Professional Documents
Culture Documents
PTK Cak Ingkling
PTK Cak Ingkling
DI Susun Oleh :
2022
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Trdisional cak ingkling Pada Anak RA
Kemuning Sungailiat “.
Adapun tujuan penyusunan ini insyaAllah bisa sebagai masukan dalam membuat strategi pembelajaran
fisik motorik kasar Anak Usia Dini yang menarik dan menyenangkan sehingga kualitas Pendidikan Anak
Usia Dini ( PAUD ) semakin meningkat.
Dalam penyusunan ini penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dan saran yang tidak ternilai
harganya dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
2. Mufti Andeska Suami saya dan anak anak saya M. Yusuf dan M. Almaz yang juga memberikan
dorongan dan do’a yang tulus dalam pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.
3. Teman teman sejawat para guru di RA Kemuning Sungailiat, yang telah mendukung dan
memberi motivasi dalam pelaksanaan pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI…………............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tindakan yang Dipilih.................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini............................................. 7
a) Pengertian Motorik
b) Tahap Belajar Motorik Anak
B. Permainan Tradisional Engklek................................................................. 9
a) Pengertian permainan Tradisional Engklek
b) Gambar Permainan Engklek
c) Aturan Main Permainan Engklek
d) Manfaat Permainan Engklek
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian ..................................................................................... 14
B. Setting Penelitian dan Karekteristik Subjek Penelitian........................ 15
C. Variabel yang Diselidiki ........................................................................... 15
D. Rencana Tindakan..................................................................................... 16
E. