak
bkater P6
Meniran meniran
menghasilkan
zona bening
sepanjang 3 cm.
4.2 Pembahasan
Antimikroba ialah senyawa yang dpaat membunuh atau memperlamabat
pertumbuhan mikroba, baik senyawa biologi maupun kimiawi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari (Yanis, 2020) bahwa Antimikroba ialah senyawa biologis
atau kimia yang mana bersifat menghambat atau menghapus pertumbuhan bakteri
atau kapang (bkateriostatik/fungistatik) serta membunuh bakteri atau kapang
(bakteriostatik/fungistatik).oleh karena itu, tujuan dari praktikum ini ialah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh berbagai bahan antimikroba terhadap viabilitas
bakteri dan seberapa besar zona bening yang dapat dihasilkan oleh antimikroba
tersebut. Proses pengujian diawali dengan mengambil sampel bakteri yang telah
disiapkan kemudia diletakkan dan disebar di atas media NA. Selanjutnya
diletakkan kertas cakram sebagai wadah untuk meneteskan sampel antimikroba dan
diteteskan antimikroba di atasnya. Terakhir diinkubasi selama 24 jam dan diamati
seberapa besar pengaruh antimikroba tersebut dan diukur berapa panjang zona
bening yang dihasilkan.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat dilihat bahwa sampel
antimikroba mana yang menghasilkan zona bening yang paling luas. Betadine dan
ekstrak meniran menghasilkan luas zona bening yang sama yaitu 3 cm. Betadine
dan Ekstrak meniran adalah sampel yang menghasilkan zona being yang paling
luas. Ekstrak meniran mengandung senyawa yang dapat mengobati luka oleh sebab
itu ekstrak meniran kerap kali digunakan untuk mengobati luka karena ia juga
mengandung senyawa antibkateri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Rivai,
2013), herba meniran mengandung senyawa lignin dan terpenoid yang mempunyai
potensi sebgai antibakteri. Selain itu, ia juga dapat menjadi obat gatal-gatal dan
dapat menurunkan kadar glukosa dan diuretic serta meningkatkan daya tahan
tubuh. Betadine adalah salah satu antiseptic obat luka yang sering digunakan
karena memiliki beberapa variasi seperti stick, salep, cair dan semprot. Kandungan
dari betadine ialah povidone iodine 10%. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
(Rahmawati, 2013) bahwa saat ini perawatan luka menggunakan normal saline
ditambah Povidon iodine 10% (betadine) masih sering digunakan, disebabkan
bahan tersebut bersifat antimikroba yang bisa mematikan pertumbuhan bakteri
maupun virus pada saat perawatan luka. Akan tetapi, disalah satu sisi bahan ini
(Povidone iodine 10%) dapat menimbulkan iritasi pada luka dan perubahan pada
warna kulit.
Ekstrak meniran adalah salah satu senyawa antimiktoba yang terbuat dari
ekstrak tanaman meniran. Ekstrak meniran memiliki kandungan yang sangat baik
untuk menyembuhkan luka dan menjadi antiabkteri karena mengandung senyawa
lignin dan terpenoid. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari dari (Rivai, 2013),
herba meniran mengandung senyawa lignin dan terpenoid yang mempunyai
potensi sebgai antibakteri. Karena tekanan osmotik dalam sel mikroba lebih tinggi
dibandingkan tekanan osmotik di luar sel, sehingga kerusakan dinding sel mikroba
akan menyebabkan ketidakstabilan bentuk dan kekutaan pada mikroba terbset dan
dapat membuat terganggunya pertumbuhan mikroba ataupun membunuhnya.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kita dapatkan dari praktikum ini ialah kita dapat
mengetahui bagaimana pengaruh dari sampel-sampel antimikroba yang kita
gunakan dalam praktikum kali ini terhadap viabilitas bakteri. Setiap sampel,
memiliki pengaruh yang berbeda-beda. Contohnya pada sampel ekstrak meniran
dan sabun cair. Ekstrak meniran menghasilkan zona bening sebesar 3 cm
sedangkan sabun hanya menghasilkan zona bening sebesar 2 cm.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan ialah semoga pada praktikum
selanjutnya kita dapat menggunakan lebih banyak sampel antimikroba agar
praktikan dapat mengetahui lebih banyak perbedaan dari setiap sampel yang
digunakan. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Riskiana, N. A., Nasution, N. F., & Dona, R. A. (2020). EFEKTIVITAS


PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA PADA MATERI BAKTERI DI KELAS X SMA NEGERI
1 BATANG ONANG. JURNAL EDUGENESIS, 2(2), 8-14.
http://journal.ipts.ac.id/index.php/BIOESA/article/view/1992/1366
Astuti, H. P., Widyastuti, D. E., & Hapsari, E. (2016). Pengaruh detoksifikasi mikroba
positif pada usus terhadap penurunan berat badan. Infokes: Jurnal Ilmiah
Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, 6(2).
https://doi.org/10.47701/infokes.v6i2.149

Ikel, F. Y. (2019). POTENSI ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK SEGAR DAUN


KERSEN (Muntingia calabura L.) DALAM MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella dysentriae (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas). http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/45684
Rivai, H., Septika, R., & Boestari, A. (2017). Karakterisasi ekstrak herba meniran
(Phyllanthus niruri Linn) dengan analisa fluoresensi. Jurnal Farmasi
Higea, 5(2), 127-136. http://dx.doi.org/10.52689/higea.v5i2.84
Rahmawati, R., & Rosyadi, H. (2013). POVIDONE IODINE 10%(BETADINE) DAN
DAUN SIRIH DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA
BERSIH MARMUT. Journals of Ners Community, 4 (1), 52-57.
https://doi.org/10.5281/j ners community.v4i1.31

You might also like