You are on page 1of 23

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI FILM


ANIMASI DALAM MATERI CERITA WAYANG RAMAYANA LAKON
“KIDANG KENCANA” DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAGI SISWA KELAS VII.A MTs. AL MU’AWANAH


PETARUKAN PEMALANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Nama : Nur Saefullah, S.Pd


No UKG : 1860780076042
NIM : 22001039317466124
LPTK PPG : Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
Kelas : KEMENAG Bahasa Jawa A.1

PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
(UNESA)
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENULISAN PENILITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Judul Penelitian Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Film


Animasi Dalam Materi Cerita Wayang Ramayana Lakon
“Kidang Kencana” Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Bagi
Siswa Kelas VII.A Mts. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang
Tahun Pelajaran 2022/2023
Identitas Peneliti
- Nama Nur Saefullah, S.Pd
- No UKG 1860780076042
- NIM 22001039317466124
- Instansi MTs Al Mu’awanah Petarukan Kab. Pemalang
- LPTK PPG Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
- Kelas Bahasa Jawa A.1

Lama Penilitian 3 Bulan ( Mei, Juni, Juli )


Keterangan Laporan Penilitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah diperiksa
untuk diajukan kepada Tim Penelitian

Disahkan di : Pemalang
Pada Tanggal : 19 Agustus 2023
Guru Mata Pelajaran Kepala MTs. Al Mu’awanah

Nur Saefullah, S.Pd Dr. Mu’ammar, M.Pd.I


NIP. - NIP. -
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan
Keterampilan Menyimak Melalui Film Animasi Dalam Materi Cerita Wayang
Ramayana Lakon “Kidang Kencana” Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD) Bagi Siswa Kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah
Petarukan Pemalang Tahun Pelajaran 2022/2023 pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa.
Tulisan Penelitian Tindakan Kelas ini disusun sebagai bahan bacaan di perpustakaan
sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) bagi teman sejawat.

Dalam penyusunan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Mu’ammar, M.Pd.I selaku Kepala MTs Al Mu’awanah Petarukan

2. Umi Latifah NJ, S.Pd. selaku Waka Bidang Kurikulum MTs Al Mu’awanah
Petarukan

3. Dewan Guru dan Karyawan MTs Al Mu’awanah Petarukan

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan. Demikian yang dapat disampaikan, akhir kata
diucapkan banyak terima kasih.

Penulis

Nur Saefullah, S.Pd


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran dan


menganalisis peningkatan keterampilan menyimak melalui film animasi cerita
wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” pada peserta didik kelas VII.A MTs
Al Mu’awanah Petarukan Pemalang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan model pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
pengamatan atau observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa film animasi cerita wayang Ramayana lakon
“Kidang Kencana” dapat meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik
kelas VII.A MTs Al Mu’awanah Petarukan Pemalang.

Kata kunci: keterampilan menyimak; film animasi; Cerita Wayang Ramayana “


“Kidang Kencana”
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Keterampilan menyimak adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan


penuh perhatian dan pemahaman. Mendengar berbeda dengan menyimak.
Mendengar merupakan kegiatan penerimaan bunyi yang datang tanpa adanya
perhatian atau pemahaman dan tahap awal dari menyimak, sedangkan menyimak
merupakan kegiatan penerimaan bunyi yang datang dengan adanya perhatian atau
pemahaman dan tahap lanjut dari mendengar (Harsiati, 2013). Menyimak
merupakan aspek keterampilan berbahasa yang paling awal dipelajari oleh
manusia. Kemampuan menyimak adalah kemampuan berbahasa pertama yang
dimiliki oleh manusia dalam pemerolehan bahasa (Khair, 2018). Pemerolehan
bahasa melalui keterampilan berbahasa khususnya aspek menyimak memiliki peran
yang sangat penting karena merupakan keterampilan berbahasa yang paling
mendasar, akan tetapi sering kali keterampilan menyimak dianggap tidak penting.
Walaupun sekolah-sekolah telah lama menuntut pada peserta didik menyimak
secara ekstensif, pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik untuk
menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan asumsi bahwa
keterampilan tersebut merupakan kemampuan alamiah (Fadhlurrahma, 2019).

