You are on page 1of 51

KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………… 1
1.2 Deskripsi Singkat…………………………………………… 3
1.3 Tujuan Pembelajaran……………………………………….. 3
1.4 Indikator Pembelajaran……………………………………... 3
1.5 Materi Pokok & Sub Materi Pokok………………………… 3
BAB II KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMERINTAHAN……….. 5
2.1 Pengertian Manajemen……………………………………... 5
2.2 Pengertian pemerintah & Pemerintahan……………………. 8
2.3 Manajemen Pemerintahan………………………………….. 9
2.4 Rangkuman…………………………………………………. 14
2.5 Soal Latihan………………………………………………… 15
BAB III MANAJEMEN DALAM ORGANISASI PEMERINTAHAN… 16
3.1 Kelembagaan Penyelenggara Urusan Pemerintahan………... 16
3.2 Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah….. 28
3.3 Rangkuman…………………………………………………. 33
3.4 Latihan Soal………………………………………………… 33
BAB IV MANAJEMEN PEMERINTAHAN ERA REVOLUSI 4.0……. 34
4.1 Keterampilan Abad 21……………………………………… 34
4.2 Birokrasi 4.0………………………………………………... 39
4.3 Rangkuman…………………………………………………. 42
4.4 Soal Latihan………………………………………………… 43
BAB V PENUTUP………………………………………………………. 44
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 45

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika para pendiri negara kita Republik Indonesia berjuang dan


mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mereka telah mewasiatkan
kepada generasi penerusnya untuk merawat serta mewujudkan cita cita bangsa
Indonesia yang merdeka, bersat, berdaulat, adil dan Makmur. Hal tersebut sejalan
dengan Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Berangkat dari hal tersebut di atas, maka dalam konteks bernegara, setiap
organisasi apapun itu bentuknya harus memiliki visi dan misi yang harus sejalan
dengan tujuan nasional, yaitu selalu mengarahkan pada peningkatakan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia agar makin maju dan sejahtera berdasarkan
Pancasila. Salah satu tantangan dalam menghadapi perkembangan jaman saat ini
adalah bagaimana mensikapi era kemajuan yang serba canggih dan selalu berubah
yang lebih dikenal dengan VUCA word.1

VUCA yang merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain


(tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran
situasi di dunia bisnis di masa kini yang berimbas pada manajemen pemerintahan,
Volatility berarti sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam berbagai hal
seperti sosial, ekonomi dan politik. Uncertainty bermakna sulitnya memprediksi isu
dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Complexity adalah adanya gangguan dan
kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi. Ambiguity didefinisikan sebagai

1
Diakses dari: https://employers.glints.id/resources/mengenal-vuca-volatility-uncertainty-
complexity-ambiguity/

1
beban berat realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau
sebuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan masih dipertanyaakan, Bob
Johansen, dari Institute for the Future, mengadaptasi VUCA untuk dunia bisnis
dalam bukunya tahun 2009, Leaders Make the Future. Ia mengusulkan kerangka
kerja yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut
VUCA Prime, yaitu Vision (buatlah visi yang jelas), Understanding (Pahami
situasi), Clarity (Komunikasi dan kolaborasi), Agility (Lincah Mengelola
organisasi)

Visi organisasi adalah sebuah gambaran masa depan yang ingin dicapai,
oleh karenanya hal tersebut hendaknya menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan yang tentunya dijabarkan dalam beberapa misi. Demikian pula halnya
dengan organisasi pemerintah, salah satu wujud nyata dalam mewujudkan cita cita
bangsa Indonesia, yang dilakukan oleh aparatur pemerintah adalah mengelola
organisasi pemerintah dengan sebaik baiknya, sehingga mampu memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Kondisi saat ini menuntut organisasi pemerintah untuk terus berbenah dan
melakukan inovasi di berbagai sektor publik, untuk beradaptasi dengan zaman
sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana disebutkan dalam UU No 25 Tahun
2009 Tentang Pelayan Publik, yaitu; Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak
Diskriminatif, mudah dan murah, efaktif dan efisien, Aksesibel, Akuntabel,
berkeadilan. Dalam perjalanannya masih sering ditemukan beberapa kendala yang
ditimbulkan baik dari dalam maupun dari luar. Contohnya seringkali para aparatur
pemerintah melakukan maladministrasi, yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dalam menerapkan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karenanya, para
aparatur pemerintah perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam
hal mengelola organisasi, salah satunya tentang bagaimana berkolaborasi dengan
stakeholder untuk mencapai tujuan. Selain itu para aparatur dituntut untuk mampu
menyusun perencanaan hingga evaluasi yang beradaptasi dengan perkembangan
jaman di era digital ini. Hal ini sangat penting terutama untuk para pejabat

2
pengambil kebijakan dalam pengambilan suatu keputusan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.

1.2 Deskripsi Singkat

Materi Pelatihan ini memberi pengetahuan kepada peserta dengan


mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kaitanya dengan manajemen
pemerintahan, hal hal yang dibahas mulai konsep Dasar Manajemen Pemerintahan,
Manajemen Dalam Organisasi Pemerintahan, hingga Manajemen Pemerintahan Era
Revolusi Industri 4.0.

1.3 Tujuan Pembelajaran

Peserta mampu mengimplementasikan Manajemen Pemerintahan di unit


kerjanya masing masing dengan baik dan benar.

1.4 Indikator Pembelajaran

• Peserta Mampu Menjelaskan Konsep Dasar Manajemen Pemerintahan.


• Peserta Mampu Menjelaskan Manajemen Dalam Organisasi Pemerintahan
• Peserta Mampu Menerapkan Manajemen Pemerintahan Era Revolusi 4.0
.
1.5 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1. KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMERINTAHAN


a. Pengertian Manajemen
b. Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan
c. Pengertian Manajemen Pemerintahan

2. MANAJEMEN DALAM ORGANISASI PEMERINTAHAN


a. Kelembagaan Penyelenggara Urusan Pemerintahan
b. Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

3
3. MANAJEMEN PEMERINTAHAN ERA REVOLUSI INDUSTI 4.0
a. Keterampilan Abad ke 21
b. Birokrasi 4.0

4
BAB II
KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Indikator Keberhasilan
Peserta Mampu Menjelaskan Konsep Dasar
Manajemem Pemerintahan

2.1 Pengertian Manajemen

Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat kita


praktikkan tanpa mengerti apa itu manajemen. Sering kita menyampaikan kata kata
tersebut tanpa diketahui maknanya. Management berasal dari kata to manage yang
berarti mengatur. Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem, proses dan
pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus diatur dan
apa tujuan pengaturan tersebut. Manajemen juga menganalisa, menetapkan
tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban secara
baik. efektif dan efisien. Terry (1973) menjelaskan “management is performance of
conceiving and avhieving desired results by means of group efforts consisting of
utilizing human talent and resources”. Proses mengarahkan dan menggerakkan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan
pasar untuk mencapai tujuan organisasi.2

Selanjutnya Hersey dan Blanchard (1988) mengemukakan “management


is a process of working with amd through individuals and groups and other
resources to accomplish organizational goals”. Proses Mengoptimalkan
Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien bekerja sama antara individu
dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi,
selanjutmya seorang ahli manajemen yang dianggap berpengaruh, Mary Parker
Follet mendefinisikan tentang manajemen yaitu seni dalam menyelesaikan

2
Chandra Wijaya, Muhammad Rifai, Dasar Dasar Manajemen, Perdana Publishing, 2016. Hal:14

5
pekerjaan melalui orang lain, rumusan ini sangat mudah untuk dipahami dan
simpel.3

Dari berbagai pendapat tersebut diatas, jika digeneralisasi dapat dilihat


dari tiga pengertian, yaitu:4

1. Manajemen sebagai proses;


2. Manajemen sebagai kolektivitas manusia;
3. Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art).

Adapun hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan yang biasanya
sering disebut alat manajemen lebih dikenal dengan “Enam M “, yaitu manusia
(men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang
(money) dan pasar atau (market). Dimana ke enam unsur tersebut saling
berhubungan satu sama lainya dalam mencapai suatu tujuan.

