Professional Documents
Culture Documents
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………… 1
1.2 Deskripsi Singkat…………………………………………… 3
1.3 Tujuan Pembelajaran……………………………………….. 3
1.4 Indikator Pembelajaran……………………………………... 3
1.5 Materi Pokok & Sub Materi Pokok………………………… 3
BAB II KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMERINTAHAN……….. 5
2.1 Pengertian Manajemen……………………………………... 5
2.2 Pengertian pemerintah & Pemerintahan……………………. 8
2.3 Manajemen Pemerintahan………………………………….. 9
2.4 Rangkuman…………………………………………………. 14
2.5 Soal Latihan………………………………………………… 15
BAB III MANAJEMEN DALAM ORGANISASI PEMERINTAHAN… 16
3.1 Kelembagaan Penyelenggara Urusan Pemerintahan………... 16
3.2 Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah….. 28
3.3 Rangkuman…………………………………………………. 33
3.4 Latihan Soal………………………………………………… 33
BAB IV MANAJEMEN PEMERINTAHAN ERA REVOLUSI 4.0……. 34
4.1 Keterampilan Abad 21……………………………………… 34
4.2 Birokrasi 4.0………………………………………………... 39
4.3 Rangkuman…………………………………………………. 42
4.4 Soal Latihan………………………………………………… 43
BAB V PENUTUP………………………………………………………. 44
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 45
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka dalam konteks bernegara, setiap
organisasi apapun itu bentuknya harus memiliki visi dan misi yang harus sejalan
dengan tujuan nasional, yaitu selalu mengarahkan pada peningkatakan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia agar makin maju dan sejahtera berdasarkan
Pancasila. Salah satu tantangan dalam menghadapi perkembangan jaman saat ini
adalah bagaimana mensikapi era kemajuan yang serba canggih dan selalu berubah
yang lebih dikenal dengan VUCA word.1
1
Diakses dari: https://employers.glints.id/resources/mengenal-vuca-volatility-uncertainty-
complexity-ambiguity/
1
beban berat realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau
sebuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan masih dipertanyaakan, Bob
Johansen, dari Institute for the Future, mengadaptasi VUCA untuk dunia bisnis
dalam bukunya tahun 2009, Leaders Make the Future. Ia mengusulkan kerangka
kerja yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut
VUCA Prime, yaitu Vision (buatlah visi yang jelas), Understanding (Pahami
situasi), Clarity (Komunikasi dan kolaborasi), Agility (Lincah Mengelola
organisasi)
Visi organisasi adalah sebuah gambaran masa depan yang ingin dicapai,
oleh karenanya hal tersebut hendaknya menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan yang tentunya dijabarkan dalam beberapa misi. Demikian pula halnya
dengan organisasi pemerintah, salah satu wujud nyata dalam mewujudkan cita cita
bangsa Indonesia, yang dilakukan oleh aparatur pemerintah adalah mengelola
organisasi pemerintah dengan sebaik baiknya, sehingga mampu memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Kondisi saat ini menuntut organisasi pemerintah untuk terus berbenah dan
melakukan inovasi di berbagai sektor publik, untuk beradaptasi dengan zaman
sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana disebutkan dalam UU No 25 Tahun
2009 Tentang Pelayan Publik, yaitu; Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak
Diskriminatif, mudah dan murah, efaktif dan efisien, Aksesibel, Akuntabel,
berkeadilan. Dalam perjalanannya masih sering ditemukan beberapa kendala yang
ditimbulkan baik dari dalam maupun dari luar. Contohnya seringkali para aparatur
pemerintah melakukan maladministrasi, yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dalam menerapkan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karenanya, para
aparatur pemerintah perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam
hal mengelola organisasi, salah satunya tentang bagaimana berkolaborasi dengan
stakeholder untuk mencapai tujuan. Selain itu para aparatur dituntut untuk mampu
menyusun perencanaan hingga evaluasi yang beradaptasi dengan perkembangan
jaman di era digital ini. Hal ini sangat penting terutama untuk para pejabat
2
pengambil kebijakan dalam pengambilan suatu keputusan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.
