Professional Documents
Culture Documents
Perangkat Kelas 8 Kurikulum Merdeka Belajar 2022
Perangkat Kelas 8 Kurikulum Merdeka Belajar 2022
SEMESTER GANJIL
KELAS VII
Di Susun Oleh :
1
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN PELAJARAN
2022
KURIKULUM MERDEKA
PERANGKAT ADM BIMBINGAN & KONSELING
TINGKAT SMP-MTs
1. COVER
2. LEMBAR PENGESAHAN
3. PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
4. RASIONAL
a) Karakteristik Bimbingan dan Konseling di SMP
b) Karakteristik Peserta didik di SMP
c) Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling
5. VISI DAN MISI
6. MENGIDENTIFIKASI CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN & KONSELING
7. DESKRIPSI ASESMAN 4 LAYANAN ( PSBK )
8. RUMUSAN KEBUTUHAN
a. Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling
b. Hubungan Antara Tugas dan Perkembangan dan Capaian layanan
9. KOMPONEN PROGRAM
10. BIDANG LAYANAN
11. ALOKASI PROGRAM LAYANAN
12. RENCANA KEGIATAN OPERASIOAL
13. ANGKET SMP- MTs KURIKULUM MERDEKA 2022
14. KUMPULAN ANGKET SMA DAN ASESMAN
15. MENGEMBANGKAN TEMA-TOPIK LAYANAN
16. PROGRAM TAHUNAN
17. PROGRAM SEMESTER
2
18. RPL BK SEMESTER 1 & 2 ( BIDANG PSBK )
19. MATERI LAYANAN BK & POWERPOINT ( 1 & 2 )
20. RENCANA EVALUASI. ANALISIS DAN TINDAK LANJUT LAPORAN
21. ANGGARAN BIAYA KEGIATAN
22. LAMPIRAN PHOTO PELAKSANAAN KEGIATAN
LEMBAR PENGESAHAN
Program Bimbingan dan Konseling SMP NEGERI 23 PENAJAM PASER UTARA tahun
Hari : .................................................................................
Tanggal : .................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran
2019/2020
Dalam permendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan
dasar. Dalam permendikbud tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan
perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem”. Sehubungan
dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun angket
kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Dra. QURROTUL A'YUN, M.Pd selaku kepala sekolah MTs NURUL Putri Masyithoh
Lumajang
2. Teman sejawat guru BK MTs NURUL Putri Masyithoh Lumajang
2. Bapak/Ibu Guru MTs NURUL Putri Masyithoh Lumajang
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling
untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu
mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan
pahala yang sepantasnya dari A. Amin
4
Lumajang , Juli 2022
Hormat Kami
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
b. Aspek Fisik
Fisik peserta didik/konseli SMP tumbuh secara cepat sebagai akibat dari
hormon-hormon dan organ tubuh terutama terkait dengan hormon dan
organ-organ seksual. Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa ini
membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan aspek- aspek lainnya
seperti seksualitas, emosionalitas, dan aspek-aspek psikososialnya.
c. Aspek Kognitif
d) Aspek Sosial
6
Masyarakat memandang peserta didik SMP bukan lagi anak-anak, namun
belum juga diakui sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat
peserta didik SMP (remaja) merasa diperlakukan secara tidak konsisten.
Selain itu, remaja juga tidak suka jika diperlakukan seperti kanak-kanak,
namun merasa keberatan jika dituntut bertanggung jawab penuh
sebagaimana orang dewasa pada umumnya.
e) Aspek Emosi
Peserta didik/konseli SMP pada umumnya memiliki emosionalitas yang
labil. Transisi pada aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan
emosionalitas remaja mudah berubah-ubah. Perasaan remaja terhadap
suatu objek tertentu mudah berubah. Keadaan yang demikian jika tidak
dipahami dengan baik sangat potensial menimbulkan konflik.
f) Aspek Moral
Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang
baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek
ini sangat terkait dengan perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif
remaja berkembang sangat pesat, maka moralitas remaja juga mengalami
perubahan cukup mendasar dibandingkan pada masa kanak-kanak. Oleh
karena itu, peserta didik/konseli SMP sering mempersoalkan hal- hal yang
terkait dengan moralitas yang sebelumnya telah dihayati dan diyakini
benar.
g) Aspek Religius
Aspek religius berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu
terhadap kekuatan diluar dirinya yang mengatur kehidupan manusia.
Pada masa sebelum SMP, peserta didik menerima keyakinan- keyakinan
tersebut secara dogmatis. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya,
peserta didik/konseli SMP sering mempersoalkan religiusitas yang
sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh. Akibatnya, banyak
remaja mempersoalkan. kembali keyakinan keagamaan mereka,
mengalami penurunan ibadah akibat keraguan atas keyakinan
sebelumnya. Di sisi lain, keraguan ini pada beberapa peserta didik SMP
7
mendorong mereka lebih giat mencari informasi dan menguji kembali
kebenaran yang mereka yakini.
10
ii) Menentukan Dasar Rasional Perencanaan Layanan
Dasar rasional perencanaan layanan Bimbingan dan Konseling
yang disusun untuk mendukung Program Sekolah Penggerak yang
berfokus pada pengembangan hasil belajar peserta didik secara
holistik yang mencakup kompetensi dan karakter, diawali Sekolah
Penggerak, antara lain:
11
iii) Mengkaji dan Menetapkan Visi dan Misi Layanan Bimbingan dan
konseling
Penetapan visi dan misi perlu memperhatikan dua hal yaitu:
1) pengembangan gambaran umum program pemerintah daerah, visi
dan misi dibuat dengan menurunkan target dan tujuan program
pemerintah yang diambil dari target dan tujuan program yang
dicanangkan dinas pendidikan, dan 2) realisasi visi dan misi, target
dan tujuan program sekolah.
12
Konseling selama satu tahun. Rencana kegiatan Bimbingan dan
Konseling berisi uraian tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Rencana kegiatan didapat dari hasil asesmen
terhadap kondisi peserta didik dan Capaian Layanan Bimbingan
dan Konseling. Contoh instrumen asesmen kebutuhan untuk
awal tahun ajaran dapat dilihat pada Lampiran 1.
b) Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis
kemampuan dasar dan mengetahui kondisi awal peserta didik.
Asesmen diagnostik ini bersifat non kognitif, untuk menggali hal-
hal sebagai berikut:
lain:
13
e) Saat peserta didik balik bertanya:
(1) Langsung menjawab pertanyaan peserta didik
(2) Membantu peserta didik untuk dapat menjawab
pertanyaannya sendiri
f) Saat peserta didik menjawab pertanyaan:
(1) Mencoba mengarahkan kembali pertanyaan
(2) Memparafrasekan pertanyaan agar lebih mudah
dipahami
(3)Menunggu beberapa saat
c) Analisis Kebutuhan
Ketika Guru Bimbingan dan Konseling memberikan layanan
Bimbingan dan Konseling maka analisis kebutuhan disusun
berdasarkan hasil asesmen kebutuhan, Capaian Layanan
Bimbingan, dan Konseling.
14
mempertimbangkan karakteristik dan gaya belajar peserta didik.
Hasil Survei Karakter dalam Laporan Potret Mutu Pendidikan di
sekolah juga dapat dijadikan bahan untuk refleksi diri yang dapat
digunakan dalam merencanakan Program Layanan Bimbingan
dan Konseling.
b. Misi
a. Mengoptimalkan budaya dhuha, jamaah sholat dhuhur dan sholat Jum’at
b. Mengoptimalkan penilaian sikap spiritual dan sosial pada setiap mata pelajarn
c. Mengoptimalkan perilaku siswa yang berbudaya salam, senyum, sapa, sopan
dan santun
d. Mengoptinmalkan managemen pembelajaran yang berbasis teknologi dan
inovasi
e. Mengoptimalkan pembinaan siswa kea rah prestasi akademik dan non
akademik
f. Menumbuhkan gerakan budaya literasi
g. Mengoptimalkan pembinaan persiapan lomba akademik dan non akademik
h. Mengoptimalkan disiplin siswa
15
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan
peserta didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan
multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang
tua, dunia usaha dan industri, dan pihak lain dalam rangka
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui
kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
.
Alur Layanan BK merupakan rangkaian tujuan layanan yang disusun secara logis dari
awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan
kegiatan layanan yang dilakukan dari hari ke hari. Penyusunan tujuan layanan BK
meliputi 3 (tiga) hal, sebagai berikut.
1. Kompetensi
Kompetensi terkait kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh
peserta didik/konseli yang menunjukkan bahwa konseli telah berhasil
mencapai tujuan layanan. Indikator pencapaian kompetensi tersebut
dapat disusun dengan kata kerja operasional yang dapat diamati
(observable skills).
2. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna terkait ilmu pengetahuan inti atau konsep utama
yang perlu dipahami pada akhir satu layanan dan konsep yang perlu
dikuasai peserta didik/konseli setelah mempelajari sebuah unit.
3. Variasi
Keterampilan berpikir yang perlu dikuasai peserta didik/konseli untuk
mencapai tujuan layanan.
16
B. Capaian Layanan Fase D (Umumnya untuk kelas VII –IX)
Aspek
No. Capaian Layanan BK
Perkembangan
9 Wawasan dan Peserta didik mampu menentukan pilihan
Kesiapan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan
Karier kemampuan diri seperti memiliki
keyakinan tujuan hidup dan cita-cita,
merencanakan strategi pengembangan
diri, serta membiasakan gemar membaca
untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
10 Kematangan Peserta didik mampu menyelaraskan
Hubungan norma- norma pergaulan teman sebaya
dengan Teman dengan latar belakang yang beragam
Sebaya seperti membangun kepercayaan dalam
suatu hubungan, bekerja sama dengan
18
orang lain, memiliki solidaritas, dan
bersahabat dengan teman sebaya.
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket kebutuhan untuk membuat program
layanan Bimbingan dan Konseling.
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda (√) pada kolom Ya/Tidak
19
NO PERNYATAAN YA TIDAK
20
17 Saya merasa tidak betah tinggal di rumah sendiri
21
35 Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah
45 Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak kanan
22
3. Deskripsi Kebutuhan dari Hasil Asesmen
BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
24
Saya selalu malas untuk belajar Memiliki Motivasi belajar
Saya belum terbiasa belajar
Melakukan belajar kelompok yang
kelompok, biasanya saya selalu
baik
belajar sendiri
Saya belum paham cara yang baik Pemahaman cara belajar di
belajar di sekolah baru (SMP/SMP ) SMP/SMP yang baik
Saya belum ada teman yang cocok Menemukan cara belajar yang
untuk belajar bersama sesuai
Saya belum tahu cara memperoleh
Memperoleh informasi beasiswa
bantuan pendidikan (beasiswa)
Saya terpaksa harus bekerja untuk Kemampuan mengatur waktu
mencukupi kebutuhan hidup bekerja dan sekolah
Saya merasa bingung memilih
Memilih Ekskul yang sesuai
kegiatan esktrakurikuler di sekolah
KARIR
Memiliki Sikap optimis dapat naik
Saya merasa pesimis bisa naik kelas
kelas
Saya belum mempunyai cita-cita Mengidentifikasi cita-cita yang
yang pasti sesuai dengan dirinya
Saya belum banyak tahu tentang Pemahaman mengenai jenis-jenis
jenis-jenis pekerjaan di masyakarat profesi di masyarakat
Saya belum tahu tentang osis dan
Mengenal osis dan kegiataannya
kegiatannya
saya merasa belum paham hubungan Memahami hubungan hobi, bakat, minat
antara hobi, bakat, minat dan kemampuan dan kemampuan
25
4. RUMUSAN KEBUTUHAN
a. Merumuskan Tujuan Layanan
Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan
pada Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling yaitu: pengenalan (pengetahuan),
akomodasi (sikap), dan tindakan (keterampilan). Peserta didik/konseli
harus memiliki dalam satu atau lebih kegiatan layanan, yang menjadi
prasyarat untuk dapat mencapai Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling.
Tabel 2.1
26
Akomodasi Menghargai berbagai bentuk tata
cara ibadah yang dijalankan
olehnya maupun orang lain.
27
Akomodasi Mengelola ekspresi perasaan diri
sendiri secara tepat atas dasar
pertimbangan kontekstual.
28
Tindakan Mengembangkan alternatif
pengambilan keputusan dan
pengentasan masalah berdasarkan
pengalaman pada saat
menggunakan konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan perilaku belajar.
29
6. Kesadaran Pengenalan Menjelaskan fungsi peran sosial
Gender antara laki-laki dan perempuan
sesuai dengan budaya dan nilai-
nilai yang berlaku.
30
Akomodasi Bersikap positif terhadap aktivitas
keseharian untuk mengembangkan
potensi dan hobi yang dimilikinya.
31
Akomodasi Meyakini alternatif pendidikan
SLTA yang sesuai dengan
kemampuan diri.
32
dan pengentasan masalah berdasarkan konsep ilmu pengetahuan dan
perilaku belajar, berinteraksi dengan orang lain sesuai hak dan
kewajiban, berperilaku sesuai dengan fungsi dan perannya sebagai laki-
laki atau perempuan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
budaya dan nilai-nilai yang berlaku, mengembangkan potensi dan hobi
yang dimilikinya, hemat, gigih, kompetitif, dan kolaboratif dalam
mengembangkan jiwa kewirausahaan, menentukan pilihan pendidikan
lanjutan yang sesuai dengan kemampuan diri, serta mampu
menyelaraskan norma-norma pergaulan teman sebaya dengan latar
belakang yang beragam.
Aspek
No. Capaian Layanan BK
Perkembangan
9 Wawasan dan Peserta didik mampu menentukan pilihan
Kesiapan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan
Karier kemampuan diri seperti memiliki
keyakinan tujuan hidup dan cita-cita,
merencanakan strategi pengembangan
diri, serta membiasakan gemar membaca
untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
10 Kematangan Peserta didik mampu menyelaraskan
Hubungan norma- norma pergaulan teman sebaya
dengan Teman dengan latar belakang yang beragam
Sebaya seperti membangun kepercayaan dalam
suatu hubungan, bekerja sama dengan
orang lain, memiliki solidaritas, dan
bersahabat dengan teman sebaya.
34
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar,
(2) layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4)
dukungan sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) LayananDasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai
pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan dasar merupakan
inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan
pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan
dan eksplorasi karir.Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas
yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok,
bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui
media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan
konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran tematik.
2) LayananResponsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang
bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan
terdiri atas konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus,
referal dan advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah
konseling melalui elektronik dan kotak masalah.Pada konteks layanan responsif di
Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi
35
secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang
menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan
yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik
yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa,orientasi
seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar
semua peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama
menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.
4) DukunganSistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen,
tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara
berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta
didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang
dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya
termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah,
menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi,
36
dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2)
kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang
berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi
dilaksanakan sesuai dengan tugasnyasebagai guru kelas dengan diperkaya oleh
kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk
memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling ataukonselor.Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai
pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan
dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen
program adalah sebagai berikut :
38
H. MENGEMBANGKAN TEMA / TOPIK LAYANAN BK
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN
PRIBADI Memiliki Kesadaran Peserta didik/konseli Dahsyatnya keutamaan
untuk selalu bersyukur memiliki Kesadaran untuk bersyukur
pada Tuhan YME selalu bersyukur pada
Tuhan YME
Memiliki berprilaku Peserta didik/konseli Sikap sopan santun
sopan dan santun dalam memiliki berprilaku sopan dalam kehidupan
kehidupan dan santun dalam
kehidupan
Memahami etika Peserta didik/konseli dapat Etika pergaulan dengan
pergaulan teman sebaya memahami etika pergaulan teman sebaya
teman sebaya
Memilki kesadaran Peserta didik/konseli Tata tertib sekolah
untuk mematuhi tata memilki kesadaran untuk
tertib di sekolah mematuhi tata tertib di
sekolah
Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli Menyontek, penyebab
untuk menjauhi memiliki kesadaran untuk dan solusinya
perbuatan menyontek menjauhi perbuatan
menyontek
39
Dapat mengendalikan Peserta didik/konseli dapat Dampak game online
ketergantungan pada mengendalikan
game/games online ketergantungan pada
game/games online
Mudah memberi maaf Peserta didik/konseli Indahnya saling
terhadap orang lain mampu memberi maaf memaafkan
terhadap orang lain
Memiliki rasa percaya Peserta didik/konseli Membangun rasa
diri memiliki rasa percaya diri peercaya diri
Dapat mengendalikan Peserta didik/konseli dapat Kecerdasan emosi dan
emosi mengendalikan emosi pengendalian diri
Mengetahui cara Peserta didik/konseli dapat Eksplorasi bakat secara
mengeksplorasi bakat mengetahui cara mandiri
secara mandiri mengeksplorasi bakat
secara mandiri
Memiliki kesehatan Peserta didik/konseli Menjaga kesehatan
jasmani dan rohani yang memiliki kesehatan
baik jasmani dan rohani yang
baik
Memiliki keluarga yang Peserta didik/konseli Menjaga keharmonisan
harmonis memiliki keluarga yang keluarga
harmonis
Dapat menyelesaikan Peserta didik/konseli dapat Menyelesaikan masalah
masalah dengan menyelesaikan masalah dalm keluarga
kekeluargaan dengan kekeluargaan
Dapat menjadi pribadi Peserta didik/konseli dapat Mandiri di usia remaja
yang mandiri menjadi pribadi yang
mandiri
Mengatur waktu Peserta didik/konseli dapat Dampak handphone
penggunaan pada media mengatur waktu medsos
sosial (medsos) penggunaan pada media
sosial (medsos)
Mengendalikan Peserta didik/konseli Mengendalikan
ketergantungan pada mampu mengendalikan ketergantungan pada
handhone ketergantungan pada handhone
handhone
Merasa nyaman,aman Peserta didik/konseli Merasa nyaman,aman
tinggal di rumah sendiri memiliki rasa tinggal di rumah sendiri
nyaman,aman tinggal di
rumah sendiri
Memperoleh perhatian Peserta didik/konseli Memperoleh perhatian
orang tua yang cukup memperoleh perhatian orang tua yang cukup
orang tua yang cukup
Melakukan 3 kata Peserta didik/konseli Melakukan 3 kata
penting dalam mampu melakukan 3 kata penting dalam
pergaulan penting dalam pergaulan pergaulan
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli Memiliki pemahaman
tentang kenakalan memiliki pemahaman tentang kenakalan
remaja dan dapat tentang kenakalan remaja remaja dan dapat
menjauhinya dan dapat menjauhinya menjauhinya
SOSIAL Dapat menghargai Peserta didik/konseli dapat Dapat menghargai
setiap perbedaan menghargai setiap setiap perbedaan
pendapat perbedaan pendapat pendapat
40
Mampu menyelesaikan Peserta didik/konseli Mampu menyelesaikan
konflik pribadi mampu menyelesaikan konflik pribadi
konflik pribadi
Mampu menjaga Peserta didik/konseli Mampu menjaga
persahabatan dengan mampu menjaga persahabatan dengan
baik persahabatan dengan baik baik
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli Stop bullying
dan mampu melawan memiliki pemahaman dan
tindakan bullying mampu melawan tindakan
bullying
Mudah bergaul dengan Peserta didik/konseli dapat Cara bergaul dengan
teman di sekolah mudah bergaul dengan teman di sekolah
teman di sekolah
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli Kesehatan reproduksi
terhadap kesehatan memiliki pemahaman remaja
produksi terhadap kesehatan
produksi
Memahami dampak Peserta didik/konseli dapat Dampak pacaran
positif dan negatif dari memahami dampak positif dikalangan remaja
pacaran dan negatif dari pacaran
Memiliki keterbukaan Peserta didik/konseli Keterbukaan dalam
dalam membicarakan memiliki keterbukaan membicarakan masalah
masalah seks secara dalam membicarakan seks secara positif
positif masalah seks secara positif
Memiliki rasa percaya Peserta didik/konseli Rasa percaya diri
diri bergaul dengan memiliki rasa percaya diri bergaul dengan lawan
lawan jenis bergaul dengan lawan jenis jenis
Memiliki keberanian Peserta didik/konseli Berani bertanya dan
bertanya dan menjawab memiliki keberanian menjawab di kelas
di kelas bertanya dan menjawab di
kelas
BELAJAR Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli Pemanasan global dan
terhadap pemanasan memiliki pemahaman dampaknya
global dan terhadap pemanasan global
mensikapinya dan mensikapinya
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli Bahaya narkoba dan
tentang obat-obat memiliki pemahaman dampaknya
terlarang dan dapat tentang obat-obat
menjauhinya terlarang dan dapat
menjauhinya
Mengetahu cara Peserta didik/konseli dapat Cara memilih lembaga
memilih lembaga mengetahui cara memilih bimbingan belajar yang
bimbingan belajar yang lembaga bimbingan belajar baik
baik yang baik
Memiliki semangat Peserta didik/konseli Menumbuhkan
belajar memiliki semangat belajar semangat belajar
yang tinggi
Mengetahui cara meraih Peserta didik/konseli dapat Motivasi berprestasi
prestasi belajar mengetahui cara meraih
disekolah prestasi belajar disekolah
Memahami gaya belajar Peserta didik/konseli dapat Strategi belajar sesuai
dan strategi yang sesuai memahami gaya belajar gaya belajar
dengannya dan strategi yang sesuai
41
dengannya
Kemudahan dalam Peserta didik/konseli Cara mudah memahami
memahami pelajaran memiliki Kemudahan dalam pelajaran
memahami pelajaran
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli Belajar Kelompok
untuk belajar kelompok memiliki kebiasaan untuk efektif
dengan baik belajar kelompok dengan
baik
Menemupkan cara Peserta didik/konseli dapat Cara belajar efektif
belajar yang baik dan menemukan cara belajar dan efisien
efektif yang baik dan efektif
Memiliki semangat Peserta didik/konseli Menumbuhkan
belajar di rumah sendiri memiliki semangat belajar semangat belajar di
di rumah sendiri rumah sendiri
Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli Menumbuhkan
untuk belajar dengan memiliki kesadaran untuk kesadaran untuk
disiplin belajar dengan disiplin belajar dengan disiplin
Kesadaran orang tua Peserta didik/konseli Masalah orang tua
untuk peduli pada memiliki orang tua yang untuk peduli pada
kegiatan belajar peduli pada kegiatan kegiatan belajar
anaknya belajar anaknya anaknya
Mampu membuat peta Peserta didik/konseli Mind mapping
pikiran (mind mapping) mampu membuat peta
untuk meningkatkan pikiran (mind mapping)
prestasi untuk meningkatkan
prestasi
Mengenal macam- Peserta didik/konseli dapat Kecerdasan ganda
macam kecerdasan mengenal macam-macam
dalam belajar kecerdasan dalam belajar
Memahami cara kerja Peserta didik/konseli dapat Cara kerja otak kiri dan
otak kiri dan otak kanan memahami cara kerja otak otak kanan
KARIR
kiri dan otak kanan
Memiliki sikap hemat Peserta didik/konseli Masalah memiliki sikap
memiliki sikap hemat hemat
dalam hidup
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli Masalah memiliki
menabung memiliki kebiasaan kebiasaan menabung
menabung
Dapat menyalurkan Peserta didik/konseli dapat Kemampuan agar dapat
bakat dan minat menyalurkan bakat dan menyalurkan bakat dan
minat minat
Mengetahui prospek Peserta didik/konseli dapat Prospek karir setiap
karis setiap mata mengetahui prospek karis mapel
pelajaran setiap mata pelajaran
Mengetahui jenis-jenis Peserta didik/konseli dapat Mengenal profesi dan
profesi yang ada di mengetahui jenis-jenis prospek karir
masyarakat profesi yang ada di
masyarakat
42
I. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOAL (ACTION PLAN)
43
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan
jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah).