Setiap pemimpin atau manajer hendaknya mempunyai prinsip, yaitu


komitmen terhadap apa yang dikerjakan atau kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dan sebagainya. Adapun prinsip-prinsip manajemen, menurut
Winardi (1990) adalah (1) Pembagian kerja, (2) otoritas dan tanggung jawab, (3)
disiplin (4) kesatuan perintah, (5) kesatuan arah, (6) dikalahkannya kepentingan
individu terhadap kepentingan umum. (7) penghargaan/balas jasa, (8) sentralisasi,
(9) rantai bertangga, (10) keteraturan, (11) keadilan (12) stabilitas pelaksanaan
pekerjaan, (13) inisiatif (14) jiwa korps.5

Adapun fungsi fungsi manajemen yang bersifat umum dan berlaku dalam
menajemen pemerintahan sebagai contohnya adalah menurut apa yang
diungkapkan oleh Dalton E Mc Farland, yang mengatakan bahwa fungsi
manajemen ada 3 (tiga), yang disingkat dengan akronim POCO, yaitu Planing

3
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 10
4
Ibid, hal. 12
5
Chandra Wijaya, Muhammad Rifai, Dasar Dasar Manajemen, Perdana Publishing, 2016. Hal :20

6
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Controlling (Pengawasan).
Selanjutnya Geoge Terry, mengemukakan fungsi manajemen ada 4 (empat),
disingkat dengan akronim POAC, yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (penggerakan), Controlling (pengawasan).6

Selanjutnya akan diuraikan fungsi pokok manajemen sebagai berikut:

1. Planning ( perencanaan )
Terdapat 3 unsur pokok kegiatan perencanaan, yaitu: 1) pengumpulan data, 2)
analisis fakta dan, 3) penyusunan rencana yang konkrit

2. Organizing (pengorganisasian),
Sebuah organisasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu : (1) ada kumpulan orang
orang (2) ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi (3)
bekerjasama di mana aktivitas-aktivitas yang terpoisah dikoordinir (4) ada
tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir.

3. Actuating (penggerakan)
(1) Menjelaskan dan mengkomunikasikan tujuan yang hendak di capai. (2)
Menyelenggarakan pertemuan yang dapat menstimulus kerja bawahan. (3)
Mengajak untuk bekerja semaksimal mungkin guna mencapai standar
operasional. (4) Mengembangkan potensi guna merealisasikan kemungkinan
hasil yang maksimal.

4. Controlling (pengawasan)
Pengawasan sebagai proses terdiri atas tiga langkah universal, yaitu (1)
mengukur perbuatan (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang
ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada, dan (3) memperbaiki
penyimpangan dengan tindakan pembetulan.

6
Dharma Setyawan Salam, Manajemen Pemerintahan Indonesia, Penerbit Djambatan, 2002. Hal 13

7
2.2 Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan

Secara Etimologi pemerintah dapat diartikan sebagai berikut:7

1. Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh, terdiri dari 2 unsur rakyat dan
pemerintah yang keduanya ada hubungan
2. Setelah ditambah awalan ‘Pe’ menjadi pemerintah yang berarti badan atau
organisasi yang mengurus
3. Setelah ditambah akhiran an menjadi pemerintahan, yang berarti perbuatan, cara
atau perihal.

Pemerintah menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai


sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan, atau sistem menjalankan perintah,
yang memerintah. Selanjutnya Ndraha (2003) mengartikan pemerintah sebagai
badan yang memproses pemenuhan kebutuhan manusia sebagai konsumen produk-
produk pemerintahan akan pelayanan publik dan sipil. Sedangkan Menurut W.S.
Sayre (19), Government is best as the organized agency of the state, expressing and
exercing its authority. Maksudnya pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah
sebagai organisasi dari negara yang memperlihatkan dan menjalankan
kekuasaannya.8

Adapun Pemerintahan menurut (C.F Strong, 2014: 10) mendefinisikan


pemerintahan dalam arti luas sebagai segala aktivitas badan-badan publik yang
meliputi kegiatan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan
negara. Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-
badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.

Samual Edward Finer mengakui ada Pemerintah dan Pemerintahan dalam


arti luas dan sempit yakni: 1) Pemerintah (an) dalam arti sempit, yaitu: perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh Eksekutif, yaitu Presiden dibantu oleh para

7
Inu Kencana Syafiie /Syafiie Inu. Ilmu Pemerintahan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2013. Hal 8
8
Diakses dari http://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/BAB-I.pdf

8
Menteri menterinya dalam rangka mencapai tujuan Negara. 2) Pemerintah (an)
dalam arti luas, yaitu: Perbuatan memerintah yang dilakukan oleh Legislatif,
Eksekutif dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan Pemerintahan Negara. 9

Mengenai istilah pemerintah Ermaya Suradinata mendefinisikanya


sebagai lembaga atau badan badan publik yang mempunyai fungsi melakukan
upaya untuk mencapai tujuan negara sedangkan pemerintahan adalah semua
kegiatan lembaga atau badan badan publik tersebut dalam menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan negara.10

Untuk selanjutnya dapat dibedakan pengertian Pemerintah Pusat,


pengertian Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Daerah yang sering keliru
penyebutannya sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh
Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Pemerintahan
Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

2.3 Manajemen Pemerintahan

Manajemen Pemerintahan adalah gabungan dua suku kata yaitu manajemen


dan pemerintahan, Sondang P Siagian mendefinisikan Manjemen Pemerintahan
adalah menejemen yeng ditetapkan pada aparatur pemerintahan atau aparatur

9
Diakses dari http://repository.uir.ac.id/356/2/bab2.pdf
10
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 18

9
negara, tidak saja dirtikan sebagai aparatur dari badan eksekutif, akan tetapi juga
aparatur dari badan legislatif dan yudikatif, serta baik yang berada pada tingkat
pusat maupun pada tingkat daerah.11

Selanjutnya Budi Supriyanto, mengatakan bahwa manajemen


pemerintahan adalah suatu proses kegiatan melakukan tatakelola atau pengelolaan
pemerintahan oleh penguasa atau penyelenggara pemerintah dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sedangkan Suryadinata memandang manajemen pemerintah sebagai suatu


kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan negara dengan menggunakan berbagai
sumber yang dikuasai oleh negara. Inti manajemen pemerintahan, terletak pada
proses penggerakan untuk mencapai tujuan negara, dimana terkait erat apa yang
kita kenal dengan fungsi kepamongprajaan.12

Adapun Istianto dalam bukunya Manajemen Pemerintahan dalam


Perspektif Pelayanan Publik mengatakan bahwa manajemen pemerintahan
diartikan pada bagaimana secara organisasional untuk mengimplementasikan
kebijakan publik.13

Menurut Salam (2007:176) manajemen pemerintahan adalah upaya


instansi pemerintah untuk mengelola negara agar tercapai ketertiban, kesejahteraan,
dan kemakmuran Negara.14 Adapun Taliziduhu Ndraha (2003:160) menyebutkan
ruang lingkup manajemen pemerintahan terlihat melalui fungsi-fungsi manajemen,
yaitu:15

11
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 21
12
Suryadinata Ermaya. 1996. Sistem Informasi Manajemen danProses Pengambilan Keputusan.
Bandung:CV. Ramdan
13
Diakses dari https://rerepository.uwks.ac.id/7511/3/BAB%20II.pdf
14
Diakases dari http://repository.uir.ac.id/363/2/bab2.pdf
15
Diakses dari https://www.teorieno.com/2016/10/pengertian-manajemen-pemerintahan-
negara.html

10
1. Perencanaan Pemerintahan.