Setelah berkahirnya masa pandemi covid 19 tahun 2022, sistem pembelajaran


sudah mulai melakukan pemberlakukan secara tatap muka atau secara langsung, hal
ini berpengaruh besar terhadap proses pendidikan sehingga berdampak terhadap
perubahan pada siswa yang sudah terbiasa melakukan pembelajaran secara darring,
yang dituntut untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya. Hal
tersebut memerlukan penyesuaian baik peran guru dan siswa dalam mengupayakan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad 21. Karena perkembangan
Ilmu Teknologi telah mengubah karakteristik peserta didik sehingga memerlukan
orientasi dan cara pembelajaran yang inovatif yang mengadposi konsep Technology
Pedagogic and Content Knowledge (TPACK).
Model pembelajaran STAD adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif
yang dilakukan dengan cara membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil
dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda agar saling bekerjasama untuk
menyelesaikan tujuan pembelajaran (Huda, 2015, hlm. 201).
Intinya model STAD ini adalah aplikasi paling sederhana dari pembelajaran
kooperatif. Seperti yang diutarakan Slavin (2015, hlm. 143) STAD merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif. STAD merupakan singkatan dari Student Teams Achievement
Division yang berarti divisi prestasi tim siswa. Model ini dikembangkan oleh Robert
Slavin dan rekan-rekannya di Universitas John Hopkins. Gagasan utama STAD
adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan guru (Slavin dalam Rusman, 2018, hlm.
214).
Dapat disimpulkan bahwa STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang
memacu kerja sama siswa melalui belajar dalam kelompok yang anggotanya
beragam, baik dalam kemampuan akademik maupun latar belakang etnis, dan
sebagainya agar tercipta keadaan saling mendorong dan membantu satu sama lain
dalam suasana sosial yang beragam untuk menguasai keterampilan yang sedang
dipelajari.
Penggunaan media film animasi juga mampu membangkitkan rasa ingin tahu,
minat peserta didik, dan mampu memotivasi peserta didik untuk lebih giat lagi dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik mampu memahami bahan simakan
dengan baik serta mampu mempengaruhi hasil belajar peserta didik (Hartani, 2018).
Cerita yang ditampilkan dalam film animasi juga diusahakan agar sesuai dengan
kegemaran peserta didik. Cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”
merupan materi pelajaran bahasa jawa kelas VII semester genap, materi tersebut
kurang diminati oleh peserta didik karena menceritakan tentang pewayanangan,
karena peserta didik jarang membaca atau mendengarkan cerita tentang pewayangan,
mereka lebih suka dengan cerita-cerita jaman sekarang. Dari permasalah tersebut
peniliti akan melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan media film animasi
sebagai media pembelajaran untuk melatih keterampilan menyimak peserta didik
dengan tujuan mendeskripsikan kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak dan
menganalisis peningkatan keterampilan menyimak melalui film animasi cerita
wayang Ramaya “Kidang Kencana” pada peserta didik kelas VII.A MTs. Al
Mu’awanah Petarukan Pemalang.
2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti di MTs


Al Mu’awanah Petarukan Pemalang. Peneliti mendapatkan informasi bahwa peserta
didik kelas VII.A kurang mampu menyimak dengan baik dalam pelajaran bahasa
Indonesia tentang materi bercerita. Informasi tersebut didapat pada saat peneliti
melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VII.A MTs. Al
Mu’awanah Petarukan Pemalang yang telah melaksanakan gerakan literasi untuk
melatih keterampilan berbahasa peserta didik termasuk pada kelas VII.A, akan tetapi
gerakan literasi yang dilaksanakan kurang optimal. Gerakan literasi pada kelas VII A
MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang dilaksanakan dengan guru meminta
peserta didik untuk memilih buku bacaan di sudut baca yang ada di kelas atau
diperpustakaan untuk kemudian buku tersebut dibaca atau guru meminta peserta
didik untuk menyimak cerita yang disampaikan secara langsung oleh guru, akan
tetapi setelah itu guru tidak melakukan tindak lanjut.
Pada kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak, peserta didik menyimak
cerita yang disampaikan secara langsung oleh guru untuk kemudian dilakukan
pembiasaan dengan menanyakan unsur-unsur intrinsik yang ada didalam cerita
seperti nama tokoh, latar, dan amanat dari cerita yang telah disimak, akan tetapi
hanya sebagian peserta didik yang dapat menjawab tokoh, latar, dan amanat dengan
benar. Guru mengetahui bahwa pembelajaran lebih optimal dengan menggunakan
media pembelajaran, akan tetapi guru terbiasa untuk tidak menggunakan media
pembelajaran dan lebih memilih untuk menyesuaikan bahan simakan dengan
kegemaran peserta didik, yaitu cerita wayang. Berdasarkan paparan tersebut,
kegiatan melatih keterampilan menyimak dengan guru menyampaikan informasi
secara lisan dan peserta didik menyimak informasi tersebut kurang optimal, sehingga
perlu dilakukan perbaikan dengan menggunakan media pembelajaran.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu ada
pembatasan masalah. Batasan masalah ini tentang metode pembelajaran yang
digunakan. Fokus utama dari penelitian ini adalah cara untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Jawa melalui menyimak cerita wayang
Ramayana lakon “Kidang Kencana” pada kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah
Petarukan Pemalang Tahun Pelajaran 2022/2023.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “Peningkatan Keterampilan Menyimak
Melalui Film Animasi Dalam Materi Cerita Wayang Ramayana Lakon “Kidang
Kencana” Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) Bagi Siswa Kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang
Tahun Pelajaran 2022/2023”.