3
3. MANAJEMEN PEMERINTAHAN ERA REVOLUSI INDUSTI 4.0
a. Keterampilan Abad ke 21
b. Birokrasi 4.0
4
BAB II
KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMERINTAHAN
Indikator Keberhasilan
Peserta Mampu Menjelaskan Konsep Dasar
Manajemem Pemerintahan
2
Chandra Wijaya, Muhammad Rifai, Dasar Dasar Manajemen, Perdana Publishing, 2016. Hal:14
5
pekerjaan melalui orang lain, rumusan ini sangat mudah untuk dipahami dan
simpel.3
Adapun hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan yang biasanya
sering disebut alat manajemen lebih dikenal dengan “Enam M “, yaitu manusia
(men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang
(money) dan pasar atau (market). Dimana ke enam unsur tersebut saling
berhubungan satu sama lainya dalam mencapai suatu tujuan.
Adapun fungsi fungsi manajemen yang bersifat umum dan berlaku dalam
menajemen pemerintahan sebagai contohnya adalah menurut apa yang
diungkapkan oleh Dalton E Mc Farland, yang mengatakan bahwa fungsi
manajemen ada 3 (tiga), yang disingkat dengan akronim POCO, yaitu Planing
3
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 10
4
Ibid, hal. 12
5
Chandra Wijaya, Muhammad Rifai, Dasar Dasar Manajemen, Perdana Publishing, 2016. Hal :20
6
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Controlling (Pengawasan).
Selanjutnya Geoge Terry, mengemukakan fungsi manajemen ada 4 (empat),
disingkat dengan akronim POAC, yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (penggerakan), Controlling (pengawasan).6
1. Planning ( perencanaan )
Terdapat 3 unsur pokok kegiatan perencanaan, yaitu: 1) pengumpulan data, 2)
analisis fakta dan, 3) penyusunan rencana yang konkrit
2. Organizing (pengorganisasian),
Sebuah organisasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu : (1) ada kumpulan orang
orang (2) ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi (3)
bekerjasama di mana aktivitas-aktivitas yang terpoisah dikoordinir (4) ada
tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir.
3. Actuating (penggerakan)
(1) Menjelaskan dan mengkomunikasikan tujuan yang hendak di capai. (2)
Menyelenggarakan pertemuan yang dapat menstimulus kerja bawahan. (3)
Mengajak untuk bekerja semaksimal mungkin guna mencapai standar
operasional. (4) Mengembangkan potensi guna merealisasikan kemungkinan
hasil yang maksimal.
4. Controlling (pengawasan)
Pengawasan sebagai proses terdiri atas tiga langkah universal, yaitu (1)
mengukur perbuatan (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang
ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada, dan (3) memperbaiki
penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
6
Dharma Setyawan Salam, Manajemen Pemerintahan Indonesia, Penerbit Djambatan, 2002. Hal 13
7
2.2 Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan
1. Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh, terdiri dari 2 unsur rakyat dan
pemerintah yang keduanya ada hubungan
2. Setelah ditambah awalan ‘Pe’ menjadi pemerintah yang berarti badan atau
organisasi yang mengurus
3. Setelah ditambah akhiran an menjadi pemerintahan, yang berarti perbuatan, cara
atau perihal.
7
Inu Kencana Syafiie /Syafiie Inu. Ilmu Pemerintahan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2013. Hal 8
8
Diakses dari http://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/BAB-I.pdf
8
Menteri menterinya dalam rangka mencapai tujuan Negara. 2) Pemerintah (an)
dalam arti luas, yaitu: Perbuatan memerintah yang dilakukan oleh Legislatif,
Eksekutif dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan Pemerintahan Negara. 9
9
Diakses dari http://repository.uir.ac.id/356/2/bab2.pdf
10
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 18
9
negara, tidak saja dirtikan sebagai aparatur dari badan eksekutif, akan tetapi juga
aparatur dari badan legislatif dan yudikatif, serta baik yang berada pada tingkat
pusat maupun pada tingkat daerah.11
11
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 21
12
Suryadinata Ermaya. 1996. Sistem Informasi Manajemen danProses Pengambilan Keputusan.