Beberapa hal yang dianggap perlu untuk mendapat perhatian dalam kaitannya
dengan perencanaan tersebut bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah, dengan tujuan : a. mendukung
koordinasi antarpelaku pembangunan; b. menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar Daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; c. menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; d.
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan e. menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional. maka dalam pelaksanaanya diperlukan
sinkronisasi dalam penganggaran, berikut bagan tentang Sinkronisasi
Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah Dalam Satu Kesatuan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.16

Gambar 1
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah Dalam Satu
Kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

16
Pasal 2 UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

11
Untuk pedoman perencanaan bagi Pemerintah Daerah dapat dipelajari pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017
Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

2. Pengorganisasian sumber-sumber pemerintahan.


Perencanaan yang telah disusun dan diharmonisasi, kegiatan berikutnya
lembaga/organisasi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara
melaksanakan tugas sesuai dengan unit kerja yang dibentuk berdasarkan
pendekatan urusan pemerintahan baik di pusat dan daerah.

3. Penggunaan sumber-sumber pemerintahan.17


Sumber daya aparatur pemerintah menurut data statistik yang dikeluarkan oleh
BKN pada Juni 2020 tercatat sebanyak 4.121.176 orang, yang harus melayani
masyarakat berdasarkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) per Juni
2021, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 272.229.372 jiwa, maka
aparatur sipil negaralah yang mempunyai andil besar untuk mengefektifkan
sumberdaya dan mengolah sumber daya yang lainya, berdasarkan tugas pokok
dan fungsinya masing masing, melaksanakan kegiatan berdasarkan perencaan
yang telah di tetapkan walaupun dalam pelaksanaanya sering mendapatkan
kendala, baik internal maupun ekternal, apalagi kondisi jaman yang menuntut
serba digital, banyak hal yang harus dipersiapkan bukan hanya membangun
sistem informasi saja tetapi bagaimana membangun sumberdaya manusianya
supaya bisa beradaptasi dengan lingkungan dan jaman.

17
Birokrasi, Disrupsi, dan Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic
Governance Komang Jaka Ferdian* 1 ,Dodi Faedlulloh2 , dan Ibrahim3 13 Jurusan Ilmu Politik
Universitas Bangka Belitung 2 Jurusan Administrasi Negara, Universitas Lampung

12
4. Kontrol Pemerintahan.18
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik

Terdapat 5 (lima) kecenderungan ketika berbicara tentang Manajemen


pemerintahan, yaitu: 1. Dilihat dari peranan pemerintah 2. Dilihat dari Misi dan Visi
3. Dilihat dari fungsi-fungsi manajemen 4. Dilihat dari fungsi organisasi 5. Dilihat
dari kepemimpinannya. Selanjutnya untuk mencapai tujuan negara, maka secara
umum dijelaskan tugas tugas pokok pemerintahan yang mencakup tujuh bidang
pelayanan, yaitu19: Pertama, menjamin keamanan negara, Kedua, memelihara
ketertiban, Ketiga, menjamin diterapkanya perlakuan yang adil kepada setiap warga
masyarakat, Keempat, melakukan pekerjaan umum dan memberi pelayanan yang
tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, Kelima, melakukan upaya
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, Keenam, menerapkan kebikan
ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas, Ketujuh, menerapkan kebijakan
untuk pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Selanjutnya menurut Ryaas Rasyid dalam Ndraha (2005:58) menjelaskan


bahwa: “ada tiga fungsi hakiki pemerintahan, yaitu pelayanan (service)

18
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
19
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 25

13
pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (developement).20 Berdasarkan
beberapa referensi yang lainya penulis berpendapat bahwa terdapat fungsi yang
lainya, yaitu:

a. Fungsi Pengaturan ialah pemerintah mengatur seluruh sektor dalam masyarakat


dengan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan perundangan yang
mengikat dan dapat dilaksanakan
b. Fungsi pelayanan ialah bagaimana pemerintah memberikan pelayanan yang
terbaiknya kepada masyarakat dengan cepat, murah, dan mudah baik pelayanan
administrasi, jasa atau barang.
c. Fungsi Pemberdayaan ialah untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah
pemerintah harus memberikan ruang yang cukup bagi aktifitas mandiri
masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi masyarakat di Daerah dapat
ditingkatkan.
d. Fungsi Pembangunan ialah intinya membangun apa, yang pihak lain tidak
bangun, artinya pemerintah punya kekhususan pembangunan hanya untuk
kepentingan masyarakat semata.

2.4 Rangkuman

• Manajemen adalah Proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya


manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan
pasar untuk mencapai tujuan organisasi.
• Perbedaan Pemerintah dan Pemerintahan , Pemerintah lembaga atau badan
badan publik yang mempunyai fungsi melakukan upaya untuk mencapai
tujuan negara , sedangkan pemerintahan berarti semua kegiatan lembaga
atau badan badan publik tersebut dalam menjalankan fungsinya untuk
mencapai tujuan negara

20
Diakses dari Jurnal-Ace-Lingga-Sari-080565201001-IP-2013.pdf

14
• Manajemen pemerintahan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
mencapai tujuan negara dengan menggunakan berbagai sumber yang
dikuasai oleh negara

2.5 Soal Latihan

1. Coba jelaskan fungsi manajemen menurut George Tery!


2. Coba jelaskan perbedaan Pemerintah dan Pemerintahan!
3. Coba jelaskan ruang lingkup manajemen dalam manajemen pemerintahan
di Indonesia!
4. Coba jelaskan 3 fungsi pemerintahan pelayanan (service), pemberdayaan
(empowerment), dan pembangunan (developement)!

15
BAB III
MANAJEMEN DALAM ORGANISASI PEMERINTAHAN

Indikator Keberhasilan :
Peserta Mampu Menjelaskan Manajemen Dalam
Organisasi Pemerintahan

3.1 Kelembagaan Penyelenggara Urusan Pemerintahan

Penyelenggara negara mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan


tujuan negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan negara adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Oleh karena itu, sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, Pemerintah Negara Republik Indonesia bertekad menjalankan fungsi
pemerintahan negara ke arah tujuan yang dicita-citakan.21

Sebagaimana kita ketahui Lembaga Lembaga menurut Undang Undang


Dasar 1945 setelah diamandemen adalah MPR. Presiden, DPR, DPD, BPK, MA
dan MK. Lembaga lembaga negara ini dapat disebut juga lembaga tinggi
negara. Selanjutnya dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik.22 Dimana dalam negara yang berbentuk
republik ini kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Presiden menurut Undang-
Undang Dasar23 dan dalam menjalankan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu
orang Wakil Presiden.24.

