You are on page 1of 10

A.

PENGERTIAN WADUK
Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah
yang dimaksudkan untuk menyimpan/ menampung air saat terjadi kelebihan air
/ musim penghujan, kemudian air yang melimpah tersebut dimanfaatkan  untuk
keperluan pertanian dan berbagai keperluan lainnya pada saat musim kemarau.
Dalam satu tahun, persediaan air di alam khususnya di Indonesia berubah
– ubah, pada musim penghujan air sangat melimpah sedangkan pada saat
musim kemarau tiba air sangat langka. Dengan kapasitas tampungan yang
besar dan elevasi muka air yang tinggi, sebuah waduk selain dapat engatur
besar aliran sungai di sebelah hilirnya agar menjadi lebih merata sepanjang
tahun, juga dapat berfungsi sekaligus sebagai sarana pengendali banjir yang
efektif dan berbagai manfaat lainnya.

Sebuah waduk atau bendungan memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan


muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah
tepi kanan dan tepi kiri sungai. Air sungai yang ditampung di dalam bendungan
dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan
kebutuhankebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan yaitu dapat
menampung air sungai yang melebihi kebutuhan dan baru dilepas lagi ke
dalam sungai di bagian hilir sesuai dengan kebutuhan serta pada waktu yang
diperlukan. Bendungan juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang
dibangun secara melintang terhadap sungai, sedemikian rupa agar permukaan
air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai
tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian
hingga ke lahan-lahan pertanian.
Konstruksi sebuah bendungan memiliki bagian-bagian tertentu. Bagian –
bagian ini menopang seluruh konstruksi bendungan. Setiap bagian memiliki
detail dan fungsi yang khusus. Bagian-bagian inilah yang akan bekerja agar
operasional suatu bendungan dapat berjalan dengan baik. Salah satu bagian
terpenting yaitu tubuh bendungan. Tubuh bendungan merupakan struktur
utama yang berfungsi untuk membendung laju aliran sungai dan menaikkan
tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian ini biasanya terbuat dari
urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendungan
umumnya dibuat melintang pada aliran sungai. Selain tubuh bendungan, pintu
air (gates) juga memiliki peran penting dalam mekanisme pengoprasian air
bendungan. Pintu air merupakan struktur dari bendungan yang berfungsi untuk
mengatur, membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka
maupun tertutup.

B. JENIS-JENIS WADUK
1. Tipe Waduk/Bendungan berdasarkan tujuan pembangunannya :
a. Waduk eka guna / tujuan tunggal (single purpose) merupakan waduk
yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya untuk
pembangkit tenaga listrik, irigasi, pengendali banjir, atau tujuan lainnya
tetapi hanya untuk satu tujuan saja.
b. Waduk multi guna / serba guna (multi purpose) merupakan waduk 
yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya :
pembangkit tenaga listrik (PLTA) dan irigasi, pengendali banjir dan
PLTA, air minum dan irigasi, air baku, PLTA dan irigasi dan lain
sebagainya.

2. Tipe Waduk / Bendungan berdasarkan penggunaannya :


a. Waduk penampung air (storage) merupakan waduk yang digunakan
untuk menyimpan air pada masa surplus dan dipergunakan pada masa
kekurangan, termasuk dalam bendungan penampung adalah tujuan
rekreasi, perikanan, pengendali banjir dan lain – lain.
b. Waduk pembelok (diversion) adalah waduk yang digunakan untuk
meninggikan muka air, biasanya untuk keperluan mengalirkan air ke
dalam sistem aliran menuju ke tempat yang memerlukan.
c. Waduk penahan (detention) adalah waduk yang digunakan untuk
memperlambat dan mengusahakan seminimal mungkin efek aliran banjir
yang mendadak. Air ditampung secara berkala / sementara, dialirkan
melalui pelepasan (outlet). Air ditahan selama mungkin dan dibiarkan
meresap di daerah sekitarnya.
3. Tipe Waduk berdasarkan jalannya air :
a. Waduk untuk dilewati air (overflow) adalah waduk yang dibangun untuk
dilimpasi air pada bangunan pelimpah (spillway).
b. Bendungan untuk menahan air (non overflow) adalah waduk yang sama
sekali tidak boleh dilimpasi air.

4. Tipe Waduk/Bendungan berdasarkan  material pembentuknya :


a. Bendungan urugan (rock fill dam, embankment dam) adalah bendungan
yang dibangun dari hasil penggalian bahan (material) tanpa tambahan
bahan lain yang bersifat campuran secara kimiawi, jadi betul – betul
bahan pembentuk bangunan asli
b. Bendungan beton (concrete dam) adalah bendungan yang dibuat dari
konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Kemiringan
permukaan hulu dan hilir tidak sama pada umumnya bagian hilir lebih
landai dan bagian hulu mendekati vertikal dan bentuknya ramping.
Bendungan ini dibagi lagi menjadi dua yaitu bendungan beton
berdasarkan berat sendiri stabilitas tergantung pada massanya,bendungan
beton dengan penyangga (buttress dam) dimana permukaan
hulu menerus dan di hilirnya pada jarak tertentu ditahan, bendungan
berbentuk lengkung serta bendungan beton kominasi.