Bandung:CV. Ramdan
13
Diakses dari https://rerepository.uwks.ac.id/7511/3/BAB%20II.pdf
14
Diakases dari http://repository.uir.ac.id/363/2/bab2.pdf
15
Diakses dari https://www.teorieno.com/2016/10/pengertian-manajemen-pemerintahan-
negara.html
10
1. Perencanaan Pemerintahan.
Beberapa hal yang dianggap perlu untuk mendapat perhatian dalam kaitannya
dengan perencanaan tersebut bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah, dengan tujuan : a. mendukung
koordinasi antarpelaku pembangunan; b. menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar Daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; c. menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; d.
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan e. menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional. maka dalam pelaksanaanya diperlukan
sinkronisasi dalam penganggaran, berikut bagan tentang Sinkronisasi
Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah Dalam Satu Kesatuan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.16
Gambar 1
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah Dalam Satu
Kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
16
Pasal 2 UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
11
Untuk pedoman perencanaan bagi Pemerintah Daerah dapat dipelajari pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017
Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
17
Birokrasi, Disrupsi, dan Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic
Governance Komang Jaka Ferdian* 1 ,Dodi Faedlulloh2 , dan Ibrahim3 13 Jurusan Ilmu Politik
Universitas Bangka Belitung 2 Jurusan Administrasi Negara, Universitas Lampung
12
4. Kontrol Pemerintahan.18
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik
18
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
19
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 25
13
pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (developement).20 Berdasarkan
beberapa referensi yang lainya penulis berpendapat bahwa terdapat fungsi yang
lainya, yaitu:
2.4 Rangkuman
20
Diakses dari Jurnal-Ace-Lingga-Sari-080565201001-IP-2013.pdf
14
• Manajemen pemerintahan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
mencapai tujuan negara dengan menggunakan berbagai sumber yang
dikuasai oleh negara
15
BAB III
MANAJEMEN DALAM ORGANISASI PEMERINTAHAN
Indikator Keberhasilan :
Peserta Mampu Menjelaskan Manajemen Dalam
Organisasi Pemerintahan
21
Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
22
Pasal 1 Ayat 1 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
23
Pasal 4 Ayat 1 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
24
Pasal 4 Ayat 2 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
16
Sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan, dalam menjalankan
kekuasaan pemerintahannya, Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Menteri-menteri negara tersebut
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan yang pembentukan, pengubahan,
dan pembubaran kementeriannya diatur dalam undang-undang.25
25
Pasal 17 Ayat 1-4 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
26
Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
27
Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
28
Pasal 1 ayat 1&2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Kementerian Negara
29
Pasal 4 & 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
17
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama,
hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan,
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan,
energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan (Setiap
urusan pemerintahan dalam ruang lingkup ini tidak harus dibentuk dalam satu
Kementerian tersendiri);30
30
Pasal 4 ,5, 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
31
Pasal 4 ,5, 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
32
Pasal 7 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
33
Pasal 8 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
18
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; dan
d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah
Adapun Kementerian yang melaksanakan urusan pemerintahan yang
ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyelenggarakan fungsi:34
34
Pasal 8 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
35
Pasal 8 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
36
Pasal 9 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
19
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
c. pelaksana tugas pokok, yaitu direktorat jenderal;
d. pengawas, yaitu inspektorat jenderal;
e. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat; dan
f. pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
37
Pasal 9 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
38
Pasal 9 ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
39
Pasal 9 ayat 4 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
20
Dalam prakteknya, terkadang timbul perbedaan beban kerja anta
Kementerian yang satu dengan kementerian yang lainnya. Mensikapi hal ini, dalam
hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus, Presiden
dapat mengangkat wakil Menteri pada Kementerian tertentu.40 Selain hal tersebut,
untuk kepentingan sinkronisasi dan koordinasi urusan Kementerian, Presiden juga
dapat membentuk Kementerian koordinasi.41
40
Pasal 10 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
41
Pasal 14 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
42
Pasal 25 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
43
Pasal 25 ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
44
Pasal 26 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara
45
Pasal 1 Ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
21
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.46
Sedangkan yang dimaksud dengan Daerah Otonom yang selanjutnya disebut
Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.47
46
Pasal 1 Ayat 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
47
Pasal 1 Ayat 12 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
48
Pasal 59 Ayat 1 & 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
49
Pasal 7 Ayat 1 & 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
50
Pasal 8 Ayat 1, 2 & 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
22
Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Urusan pemerintahan umum adalah
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan.51
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
51
Pasal 9 Ayat 1, 2 ,3, 4 & 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
52
Pasal 10 Ayat 1 & 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
53
Pasal 11 Ayat 1, 2 & 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
54
Pasal 12 Ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
23
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat;
f. sosial.