5. Manfaat Penilitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a) Bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menyimak

2) Meningkatkan antusias peserta didik dalam mengikuti pelajaran bahasa


jawa p a d a m a t e r i cerita wayang Ramayana lakon ‘Kidang Kencana”
3) Meningkatkan hasil belajar peserta didik

b) Bagi Guru
1) Dapat meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan keaktifan dan
antusias peserta didik saat mengikuti kegiatan pelajaran dikelas
2) Dapat mengembangkan kemampuan dalam pembebelajaran
3) Dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian tindakan
kelas.
4) Dapat membiasakan untuk guru mata pelajaran lain dalam melakukan
penelitian tindakan kelas.

c) Bagi Madrasah/Sekolah
Dapat meningkatkan mutu pendidikan di madrasah/sekolah, khususnya pada saat
kegiatan belajar mengajar di MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang.
BAB II
METODE PENELITIAN

1. Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model
Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
penelitian dilaksanakan dikelas VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang
Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan subjek penelitian peserta didik kelas VII.A yang
berjumlah 20 orang terdiri dari 5 peserta didik laki- laki dan 15 peserta didik
perempuan. Data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif berupa deskripsi
pembelajaran keterampilan menyimak melalui film animasi cerita wayang Ramayana
lakon “Kidang Kencana” dan data kuantitatif berupa analisis peningkatan
keterampilan menyimak melalui film animasi cerita wayang. Sumber data penelitian
ini adalah peneliti sebagai pengamat dan dokumentasi, guru mata pelajaran dan
peserta didik kelas VII.A. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Pengamatan atau observasi
2) Wawancara
3) Tes atau pemberian soal berupa kuis
4) Dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Analisis data kuantitatif untuk menghitung peningkatan
keterampilan menyimak melalui film animasi cerita wayang. Analisis data kualitatif
untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran
keterampilan menyimak melalui film cerita wayang.

2. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan Pembelajaran Keterampilan Menyimak dengan Media film Animasi


cerita wayang, dalam penelitian ini penetili membagi dalam 3 siklus ;

a) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1


Kegiatan tindakan siklus 1 pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas
VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang dengan pengamatan atau
observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi yang dilaksanakan pada tanggal 24
Juni 2023 pada materi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”.
Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan peserta didik berdoa bersama-sama dengan dipimpin
oleh ketua kelas. Guru menanyakan kabar, mengecek kehadiran peserta didik,
mengecek kesiapan dan kebersihan kelas, guru meberikan motivasi berupa tepuk
semangat kepada peserta didik, penyampaian tujuan pembelajaran dan bentuk
penilaian yang akan dicapai serta peserta didik diberikan skemata mengenai
pembelajaran keterampilan menyimak yang akan dilaksanakan.

Sebelum menyimak tayangan film animasi wayang, guru terlebih dahulu


mengenalkan nama tokoh-tokoh yang ada dalam cerita wayang Ramayana lakon
“Kidang Kencana” dalam bentuk gambar kartun, berikut adalah gambar nama
tokoh dalam cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”.

Gambar 1. Gambar Tokoh wayang Ramayana

Setelah peserta didik dikenalkan dengan gambar dan nama tokoh cerita
wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” selanjutkan penayangan film animasi
cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”.