21
Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
22
Pasal 1 Ayat 1 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
23
Pasal 4 Ayat 1 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
24
Pasal 4 Ayat 2 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

16
Sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan, dalam menjalankan
kekuasaan pemerintahannya, Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Menteri-menteri negara tersebut
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan yang pembentukan, pengubahan,
dan pembubaran kementeriannya diatur dalam undang-undang.25

Undang-undang tersebut sama sekali tidak mengurangi apalagi


menghilangkan hak Presiden dalam menyusun kementerian negara yang akan
membantunya dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan. Sebaliknya,
undang-undang tersebut justru dimaksudkan untuk memudahkan Presiden dalam
menyusun kementerian negara karena secara jelas dan tegas mengatur kedudukan,
tugas, fungsi, dan susunan organisasi kementerian negara.26

Pengaturan mengenai kementerian negara tidak didekati melalui


pemberian nama tertentu pada setiap kementerian. Akan tetapi, undang-undang
tersebut melakukan pendekatan melalui urusan-urusan pemerintahan yang harus
dijalankan Presiden secara menyeluruh dalam rangka pencapaian tujuan negara.27

Kementerian Negara adalah perangkat pemerintah yang membidangi


urusan tertentu dalam pemerintahan, yang dipimpin oleh Menteri. 28 Dimana setiap
Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Urusan tertentu dalam
pemerintahan terdiri atas:

a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas


disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri dan pertahanan;29

25
Pasal 17 Ayat 1-4 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
26
Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
27
Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
28
Pasal 1 ayat 1&2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Kementerian Negara
29
Pasal 4 & 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara

17
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama,
hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan,
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan,
energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan (Setiap
urusan pemerintahan dalam ruang lingkup ini tidak harus dibentuk dalam satu
Kementerian tersendiri);30

c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi


program pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional,
aparatur negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan,
kependudukan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi,
koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pemberdayaan perempuan,
pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau daerah
tertinggal (Setiap urusan pemerintahan dalam ruag lingkup ini tidak harus
dibentuk dalam satu Kementerian tersendiri)31

Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam


pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.32 Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan
pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyelenggarakan
fungsi:33

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

30
Pasal 4 ,5, 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
31
Pasal 4 ,5, 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
32
Pasal 7 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
33
Pasal 8 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara

18
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; dan
d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah
Adapun Kementerian yang melaksanakan urusan pemerintahan yang
ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyelenggarakan fungsi:34

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;


b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian di daerah; dan
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

Sementara itu, dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian yang


melaksanakan urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah menyelenggarakan fungsi:35
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.

Susunan organisasi Kementerian yang menangani urusan pemerintahan


yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas unsur:36

a. pemimpin, yaitu Menteri;

34
Pasal 8 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
35
Pasal 8 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
36
Pasal 9 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara

19
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
c. pelaksana tugas pokok, yaitu direktorat jenderal;
d. pengawas, yaitu inspektorat jenderal;
e. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat; dan
f. pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Adapun susunan organisasi Kementerian yang melaksanakan urusan


pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas unsur:37

a. pemimpin, yaitu Menteri;


b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
c. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
d. pengawas, yaitu inspektorat jenderal;
e. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
f. khusus untuk Kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan,
dan keamanan juga memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah.38

Susunan organisasi Kementerian yang melaksanakan urusan pemerintahan


dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah terdiri
atas unsur:39

a. pemimpin, yaitu Menteri;


b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat Kementerian;
c. pelaksana, yaitu deputi; dan
d. pengawas, yaitu inspektorat.

37
Pasal 9 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
38
Pasal 9 ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
39
Pasal 9 ayat 4 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara

20
Dalam prakteknya, terkadang timbul perbedaan beban kerja anta
Kementerian yang satu dengan kementerian yang lainnya. Mensikapi hal ini, dalam
hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus, Presiden
dapat mengangkat wakil Menteri pada Kementerian tertentu.40 Selain hal tersebut,
untuk kepentingan sinkronisasi dan koordinasi urusan Kementerian, Presiden juga
dapat membentuk Kementerian koordinasi.41

Sementara itu terkait hubungan fungsional antara Kementerian dengan


lembaga pemerintah nonkementerian dilaksanakan secara sinergis sebagai satu
sistem pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.42 Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Lembaga pemerintah nonkementerian berkedudukan di bawah Presiden dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang mengoordinasikannya.43

Begitu juga terkait hubungan antara Kementerian dan pemerintah daerah


dilaksanakan dalam kerangka sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah
sesuai peraturan perundang-undangan.44

Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
45
menjadi kewenangan daerah otonom. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan
oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk

40
Pasal 10 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
41
Pasal 14 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
42
Pasal 25 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
43
Pasal 25 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
44
Pasal 26 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
45
Pasal 1 Ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah

21
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.46
Sedangkan yang dimaksud dengan Daerah Otonom yang selanjutnya disebut
Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.47

Setiap Daerah dipimpin oleh kepala Pemerintahan Daerah yang disebut


kepala daerah. Kepala daerah untuk Daerah provinsi disebut Gubernur, untuk
Daerah kabupaten disebut Bupati, dan untuk Daerah kota disebut Wali kota.48
Terkait penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah, Pemerintah Pusat
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Daerah. Presiden memegang tanggung jawab akhir atas
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
dan Daerah.49

Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat terhadap


penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah provinsi dilaksanakan oleh
menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian. Pembinaan dan pengawasan
oleh Pemerintah Pusat terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat. Pembinaan dan pengawasan secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri.50

Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan


pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan
absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan

46
Pasal 1 Ayat 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
47
Pasal 1 Ayat 12 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
48
Pasal 59 Ayat 1 & 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
49
Pasal 7 Ayat 1 & 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
50
Pasal 8 Ayat 1, 2 & 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah

22
Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Urusan pemerintahan umum adalah
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan.51

Urusan pemerintahan absolut meliputi: politik luar negeri, pertahanan,


keamanan, yustisi, moneter fiskal nasional, dan agama. Dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahan absolut, Pemerintah Pusat melaksanakan sendiri atau
melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah atau
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas Dekonsentrasi.52

Urusan pemerintahan konkuren menjadi kewenangan Daerah terdiri atas


Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan
Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan
Pelayanan Dasar. 53

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar


meliputi:54

a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

51
Pasal 9 Ayat 1, 2 ,3, 4 & 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
52
Pasal 10 Ayat 1 & 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
53
Pasal 11 Ayat 1, 2 & 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
54
Pasal 12 Ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah

23
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat;
f. sosial.

Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan


Dasar meliputi:55

a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangan;
d. pertanahan;
e. lingkungan hidup;
f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan.

Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi:56

a. kelautan dan perikanan;

55
Pasal 12 Ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
56
Pasal 12 Ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah

24
b. pariwisata;
c. pertanian;
d. kehutanan;
e. energi dan sumber daya mineral;
f. perdagangan;
g. perindustrian; dan
h. transmigrasi.

Urusan pemerintahan umum meliputi:57

a. pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka


memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika
serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
c. pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras,
dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas kemanan lokal, regional,
dan nasional;
d. penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di
wilayah Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota untuk menyelesaikan
permasalahan yang timbul dengan memperhatikan prinsip demokrasi, hak
asasi manusia, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, potensi
serta keanekaragaman Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f. pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; pelaksanaan
semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan
Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal.