a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangan;
d. pertanahan;
e. lingkungan hidup;
f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan.
55
Pasal 12 Ayat 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
56
Pasal 12 Ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
24
b. pariwisata;
c. pertanian;
d. kehutanan;
e. energi dan sumber daya mineral;
f. perdagangan;
g. perindustrian; dan
h. transmigrasi.
57
Pasal 25 Ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahanan Daerah
25
Urusan pemerintahan umum dilaksanakan oleh gubernur dan
bupati/wali kota di wilayah kerja masing-masing. Untuk melaksanakan urusan
pemerintahan umum, gubernur dan bupati/wali kota dibantu oleh Instansi Vertikal.
Dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum, gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri dan bupati/wali kota bertanggung jawab kepada
Menteri melalui gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Gubernur dan
bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum dibiayai dari
APBN.Bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum pada
tingkat Kecamatan melimpahkan pelaksanaannya kepada camat.58
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas; dan
e. Badan
58
Pasal 25 Ayat 2,3,4,5 & 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
59
Pasal 1,2 & 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah
60
Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah
26
Sedangkan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:61
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas; dan
e. Badan
f. Kecamatan
Desa terdiri atas Desa dan Desa Adat yang penyebutanya disesuaikan
dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat. Pemerintah Desa adalah
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat
Desa atau yang disebut dengan nama lain.63P
61
Pasal 5 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah
62
Pasal 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
63
Pasal 23 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
27
Adapun Perangkat Desa tersebut terdiri atas:64
a. sekretariat Desa;
b. pelaksana kewilayahan; dan
c. pelaksana teknis.
Hubungan pemernah pusat dan daerah merupakan dua bagian menjadi satu
yang selalu berkaitan satu sama lainya, hubungan keduanya disebabkan oleh suatu
proses yang saling membutuhkan dan melengkapi, hanya yang membedakan adalah
posisi dalam pendekatan territorial. Hubungan pemerintah pusat dan daerah oleh
Clarke dan Stewart dikonsepsikan dalam tiga bentuk hubungan, yaitu:66
64
Pasal 48 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
65
Pasal 112 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
66
Imam Ropii, Pola Hubungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Dalam Otonomi Daerah
(Konsepsi Dan Dinamikanya) Hal.1
28
b. The agency model.
Dalam model agency ini di mana daerah tidak mempunyai kekuasaan yang
cukup berarti, sehingga daerah hanya sebagai agen (penyalur/pelaksana saja)
dari pemerintah pusat yang bertugas untuk menjalankan kebijakan pemerintah
pusat. Keberadaan pemerintah daerah tak lebih sebagai perangkat dari
pemerintah pusat yang hanya berperan sebagai perangkat yang harus dengan
patuh melaksnakan kebijakan pemerintah pusat.