Berikut cuplikan tayangan film animasi yang digunakan sebagai media


menyimak pada Gambar 2.
Gambar 2. Media Film Animasi untuk Menyimak Cerita Wayang

Guru memberitahukan judul film animasi cerita wayang yang menjadi


bahan simakan, yaitu “Kidang Kencana”. Tanya jawab mengenai judul film
animasi cerita wayang Ramayana dilakukan antara guru dan peserta didik. Peserta
didik dibangkitkan imajinasinya dengan ditunjukkan gambar-gambar tokoh-tokoh
yang ada dalam cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”. Guru mengajak
peserta didik untuk menulis kata-kata yang sulit dalam cerita serta memahami isi
film animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” melalui tanya
jawab. Kegiatan inti dilaksanakan dengan peserta didik menyimak film animasi
wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” di dalam kelas bersama-sama.
Setelah penayangan film animasi wayang Ramayana lakon “Kidang
Kencana” peserta didik bersama guru melakukan tanya jawab tentang kata-kata
yang sulit dalam cerita wayang, guru menerangkan dan mengartikan kata-kata yang
sulit dalam cerita yang ikuti oleh peseta didik.
Kemudian peserta didik diberikan tes penilaian pengetahuan dan
ketrampilan secara individu, yaitu dengan menyebutkan unsur-unsur intrinsik yang
ada dalam film animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” dan
dilanjutkan dengan penilaian ketrampilan berupa membuat tiga paragraf sederhana
dengan bahasanya sendiri tentang isi dari film animasi cerita wayang Ramayana
lakon “Kidang Kencana” yang dikoreksi oleh guru.
Pada kegiatan penutup guru memberikan evalusi ketrampilan menyimak
mengenai pesan dan unsur intrinsik dari film animasi cerita wayang berupa
pemberian kuis secara individu yang beriktan dengan materi film animasi wayang
Ramayana lakon “Kidang Kencana”. Semua peserta didik diberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan dengan mengacungkan tangan, hasil jawaban akan
nampak secara langsung muncul pada layar LCD proyektor.
Guru menutup pembelajaran dengan menyimpulkan pada kegiatan
pembalajaran hari ini serta meyampaikan pembelajran minggu berikutnya,
kamudian guru menunjuk ketua kelas untuk mengakhiri pembelajaran hari ini
dengan berdoa bersama-sama, kemudian guru mengucapkan salam penutup.
Penggunaan film animasi cerita wayang dalam penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik kelas VII.A MTs. Al
Mu’awanah Petarukan Pemalang. Media pembelajaran ini dapat mengarahkan
perhatian peserta didik untuk tetap fokus mengamati dan menyimak informasi
yang disampaikan karena memiliki unsur bunyi atau suara dan unsur gambar
dengan menyajikan gambar tokoh-tokoh yang penuh warna dan cerita yang
sederhana disertai dengan suara tokoh-tokoh yang ceria dan musik yang
menyenangkan. Selain itu film animasi tidak hanya melatih keterampilan berbahasa
peserta didik, tetapi juga melatih imajinasi dan budi pekerti. Keuntungan
penggunaan media pembelajaran diantaranya, (a) pembelajaran bahasa lebih
menarik atau menumbuhkan rasa cinta terhadap pelajaran bahasa; (b) menambah
minat belajar pebelajar, minat yang baik akan menghasilkan mutu yang baik pula
(prestasi belajar); (c) mempermudah dan memperjelas materi pelajaran; (d)
memperingan tugas pengajaran; (e) merangsang daya kreasi; dan (f) pembelajaran
tidak monoton sehingga tidak membosankan (Mahmudah, 2018).
Penerapan film animasi cerita wayang dalam meningkatkan keterampilan
menyimak peserta didik menggunakan metode pembelajaran dan strategi
pembelajaran keterampilan menyimak yang disesuaikan dengan karakteristik pada
peserta didik.
Berkaitan dengan kegiatan siklus 1 yang dilakukan di kelas VII.A
diperoleh hasil dalam mengerjakan tes evaluasi nilai pengetahuan dan
ketrampilan yang berkaitan dengan kegiatan menyimak yang ditunjukkan pada
Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tes Evaluasi Keterampilan Menyimak Siklus 1