44
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING
EKUI
BIDANG KOMPONEN STRATEGI KE EVA
TUJUAN LAYANAN MATERI METODE MEDIA VA
LAYANAN PROGRAM LAYANAN LAS LUASI
LENSI
PRIBADI Peserta didik/konseli
Bimbing Dahsyatnya Slide Proses
memiliki Kesadaran Ceramah, 2
Dasar an VIII keutamaan Power dan
untuk selalu bersyukur Diskusi Jam
Klasikal bersyukur Point Hasil
pada Tuhan YME
Peserta didik/konseli
Bimbing Sikap sopan Slide Proses
memiliki berprilaku Ceramah, 2
Dasar an VIII santun dalam Power dan
sopan dan santun dalam Diskusi Jam
Klasikal kehidupan Point Hasil
kehidupan
Peserta didik/konseli Bimbing Etika pergaulan Slide Proses
Ceramah, 2
dapat memahami etika Dasar an VIII dengan teman Power dan
Diskusi Jam
pergaulan teman sebaya Klasikal sebaya Point Hasil
Peserta didik/konseli Kelas
Slide Proses
memilki kesadaran untuk besar/li Tata tertib Ceramah,tany 2
Dasar VIII Power dan
mematuhi tata tertib di ntas sekolah a jawab Jam
Point Hasil
sekolah kelas
Peserta didik/konseli
Bimbing Menyontek, Slide Proses
memiliki kesadaran Ceramah, 2
Dasar an VIII penyebab dan Power dan
untuk menjauhi Diskusi Jam
Klasikal solusinya Point Hasil
perbuatan menyontek
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Bimbing
dengan n dengan Proses
dapat mengendalikan an Dampak game 2
Dasar VIII pendekatan pendekata dan
ketergantungan pada kelompo online Jam
yang n yang Hasil
game/games online k
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli Responsif Konselin VIII Indahnya saling Disesuaikan Disesuaika Proses 2
mampu memberi maaf g memaafkan dengan n dengan dan Jam
terhadap orang lain Individu pendekatan pendekata Hasil
45
yang n yang
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli Bimbing Slide Proses
Membangun rasa Ceramah, 2
memiliki rasa percaya Dasar an VIII Power dan
peercaya diri Diskusi Jam
diri Klasikal Point Hasil
Kecerdasan
Peserta didik/konseli Bimbing Slide Proses
emosi dan Ceramah, 2
dapat mengendalikan Dasar an VIII Power dan
pengendalian Diskusi Jam
emosi Klasikal Point Hasil
diri
Peserta didik/konseli
Bimbing Slide Proses
dapat mengetahui cara Eksplorasi bakat Ceramah, 2
Dasar an VIII Power dan
mengeksplorasi bakat secara mandiri Diskusi Jam
Klasikal Point Hasil
secara mandiri
Peserta didik/konseli Bimbing
Slide Proses
memiliki kesehatan an Menjaga Ceramah, 2
Dasar VIII Power dan
jasmani dan rohani yang kelompo kesehatan Diskusi Jam
Point Hasil
baik k
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Konselin Menjaga dengan n dengan Proses
2
memiliki keluarga yang Responsif g VIII keharmonisan pendekatan pendekata dan
Jam
harmonis Individu keluarga yang n yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli
Konselin Menyelesaikan dengan n dengan Proses
dapat menyelesaikan 2
Responsif g VIII masalah dalm pendekatan pendekata dan
masalah dengan Jam
Individu keluarga yang n yang Hasil
kekeluargaan
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli Bimbing Slide Proses
Mandiri di usia Ceramah, 2
dapat menjadi pribadi Dasar an VIII Power dan
remaja Diskusi Jam
yang mandiri Klasikal Point Hasil
Peserta didik/konseli Bimbing Dampak Ceramah, Slide Proses 2
Dasar VIII
dapat mengatur waktu an handphone Diskusi Power dan Jam
46
penggunaan pada media
Klasikal medsos Point Hasil
sosial (medsos)
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli
Konselin Mengendalikan dengan n dengan Proses
mampu mengendalikan 2
Responsif g VIII ketergantungan pendekatan pendekata dan
ketergantungan pada Jam
Individu pada handhone yang n yang Hasil
handhone
digunakan digunakan
SOSIAL Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Merasa
Konselin dengan n dengan Proses
memiliki rasa nyaman,aman 2
Responsif g VIII pendekatan pendekata dan
nyaman,aman tinggal di tinggal di rumah Jam
Individu yang n yang Hasil
rumah sendiri sendiri
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Konselin Memperoleh dengan n dengan Proses
2
memperoleh perhatian Responsif g VIII perhatian orang pendekatan pendekata dan
Jam
orang tua yang cukup Individu tua yang cukup yang n yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli
Konselin Melakukan 3 dengan n dengan Proses
mampu melakukan 3 2
Responsif g VIII kata penting pendekatan pendekata dan
kata penting dalam Jam
Individu dalam pergaulan yang n yang Hasil
pergaulan
digunakan digunakan
Memiliki
Peserta didik/konseli pemahaman Disesuaikan Disesuaika
memiliki pemahaman Konselin tentang dengan n dengan Proses
2
tentang kenakalan Responsif g VIII kenakalan pendekatan pendekata dan
Jam
remaja dan dapat Individu remaja dan yang n yang Hasil
menjauhinya dapat digunakan digunakan
menjauhinya
Peserta didik/konseli Konselin Dapat Disesuaikan Disesuaika Proses
2
dapat menghargai setiap Responsif g VIII menghargai dengan n dengan dan
Jam
perbedaan pendapat Individu setiap pendekatan pendekata Hasil
47
perbedaan yang n yang
pendapat digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Konselin Mampu dengan n dengan Proses
2
mampu menyelesaikan Responsif g VIII menyelesaikan pendekatan pendekata dan
Jam
konflik pribadi Individu konflik pribadi yang n yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli
Konselin Mampu menjaga dengan n dengan Proses
mampu menjaga 2
Responsif g VIII persahabatan pendekatan pendekata dan
persahabatan dengan Jam
Individu dengan baik yang n yang Hasil
baik
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli
Bimbing Slide Proses
memiliki pemahaman Ceramah, 2
Dasar an VIII Stop bullying Power dan
dan mampu melawan Diskusi Jam
Klasikal Point Hasil
tindakan bullying
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Konselin Cara bergaul dengan n dengan Proses
2
dapat mudah bergaul Responsif g VIII dengan teman di pendekatan pendekata dan
Jam
dengan teman di sekolah Individu sekolah yang n yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli
Bimbing Kesehatan Slide Proses
memiliki pemahaman Ceramah, 2
Dasar an VIII reproduksi Power dan
terhadap kesehatan Diskusi Jam
Klasikal remaja Point Hasil
produksi
Peserta didik/konseli
Bimbing Dampak pacaran Slide Proses
dapat memahami Ceramah, 2
Dasar an VIII dikalangan Power dan
dampak positif dan Diskusi Jam
Klasikal remaja Point Hasil
negatif dari pacaran
Peserta didik/konseli Konselin Keterbukaan Disesuaikan Disesuaika Proses
2
memiliki keterbukaan Responsif g VIII dalam dengan n dengan dan
Jam
dalam membicarakan Individu membicarakan pendekatan pendekata Hasil
48
masalah seks secara masalah seks yang n yang
positif secara positif digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Rasa percaya
Konselin dengan n dengan Proses
memiliki rasa percaya diri bergaul 2
Responsif g VIII pendekatan pendekata dan
diri bergaul dengan dengan lawan Jam
Individu yang n yang Hasil
lawan jenis jenis
digunakan digunakan
BELAJA Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli
R Konselin Berani bertanya dengan n dengan Proses
memiliki keberanian 2
Responsif g VIII dan menjawab pendekatan pendekata dan
bertanya dan menjawab Jam
Individu di kelas yang n yang Hasil
di kelas
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli
Bimbing Pemanasan Slide Proses
memiliki pemahaman Ceramah, 2
Dasar an VIII global dan Power dan
terhadap pemanasan Diskusi Jam
Klasikal dampaknya Point Hasil
global dan mensikapinya
Peserta didik/konseli
memiliki pemahaman Bimbing Slide Proses
Bahaya narkoba Ceramah, 2
tentang obat-obat Dasar an VIII Power dan
dan dampaknya Diskusi Jam
terlarang dan dapat Klasikal Point Hasil
menjauhinya
Peserta didik/konseli Cara memilih Disesuaikan Disesuaika
Bimbing
dapat mengetahui cara lembaga dengan n dengan Proses
an 2
memilih lembaga Dasar VIII bimbingan pendekatan pendekata dan
kelompo Jam
bimbingan belajar yang belajar yang yang n yang Hasil
k
baik baik digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Konselin Menumbuhkan dengan n dengan Proses
2
memiliki semangat Responsif g VIII semangat pendekatan pendekata dan
Jam
belajar yang tinggi Individu belajar yang n yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli Dasar Bimbing VIII Motivasi Ceramah, Slide Proses 2
49
dapat mengetahui cara
an Power dan
meraih prestasi belajar berprestasi Diskusi Jam
Klasikal Point Hasil
disekolah
Peserta didik/konseli
Bimbing Strategi belajar Slide Proses
dapat memahami gaya Ceramah, 2
Dasar an VIII sesuai gaya Power dan
belajar dan strategi yang Diskusi Jam
Klasikal belajar Point Hasil
sesuai dengannya
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli
Konselin Cara mudah dengan n dengan Proses
memiliki Kemudahan 2
Responsif g VIII memahami pendekatan pendekata dan
dalam memahami Jam
Individu pelajaran yang n yang Hasil
pelajaran
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli
Bimbing Belajar Slide Proses
memiliki kebiasaan Ceramah, 2
Dasar an VIII Kelompok Power dan
untuk belajar kelompok Diskusi Jam
Klasikal efektif Point Hasil
dengan baik
Peserta didik/konseli
Bimbing Cara belajar Slide Proses
dapat menemukan cara Ceramah, 2
Dasar an VIII efektif dan Power dan
belajar yang baik dan Diskusi Jam
Klasikal efisien Point Hasil
efektif
Disesuaikan Disesuaika
Menumbuhkan
Peserta didik/konseli Konselin dengan n dengan Proses
semangat 2
memiliki semangat Responsif g VIII pendekatan pendekata dan
belajar di rumah Jam
belajar di rumah sendiri Individu yang n yang Hasil
sendiri
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Menumbuhkan
Konselin dengan n dengan Proses
memiliki kesadaran kesadaran untuk 2
Responsif g VIII pendekatan pendekata dan
untuk belajar dengan belajar dengan Jam
Individu yang n yang Hasil
disiplin disiplin
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli Konselin Masalah orang Disesuaikan Disesuaika Proses 2
Responsif VIII
memiliki orang tua yang g tua untuk peduli dengan n dengan dan Jam
50
pendekatan pendekata
peduli pada kegiatan pada kegiatan
Individu yang n yang Hasil
belajar anaknya belajar anaknya
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli
mampu membuat peta Bimbing Slide Proses
Ceramah, 2
pikiran (mind mapping) Dasar an VIII Mind mapping Power dan
Diskusi Jam
untuk meningkatkan Klasikal Point Hasil
prestasi
Peserta didik/konseli
Bimbing Slide Proses
dapat mengenal macam- Kecerdasan Ceramah, 2
Dasar an VIII Power dan
macam kecerdasan ganda Diskusi Jam
Klasikal Point Hasil
dalam belajar
Peserta didik/konseli
Bimbing Cara kerja otak Slide Proses
dapat memahami cara Ceramah, 2
Dasar an VIII kiri dan otak Power dan
kerja otak kiri dan otak Diskusi Jam
Klasikal kanan Point Hasil
kanan
KARIR Disesuaikan Disesuaika
Peserta didik/konseli Konselin Masalah dengan n dengan Proses
Pem&Per 2
memiliki sikap hemat g VIII memiliki sikap pendekatan pendekata dan
enc Indv Jam
dalam hidup Individu hemat yang n yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Masalah
Peserta didik/konseli Konselin dengan n dengan Proses
Pem&Per memiliki 2
memiliki kebiasaan g VIII pendekatan pendekata dan
enc Indv kebiasaan Jam
menabung Individu yang n yang Hasil
menabung
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Kemampuan
Peserta didik/konseli Konselin dengan n dengan Proses
Pem&Per agar dapat 2
dapat menyalurkan g VIII pendekatan pendekata dan
enc Indv menyalurkan Jam
bakat dan minat Individu yang n yang Hasil
bakat dan minat
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli Pem&Per Bimbing VIII Prospek karir Ceramah, Slide Proses 2
51
dapat mengetahui
an Power dan
prospek karis setiap enc Indv setiap mapel Diskusi Jam
Klasikal Point Hasil
mata pelajaran
Peserta didik/konseli
Bimbing Mengenal profesi Slide Proses
dapat mengetahui jenis- Pem&Per Ceramah, 2
an VIII dan prospek Power dan
jenis profesi yang ada di enc Indv Diskusi Jam
Klasikal karir Point Hasil
masyarakat
PROGRAM TAHUNAN
AMBIL DI POLDER
52
53
A. PROGRAM SEMESTER GANJIL
Berikut program semester ganjil dalam bentuk yang lebih rinci :
54
Peserta didik/konseli dapat
Eksplorasi bakat secara Pemaham mengetahui cara
V VIII Sept.