C. MANFAAT WADUK
Beberapa manfaat yang mampu diberikan sebuah waduk diantaranya
adalah :

1. Irigasi
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air
sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai, air itu dapat ditampung
sehingga pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk irigasi lahan
pertanian.
Saluran irigasi dari waduk

2. Penyediaan Air Baku


Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum dimana diperkotaan sangat
langka dengan air bersih.

Penyedian air baku dari waduk

3. Sebagai PLTA
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk
mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga
air (PLTA) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang biasanya
terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis aliran
air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.
PLTA Jatiluhur, Surakarta

4. Pariwisata dan Olahraga Air


Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan
sebagai tempat rekreasi dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan
sebagai tempat olahraga air maupun sebagai tempat latihan para atlet
olahraga air.

Kawasan Wisata Waduk Gajah Mungkur, wonogiri

5. Pengendali Banjir
Dengan dibangunnya waduk maka kemungkinan terjadinya banjir
pada musim hujan dapat dikurangi dan pada musim kemarau air yang
tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara
lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian, untuk
perikanan, untuk pariwisata dan lain sebagainya.

D. DESAIN PERENCANAAN
1. Umum
a. Gagasan
Untuk merencanakan dan membangun sebuah bendunga/waduk harus 
dialaskan pada dasar yang kuat dengan meninjau beberapa aspek yang
umum :
 Apakah fluktuasi besarnya air sungai sangat menjolok antara di musim
hujan dan panas sehingga persediaan airnya tidak dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen sepanjang tahun.
 Apakah masalah pemindahan pemukiman penduduk dari lokasi rencana
bendungan masih dalam batas wajar sehingga akan dapat diatasi dengan
baik secara etis, ekonomis dan politis.
 Apakah terdapat lokasi yang cocok, sesuai dan kondisi tanah pondasi
cukup kuat untuk dapat mendukung beban tubuh bendungan tipe urugan
atau beton.
b. Pengumpulan dan penujian data dasar yang ada.
 Peta topografi
 Peta geologi
 Foto udara
 Peta tata guna tanah
 Peta pemilikan tanah
 Catatan kegiatan di lokasi rencana dan sekitarnya.
c. Pra studi kelayakan meliputi kegiatan :
 Survey geologi teknik
 Survey topografi
 Survey hidroklimatologi
 Pra rencana bendungan meliputi :
 Pemilihan lokasi (beberapa alternatif)
 Pemilihan jenis bendungan
 Dimensi
 Perhitungan stabilitas
 Pembuatan spesifikasi teknik
 Jadwal pembuatan design detail
 Jadwal pelaksanaan konstruksi
 Rencana anggaran biaya
 Analisi ekonomi
d. Studi kelayakan
Dilakukan kegiatan yang sama dengan butir c di atas namun dengan
kedalaman yang dibutuhkan untuk studi kelayakan, dengan catatan lokasi
rencana bendungan sudah dipusatkan pada suatu tempat.
2. Perencanaan Teknis
a. Bendungan urugan
1) Karakteristik bendungan urugan
Dibandingkan dengan jenis-jenis lain, maka bendungan urugan
mempunyai keistimewaan sebagai berikut :
 Pembangunannya dapat dilaksanakan pada harnpir semua kondisi
geologi dan  geografi yang dijumpai.
 Bahan-bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang
terdapat di sekitar lokasi calon bendungan.
Karena tubuh bendungan terdiri dari timbunan tanah atau timbunan
batu yang berkomposisi lepas, maka jebolnya bendungan umumnya
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
 Longsoran yang tejadi baik pada lereng hulu maupun lereng hilir tubuh
bendungan.
 Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya - gaya yang
timbul dalam aliran filtrasi yang tetjadi di dalam tubuh bendungan.
 Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh
bendungan, karena tidak dapat menikuti gerakan konsolidasi dari tubuh
bendungan tersebut.
 Proses pelaksanaan pembangunannya biasanya sangat peka terhadap
pengaruh iklim, lebih-Iebih pada bendungan urugan tanah dimana
kelembaban optimum tertentu perludipertahankan terutama pada saat
pelaksanaan penimbunan dan pemadatannya.
2) Perancangan bendungan urugan
Pada hakekatnya eksistensi suatu bendungan telah simulai sejak
diadakannya kegiatan-kegiatan survey, perancangan, perencanaan teknis,