57
Pasal 25 Ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahanan Daerah

25
Urusan pemerintahan umum dilaksanakan oleh gubernur dan
bupati/wali kota di wilayah kerja masing-masing. Untuk melaksanakan urusan
pemerintahan umum, gubernur dan bupati/wali kota dibantu oleh Instansi Vertikal.
Dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum, gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri dan bupati/wali kota bertanggung jawab kepada
Menteri melalui gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Gubernur dan
bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum dibiayai dari
APBN.Bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum pada
tingkat Kecamatan melimpahkan pelaksanaannya kepada camat.58

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, Kepala daerah dibantu


oleh perangkat daerah. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur
pembantu gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu bupati/wali kota dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.59

Perangkat Daerah provinsi terdiri atas:60

a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas; dan
e. Badan

58
Pasal 25 Ayat 2,3,4,5 & 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
59
Pasal 1,2 & 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah
60
Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah

26
Sedangkan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:61

a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas; dan
e. Badan
f. Kecamatan

Selanjutnya melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, pengakuan terhadap kesatuan masyarakat hukum adat
dipertegas melalui ketentuan dalam Pasal 18 B ayat (2) yang berbunyi “Negara
mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.” Terkait hal tersebut, maka Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.62

Desa terdiri atas Desa dan Desa Adat yang penyebutanya disesuaikan
dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat. Pemerintah Desa adalah
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat
Desa atau yang disebut dengan nama lain.63P

61
Pasal 5 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah
62
Pasal 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
63
Pasal 23 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

27
Adapun Perangkat Desa tersebut terdiri atas:64

a. sekretariat Desa;
b. pelaksana kewilayahan; dan
c. pelaksana teknis.

Dalam pelakasanaanya Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa tersebut.65

3.2 Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah

Hubungan pemernah pusat dan daerah merupakan dua bagian menjadi satu
yang selalu berkaitan satu sama lainya, hubungan keduanya disebabkan oleh suatu
proses yang saling membutuhkan dan melengkapi, hanya yang membedakan adalah
posisi dalam pendekatan territorial. Hubungan pemerintah pusat dan daerah oleh
Clarke dan Stewart dikonsepsikan dalam tiga bentuk hubungan, yaitu:66

a. The relative autonomy model


Dalam model relative autonomi pemerintah pusat memberikan kebebasan/
kewenangan bertindak yang lebih besar kepada daerah dalam kerangka tugas dan
tanggungjawab yang telah dirumuskan oleh peraturan perundang-undangan.
Dengan pemberian kewenangan dan kebebasan melalui peraturan perundang-
undangan tersebut pemerintah daerah menjadi lebih leluasa dalam bertindak.
Dalam kondisi yang demikian daerah akan memiliki keleluasaan dalam
mengatur dan mengurus urusan yang menjadi wewenangnya.

64
Pasal 48 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
65
Pasal 112 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
66
Imam Ropii, Pola Hubungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Dalam Otonomi Daerah
(Konsepsi Dan Dinamikanya) Hal.1

28
b. The agency model.
Dalam model agency ini di mana daerah tidak mempunyai kekuasaan yang
cukup berarti, sehingga daerah hanya sebagai agen (penyalur/pelaksana saja)
dari pemerintah pusat yang bertugas untuk menjalankan kebijakan pemerintah
pusat. Keberadaan pemerintah daerah tak lebih sebagai perangkat dari
pemerintah pusat yang hanya berperan sebagai perangkat yang harus dengan
patuh melaksnakan kebijakan pemerintah pusat.

c. The interaction model.


Dalam model interaction ini, keberadaan dan peran pemerintah daerah
ditentukan oleh interaksi yang terjadi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.

Mengikuti perkembangan peraturan perundangan yang sekarang berlaku,


yaitu UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, maka berdasarkan
dari teori tersebut bisa disimpulkan perudangan tersebut di atas menganut model
relative autonomi dan The agency model.

Penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dapat kita lihat dalam 3


proses, yaitu (1) Sentralisasi yang pada pemerintahan daerah diwujudkan dalam
lebih diterapkannya dekonsentrasi dalam pemerintahan daerah dekonsentrasi yaitu
pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai
wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. (2)
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
negara kesatuan Republik Indonesia. Pada prinsipnya, kebijakan otonomi daerah
dilakukan dengan mendesentralisasikan kewenangan-kewenangan yang selama ini
tersentralisasi di tangan pemerintah pusat. Dalam proses desentralisasi itu,
kekuasaan pemerintah pusat dialihkan dari tingkat pusat ke pemerintahan daerah
sebagaimana mestinya sehingga terwujud pergeseran kekuasaan dari pusat ke
daerah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Jika dalam kondisi semula arus
kekuasaan pemerintahan bergerak dari daerah ke tingkat pusat maka diidealkan

29
bahwa sejak diterapkannya kebijakan otonomi daerah itu, arus dinamika kekuasaan
akan bergerak sebaliknya, yaitu dari pusat ke daerah. Maka otonomi hanya salah
satu bentuk desentralisasi. Otonomi juga diartikan sebagai sesuatu yang bermakna
kebebasan atau kemandirian (zelfstandigheid) tetapi bukan kemerdekaan
(Onafhankelijkheid). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu adalah wujud
pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan. (3) Medebewind atau
Tugas Pembantuan, adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa
dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melakukan tugas tertentu67

Guna melengkapi pendapat tersebut di atas, maka bersarkan Pasal 5 ayat 4


UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daarah disebutkan bahwa
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dilaksanakan berdasarkan asas
Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Asas Otonomi adalah
prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Otonomi Daerah.
Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. Dekonsentrasi adalah
pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum. Tugas Pembantuan adalah
penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau
dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
provinsi.

67
Dudung Abdullah, Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah. Fakultas Hukum Universitas
Singaperbangsa Karawang

30
Gambar 2
Alur Asas Dekonsentrasi dan Desentralisasi

Di dalam hubungan antara pusat dan daerah paling tidak ada empat faktor
yang menentukan hubungan pusat dan daerah, yaitu hubungan kewenangan,
hubungan keuangan, hubungan pengawasan, dan hubungan yang timbul dari
susunan organisasi pemerintahan di daerah.68 Berdasarkan perintah Pasal 18 a UUD
1945 yang berbunyi: “Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten
dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah hingga saat belum terbit”, namun setidaknya menurut Sadu
wasistiono setidaknya ada 8 ( delapan ) hal yang perlu diketahui sebagai berikut :

1) distribusi kewenangan;
2) hubungan organisasi;
3) hubungan wilayah kerja;
4) hubungan jabatan;

68
Dudung Abdullah, Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah. Fakultas Hukum Universitas
Singaperbangsa Karawang

31
5) hubungan kepegawaian;
6) hubungan keuangan;
7) hubungan pelaporan dan pertanggungjawaban;
8) hubungan intervensi.

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan


pemerintahan daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017
Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
dilaksanakan pembinaan dan pengawasan, Adapun pembinaan dan pengawasan
tersebut, dilaksanakan oleh: Menteri, untuk pembinaan umum; dan menteri
teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis untuk
provinsi sedangkan kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis.