mandiri an mengeksplorasi bakat secara
mandiri
Terentaskannya masalah
Pengenta konseli yang terkait dengan Juli -
5. Advokasi VIII
san pihak lain agar hak-hak Desb
konseli tetap terlindungi
4 DUKUNGAN SISTEM
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan
menindaklanjuti
kebutuhan peserta didik
assesmen
Mengetahui langsung kondisi
b. Kunjungan rumah peserta didik di lingkungan
rumah
c. Menyusun dan
Pertanggungjawaban kinerja
melaporkan program
kepada kepala sekolah
bimbingan dan konseling
Penilaian ketercapaian
d. Membuat evaluasi program layanan bimbingan
dan konseling
e. Melaksanakan
Bukti fisik pelaksanaan
administrasi bimbingan
bimbingan dan konseling
dan konsleing
f. Pengembangan
Pengembangan diri / profesi
keprofesian konselor
Bidang Sas
N Wak
Jenis Kegiatan/Layanan Bimbingan Fungsi BK Tujuan a
o tu
P S B K ran
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas guru Tercapainya efektivitas
1 bimbingan dan layanan bimbingan dan Jan
konseling/konselor konseling
Tercapainya
Konsultasi program
2 keberhasilan layanan Jan
bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling
Terpenuhinya
Pengadaan sarana / kebutuhan sarana yang
3 Jan
prasarana BK menunjang keberhasilan
layanan BK
B. LAYANAN BK
1. LAYANAN DASAR
a. Bimbingan Klasikal
Peserta didik/konseli
Pemahaman
Menyontek, penyebab memiliki kesadaran
V dan VIII Feb
dan solusinya untuk menjauhi
pengentasan
perbuatan menyontek
Peserta didik/konseli
Kecerdasan emosi dan
V Pemahaman dapat mengendalikan VIII Feb
pengendalian diri
emosi
Peserta didik/konseli
Mandiri di usia remaja V Pemahaman dapat menjadi pribadi VIII Feb
yang mandiri
Peserta didik/konseli
Dampak handphone dapat mengatur waktu
V Pemahaman VIII Mar
medsos penggunaan pada media
sosial (medsos)
Peserta didik/konseli
Kesehatan reproduksi memiliki pemahaman
V Pemahaman VIII Mar
remaja terhadap kesehatan
produksi
Peserta didik/konseli
Pemahaman
Dampak pacaran dapat memahami
V dan VIII Mar
dikalangan remaja dampak positif dan
pengentasan
negatif dari pacaran
Peserta didik/konseli
Pemanasan global dan memiliki pemahaman
V Pemahaman VIII Apr
dampaknya terhadap pemanasan
global dan mensikapinya
57
Peserta didik/konseli
Pemahaman memiliki pemahaman
Bahaya narkoba dan
dan tentang obat-obat VIII Apr
dampaknya
pengentasan terlarang dan dapat
V menjauhinya
Peserta didik/konseli
mampu membuat peta
Mind mapping Pemahaman pikiran (mind mapping) VIII Mei
untuk meningkatkan
V prestasi
Peserta didik/konseli
dapat mengenal macam-
Kecerdasan ganda Pemahaman VIII
macam kecerdasan
dalam belajar
Peserta didik/konseli
Cara kerja otak kiri dan dapat memahami cara
Pemahaman VIII
otak kanan kerja otak kiri dan otak
kanan
Peserta didik/konseli
Mengenal profesi dapat mengetahui
Pemahaman VIII
dan prospek karir jenis-jenis profesi yang
ada di masyarakat
b. Bimbingan Kelompok
Peserta didik/konseli
Cara memilih lembaga dapat mengetahui cara
bimbingan belajar yang Pemahaman memilih lembaga Mei
baik bimbingan belajar yang
V baik VIII
c. Papan Bimbingan
Tips dan Trik Sukses Pemahaman Peserta didik/konseli
Jan-
dalam Pengembangan V V V V dan memperoleh informasi VIII
Jun
diri pencegahan melalui media tulis
Peserta didik/konseli
memperoleh informasi Jan-
d. Pengemb. Media BK V V V V Pemahaman VIII
yang bermanfaat bagi Jun
dirinya
Peserta didik/konseli
Jan-
e. Leafleat V V V V Pemahaman memperoleh informasi VIII
Jun
melalui media cetak
2
LAYANAN RESPONSIF
.
Terbantunya peserta
1. Konseling Individual Pengentasan didik dalam mengatasi VIII
hambatan/memecahkan
masalah yang dialaminya
Terbantunya
memecahkan masalah
2. Konseling Kelompok Pengentasan VIII
peserta didik melalui
kelompok
Terbantunya
Pemahaman
memberikan informasi
3. Konsultasi dan VIII
yang dibutuhkan oleh
pengentasan
peserta didik
4. Konferensi Kasus Pengentasan Diperolehnya VIII
58
kesepakatan bersama
mengenai masalah
peserta didik
Terentaskannya masalah
konseli yang terkait
5. Advokasi Pengentasan dengan pihak lain agar VIII
hak-hak konseli tetap
terlindungi
Terselenggaranya
layanan Bimbingan dan
6. Konseling elektronik Pengentasan VIII
Konseling yang lebih
efektif
Tertampungnya masalah
7. Kotak masalah Pengentasan peserta didik/konseli VIII
yang introvert
3 PEMINATAN DAN
PERENC. INVIDIVUAL
4 DUKUNGAN SISTEM
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan Jan-
menindaklanjuti VIII
kebutuhan peserta didik Jun
assesmen
Mengetahui langsung
Jan-
b. Kunjungan rumah kondisi peserta didik di VIII
Jun
lingkungan rumah
Penilaian ketercapaian
Jan-
d. Membuat evaluasi program layanan VIII
Jun
bimbingan dan konseling
e. Melaksanakan
Bukti fisik pelaksanaan Jan-
administrasi bimbingan VIII
bimbingan dan konseling Jun
dan konsleing
59
KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
BIMBINGAN & KONSELING
DI SUSUN OLEH :
60
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SEMESTER GENAP
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Belajar
Topik / Tema Layanan : Dahsyatnya keutamaan bersyukur
Kelas / Semester : 8 / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat bersyukur
2. Peserta didik/konseli dapat memahami akibat dan ancaman jika tidak mau bersyukur
3. Peserta didik/konseli dapat memahami sebab-sebab kurang bersyukur
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Dahsyatnya keutamaan bersyukur
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi
layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain
menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi
layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam
hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing
61
peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana
yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
A. Pengertian
Menurut bahasa syukur adalah merupakan pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas
kebaikannya tersebut. Sepertia mengucapkan hamdalah setelah menikmati sesuatu, atau
mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberi sesuatu. Secara bahasa perbuatan seperti
ini disebut syukur. Sedangkan pengertian bersyukur dalam agama adalah mempergunakan
nikmat sesuai dengan maksud diberikannya nikmat itu oleh pemberinya.
Pemberi semua nikmat adalah Allah SWT. Salah satu cara bersyukur adalah menunjukkan/
mengakui adanya nikmat Allah pada dirinya. Lalu menggunakan nikmat itu sesuai dengan
kehendak Allah SWT. Semua yang kita miliki dan kita sandang adalah pemberian Allah. Allah
memberikan nikmat tersebut tidak lain kecuali agar digunakan untuk beribadah kepada Allah. Hal
ini sesuai al-Qur’an yang artinya “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali akhirnya agar
62
beribadah kepadaKu”. Karena itu cara bersyukur setelah mengakui bahwa semua nikmat adalah
dari Allah adalah menggunakan nikmat itu untuk jalan ibadah kepada Allah.
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu tidak mau menyadari atau bahkan
mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah SWT dan menggunakan nikmat
tersebut untuk durhaka/ maksiat kepada Allah.