No. Nama NP NK RT KET


1. Alysa Diki Putri 60 58 59 Tidak tuntas
2. Almira Zaskia Putri 65 60 62 Tidak tuntas
3. Aura Manzilina Izzati 60 60 60 Tidak tuntas
4. Azza Naffiyah 68 60 64 Tidak tuntas
5. Dina Putri Safira 60 60 60 Tidak tuntas
6. Endah Sulistyowati 90 80 85 Tuntas
7. Feby Aulia 65 60 62 Tidak tuntas
8. Indra Yuda Kusuma 90 78 84 Tuntas
9. Kyla Aurelia Pratiwi 60 60 60 Tidak tuntas
10. Lylatul Hidayati 60 60 60 Tidak tuntas
11. Lidiya 60 60 60 Tidak tuntas
12. Muhammad Nizam Alaudin 90 78 84 Tuntas
13. Muhammad Refali 90 90 90 Tuntas
14. Muhammad Satrio Prasojo 90 85 87 Tuntas
15. Naila Rakhma Tika 60 60 60 Tidak tuntas
16. Raisyah Adya Merizka 60 60 60 Tidak tuntas
17. Reva Nur Khafid 65 60 62 Tidak tuntas
18. Sekar Ayu 60 60 60 Tidak tuntas
19. Sely Amaliyah 90 80 85 Tuntas
20. Silvia Ramadhani 60 60 60 Tidak tuntas
Rata-rata 60,0 59,0 59,5

NP : Nilai Pengetahuan
NK : Nilai Ketrampilan
RT : Rata-rata

Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa keterampilan menyimak


peserta didik mencapai rata- rata nilai peserta didik mencapai 59,5. Berikut sajian
data hasil tes evaluasi pengetahuan dan keterampilan menyimak siklus pertama.
Ketuntasan individu peserta didik pada nilai pengetahuan mencapai rata-rata 6,00,
dan nilai ketrampilan masih rendah yaitu mencapai rata-rata 5,90, sehingga masih
terdapat 14 peserta didik yang belum tuntas dan hanya 6 anak yang nilainya tuntas.
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil tes evaluasi pengetahuan dan
keterampilan menyimak siklus 1 tersebut masih perlu dilakukan suatu perbaikan
untuk pembelajaran keterampilan menyimak melalui film animasi cerita wayang
Ramayana lakon “Kidang Kencana” yaitu dengan model pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD), dengan tujuan untuk meningkatkan
ketrampilan menyimak peserta didik kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan
Pemalang pada siklus 2. Guru dan peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan
menyimak peserta didik kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang
belum meningkat, maka melalui penggunaan film animasi cerita wayang Ramayana
lakon “Kidang Kencana” dan model pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) sangat perlu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama siklus pertama dapat
diamati dampak dari peman faatan media film animasi cerita wayang Ramayana
lakon “Kidang Kencana” dan model pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) sagatlah penting dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai keterampilan dan pengetahuan dalam menyimak cerita wayang.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Hakim (2018) menunjukkan bahwa
media film aniamsi berdampak positif terhadap keterampilan menyimak.
Keterampilan menyimak sendiri merupakan kemampuan untuk menerima bunyi
oleh indera pendengaran dengan penuh perhatian dan pemahaman yang memiliki
peran yang sangat penting karena merupakan keterampilan berbahasa yang paling
mendasar (Pebriana dkk., 2017). Keterampilan menyimak sendiri diantaranya ada
(a) menyimak berkembang secara alami; (b) guru kurang mendapat pelatihan dalam
pelajaran menyimak; (c) perilaku menyimak yang tersembunyi sehingga sulit
diamati; dan (d) kegiatan sekolah terlalu padat sehingga menyimak tidak
diperhatikan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas keterampilan
menyimak peserta didik hanya mencapai 55,078 dengan kriteria D (kurang).
Pembelajaran keterampilan menyimak juga berjalan kurang optimal
karena metode dan strategi pembelajaran yang digunakan adalah guru membacakan
teks secara langsung, kemudian peserta didik menyimak teks yang dibacakan, dan
setelah itu dilakukan tindak lanjut dengan mengerjakan tes evaluasi berdasarkan
teks yang telah disimak tanpa menggunakan media pembelajaran. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menyimak peserta didik kelas I kelas VII.A MTs.
Al Mu’awanah Petarukan Pemalang perlu diperbaiki dengan inovasi dalam media
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik. Media ini
akan berdampak pada keterampilan menyimak untuk membantu peserta didik
dalam menerima informasi secara lisan dan dalam suasana yang menyenangkan
(Hakim, 2018).

b) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2


Kegiatan tindakan siklus 2 pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas
VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang yang dilaksanakan pada tanggal
5 Juli 2023. Pada siklus 2 ini langkah pembelajarannya sama dengan siklus 1,
namun pada siklus 2 peneliti menggunakan model pembelarajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu untuk memecahkan masalah
dengan melakukan diskusi secara berkelompok.
Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan peserta didik berdoa bersama-sama dengan
dipimpin oleh ketua kelas. Guru menanyakan kabar, mengecek kehadiran peserta
didik, mengecek kesiapan dan kebersihan kelas, guru meberikan motivasi berupa
tepuk semangat kepada peserta didik, penyampaian tujuan pembelajaran dan
bentuk penilaian yang akan dicapai serta peserta didik diberikan skemata
mengenai pembelajaran keterampilan menyimak yang akan dilaksanakan.

Sebelum menyimak tayangan film animasi wayang, guru terlebih dahulu


mengenalkan nama tokoh-tokoh yang ada dalam cerita wayang Ramayana lakon
“Kidang Kencana” dalam bentuk gambar kartun, berikut adalah gambar nama
tokoh dalam cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”. Setelah peserta
didik dikenalkan dengan gambar dan nama tokoh cerita wayang Ramayana lakon
“Kidang Kencana” selanjutkan penayangan film animasi cerita wayang
Ramayana lakon “Kidang Kencana”.

Setelah peserta didik dikenalkan dengan gambar dan nama tokoh cerita
wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” selanjutkan penayangan film animasi
cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”.

Berikut gambar kegiatan diskusi kelompok dalam model pembelajaran


model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD).

Gambar 3. Diskusi kelompok Model Pembelajaran STAD


Langkah selanjutkan guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peseta
Didik) dan membagi 4 kelompok kemudian melalui arahan guru peserta didik
berdiskusi dengan menyebutkan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam film
animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”, kemudian dilanjutkan
dengan pengoreksian hasil kerja siswa yang dilakukan oleh guru dan diikuti oleh
peserta didik.
Setelah mengegerjakan LKPD (Lembar Kerja Peseta Didik) pada tahap ini
guru memcoba melakukan ekperiment atau uji coba kepada pesrta didik, yaitu
secera kelompok peserta didik membuat atau menulis 3 paragrah sederhana yang
berkaitan dengan film animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana”
yang telah disimaknya dengan menggunkan bahasanya sendiri. Hasil kinarja
kemudian dibacakan didepan kelas secara bergantian yang diamati oleh guru.
Kemudian guru membacakan hasil kerja kelompok serta memberikan reward
berupa nilai dan apresiasi tepuk tangan pada kelompok yang mengerjakan LKPD
dengan benar
Pada kegiatan penutup guru memberikan evalusi ketrampilan menyimak
mengenai pesan dan unsur intrinsik dari film animasi cerita wayang berupa
pemberian kuis secara individu yang beriktan dengan materi film animasi wayang
Ramayana lakon “Kidang Kencana”. Semua peserta didik diberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan dengan mengacungkan tangan, hasil jawaban akan
nampak secara langsung muncul pada layar LCD proyektor.
Guru menutup pembelajaran dengan menyimpulkan pada kegiatan
pembalajaran hari ini serta meyampaikan pembelajran minggu berikutnya,
kamudian guru menunjuk ketua kelas untuk mengakhiri pembelajaran hari ini
dengan berdoa bersama-sama, kemudian guru mengucapkan salam penutup.
Berkaitan dengan kegiatan siklus 2 yang dilakukan di kelas VII.A
diperoleh hasil dalam mengerjakan tes evaluasi nilai pengetahuan dan ketrampilan
dalam pebelajaran menyimak film animasi cerita wayang Ramayana lakon
“Kidang Kencana” dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD), mengalami peningkatan yang signifikan,
hal ini bisa dibuktikan dengan penilaian pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Tes Evaluasi Keterampilan Menyimak Siklus 2