Pembinaan dan pengawasan umum tersebut meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun bentuk pembinaan dan pengawasan tersebut terdiri dari :


a. Fasilitasi
b. Konsultasi
c. Pendidikan dan Pelatihan
d. Penelitian dan Pengembangan

32
Hubungan Pemerintah Pusat dengan daerah juga merupakan salah satu dari
yang dipersyaratkan dalam kompetensi pemerintahan sebagaimana tercantum
dalam Pasal 233 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah. Adapun kompetensi yang lainya yaitu mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang terkait dengan kebijakan Desentralisasi, pemerintahan umum,
pengelolaan keuangan Daerah, Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah, hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD dan etika pemerintahan.

3.3 Rangkuman

• Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan


Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
• Konsepsi model hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Clarke
dan Stewart dikonsepsikan dalam tiga bentuk hubungan a. The relative
autonomy model, b. The agency model. c. c.The interaction model
• Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dilaksanakan
berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan
• Dalam rangka mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren
dilaksanakan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah

3.4 Soal Latihan

1. Model hubungan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia, termasuk pada


model The relative autonomy model dan The agency model. coba jelaskan
secara singkat!
2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dilaksanakan
berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan,
coba jelaskan perbedaan masig masing asas tersebut!
3. Coba sebutkan beda urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar dengan urusan pemerintahan pilihan!
4. Coba jelaskan beda perangkat daerah Badan, Dinas dan Inspektorat!

33
BAB IV
MANAJEMEN PEMERINTAHAN ERA REVOLUSI 4.0

Indikator Keberhasilan :
Peserta Mampu Menerapkan Manajemen
Pemerintahan Era Revolusi Industri 4.0

4.1 Keterampilan Abad ke 21

UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, menuntut adanya


keterbukaan, akuntabilitas, ketanggapan, dan kreatifitas dari segenap Aparatur Sipil
Negara (ASN). Dalam negara demokrasi yang sangat kompetitif, diperlukan
kemampuan birokrasi dan sumber daya aparatur pemerintah daerah yang dapat
memberikan tanggapatan secara cepat terhadap berbagai reaksi yang muncul
dimasayarakat secara bijaksana, adil, dan efektif. Partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan dibidang politik merupakan konsekuensi dari
kehidupan demokrasi, dan diperlukan agar birokrasi dapat meningkatkan partisipasi
seluruh lapisan masyarakat dalam program-program pemerintah. Pelayanan kepada
masyarakat tidak hanya pada pertimbangan efisiensi, tetapi juga pada
pertimbangan unsur equality dan kesetaraan antara nilai efisiensi dan demokrasi
dalam pelaksanaan otonomi daerah. Dalam era reformasi dan era globalisasi,
dituntut juga pelaksanaan reformasi struktural pemerintahan daerah.69

Memasuki zaman industri 4.0 yang ditandai dengan perubahan yang


sangat cepat dalam semua lini kehidupan masyarakat yang didukung perkembangan
teknologi yang semakin canggih, setiap pemerintah daerah dihadapkan kepada
minimal dua tantangan, yaitu; tantangan perubahan dari masyarakat agraris
kemasyarakat industri, dan tantangan dalam menerima arus perubahan sikap dan
perilaku masyarakat pada era industri 4.0, dapat memberikan dampak pada besar
bagi peradaban manusia. Perubahan sikap ini akan melahirkan berbagai tuntutan

69
Budiman Sakti, Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Era Reformasi, Pareto : Jurnal
Ekonomi Dan Kebijakan Publik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019

34
masyarakat terhadap lingkungannya sebagai dampak perubahan teknologi dan
penyesuaian paradigma dalam praktek administrasi pemerintah daerah, pengelolaan
keuangan daerah dan pembangunan daerah pada semua sektor kehidupan manusia.

Sikap saling membutuhkan dan kerjasama internasional tidak terelakkan,


sehingga menempatkan posisi pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota memiliki peluang membangun hubungan sosial, ekonomi,
perdagangan dan budaya, secara langsung dengan dunia internasional dan harus
mendapat persetujuan pemerintah pusat. Hubungan langsung antara wilayah dalam
suatu negara dengan perekonomian global tersebut dapat mendorong meningkatnya
motivasi untuk meningkatkan daya saing dibidang yurisdiksi pemerintah daerah.
Tupoksi yang menjadi tanggungjawab bidang yurisdiksi pemerintah daerah dapat
menciptakan daya saing dalam urusan pembangunan infrastruktur, pendidikan
dasar, kesehatan masyarakat, produktifitas masyarakat, industri dan perdagangan,
dan lain sebagainya.

Pemerintah daerah harus dapat menyiapkan sumber Aparatur Sipil Negara


yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan professional sesuai dengan
perkembangan industri 4.0, berupa pendidikan, pelatihan manajemen dan
kewirausahaan yang professional bagi aparat ASN sudah harus lebih ditingkatkan
dengan menerapkan kualitas manajemen yaitu Total Quality Management (TQM),
Just In Time (JIT) dan ISO-9000 yang sangat diperlukan para pejabat yang
profesioanal di lingkungan pemerintah daerah. Seiring dengan upaya peningkatan
kualitas SDM, masalah disiplin perlu ditingkatkan. Sumber daya aparatur negara
tidak mungkin berkembang tanpa disiplin, karena disiplin yang tinggi sudah harus
dilaksanakan dimulai dari kehidupan di rumah tangga keluarga sampai ke jenjang
pendidikan tinggi. Hanya manusia dan masyarakat yang disiplin serta dapat
mengadopsi perkembangan teknologi yang dapat bersaing dalam dunia persaingan
bebas dan kompetitif pada abab 21.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, seakan dunia


tanpa batas, perdagangan bebas, dunia yang terbuka, tentu ini menjadi peluang bagi

35
sumber daya aparatur pemerintah daerah dapat saling mengenal, saling memahami
dan mendalami kemampuan suatu bangsa, saling mengetahui kekayaan dan
kebudayaan bangsa yang lain, maka dengan sendirinya dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih banyak dan hbungan horizon yang lebih luas. Tidak
mengherankan apabila United Nations Development Program (UNDP) salah satu
badan PBB bidang pembangunan, merumuskan mengenai pengembangan SDM
sebagai usaha untuk meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah.
Seorang manusia yang telah berkembang ilmu pengetahuan nalar akan
meningkatkan pandangan menjadi lebih luas sehingga dapat melakukan pilihan-
pilihan bahkan dapat menyodorkan pilihan untuk sesamanya.

Kehidupan manusia pada abad 21, menuntut sumber daya aparatur yang
prima, karena pada abad 21 ini kehidupan masyarakat sudah sangat terbuka dan
dapat memilih dengan berbagai jenis kemungkinan pilihan melalui pengetahunan
dan teknologi. Dengan demikian sumber daya ASN yang prima dan dapat survive
didalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang bersaing dan menuntut
kualitas kehidupan, baik didalam produk maupun didalam memberi pelayanan jasa
kepada masyarakat dan dunia internasional.

Dalam pengembangan sumber daya aparatur yang berkualitas diperlukan


pengembangan sifat-sifat sebagai berikut :

1. Kemampuan untuk mengembangkan jaringan-jaringan kerjasama (network).


Networking diperlukan oleh karena manusia tidak lagi hidup terpisah-pisah
tetapi berhubungan satu sama lain. Manusia abad 21 hidup didalam dunia tanpa
batas, sehingga yang dapat survive adalah manusia yang ahli dalam networking.
Dunia perdagangan bebas akan semakin lancar apabila ada networking. Tanpa
networking maka perluasan pasar akan menjadi sulit dilaksanakan.