Nikmat Allah yang digunakan untuk maksiat pada dasarnya bukanlah nikmat, justru musibah,
karena akan mengantarkan kepada kesengsaraan yang berkepanjangan baik di dunia maupun
kelak di akhirat. Kita diberi tangan oleh Allah SWT, dengan tangan itu kita melakukan kebaikan
untuk beribadah kepadaNya. Itu berarti mensyukuri nikmat tangan. Jika digunakan melakukan
keburukan, maksiat atau kemungkaran lainnya maka berarti kita mengkufuri nikmat tangan
tersebut. Kelak di akhirat akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Sedangkan orang
yang hanya baca “alḥamdulillah” atas pemberian ketampanan atau kecantikan wajahnya, namun
dengan ketampanan
dan kecantikan itu ia melakukan maksiat dan kemungkaran maka orang seperti ini tidak disebut
orang yang bersyukur, tetapi kufur nikmat, sekalipun secara bahasa disebut syukur.
63
Jika kita merenung sejenak, maka kita akan bisa menyadari bahwa kita semua ini
dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas banyaknya. Dalam hitungan waktu ,setiap detik, setiap
menit, dan seterusnya tercurah kenikmatan dari Allah tak terhenti yang berupa hidup, kesehatan,
kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup. Karena itu setiap saat kita dituntut bersyukur kepada
Allah dengan mengakui dalam hati dan menggunakannya dalam kebaikan sesuai tuntunan syariat.
64
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian Belajar Kelompok yang Efektif
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor Belajar Kelompok yang Efektif
3. Peserta didik/konseli dapat memahami caraBelajar Kelompok yang Efektif
Dalam sebuah kelompok, penting untuk membuat peraturan dasar tentang cara bekerja sama.
Tujuannya agar proses belajar dapat berjalan dengan efektif serta dapat membuat siswa-siswi
saling mengetahui persamaan atau perbedaaan, saling bertukar pikiran, saling bekerja sama dan
akan membentuk kamu menjadi pribadi yang mandiri.
Nah, maka dari itu sangat perlu sekali membuat pedoman dasar sebelum memulai proses
pembelajaran kelompok. Kamu dan anggota kelompokmu harus berinteraksi dan melakukan yang
terbaik dan menanamkan hal tersebut dalam kelompok. Agar dalam penyelesaiannya dapat
terkoordinir dengan baik.
66
Daftar berikut ini, merupakan pedoman dasar untuk melakukan pembelajaran kelompok dengan
baik. Adapun pedoman dasar tersebut, yaitu:
Jika kalian saling berbagi tanggung jawab, maka pekerjaan yang kamu lakukan akan
terasa ringan dan cepat selesai. Tanpa disadari hal tersebut dapat membuatmu menjadi
orang yang bertanggung jawab dan mendiri.
5. Pembagian kepemimpinan
Adik-adik, ini yang paling penting. Setelah guru membagi kelompok. Pilihlah ketua
kelompok berdasarkan kesepakatan bersama.
Dengan adanya ketua kelompok pengerjaan tugas menjadi lebih terinstruktur dan terarah.
Karena tugas dari ketua kelompok yaitu untuk mengkoordinir anggota kelompok, menjadi
titik tumpu dan memelihara keseimbangan antara anggota.
6. Kerjasama
Kata “kelompok” berarti mencakup keseluruhan. Jadi setiap anggota kelompok termasuk
ketua harus saling bekerjasama. Bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diemban.
Biasanya dalam mengerjakan tugas kelompok hanya beberapa atau sebagian anggota saja
yang bekerjasama ada sebagian tidak. Untuk menghindari hal tersebut, lebih baik lagi jika
ketua kelompok memberikan tugas kepada masing-masing anggota.
7. Keterbukaan
Dalam kelompok harus diciptakan rasa keterbukaan.
Apabila satu anggota dan anggota lainnya mendapatkan informasi atau jawaban dari tugas
kelompok tersebut, maka harus memberitahukan informasi yang didapat pada saat
mengerjakan tugas secara bersama.
8. Bermusyawarah
Di sini bermusyawarah dalam artian menerima pendapat-pendapat dari setiap anggota.
Setelah semua anggota memberikan pendapat maka ketua kelompok dan anggota lainnya
bermusyawarah untuk menimbulkan opini yang baru dari semua hasil pendapat yang
diterima tadi.
9. Berhubungan baik
Setiap anggota yang satu dengan yang lain harus berhubungan baik.
68
Tujuannya agar pada saat mengerjakan akan terasa lebih enak, tidak ada kecanggungan
dan pengerjaannya pun akan berjalan dengan lancar.
Dengan demikian, dalam kelompok belajar perlu adanya pedoman dasar yang digunakan
agar proses kolompok dapat berjalan dengan baik dan tertib. Untuk membangun sebuah pedoman
tersebut setiap anggota saling bekerja sama.
Pedoman dasar yang digunakan adalah menjadi pendengar yang penuh perhatian dan kontributor
yang aktif, jangan merendahkan orang lain, berjanji untuk menghormati dalam menyelesaikan
tugas dan berbagi tanggung jawab. Tujuannya agar belajar kelompok dapat berjalan dengan baik.
(https://gurumurid.com /)
Di sekolah, kadang guru memberikan kita tugas yang harus diselesaikan secara
berkelompok. Mungkin dalam hati kita berpikir, kenapa ya harus berkelompok, padahal
dikerjakan sendiri juga bisa. Nah, sebenarnya belajar dan mengerjakan tugas secara berkelompok
memiliki banyak manfaat. Jadi, guru tidak asal-asalan menugaskan kita seperti itu. Yuk, kita lihat
apa saja manfaat belajar berkelompok di bawah ini!
69
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
Peserta didik/konseli dapat memahami pengetian belajar
Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Peserta didk/konseli dapat memahami strategi belajar efektif dan efisien
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Belajar efektif dan efisien
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
70
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
PenajamPaser utara, ..….2022
Mengetahui Guru Bimbingan Konseling
Kepala Sekolah
BAB X
MATERI LAYANAN BK
http://www.gussmart.com/2015/01/10-trik-jitu-cara-belajar-berkualitas.html
71
Seringkali kita berbicara mengenai dua kata yang sering dibicarakan secara bersamaan.
Kata Efektif dan Efisiensi
Dimana ada kata efektif pasti juga ada kata e fisien. Tapi, apakah kita tahumakna dari masing-
masing dari kedua kata tersebut. Misalnya dalam kalimat, Dengan penerapanteknologi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas atau dengan penggunaan secara efektif dan
efisien dapat mengurangi pemborosan energi. Efektif dan efisien tersebut menjadi kata yang tidak
terpisahkan.
Efektif Menurut k amus besar bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya
(akibatnya,pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna
( usaha, tindakan); mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan)
. Sedangkan definisi dari kata efektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih
tujuan-tujuan yang tepat dariserangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuanyang telah ditentukan. Misalnya jika suatu
pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut
adalah benar atau efektif.
Sedangkan arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu
Sedangkan definisi dari efisien yaitu Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara
minimum guna pencapaian hasil yang opti mum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan
yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.Efisiensihanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian
relatif,membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu
pekerjaan dapatdikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat dikerjakan
selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam dengan begitu dengan cara A (cara
yang benar) baru bisadikatakan cara yang efisien bila dibandingkan dengan cara B.Itulah perbedaan
dari kata efekti f dan efisien.
Efekti f lebih kearah melakukan sesuatu dengan benar (do the thing right)
Sedangkan efisien berarti melakukan sesuatu yang benar (do the right thing )
72
Beberapa Pengertian Efektif
Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah
Efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan berkaitan dengan menghasilkan hasil yang
optimal dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses pengerjaannya.
efektif belum tentu efisien dan begitu sebaliknya. Upaya meningkatkan prestasi belajar diperlukan
menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar, mengembangkan jiwa kompentitif yang sehat dan
menumbuhkan rasa percaya diri atas kemampuannya untuk memperkaya banyak membaca.
Tak kalah pentingnya dan harus Anda ingat dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk
merangsang dorongan berprestasi belajar adalah perlu diperhitungkan unsur perasaan. Karena unsur
perasaan lebih dominan dan melatarbelakangi segala aktivitas seseorang.
Dengan kata lain produktif atau tidaknya aktivitas seseorang sangat tergantung pada unsur perasaan
dalam melaksanakan aktivitas tersebut.
Oleh karena itu, Anda harus memperhitungkan dan memperhatikan unsur perasaan untuk
mewujudkan harapan-harapan. Tentunya kita semua mengetahui bahwa kegembiraan bersifat
menggerakkan. Segala sesuatu yang dilakukan dengan gembira (senang hati), tentunya akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Kekecewaan atau unsur tertekan bersifat melembekkan atau
melemahkan.
Suatu aktivitas yang dilaksanakan karena ada tekanan atau kekecewaan, tentunya akan
menghasilkan sesuatu yang mengecewakan atau ketidakpuasan atau mutu yang rendah. Oleh karena itu,
suasana gembira harus senantiasa terpelihara dapat belajar dengan baik dan memunculkan gagasan-
gagasan yang brilian. Begitu juga terangsang mengaktualisasikan dirinya sepenuhnya dalam mencapai
harapan-harapan kita.
Untuk memacu dorongan berprestasi yang baik perlu dikembangkan suasana kompetetif yang sehat
dan konstruktif diarahkan menjadi dirinya sendiri. Disadarkan dirinya punya potensi yang siap untuk
dikembangkan. Kemauan atau hasrat harus dibangkitkan, agar dirinya senantiasa merasa tertantang untuk
ingin tahu segala-galanya dan ingin selalu menonjol lebih dari yang lainnya.
Tentunya Anda menyadari orang yang tetap bertahan hidup, memiliki tempat dan memegang
peranan penting di tengah-tengah masyarakat, hanyalah orang-orang yang memiliki kecakapan yang
brilian dan tahu mempergunakan, menempatkan kelebihannya tersebut. Bagi mereka yang tidak dapat
mendayagunakan kemampuan secara optimal akan tersisih atau terpinggirkan dan hanya menjadi
kelompok marginal. Hidup ini merupakan kompetisi, hanya orang-orang yang mampu memanfaatkan
peluang secara optimal yang berhasil mendapatkan tempat utama.
73
Untuk me.nperoleh keunggulan dalam suasana kompetetif adalah tugas Anda memberi bekal pola
berpikir, pola berbuat yang terencana, sistematis dan cara-cara yang efektif. Anda diharapkan mampu
mengarahkan perujukan dalam pengembangan bakat-bakat khusus.
Sumber energi yang membangkitkan dorongan berprestasi dari dalam diri adalah rasa percaya diri.
Oleh karena itu, sangat perlu ditumbuhkan atau dibangkitkan keyakinan terhadap kemampuan dirinya
untuk dapat mempelajari berbuat atau melakukan sesuatu. Keyakinan dalam hati akan membuat diri
berusaha keras dan mencari cara untuk mewujudkan keyakinannya itu dengan banyak membaca sehingga
wawasan pengetahuannya luas.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar,
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary
mengungkapkan tentang prestasi yaitu:
“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of
work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20)
74
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian motivasi
2. Peserta didik/konseli dapat memahami motivasi berprestasi
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara menumbuhkan motivasi berprestasi
75
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
MOTIVASI BERPRESTASI
MOTIVASI BERPRESTASI
Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan,
pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih
oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas.
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi
merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi
adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk tingkah laku secara terarah (Gleitman 1986,
Reber 1988 dalam Muhibinsyah, 2000).
Motivasi Berprestasi
76
Menurut McClelland dan Atkinson (1953:78) bahwa motivasi berprestasi merupakan ciri seorang yang
mempunyai harapan tinggi untuk mencapai keberhasilan dari pada ketakutan kegagalan. Selanjutnya
dinyatakan McClelland (1953:78) bahwa motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang
dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi.
Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan.
Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya
telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
g. Mengadakan antisipasi
Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau
kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua
keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa datang ke sekolah lebih cepat dari
jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa menyokong
persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari
berikutnya.
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami definisi etika
2. Peserta didik/konseli dapat memahami cara untuk membina persahabatan
3. Peserta didik/konseli dapat memahami etika yang perlu diperhatikan dalam pergaulan
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Etika pergaulan dengan teman sebaya
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
79
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
www.slideshare.net/thesincerely/hubungan-antar-teman-sebaya
Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,
kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Etika adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Kita semua manusia disebut sebagai
makhluk sosial dan makhluk individu. Jadi kita semua walaupun mementingkan dan
mendahulukan kebutuhan secara pribadi tetap membutuhkan dan memerlukan orang lain, untuk
mengantar ketujuan yang kita butuhkan. Agar terjadi hubungan yang harmonis kalian perlu
80
pembinaan dari sekarang ini sehingga nantinya tercipta hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang jauh dari pertentangan dan permusuhan yang dinilai dari masyarakat.
Dilihat dari kajian psikologis, pergaulan itu dipandang sebagai wahana untuk
mewujudkan atau memenuhi kebutuhan insani (manusia), yaitu kebutuhan sosial, seperti :
1. Kebutuhan akan pengakuan sosial (need for affiliation)
2. Kebutuhan akan keterikatan (persaudaraan) dan cinta kasih (belongingness and love needs)
3. Kebutuhan akan rasa aman, perlindungan (safety needs)
4. Kebutuhan akan kebebasan (independence)
5. Kebutuhan akan harga diri, hasrat untuk dihargai orang lain (self-esteem needs)
Pergaulan remaja adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer group).
Kelompok sebaya ini, di samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja
sebagai anggota kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif. Pengaruh negatif itu
maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu bisa menjadi racun bagi perkembangan remaja yaitu
apabila pola perilaku para anggotanya tidak dilandasi moral, atau melecehkan norma agama, seperti :
meminum minuman keras, kecanduan obat-obat terlarang (drug addiction), kriminalitas, sadisme, pacaran
bebas (free love), dan bahkanfree sex (samen leven atau kumpul kebo).
Peristiwa demi peritiwa yang berkaitan dengan masalah di atas, makin sering muncul
kepermukaan, baik diketahui berdasarkan pengamatan langsung maupun informasi dari media
massa. Dilihat dari kecenderungannya nampak semakin mengkhawatirkan.
Munculnya peristiwa di atas, merupakan sisi gelap dari kondisi kehidupan modern yang kurang
memedulikan nilai-nilai moral. Banyak manusia sudah terbius dengan kesenangan hidup duniawi
dengan melecehkan (merendahkan) nilai hidup ukhrowi.
Bagi Anda, yang sekarang berada dalam masa remaja, masalah di atas perlu menjadi perhatian
atau perenungan, agar tidak teracuni oleh pola-pola perilaku teman sebaya yang tidak berpegang
pada nilai moral.
Untuk memahami labih lanjut, tentang bagaimana bentuk pergaulan remaja, yang
mungkin juga sedang anda alami sekarang, adalah sebagai berikut :
1. Pergaulan Persahabatan
Pergaulan ini sifat hubungannya hanya sebatas berteman yang didasari adanya kesamaan di antara
mereka, seperti : kesamaan sekolah, agama, hobi, tempat tinggal, pekerjaan, dan latar belakang
status sosial ekonomi.
81
2. Pergaulan Percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-organ
reproduksi dan postur tubuh. Perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan hasrat libido pada
lawan jenisnya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin romantis, senang berhias diri, menyusun
atau mengarang puisi-puisi cinta, dan senang membaca novel-novel percintaan. Remaja mulai
berminat, atau menaruh perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan lawan
jenisnya.
Ada beberapa cara untuk membina hubungan yang baik (Pergaulan) dengan sesama teman,
antara lain:
1. Belajar menghargai
Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia orang berpangkat atau
tidak, orang miskin atau kaya, sesama agama atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama
suku, semuanya ingin dihargai secara proporsional. Namun sayangnya, banyak orang dikalangan
kita yang tidak mau menghargai orang lain. Padahal menghargai orang lain bukan berarti
memberikan sesuatu yang besar nilainya. Misalnya saja menghargai pendapat orang lain. Hal ini
sangat penting dilakukan dalam membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai
orang lain, jangan berharap orang lain akan mau menghargai kita.
2. Belajar menghormati
Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu, janganlah kita menghormati orang
lain karena ia kebetulan punya pangkat atau kedudukan. Kita perlu menghormati orang bahkan
orang yang seumuran dengan kita, bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang
baik. Dengan kata lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara kita.
Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji.
Sebab, orang mempunyai sikap mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran
yang harus ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu dalam membina
hubungan yang baik, sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang lain tanpa pandang bulu.
Artinya kita harus menghindari sikap acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang yang
ada di sekitar kita
Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan mulus, artinya ada kalanya ia
mengalami masalah, seperti patah semangat atau putus asa dan lain sebagainya, sehingga ia
kehilangan semangat, malas, tidak bergairah. Bila kita mempunyai teman yang mengalami
demikian itu, maka sebagai teman yang baik tentunya akan memberikan motivasi (dorongan),
sehingga teman kita tadi tumbuh kembali rasa percaya dirinya. Oleh karena itu dalam membina
hubungan yang baik, sebaiknya kita harus pandai-pandai memberikan motivasi, khususnya
terhadap teman yang sedang mengalami suatu masalah.
6. Tidak bercanda keterlaluan. Kalau kita bersenda gurau hal hal yang kecil mugkin tidak
masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak.
7. Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan saling
menghormati satu sama lain. Hormati saran teman dan dengarkan apa yang sahabat
ungkapkan, ambil sisi positifnya sebagai kritik yang membangun. Kepribadian yang
berbeda antara kita dan sahabat, akan dapat menjadi pelengkap satu sama lain. Tetapi
bukan berarti kita harus menceritakan segala hal kepada sahabat.
8. Jangan pernah mengkhianati kepercayaan sahabat kita. Percayalah, ketika kita
mengkhianati sebuah persahabatan, maka tidak akan mendapatkan sahabat terbaik lagi.
Beri dukungan ketika sahabat kita sukses dan selalu mengagumi prestasinya. Ketika ada
konflik di antara persahabatan dapat diselesaikan dengan saling terbuka satu sama lain.
Memaafkan memang tidak gampang, tapi memaklumi bahwa setiap orang dapat membuat
suatu kesalahan dan demi kebaikan dan menjaga persahabatan agar tetap utuh.
Diantara beberapa unsur etika yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya
itu, adalah:
83
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bullying
2. Peserta didik/konseli dapat memahami sebab-sebab dan dampak negatif bullyng
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara mencegah dan melawan bullying
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Stop Bullying !
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
84
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
STOP BULLYING
85
berulang pada korban tertentu atas dasar agama, kemampuan, gender, ras dan lain
sebagainya.
Biasanya bullying terjadi bukan karena marah atau konflik yang tak terselesaikan, akan tetapi
lebih merujuk pada rasa superioritas atau dengan kata lain untuk menunjukan bahwa pelaku bully
yang paling kuat dam punya hak untuk merendahkan, menghina atau bertindak semena-mena
pada orang lain.
Penyebab Bullying
Bentuk-Bentuk Bullying
Penindasan Fisik
Bentuk penindasan ini dilakukan dengan kontak secara fisik yang menyebabkan sakit fisik, luka,
cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contoh bentuk tindakan bullying fisik yaitu memukul, ,
menendang san lain sebagainya.
Penindasan Psikologis
Bentuk penindasan ini menyebabkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, stres dan
juga kegalauan/gusar bagi penerima bullying.
Terdapat beberapa jenis bullying. Bentuk bullying dapat berupa tindakan fisik atau verbal baik
dapat dilakukan langsung atau tidak langsung
Jenis tindakan yang dilakukan pada bullying ini yaitu berupa julukan nama, celaan, fitnah,
kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, gosip dan sebagainya. Bullying dalam bentuk
verbal merupakan salah satu jenis bullying yang paling mudah dilakukan dan bullying ini akan
menjadi awal dari perilaku bullying lainnya.
Jenis bullying ini berupa memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar,
meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang milik anak yang ditindas. Bullying jenis ini
merupakan jenis bullying yang paling tampak dan mudah diidentifikasi, namun kejadian bullying
secara fisik tidak sebanyak bullying bentuk lain. Remaja yang kerap melakukan bullying dalam
bentuk fisik kerap yaitu remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan
kriminal yang lebih lanjut.
Jenis bullying ini merupakan jenis bullying berupa pelemahan harga diri korban secara sistematis
melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap yang
tersembunyi seperti pandangan agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan
bahasa tubuh yang mengejek.
Perilaku bullying jenis ini cenderung yang paling sulit dideteksi dari luar. Bullying secara
relasional mencapai puncak kekuatan pada awal masa remaja, karena saat tersebut terjadi
perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja serta mencoba mengetahui diri dan
menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
Bullying Elektronik
Bullying jenis ini merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelaku melalui sarana
elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan lain
sebagainya. Bullying ini biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan tulisan, animasi,
gambar dan rekaman video atau film yang bersifat mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.
87
Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah mempunyai pemahaman
yang cukup baik pada sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.
Dampak Bullying
Bullying dapat berdampak positif ataupun negatif bagi pelaku, penerima ataupun pihak lainnya.
Berikut ini adalah dampak tindakan bulliying.
Dampak Negatif
Korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah, baik secara fisik maupun mental.
Adapun masalah yang mungkin terjadi pada korban bullying antara lain:
Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur.
Masalah tersebut
kemungkinan akan terbawa hingga korban dewasa.
Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot.
88
Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah.
Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.
Dalam kasus yang cukup langka, korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat
kekerasan.
KELAS 8
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi cara kerja otak kiri dan otak kanan
Menjelaskan fungsi otak kiri dan otak kanan
3. Mengklasifikasi bagian-bagian otak sesuai fungsinya
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang Cara Kerja Otak Kiri-Otak Kanan
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
90
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Lampiran Materi :
CARA KERJA OTAK KIRI DAN OTAK KANAN
Intelegensi (kecerdasan) adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak
secara tearah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Contoh Klasifikasi Intelegensi
Klasifikasi Kemampuan
No IQ
Intelektual
1. … – 79 Rendah
2. 80 – 89 Di bawah rata-rata
3. 90 – 109 Rata-rata
91
Otak kita tersusun dari berjuta-juta neuron yang tiap-tiap neuron dipisahkan oleh jarak yang amat tipis,
saat otak mengenal sesuatu yang baru maka akan terjadi lompatan pijaran listrik dari satu neuron ke neuron
yang lain. Semakin sering terjadi pijaran dalam otak maka otak akan semakin terlatih seperti orang yang
cerdas
Orang cerdas adalah pengguna kedua otak ,dengan mempelajari bagaimana menggunakan kedua sisi otak
yaitu otak kanan dan otak kiri berarti megembangkan kekuatan otak kita seperti seorang cerdas. Pada
umumnya manusia menggunakan 90% otak kiri dan 10 % otak kanan, padahal kalau kita mau sukses seperti
orang jenius kita harus bisa memberdayakan 50% oatak kanan dan 50% Otak kiri.
Otak kanan dan Otak kiri akan berpengaruh pada keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan
bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif .
1. Otak kiri
a. Logika
Otak kiri berhubungan dengan kemampuan untuk berfikir logis,nyata,
bersifat umum, contohnya :
- Matahari terbit di sebelah timur
- Ada laki-laki ada perempuan
a. Hitungan linear
Otak kiri berhubungan dengan kemampuan melakukan hitungan linear atau hitungan yang berurutan,
contohnya :
- 2-4-6-8 maka 2 bilangan berikutnya adalah ……. ( 10 dan 12)
- Dalam hitungan ini bilangan di tambah secara linear dari bilangan sebelumnya.
c. Urutan bahasa
Otak kiri juga berhubungan dengan kemampuan dalam mengurutkan kata atau bahasa,
contohnya:
- Jika kambing makananya rumput maka mobil menggunakan (bensin)
- Ada sendok ada garpu, maka kalau ada amplop harus ada (perangko)
2. Otak kanan
a. Ritme
Otak kanan berhubungan dengan ritme atau irama, contohnya : Setiap arranger pasti berusaha
membuat aransemen musik yang berbeda dengan aransemen musik orang lain, karena jika mereka
membuat aransemen musik yang sama mereka akan dikatan plagiat.
Adanya keharusan membuat aransemen yang berbeda ini akan memacu mereka untuk membuat
irama yang berbeda dalam musiknya, hal ini akan mengembangkan kemampuan otak kanan mereka
b. Kreativitas
92
Otak kanan berhubungan dengan kemampuan menampilkan kreativitas. Kreativitas bisa Nampak
ketika seseorang selalu mencari cara yang baru yang berbeda dari cara - cara yang dipakai orang-
orang di sekitarnya.
c. Imajinasi
Imajinasi adalah daya khayal, bisa nampak ketika seseorang menciptakan sesuatu yang baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Tetapi bisa juga mengubah karya yang ada di modifikasi menjadi
karya yang baru.
d. Dimensi
Dimensi adalah kemampuan pandang ruang. Orang yang biasa bekerja di bidang yang berhubungan
dengan dimensi seperti arsitek, desain interior perkembangan otang kanannya akan bagus.
e. Holistik
Holistik adalah berfikir secara menyeluruh, artinya setiap orang yang memiliki kemampuan berfikir
holistik, maka dia akan melihat setiap pekerjaan dan persoalan secara menyeluruh. Contoh : ketika
seorang ibu ingin membuat sate ayam, dia menyuruh putrinya belanja keperluannya kepasar. Jika
putrinya membeli daging ayam saja, maka otak kirinya masih dominan. Tetapi jika dia membeli
daging ayam, tusuk sate, kecap, arang dan keperluan lain untuk membuat sate ayam, maka dia sudah
berfikir secara holistik yang berarti otak kanannya sudah berkembang mengimbangi otak kiri
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan otak kanan dan otak kiri diantaranya :
1. Dengan test
2. Misal test bakat atau test kepribadian yang soal-soal testnya sangat variatif
2. Menggunakan game-game yang bisa meningkatkan kemampuan otak kanan dan otak kiri , baik game
melalui media elektronik maupun game tanpa media yang langsung bisa dimainkan bersama-sama.
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi faktor penyebab kebiasaan menyontek
93
Menjelaskan akibat dari kebiasaan buruk menyontek
Mengklasifikasi penyebab menyontek
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang menyontek, Penyebab dan Solusinya
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Lampiran Materi :
Pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Purwadarminta sebagai suatu
kegiatan mencontoh / meniru / mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Cheating
(menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan
secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan
bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
94
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat dari Bower (1964) yang
mendefinisikan “cheating is manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end
(achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya “menyontek” adalah perbuatan
yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan
keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.
Nyontek sering kali dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil paling
bagus tanpa harus bersusah payah. Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa yang sedang
mengerjakan soal ulangan atau ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan
bahan/materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka menyontek pekerjaan
temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal dengan jawaban yang dilihatnya dari
catatan yang sudah dipersiapakan. Catatan ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil
lainnya.
Menurut Nugroho (2008), yang menjadi penyebab munculnya tindakan ”menyontek” bisa dipengaruhi
beberapa hal. Baik yang sifatnya berasal dari dalam (internal) yakni diri sendiri maupun dari luar
(eksternal) misalnya dari guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu sendiri.
95
• Adanya hukuman yang berat jikalau anaknya tidak berprestasi.
• Ketidaktahuan orang tua dalam mengerti pribadi dan keunikan masing-masing dari anaknya,
sehingga yang terjadi pemaksaan kehendak
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya.
Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah
didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan dengan tidak jujur, biasanya
tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang menganggur setelah lulus karena ilmu yang
diperolehnya selama sekolah didapatkannya dengan cara yang tidak jujur pula. Hannya Tuhan yang
tahu.
96
(d) Bentuk soal disesuaikan dengan perkembangan kematangan peserta didik dan dengan
mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip andragogy.
4) Faktor Guru
(a) Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai.
(b) Bersikap rasional dan tidak ”menyontek” dalam memberikan tugas ujian/tes.
(c) Tunjukkan keteladanan dalam perilaku moral.
(d) Berikan umpan balik atas setiap penugasan.
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi gaya pacaran di kalangan remaja
Menjelaskan dampak negatif pacaran di kalangan remaja
3. Mengklasifikasi antara pacaran yang sehat dan tidak sehat
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang Dampak Pacaran di Kalangan Remaja
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
97
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Lampiran Materi:
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan
dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal
satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan
wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika. Benokraitis
(1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang
lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang
tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.
98
pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti
adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita
yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama
lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
1. Globalisasi
Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat
berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya
bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti
pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.
2. Membuktikan diri cukup menarik
Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua.
Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu
bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan
bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.
3. Adanya pengaruh kawan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri.
Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Akan tetapi, jika tidak dapat
dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti
juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha
mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi
oleh teman-temannya.
3. Mengisi Waktu Luang Bisa tambah bervariati s atau justra malah terbatas.
Umumnya, akti vitas pacaran ti dak produkti f (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya),
namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacarandi isi dengan hal-hal seperti olah raga
bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
99
4. Keterkaitan Pacaran dengan Seks P a c a r a n m e n d o r o n g r e m a j a u n t u k m e r a s a a m a n
dan nyaman.
S a l a h s a t u n y a a d a l a h d e n g a n kedekatan atau keinti man fi sik. Mungkin awalnya
memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit
membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar
tidak melakukan kemesraan yang berlebihan.
5. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus di duga,
jadi pasti banyak terjadi masalah dalamhubungan ini.
Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas dalam
memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi
masalahnya.
Menipisnya Iman. Remaja yang sibuk pacaran akan lupa ibadah, lupa dosa, lupa nilai-nilai
agama.
Sering Munafik
Pacaran sering di ikuti sikap untuk menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya, seperti
mengaku kaya, mengaku orang penting dan sebagaimana, di samping itu pacaran membuat
kita sering berbohong dengan orang tua jika pulang terlambat karena keasyikan pacaran.
100
Topik / Tema Layanan : Kecerdasan Emosi dan Pengendalian Diri
Kelas / Semester : 8 / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi bentuk kecerdasan emosi
Menjelaskan pengertian kecerdasan emosi dan pengendalian diri
3. Mengklasifikasi berbagai macam bentuk emosi
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang Kecerdasan Emosi dan Pengendalian Diri
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Lampiran Materi :
101
1. PENGERTIAN KECERDASAN EMOSI
Emosi adalah suatu hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa
perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari
atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal
emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan
kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan
dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres. Kecerdasan emosional juga
mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan
kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.
Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk
memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi
inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri sendiri, perasaan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin perlu dicermati karena
kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia membawa dampak yang
buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil survey Daniel Goleman menunjukkan
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami
kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan penurung, lebih
beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak
(impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui proses belajar dan
direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir hingga meninggal. Pertumbuhan dan
perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Menurut Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan seseorang mempunyai EQ
tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
a. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali perasaan
apada waktu perasaan itu terjadi.
b. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap
dengan tepat.
c. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai tujuan,
selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
d. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati terhadap
orang lain.
102
e. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan perasaan
positif kepada orang lain.
Seseorang yang secara emosi tidak cerdas biasanya :
a. Bersifat agresif.
b. Cenderung berpikir negatif.
c. Malas dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara berlebihan.
d. Lebih mementingkan diri sendiri (egois).
e. Tidak mampu menentukan tujuan.
f. Cepat cemas dan depresi.
g. Menarik diri dari pergaulan.
h. Suka memanfaatkan kelemahan orang lain.
i. Tidak sopan.
j. Kurang percaya diri.
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu. Remaja yang
pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan menerima pengalaman
belajar baru.
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotient (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan,
kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikannya. Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang
membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang
menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi
juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain
melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan
juga.
a. Mengatasi stress
103
Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja. Orang
yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan
tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar.
Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh
namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”.
Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau
kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan
emosi penuh dengan perhitungan.
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan cepat kembali
bersemangat apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
d. Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka
hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca buku atau
artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan
emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata
orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain. Memahami
perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Keuntungan dari memahami orang lain
adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk
berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
f. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat
bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag berbeda
dengan dirinya. Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa
tentram dan nyaman berada didekatnya.
2. PENGENDALIAN DIRI
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik
direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri
104
tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai cara-
cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara-caranya :
Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu
bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap
pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh
pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah,
kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba
kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi
marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat
kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih
belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral.
Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu,
prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri? Lakukan cara
ketiga!
Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau ”meledak”
karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri
sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa
memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film
dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan
persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar
pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
105
1) Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering
menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia
sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula mosinya justru akan terus berkobar.
2) Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi
kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game akan
sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
3) Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu sering
bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negative
dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4) Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi berbagai macam jenis narkoba
Menjelaskan dampak buruk dari pemakaian narkoba
3. Mengklasifikasi jenis-jenis narkoba dan dampaknya
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point,video tentang Bahaya Narkoba dan Dampaknya
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
107
Lampiran Materi :
Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Nama lainya adalah NAPZA,
merupakan singkatan dari Narkotika Psikotropika dan Zat adiktif. Yang di maksud Narkotika adalah zat
atau obat yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan mengurangi rasa nyeri dan
menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat yang bersifat psikoaktif mempengaruhi susunan syaraf pusat
menyebabkan perubahan pada perilaku dan juga menyebabkan keterhgantungan. Sedangkan bahan
adiktif adalah zat atau obat bukan narkotika atau psikotropika tetapi berpengaruh buruk pada kerja
otak.
Ada berbagai faktor yang melatarbelakangi seseorang mengunakan narkoba. Alasannya berbeda-
beda, namun pada umumnya merupakan interaksi beberapa faktor resiko yang mendukung, yaitu
faktor individu dan lingkungan.
Individu : kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan atau jenuh, rasa ingin tahu
dan ingin mencoba, mengalami depresi atau cemas, atau memiliki persepsi hidup yang tidak
realistis. Mereka percaya bahwa narkoba dapat mengatasi semua persoalan, atau memperoleh
kenikmatan, atau menghilangkan kecemasan, gelisah, takut, dan sebagainya.