No. Nama NP NK RT KET


1. Alysa Diki Putri 80 78 79 Tuntas
2. Almira Zaskia Putri 75 80 78 Tuntas
3. Aura Manzilina Izzati 80 80 80 Tuntas
4. Azza Naffiyah 78 80 79 Tuntas
5. Dina Putri Safira 80 80 80 Tuntas
6. Endah Sulistyowati 90 80 85 Tuntas
7. Feby Aulia 75 80 78 Tuntas
8. Indra Yuda Kusuma 90 78 84 Tuntas
9. Kyla Aurelia Pratiwi 80 80 80 Tuntas
10. Lylatul Hidayati 80 80 80 Tuntas
11. Lidiya 80 80 80 Tuntas
12. Muhammad Nizam Alaudin 90 78 84 Tuntas
13. Muhammad Refali 90 90 90 Tuntas
14. Muhammad Satrio Prasojo 90 85 88 Tuntas
15. Naila Rakhma Tika 80 80 80 Tuntas
16. Raisyah Adya Merizka 80 80 80 Tuntas
17. Reva Nur Khafid 75 90 83 Tuntas
18. Sekar Ayu 80 80 80 Tuntas
19. Sely Amaliyah 90 80 85 Tuntas
20. Silvia Ramadhani 80 90 85 Tuntas
Rata-rata 80,0 84,0 82,0

NP : Nilai Pengetahuan
NK : Nilai Ketrampilan
RT : Rata-rata

Hasil pelaksanaan siklus kedua menunjukkan bahwa kemampuan


menyimak peserta didik mengalami peningkatan dari siklus pertama dengan rata-rata
8,20. Berdasarkan hasil refleksi dan hasil tes evaluasi nilai pengetahuan dan
keterampilan menyimak siklus kedua, dapat ditarik kesimpulan bahwa sangatlah
menggunkan model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) dalam pembelajaran menyimak melalui film animasi cerita wayang
Ramayan lakon “Kidang Kencana” untuk meningkatkan keterampilan menyimak
peserta didik kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang.
c) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3
Pada siklus 3 peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan menyimak
peserta didik kelas VII.A MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang meningkat
melalui penggunaan film animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang
Kencana” dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) dilihat dari ketuntasan individu baik pada nilai
pengetahuan maupun nilai ketrampilan yang dicapai dengan nilai rata-rata 8,20,
yaitu nilai rata-rata pengetahuan 8,00 dan nilai rata-rata ketrampilan mencapai
8,40, sehingga semua peserta didik dapat tuntas dalam pembelajaran menyimak
cerita wayang Ramayana melalui film animasi dan model pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD).

Berikut Potret peserta didik saat mengerjakan tes evaluasi nilai


pengetahuan berupa pemberian kuis ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3.
Peserta menjawab pertanyaan Tes Evaluasi dalam bentuk kuis
Secara individu
Dari peningkatan ini menunjukkan bahwa film animasi cerita wayang
Ramayana lakon “Kidang Kencana” dengan model pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) sangat tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran menyimak. Hasil penelitian menunjukkan video efektif untuk
digunakan untuk pembelajaran menyimak (Sajrina dkk., 2017). Film animasi cerita
wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” merupakan rangkaian gambar tak
hidup yang berurutan pada frame dan diproyeksikan secara mekanis elektronis.
Gambar tampak hidup pada layar yang menceritakan mengenai suatu kejadian yang
dianggap sebagai khayalan atau tidak benar-benar terjadi (fiksi). Penerapan film
animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” dalam meningkatkan
keterampilan menyimak peserta didik menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik.

d) Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Media Film Animasi

Setelah menerapkan film animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang


Kencana” pada siklus 1 menunjukkan bahwa kemampuan menyimak peserta didik
belum mengalami peningkatatan, yaitu dari jumlah peserta didik 20 yang tuntas
hanya 6 peserta didik, Hal ini bisa dibuktikan dengan banyak peserta didik yang
belum tuntas, dari 20 peserta didik yang tuntas hanya 6 anak, dan 14 anak tidak
tuntas dengan kriteria nilai rata-rata 59,2. Karena pada siklus ini peneliti belum
menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Setelah merefleksi tindakan pada siklus 1, menerapkan film animasi cerita
wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” pada siklus 2 peneliti mencoba
menggunakan dengan model pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD). Pada siklus ini menunjukkan bahwa kemampuan
menyimak peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini dapat
dibuktikan dengan semua peseta didik sudah tuntas dalam pembelajaran
menyimak yaitu dengan memiliki kriteria nilai rata-rata 8,20 dengan
Data rata-rata nilai keterampilan menyimak peserta didik selama penelitian
ini ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Setiap Siklus Penelitian
Pelaksanaan
No Nilai Rata-Rata Ket
Tindakan
1 Siklus 1 59,2 Tidak Tuntas