2. Kerjasama (teamwork). Setiap orang didalam masyarakat abad 21 mempunyai


kesempatan untuk mengembangkan keunggulan spisifikasinya. Secara
keseluruhan sumber daya aparatur yang telah dikembangkan kemampuan

36
spesifiknya. Akan dapat membangun kemampuan teamwork yang pada giliran
dapat menghasilkan berbagai produk yang lebih unggul. Industri-industri maju
telah mengembangkan konsep teamwork bukan saja dapat nenghasilkaan produk
yang tinggi mutunya tetapi menghasilkan produk yang semakin lama semakin
disempurnakan, oleh sebab itu pelaksanaannya adalah personil yang terus-
menerus meningkatkan keunggulannya.

3. Berkaitan erat dengan prinsip kerjasama tersebut ialah cinta kepada produk
yang berkualitas tinggi. Seorang aparatur negara yang prima adalah mereka
yang terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan sesuatu sehingga kualitas yang dicapai hari ini akan ditingkan
hari esoknya dan seterusnya. Dengan demikian hasil karya atau produk akan
terus-menerus meningkat dan dengan demikian dapat bersaing dengan produk
lain ataupun produk bangsa lain

Berkaitan dengan hal tersbut di atas, perubahan-perubahan


fundamental yang berbeda dengan tatanan kehidupan abad sebelumnya,
menuntut penanganan yang berbeda. Peter Senge (1994) menyatakan
bahwa di masa depan keadaan berubah dan berkembang dari detail
complexity menjadi dynamic complexity. Interpolasi perkembangan
sebagai dasar perkiraan masa depan, menjadi sulit bahkan sering salah,
bukan saja karena parameter perubahan menjadi sangat banyak, tetapi
juga karena sensitivitas perubahan yang lain dalam lingkup yang luas, dan
masing- masing perubahan menjadi sulit diperkirakan. Oleh sebab itu,
setiap individu termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan mampu
mengembangkan kapasitas dirinya.70

Peta jalan pengembangan kapasitas ASN (PNS dan PPPK)


menempatkan ASN sebagai aset dan investasi (human capital) pada
organisasi modern di era abad 21. ASN adalah profesi bagi PNS dan PPPK

70
Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, : Keterampilan Manajerial abad 21,
Modul Pelatihan Penguatan Keterampilan Bidang Tugas CPNS, Edisi Pertama Tahun 2018

37
dengan peran sebagai birokrat yang melayani masyarakat secara
profesional dan berintegritas. Dengan demikian, ASN dituntut memiliki
kualitas karakter (moral dan kinerja) agar mampu beradaptasi pada
lingkungan yang dinamis, keterbukaan wawasan (literasi) baca, tulis,
budaya, TIK/digital, dan finansial, serta menguasai empat kompetensi
(4Cs) sebagaimana dinyatakan Sharon dan Ken Key (21st Century
Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008) yaitu
berfikir kritis (critical thinking), komunikatif (communication), kolaboratif
(collaboration), dan berfikir kreatif dan inovatif (creative and inovatif.
Internalisasi karakter, literasi, dan kompetensi tersebut diyakini akan
mempengaruhi cara berfikir, cara bekerja, alat untuk bekerja, dan
keterampilan untuk hidup.

The Future of The Job, World Economic Forum, 2017 juga


mengidentifikasi 10 keterampilan yang diperlukan pada tahun 2020 yaitu
pemecahan masalah yang kompleks (complex problem solving), berfikir
kritis (critical thinking), kreatif (creativity), manajemen SDM (people
management), berkoordinasi dengan orang lain (coordinating with
others), kecerdasan emotional (emotional intelligence), orientasi layanan
(service orientation), negosiasi (negotiation), dan fleksibiltas berfikir
(cognitive flexibility).

Selain menghadapi abad 21, saat ini dunia tengah memasuki era Revolusi
Industri 4.0. World Economic Forum (WEF) menyebut Revolusi Industri 4.0 adalah
revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar merupakan
gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi. Ditandai dengan munculnya
fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial intelligence), mobile supercomputing,
intelligent robot, self-driving cars, neuro-technological brain enhancements, era big
data yang membutuhkan kemampuan cybersecurity, era pengembangan
biotechnology dan genetic editing (manipulasi gen). Secara singkat revolusi
industry 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomasi
dengan teknologi cyber. Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan

38
manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri.
Untuk itu pegawai harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi
karena hampir semua pekerjaan saat ini berbasis aplikasi

4.2 Birokrasi 4.0

Jika mendengar kata birokrasi, rasanya orang pasti tertuju kepada konotasi
hal pelayanan yang kurang baik yang sering diperagakan oleh oknum pelayan
masyarakat yang digaji oleh rakyat, bahkan menurut Crozier diartikan sebagai
sesuatu organisasi yang tidak dapat mengoreksi tingkah lakunya dengan cara
belajar dari kesalahan kesalahan, berikut disampaikan potret buram birokrasi. 71

Gambar 3
Potret buram birokrasi

Melihat beberapa hal tertera pada gambar tersebut di atas, pertanyaanya


bagaimana manajemen pemerintahan di Indonesia, untuk mencapai tujuan nasional

71
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 70

39
terebut jika sumber daya manusia aparatur pemerintah dan faktor pendukungnya
masih seperti itu. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa meningkatkan kemampuan
aparataur sipil negara yang jumlahnya berdasarkan atas data statistik yang
dikeluarkan oleh BKN pada Juni 2020 tercatat sebanyak 4.121.176.72

Di penghujung tahun 2020 dan dipertengahan tahun 2021, dilakukan


Upaya pemerintah dalam penyederhanaan birokrasi semakin diperkuat dengan
adanya penyederhanaan struktur organisasi menjadi dua level. Penyederhanaan
birokrasi menjadi dua level eselon dilaksanakan melalui pengalihan Jabatan
Administrator (eselon III), Pengawas (eselon IV), dan Pelaksana (eselon V)
menjadi Jabatan Fungsional pada seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun
daerah, yaitu pusat (34 kementerian, 7 sekretariat lembaga negara, 93 sekretariat
lembaga non-struktural, 29 lembaga pemerintah nonkementerian, dan 2 lembaga
penyiaran publik) dan daerah (34 pemerintah provinsi dan 514 pemerintah kota dan
kabupaten). Serta peluncuran core values ASN 'Berakhlak' dan employer branding
ASN 'Bangga Melayani Bangsa'. Ini merupakan fondasi baru berupa nilai-nilai
dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), yang secara resmi telah diluncurkan oleh
Presiden RI Joko Widodo.73 Tentunya hal ini diharapkan mampu untuk menjawab
tuntutan masyarakat kepada pemerintah, yaitu pelayanan yang serba cepat,
aksesbilitas mudah dan tepat, biaya pelayanan murah dan efisien serta transparansi
informasi publik.