29
bahwa sejak diterapkannya kebijakan otonomi daerah itu, arus dinamika kekuasaan
akan bergerak sebaliknya, yaitu dari pusat ke daerah. Maka otonomi hanya salah
satu bentuk desentralisasi. Otonomi juga diartikan sebagai sesuatu yang bermakna
kebebasan atau kemandirian (zelfstandigheid) tetapi bukan kemerdekaan
(Onafhankelijkheid). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu adalah wujud
pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan. (3) Medebewind atau
Tugas Pembantuan, adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa
dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melakukan tugas tertentu67
67
Dudung Abdullah, Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah. Fakultas Hukum Universitas
Singaperbangsa Karawang
30
Gambar 2
Alur Asas Dekonsentrasi dan Desentralisasi
Di dalam hubungan antara pusat dan daerah paling tidak ada empat faktor
yang menentukan hubungan pusat dan daerah, yaitu hubungan kewenangan,
hubungan keuangan, hubungan pengawasan, dan hubungan yang timbul dari
susunan organisasi pemerintahan di daerah.68 Berdasarkan perintah Pasal 18 a UUD
1945 yang berbunyi: “Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten
dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah hingga saat belum terbit”, namun setidaknya menurut Sadu
wasistiono setidaknya ada 8 ( delapan ) hal yang perlu diketahui sebagai berikut :
1) distribusi kewenangan;
2) hubungan organisasi;
3) hubungan wilayah kerja;
4) hubungan jabatan;
68
Dudung Abdullah, Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah. Fakultas Hukum Universitas
Singaperbangsa Karawang
31
5) hubungan kepegawaian;
6) hubungan keuangan;
7) hubungan pelaporan dan pertanggungjawaban;
8) hubungan intervensi.
32
Hubungan Pemerintah Pusat dengan daerah juga merupakan salah satu dari
yang dipersyaratkan dalam kompetensi pemerintahan sebagaimana tercantum
dalam Pasal 233 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah. Adapun kompetensi yang lainya yaitu mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang terkait dengan kebijakan Desentralisasi, pemerintahan umum,
pengelolaan keuangan Daerah, Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah, hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD dan etika pemerintahan.
3.3 Rangkuman
33
BAB IV
MANAJEMEN PEMERINTAHAN ERA REVOLUSI 4.0
Indikator Keberhasilan :
Peserta Mampu Menerapkan Manajemen
Pemerintahan Era Revolusi Industri 4.0
69
Budiman Sakti, Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Era Reformasi, Pareto : Jurnal
Ekonomi Dan Kebijakan Publik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
34
masyarakat terhadap lingkungannya sebagai dampak perubahan teknologi dan
penyesuaian paradigma dalam praktek administrasi pemerintah daerah, pengelolaan
keuangan daerah dan pembangunan daerah pada semua sektor kehidupan manusia.
35
sumber daya aparatur pemerintah daerah dapat saling mengenal, saling memahami
dan mendalami kemampuan suatu bangsa, saling mengetahui kekayaan dan
kebudayaan bangsa yang lain, maka dengan sendirinya dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih banyak dan hbungan horizon yang lebih luas. Tidak
mengherankan apabila United Nations Development Program (UNDP) salah satu
badan PBB bidang pembangunan, merumuskan mengenai pengembangan SDM
sebagai usaha untuk meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah.
Seorang manusia yang telah berkembang ilmu pengetahuan nalar akan
meningkatkan pandangan menjadi lebih luas sehingga dapat melakukan pilihan-
pilihan bahkan dapat menyodorkan pilihan untuk sesamanya.
Kehidupan manusia pada abad 21, menuntut sumber daya aparatur yang
prima, karena pada abad 21 ini kehidupan masyarakat sudah sangat terbuka dan
dapat memilih dengan berbagai jenis kemungkinan pilihan melalui pengetahunan
dan teknologi. Dengan demikian sumber daya ASN yang prima dan dapat survive
didalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang bersaing dan menuntut
kualitas kehidupan, baik didalam produk maupun didalam memberi pelayanan jasa
kepada masyarakat dan dunia internasional.