2 Siklus 2 82,0 Tuntas

Peningkatan yang ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa


media animasi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang Kencana” dengan
menggunakn model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Film
merupakan salah satu media audio visual yang dapat menampilkan rangkaian
gambar bergerak disertai dengan bunyi atau suara. Film merupakan sederetan
gambar dengan ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam frame yang
diproyeksikan melalui proyektor dan diproduksi secara mekanis, sehingga dapat
dilihat dan didengar. Film memiliki kelebihan dari audio dan visual dalam
penyampaian pesan atau informasi secara lisan (Adittia, 2017). Film ini juga
menarik untuk digunakan di sekolah tingkat SMP/MTs khususnya pada kelas VII
karena usia peserta didik pada operasional konkret dan memiliki ketertarikan pada
simbol-simbol visual (Wuryanti & Kartowagiran, 2016). Pada penelitian ini, film
yang digunakan menggunakan jenis film animasi wayang dengan cerita-cerita
ringan yang tentunya sesuai untuk anak tingakat SMP/MTs.
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Penerapan film animasi pada materi cerita wayang Ramayana lakon “Kidang
Kencana” dengan model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik kelas VII.A MTs. Al
Mu’awanah Petarukan Pemalang yang dibuktikan dengan keterampilan menyimak peserta
didik kelas VII.A SDN MTs. Al Mu’awanah Petarukan Pemalang yang mengalami
peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus 1 kemampuan menyimak
peserta didik belum mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas 59,2 (Belum
Tuntas). Pada siklus 2 kemampuan menyimak peserta didik mengalami peningkatan yang
signifikan dengan nilai rata-rata kelas 82,0 (Tuntas).

B. Saran
Berdasarkan penelitian ini diajukan beberapa saran diantaranya sebagai berikut. Bagi
guru dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman untuk melaksanakan
pembelajaran keterampilan menyimak dengan menerapkan film animasi cerita wayang
sebagai media yang digemari oleh peserta didik dan dapat digunakan dalam pembelajaran
menyimak. Bagi peneliti lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk
meneliti tentang keterampilan menyimak dan pemanfaatan film animasi cerita wayang dalam
pembelajaran menyimak selanjutnya dalam eksperimen, pengembangan, maupun penelitian
tindakan kelas yang relevan.
DAFTAR RUJUKAN

Adittia, A. (2017). Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS pada Peserta Didik Kelas IV SD. Mimbar Sekolah Dasar, 4(1).
https://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i1.5227
Alimah, N. (2020). Penerapan Media Pembelajaran Video Animasi untuk Meningkatkan
Keterampilan Memperkenalkan Anggota Keluarga dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada Peserta Didik Kelas I SDI Alfattah Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021. JP3 (Jurnal Pendidikan Dan Profesi Pendidik),
6(1). https://doi.org/10.26877/jp3.v6i1.7299
Darna, D. (2018). Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Cerita Anak Melalui Media
Audio Visual pada Peserta Didik Kelas I SDN 020 Kualu Nenas Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar. Jurnal Pajar (Pendidikan Dan Pengajaran), 2(2), 194.
https://doi.org/10.33578/pjr.v2i2.5067
Fadhlurrahma, F. (2019). Keterampilan Berbahasa: Menyimak Berita.
https://doi.org/10.31227/osf.io/9xdvg
Hakim, M. N. (2018). Penerapan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Keterampilan
Menyimak Dongeng Peserta didik Kelas III MIS Darul Ulum Muhammadiyah
Bulukumba. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah,
Dan Asing, 1(2), 1–16. https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v1i2.79
Harsiati, T. (2013). Asesmen Pembelajaran Bahasa Indonesia. UM Press.
Hartani, A. (2018). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak Cerita Pendek Melalui
Model Picture and Picture Berbantuan Media CD Cerita pada Peserta didik Kelas V

You might also like