72
Birokrasi, Disrupsi, dan Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic
Governance Komang Jaka Ferdian* 1 ,Dodi Faedlulloh2 , dan Ibrahim3 13 Jurusan Ilmu Politik
Universitas Bangka Belitung 2 Jurusan Administrasi Negara, Universitas Lampung
73
Diakses dari https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3136/asn-berakhlak-dan-bangga-melayani-
bangsa

40
Berikut disampaikan core values ASN 'Berakhlak'

Gambar 4
Core Values ASN 'Berakhlak'

Hal lain tentunya mampu beradaptasi dengan era governance 4.0 atau
digital governance yang mencakup pada 5 (lima) kemampuan yaitu merujuk pada
tata kerja yang berimplikasi pada struktur birokrasi sederhana, talent management,
capacity building, pembelajaran berbasis teknologi serta Co-working space.
(Fleksible working). Adapun Penciptaan birokrasi dinamis berbasis teknologi
menurut Prasojo (2020) memiliki setidaknya enam indikator yaitu
Kapabilitas/keahlian, Budaya (Tidak Korup), Kebijakan (adaptif dan terintegrasi
antar unit), Organisasi berbasis Kinerja, Multistakeholder Partnership
(collborative) dan Joint and Integrated Budgetary System. Ke enam indikator
tersebut tentunya mengarahkan birokrasi untuk mengimplementasikan flexible
working dalam menciptakan pelayanan publik.74

74
Birokrasi, Disrupsi, dan Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic
Governance Komang Jaka Ferdian* 1 ,Dodi Faedlulloh2 , dan Ibrahim3 13 Jurusan Ilmu Politik
Universitas Bangka Belitung 2 Jurusan Administrasi Negara, Universitas Lampung

41
Fenomena covid 19 telah berdampak besar pada manajemen pemerintahan
di Indonesia khususnya sumber daya manusia aparatur yang secara tidak langsung
dipaksa untuk segera menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagaimana
dimaklumi bahwa Perubahan yang terjadi pada manajemen pemerintahan daerah
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
namun demikian ada tiga faktor dominan Wasistiono (2001) yang perlu
dipertimbangkan yaitu faktor struktural, faktor fungsional dan faktor kultural,
dalam faktor kultural, Osborne mengemukakan tiga pendekatan dalam
menjalankan strategi kebudayaan yaitu : meninggalkan kebiasaan lama yang sudah
tidak sesuai lagi dengan jaman (breaking habits), upayakan meraih lubuk hati yang
terdalam agar bersedia menerima perubahan yang ditawarkan (touching hearts) dan
bagaimana dapat memasukan pola pikir baru yang sesuai dengan arah perubahan
yang diinginkan (winning minds).75

4.3 Rangkuman

• Empat kompetensi (4Cs) sebagaimana dinyatakan Sharon dan


Ken Key (21st Century Skills, Education, Competitiveness.
Partnership for 21st Century, 2008) yaitu berfikir kritis (critical
thinking), komunikatif (communication), kolaboratif (collaboration),
dan berfikir kreatif dan inovatif (creative and inovatif)

• The Future of The Job, World Economic Forum, 2017 juga


mengidentifikasi 10 keterampilan yang diperlukan pada tahun
2020 yaitu pemecahan masalah yang kompleks (complex problem
solving), berfikir kritis (critical thinking), kreatif (creativity),
manajemen SDM (people management), berkoordinasi dengan
orang lain (coordinating with others), kecerdasan emotional

75
Ujud R, Manajemen Pemerintahan Daerah Menuju Indonesia Baru, Program Studi Ilmu
Pemerintahan Universitas Bale Bandung, Bandung, Indonesia

42
(emotional intelligence), orientasi layanan (service orientation),
negosiasi (negotiation), dan fleksibiltas berfikir (cognitive flexibility).

• Beradaptasi dengan era governance 4.0 atau digital governance yang


mencakup pada 5 (lima) kemampuan yaitu merujuk pada tata kerja yang
berimplikasi pada struktur birokrasi sederhana, talent management,
capacity building, pembelajaran berbasis teknologi serta Co-working
space. (Fleksible working)

• Penciptaan birokrasi dinamis berbasis teknologi menurut Prasojo (2020)


memiliki setidaknya enam indikator yaitu Kapabilitas/keahlian, Budaya
(Tidak Korup), Kebijakan (adaptif dan terintegrasi antar unit), Organisasi
berbasis Kinerja, Multistakeholder Partnership (collborative) dan Joint and
Integrated Budgetary System.

4.4 Soal Latihan

1. Coba jelaskan 4 kompetensi (4Cs ), yaitu yaitu berfikir kritis


(critical thinking), (communication), (collaboration), dan (creative and
inovatif ) !
2. Bagaimana sikap saudara dalam menghadapi era digitalisasi
yang berpengaruh kepada tata kelola pemerintahan

43
BAB V
PENUTUP

Demikian telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya, mengenai beberapa


hal keterkaitan antara manajemen dengan pemerintahan yang ada di indonesia, yang
intinya bagaimana peran aparatur pemerintah dan daerah menjalankan sesuai
dengan fungsinya masing masing. Untuk tata kelola pemerintahan tersebut, dari
periode ke periode tentunya ada kekhasan masing masing, tergantung dengan hasil
keputusan politik.

Mengelola pemerintahan era industri 4.0 tentunya berbeda dengan era


sebelumnya, maka kelolah pemerintahan tersebut, sesuai dengan jamannya dengan
kemampuan yang mumpuni dengan ditunjang dan di dukung oleh alat manajemen
yang lainya. Era disrupsi teknologi digital adalah era terjadinya inovasi dan
perubahan secara fundamental karena hadirnya teknologi digital dapat mengubah
sistem yang terjadi secara global, hal inilah salah satu tantangan mengelola
pemerintahan jaman sekarang, dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.

44
DAFTAR PUSTAKA

Budiman Sakti, Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Era Reformasi,


Pareto : Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019

Chandra Wijaya, Muhammad Rifai, Dasar Dasar Manajemen, Perdana Publishing,


2016.

Dharma Setyawan Salam, Manajemen Pemerintahan Indonesia, Penerbit


Djambatan, 2002

Dudung Abdullah, Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah. Fakultas


Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang

Imam Ropii, Pola Hubungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Dalam
Otonomi Daerah (Konsepsi Dan Dinamikanya)

Inu Kencana Syafiie /Syafiie Inu. Ilmu Pemerintahan, Jakarta, PT Bumi Aksara,
2013

Komang Jaka Ferdian 1 Dodi Faedlulloh 2, dan Ibrahim 3 : Birokrasi, Disrupsi, dan
Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic Governance.
1&3 Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitun , 2 Jurusan Administrasi
Negara, Universitas Lampung

Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, : Keterampilan


Manajerial abad 21, Modul Pelatihan Penguatan Keterampilan Bidang Tugas
CPNS, Edisi Pertama Tahun 2018

Suryadinata Ermaya. 1996. Sistem Informasi Manajemen danProses Pengambilan


Keputusan. Bandung:CV. Ramdan

45
Ujud R, Manajemen Pemerintahan Daerah Menuju Indonesia Baru, Program Studi
Ilmu Pemerintahan Universitas Bale Bandung, Bandung, Indonesia

Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015

Sumber Peraturan Perundangan:

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang Undang Negara Republik indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian


Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang


Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017


Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka

46
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Sumber Internet :

http://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/BAB-I.pdf

http://repository.uir.ac.id/356/2/bab2.pdf

http://repository.uir.ac.id/363/2/bab2.pdf

https://employers.glints.id/resources/mengenal-vuca-volatility-uncertainty-complexity-ambiguity/

https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3136/asn-berakhlak-dan-bangga-melayani-bangsa

https://repository.uwks.ac.id/7511/3/BAB%20II.pdf

https://www.teorieno.com/2016/10/pengertian-manajemen-pemerintahan-negara.html

47
48

You might also like