36
spesifiknya. Akan dapat membangun kemampuan teamwork yang pada giliran
dapat menghasilkan berbagai produk yang lebih unggul. Industri-industri maju
telah mengembangkan konsep teamwork bukan saja dapat nenghasilkaan produk
yang tinggi mutunya tetapi menghasilkan produk yang semakin lama semakin
disempurnakan, oleh sebab itu pelaksanaannya adalah personil yang terus-
menerus meningkatkan keunggulannya.
3. Berkaitan erat dengan prinsip kerjasama tersebut ialah cinta kepada produk
yang berkualitas tinggi. Seorang aparatur negara yang prima adalah mereka
yang terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan sesuatu sehingga kualitas yang dicapai hari ini akan ditingkan
hari esoknya dan seterusnya. Dengan demikian hasil karya atau produk akan
terus-menerus meningkat dan dengan demikian dapat bersaing dengan produk
lain ataupun produk bangsa lain
70
Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, : Keterampilan Manajerial abad 21,
Modul Pelatihan Penguatan Keterampilan Bidang Tugas CPNS, Edisi Pertama Tahun 2018
37
dengan peran sebagai birokrat yang melayani masyarakat secara
profesional dan berintegritas. Dengan demikian, ASN dituntut memiliki
kualitas karakter (moral dan kinerja) agar mampu beradaptasi pada
lingkungan yang dinamis, keterbukaan wawasan (literasi) baca, tulis,
budaya, TIK/digital, dan finansial, serta menguasai empat kompetensi
(4Cs) sebagaimana dinyatakan Sharon dan Ken Key (21st Century
Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008) yaitu
berfikir kritis (critical thinking), komunikatif (communication), kolaboratif
(collaboration), dan berfikir kreatif dan inovatif (creative and inovatif.
Internalisasi karakter, literasi, dan kompetensi tersebut diyakini akan
mempengaruhi cara berfikir, cara bekerja, alat untuk bekerja, dan
keterampilan untuk hidup.
Selain menghadapi abad 21, saat ini dunia tengah memasuki era Revolusi
Industri 4.0. World Economic Forum (WEF) menyebut Revolusi Industri 4.0 adalah
revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar merupakan
gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi. Ditandai dengan munculnya
fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial intelligence), mobile supercomputing,
intelligent robot, self-driving cars, neuro-technological brain enhancements, era big
data yang membutuhkan kemampuan cybersecurity, era pengembangan
biotechnology dan genetic editing (manipulasi gen). Secara singkat revolusi
industry 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomasi
dengan teknologi cyber. Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan
38
manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri.
Untuk itu pegawai harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi
karena hampir semua pekerjaan saat ini berbasis aplikasi
Jika mendengar kata birokrasi, rasanya orang pasti tertuju kepada konotasi
hal pelayanan yang kurang baik yang sering diperagakan oleh oknum pelayan
masyarakat yang digaji oleh rakyat, bahkan menurut Crozier diartikan sebagai
sesuatu organisasi yang tidak dapat mengoreksi tingkah lakunya dengan cara
belajar dari kesalahan kesalahan, berikut disampaikan potret buram birokrasi. 71
Gambar 3
Potret buram birokrasi
71
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, PT Raja Grafindo Persada, 2015. Hal 70
39
terebut jika sumber daya manusia aparatur pemerintah dan faktor pendukungnya
masih seperti itu. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa meningkatkan kemampuan
aparataur sipil negara yang jumlahnya berdasarkan atas data statistik yang
dikeluarkan oleh BKN pada Juni 2020 tercatat sebanyak 4.121.176.72
72
Birokrasi, Disrupsi, dan Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic
Governance Komang Jaka Ferdian* 1 ,Dodi Faedlulloh2 , dan Ibrahim3 13 Jurusan Ilmu Politik
Universitas Bangka Belitung 2 Jurusan Administrasi Negara, Universitas Lampung
73
Diakses dari https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3136/asn-berakhlak-dan-bangga-melayani-
bangsa
40
Berikut disampaikan core values ASN 'Berakhlak'
Gambar 4
Core Values ASN 'Berakhlak'
Hal lain tentunya mampu beradaptasi dengan era governance 4.0 atau
digital governance yang mencakup pada 5 (lima) kemampuan yaitu merujuk pada
tata kerja yang berimplikasi pada struktur birokrasi sederhana, talent management,
capacity building, pembelajaran berbasis teknologi serta Co-working space.