pembangunan, operasi dan pemeliharaan sampai akhir dari umur efektif
bendungan tersebut. Semakin mendalam pelaksanaan survay perancangan
dikerjakan maka semakin mudah pula pelaksanaan
pembangunannya, karena kemunginan terjadinya modifikasi konstruksi
semakin kecil.
Dari hasi analisa teknis tersebut maka akan dapat ditentukan dengan
mantap hal-hal sebagai berikut :
 Kedudukan bendungan yang paling baik.
 Tipe bendungan yang paling cocok.
 Metode pelaksanaan pembangunan yang paling efektif.
Beberapa aspek yang perlu dipelajari untuk dapat merealisir gagasan
suatu bendungan adalah : topografi, geologi teknik, pondasi, hidrologi,
bahan bendungan, bangunan pelimpah, bangunan penyadap dan lain-lain.
3) Tinggi Bendungan.
Tinggi bendungan adalah jarak dari pondasi hingga permukaan air
waduk pada saat bangunan pelimpah mengalirkan air sebesar
kapasitas perencanaannya, ditambah dengan tinggi jagaan tertentu
untukdorongan angin, gelombang, tenaga pembekuan es dan gerak gempa
bumi.
4) Lebar Mercusuar
Lebar mercusuar bendungan urugan haruslah cukup kuat untuk
menjaga agar garis preatik atau permukaan atas rembesan tetap berada di
dalam bendungan pada waktunya. Lebar mercu harns cukup untuk menahan
hentakan gempa serta kekuatan gelombang, lebar mecu dari bendungan
yang rendah dapat pula dipengarnhi oleh kebutuhan sekunder seperti lebar
jalan pemeliharaan minimum sebesar 3 meter.
5) Stabilitas Konstruksi
Meripakan perhitungan konstruksi untuk menentukan
ukuran (dimensi) bendungan agar mampu menahan muatan-muatan dan
gaya-gaya yang bekerja padanya dalam keadaan apapun.
 Syarat-syarat stabilitas konstruksi :
 Lereng sebelah hulu dan hilir bendungan harns tidak mudah longsor.
Lereng sebelah hulu bendungan harns stabil dan aman dalam keadaan
apapun baik pada waktu waduk kosong, penuh air maupun permukaan
air turun tiba-tiba. Demikian pula untuk lereng sebelah hilir harns
stabil dan aman dalam keadaan apapun, baik pada waktu waduk
kosong, penuh air maupun permukaan air turun tiba-tiba.
 Aman teradap longsoran.
 Aman terhadap penurunan bendungan .
 Aman terhadap rembesan.
 Keadaan berbahaya yang harus ditinjau di dalam perhitungan :
 Pada akhir pembangunan dari hasil penyelidikan tanah baik di
lapangan maupun di laboratorium dapat diambil kesimpulan bahwa
tanah hanya dapat dipakai secara maksimal apabila kadar airnya
mencapaioptimal ini berarti pada akhir pembangunan masih terdapat
kadar air yang besar sehingga tegangan pori juga besar. Keadaan
berbahaya yang hams ditinjau adalah kemiringan sebelah hilir.
 Pada waktu waduk terisi air penuh dan terdapat rembesan tetap makin
tinggi permukaan air yaitu padasaat waduk terisi air penuh mernpakan
keadaan yang berbahaya, sehingga ditinjau dalam
perhitungan.Keadaan yang berbahaya yang harns ditinjau
adalah kemiringan sebelah hilir.
 Pada waktu waduk terisi sebagian dan terdapat remebesan tetap. Ini
perlu ditinjau karena longsomyabendungan tergantung dari beberapa
faktor yang kadang-kadang berbahaya justru bukan pada saat waduk
penuh tetapi hanya sebagian saja, keadaan berbahaya yang perlu
ditinjau adalah kemiringan.
 Pada waduk terisi penuh dan air penuh tiba-tiba. Pada waktu waduk
terisi penuh maka tekanan porinyasangat besar, bagian dalam waduk
mendapatkan tekanan keatas sehingga beratnya berkurang, padawaktu
permukaan air turun tiba-tiba maka air dari pori-pori akan sangat
lambat keluarnya, sehingga masih terisi air dan dalam keadaan jenuh
maka beratnya bertambah besar karena tekanan air keatastidak ada
lagi. keadaan bahaya yang harns ditinjau adalah disebelah hulu.
 Muatan dan gaya-gaya yang harns diperhitungkan
Gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bendungan adalah gaya berat
(berat dari bendungan) tekanan hidrostatis, gaya angkat, gaya gempa.
Gaya-gaya ini dirambatkan ke pondasi dan tumpuan bendungan, yang
bereaksi terhadap bendungan dengan gaya sarna besar dan berlawanan
yaitu reaksi pondsi. Pengarnh dari tekanan yang disebabkan endapan
sedimen di dalam waduk dan gaya-gaya dinamik yang disebabkan oleh air
yang mengalir diatas bendungan meungkin perlu dipertimbangkan dalam
hal-hal khusus.

E. DAFTAR PUSTAKA
https://theodoruspasomb.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-waduk-jenis-
jenis-waduk.html

You might also like