Lingkungan : perubahan dalam struktur social, besarnya pengaruh teman , besarnya pengaruh
teman, migrasi dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik
merupakan penyebab bertambahnya adiksi obat di antara orang muda di kota besar seperti
Jakarta. kurangnya pendidikan dan keterampilan (skill) dan , kurangnya penghayatan kehidupan
beragama dalam keluarga mau pun pribadi
JENIS-JENIS NARKOBA
OPIAT atau Opium (candu)
Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi).
Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia.
Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam
otot atau pembuluh darah (intravena)
Heroin/Putaw
Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi
melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni
berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin).
sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya
digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing
sensastion (± 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan
kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya.
Ganja/ Kanabis
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama
yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara
dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs
Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk
kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang
berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah
dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
108
Kokain
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain
asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas
yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow,
charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang
mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan
kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup
kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
AMFETAMIN
amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan
dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna
putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal
dengan nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding
MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice.
Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan
kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol
kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui
suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena).
ALKOHOL
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas
peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat
diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar
alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai
30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh.
Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan
penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu
golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine)
dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput).
Drugs Education
109
Drug education adalah edukasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, yang di rancang untuk
memberikan pengetahuan tentang narkoba, mengubah sikap terhadap penyalah gunaan
narkoba, serta perilaku menjauhi perbuatan penyalahgunaan narkoba. Contoh :
Interventions
intervensi adalah kegiatan campur tangan, dengan landasan sekolah mampu bertindak bijaksana.
Contoh : Razia, Pemeriksaan urine, Pengawasan, Alih tangan kasus pada pihak yang kompeten.
110
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi profesi tenaga ahli dan teknis
Menjelaskan tentang profesi
Mengklasifikasi Jenis-jenis profesi
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang Mengenal Profesi dan Prospek karirnya
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide pp atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
PenajamPaser utara, ..….2022
Mengetahui Guru Bimbingan Konseling
Kepala Sekolah
111
Lampiran Materi :
Profesi sendiri merupakan kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess" yang
bermakna : "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen".
Di bawah ini disajikan mengenai berbagai jenis profesi yang berada di tengah masyarakat.
Namun, perlu dicatat bahwa urutan yang disajikan ini bukanlah merupakan urutan derajat profesi itu
di tengah masyarakat. Seluruh pekerjaan dan profesi memiliki tingkat dan derajat kemanfaatan
tersendiri bagi masyarakat. Urutan ini juga bukan merupakan urutan yang didasarkan pada tingkat
jabatan, karena tingkat jabatan selalu terkait dengan tanggung jawab seseorang di dalam institusi
tempat ia bekerja. Sesuai dengan bakat dan kesempatan hidup, seorang dapat memilih jenis profesi
sebagai berikut :
114
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
1. Mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan ketergantungan handphone
2. Menjelaskan fungsi handphone
3. Mengklasifikasi dampak positif dan negatif handphone
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang Dampak Handphone
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
115
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Lampiran Materi:
DAMPAK HANDPHONE
A. Pengertian
Apa ituhandphone?Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat
telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed
line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
116
lewat gelombang udara. Handphone ini tersedia di pasaran pada bulan April 1983. Beratnya
sekira 16 ons atau 1/5 kg. Dijual dengan harga 3.500 Dolar AS atau sekira Rp 30-an juta.
C. Fungsi Handphone
Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-
nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan
(modernisasi). Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada
kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya.
Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia.
Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan
hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-
pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan
mudah di akses oleh remaja.
Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir
remaja. Mereka banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi,handphone, ataupun
internet. Dan juga secara pengaruh,merekalah yangpaling rentan terkena pengaruh/dampak
negatif dari teknologi tersebut.
Sesungguhnya handphone sangat penting bagi para remaja, karena dengan handphone
tersebut,para remaja bisa lebih mudah dan lancar untuk berkomunikasi, akan tetapi, akan tetapi
ternyata handphonebisa menjadi barang yang bahaya ketika ternyata handphone tersebut
disalahgunakan oleh anak untuk hal-hal yang negative
D. Dampak Handphone
Remaja zaman sekarang sudah banyak yang mempunyai handphone dan tiada hari tanpa
memeganghandphone terasa tidak enak karena handphone dapat di pergunakan sebagai alat
komunikasi, dan sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga.
Handphone pada umumnya digunakan untuk berkomunikasi, tapi banyak juga remaja yang sering
menyalahgunakannya, misalnya untuk melihat hal-hal yang semestinya tidak patut mereka lihat.
2. Dampak Negatif
a. Mengganggu Perkembangan Anak
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan
(games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak jarang
mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan
dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek
(curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya.
Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak
teknologi.
117
b. Efek radiasi
Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP
juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana
dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang
tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan
HP secara permanen.
b. Pemborosan
Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya
digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan
saja.
E. Cara pencegahan
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa menghindari penyalah gunaan Handphone
1. Menolak ajakan teman untuk menyimpan maupun melihat hal-hal yang meyangkut pornoaksi
dan pornografi.
2. Tidak membawa handphone ke sekolah atau mematikan handphone saat pelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi belajar.
3. Ketika berada dirumah sebaiknya mengatur waktu sebaik-baiknya antara belajar dan
menggunakan handphone.
4. Belajar sebaik mungkin agar tidak sampai menggunakan handphone saat ujian.
5. Menghindari mengakses situs porno atau mendownload konten-konten porno darihandphone.
6. Menggunakan handphone jika diperlukan dan untuk hal-hal yang penting saja.
7. Memperbanyak konten-konten religi pada handphone.
8. Memberi kode pengaman pada handphone jika diperlukan.
118
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 KONSELOR SEKOLAH
Jl. Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
1. Tujuan Layanan
Mengidentifikasi gejala yang berhubungan dengan permasahalah kemandirian
Menjelaskan pengertian kemadirian
3. Mengklasifikasi perilaku yang mencerminkan kemandirian
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : PBL, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point, video tentang Kemandirian Di Usia Remaja
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide ppt atau video yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
119
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
PenajamPaser utara, ..….2022
Mengetahui Guru Bimbingan Konseling
Kepala Sekolah
Lampiran Materi :
KEMANDIRIAN DI USIA REMAJA
Pengeritan Kemandirian
Pada usia remaja terjadi pertumbuhan yang pesat, maka tampak remaja secara fisik
tubuhnya menjadi besar namun dalam perkembangan psikhisnya masih bersifat kekanak-kanakan.
Karenanya tidak jarang remaja menjadi pemurung, mudah emosional dan tidak mau disebut
sebagai anak lagi, tetapi juga keberatan kalau disebut dewasa. Remaja dikatakan dewasa karena
berkaitan dengan perkembangan kemandirian dan rasa tanggung jawab.
Perkembangan kemandirian merupakan suatu masalah penting sepanjang kehidupan
manusia. Kemandirian dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya memicu
terjadinya perubahan emosional. Perubahan logis yang memberikan pemikiran tentang cara
berfikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan
orangtua dan aktifitas individu. Masalah kemandirian menuntut kesiapan individu baik fisik
maupun emosional untuk mengatur, dan melakukan aktifitas atas tanggung tanggung jawabnya
sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan
inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan,
serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan
sikap otonomi dimana individu relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan
orang lain. Dengan kemampuannya, individu diharapkan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri. Kemandirian mengandung pengertian:
1. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya sendiri.
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
3. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Robert Havighurt (1972), membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu:
1. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi pada orang lain.
2. Kemandirian ekonomi, yaitu; kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhana ekonomi orang lain.
3. Kemandirian intelektual, yaitu: kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
sedang dihadapi.
120
4. Kemandirian sosial, yaitu: kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan
tidak tergantung pada aksi orang lain.
Gejala yang berhubungan dengan permasahalah kemandirian Pentingnya Kemandirian Bagi
seorang pelajar dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan, yang secara langsung atau tidak
langsung memberikan pengaruh. Berbagai fenomena yang sering terjadi karena kurangnya
kemandirian pelajar, dan sangat perlu perhatian, seperti: perkelaian antar pelajar, penyalagunaan
obat dan alkohol, perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarah pada
tindak kriminal. Dalam konteks proses belajar, fenomena pelajar yang kurang mandiri dalam
belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental pada pendidikan lanjutan, kebiasaan belajar
yang kurang baik( tidak betah belajar lama, atau belajar hanya menjelang ujian, membolos,
menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian).
Beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu mendapat
perhatian, diantaranya adalah:
1. Ketergatungan disiplin pada kontrol luar bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku
seperti itu mengarah pada tidak konsisten, perilaku formalistik, keterpaksaan, sehingga
menghambat etos kerja dan kehidupan yang mapan.
2. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup, yang menunjukkan kemandirian masyarakat
yang masih rendah, karena manusia mandiri adalah manusia yang tidak lepas dari
lingkungannya.
Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistis dengan mengorbankan prinsip, adanya
faham segala sesuatu bisa diatur yang berkembang dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkkan
ketidakjujuran dalam berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.
121
D. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang
cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
peserta dididk yang berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan
tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan
bimbingan dan konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-asas
dan kode etik bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang
mendukung terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana
yang akan digunakan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :
122
1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.
A. Penerimaan
B. Pengeluaran
1. Penggandaan lembar jawaban angket assesmen: jumlah
siswa x Rp 150.00
2. Biaya kunjungan rumah 1 kelas 3 peserta didik x jumlah
123
rombel x Rp 10.000,00
3. Test psikologi (jumlah peserta didik kelas 7 dan 8 atau 9 x
Rp 25.000,00)
4. Kertas ukuran F4 2 rim
5. Kertas ukuran A4 2 rim
6. Penjilidan laporan layanan BK
Mengetahui,
Kepala Sekolah Penggerak Koordinator BK
(…………………………) ( …………………………
Ctatatan :
125
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program yang ada pada layanan bimbingan dan konseling
diharapkan partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :
1. Pihak sekolah, bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya
suasana pendidikan yang menyenangkan.
2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu
permasalahan yang dialami oleh siswa.
3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam
pelaksanaan dibidang administrasi yang dibutuhkan.
4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah agar dapat
memahami dan menempatkan pungsi bimbingan konseling secara nyata,
ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab.
5. Jadwal kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling disesuaikan dengan
kalender pendidikan, adapun rentang waktunya adalah bulan Juli 2014 sampai
dengan Bulan Juni 2015, selanjutnya jadwal secara rinci dapat dilihat pada
program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan program harian (RPL).
6. Program ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak baik di dalam
maupun di luar satuan pendidikan agar dapat terlaksana secara maksimal.
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pemenuhan kewajiban profesional
seorang guru bimbingan dan konseling.
7. Demikian, penyusunan program Bimbingan dan Konseling ___________ tahun
pelajaran 2022-2023 Kami menyadari tentu saja dalam penyusunan proram
Bimbingan dan Konseling ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan perngetahuan dan kemampuan kami, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan sarannya guna perbaikan di tahun yang
akan datang
126
8. Kami berharap program Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi warga Sekolah dan umumnya kepada teman-teman guru
Bimbingan dan Konseling. Dan semoga program Bimbingan dan Konseling ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program Bimbingan dan
Konseling di sekolah. ..Terima kasih.
127
LAMPIRAN PHOTO KEGIATAN BK DI SEKOLAH
128
129