(Fleksible working). Adapun Penciptaan birokrasi dinamis berbasis teknologi
menurut Prasojo (2020) memiliki setidaknya enam indikator yaitu
Kapabilitas/keahlian, Budaya (Tidak Korup), Kebijakan (adaptif dan terintegrasi
antar unit), Organisasi berbasis Kinerja, Multistakeholder Partnership
(collborative) dan Joint and Integrated Budgetary System. Ke enam indikator
tersebut tentunya mengarahkan birokrasi untuk mengimplementasikan flexible
working dalam menciptakan pelayanan publik.74
74
Birokrasi, Disrupsi, dan Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic
Governance Komang Jaka Ferdian* 1 ,Dodi Faedlulloh2 , dan Ibrahim3 13 Jurusan Ilmu Politik
Universitas Bangka Belitung 2 Jurusan Administrasi Negara, Universitas Lampung
41
Fenomena covid 19 telah berdampak besar pada manajemen pemerintahan
di Indonesia khususnya sumber daya manusia aparatur yang secara tidak langsung
dipaksa untuk segera menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagaimana
dimaklumi bahwa Perubahan yang terjadi pada manajemen pemerintahan daerah
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
namun demikian ada tiga faktor dominan Wasistiono (2001) yang perlu
dipertimbangkan yaitu faktor struktural, faktor fungsional dan faktor kultural,
dalam faktor kultural, Osborne mengemukakan tiga pendekatan dalam
menjalankan strategi kebudayaan yaitu : meninggalkan kebiasaan lama yang sudah
tidak sesuai lagi dengan jaman (breaking habits), upayakan meraih lubuk hati yang
terdalam agar bersedia menerima perubahan yang ditawarkan (touching hearts) dan
bagaimana dapat memasukan pola pikir baru yang sesuai dengan arah perubahan
yang diinginkan (winning minds).75
4.3 Rangkuman
75
Ujud R, Manajemen Pemerintahan Daerah Menuju Indonesia Baru, Program Studi Ilmu
Pemerintahan Universitas Bale Bandung, Bandung, Indonesia
42
(emotional intelligence), orientasi layanan (service orientation),
negosiasi (negotiation), dan fleksibiltas berfikir (cognitive flexibility).
43
BAB V
PENUTUP
44
DAFTAR PUSTAKA
Imam Ropii, Pola Hubungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Dalam
Otonomi Daerah (Konsepsi Dan Dinamikanya)
Inu Kencana Syafiie /Syafiie Inu. Ilmu Pemerintahan, Jakarta, PT Bumi Aksara,
2013
Komang Jaka Ferdian 1 Dodi Faedlulloh 2, dan Ibrahim 3 : Birokrasi, Disrupsi, dan
Anak Muda: Mendorong Birokrat Muda menciptakan Dynamic Governance.
1&3 Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitun , 2 Jurusan Administrasi
Negara, Universitas Lampung
45
Ujud R, Manajemen Pemerintahan Daerah Menuju Indonesia Baru, Program Studi
Ilmu Pemerintahan Universitas Bale Bandung, Bandung, Indonesia
Undang Undang Negara Republik indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
46
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Sumber Internet :
http://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/BAB-I.pdf
http://repository.uir.ac.id/356/2/bab2.pdf
http://repository.uir.ac.id/363/2/bab2.pdf
https://employers.glints.id/resources/mengenal-vuca-volatility-uncertainty-complexity-ambiguity/
https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3136/asn-berakhlak-dan-bangga-melayani-bangsa
https://repository.uwks.ac.id/7511/3/BAB%20II.pdf
https://www.teorieno.com/2016/10/pengertian-manajemen-pemerintahan-negara.html
47
48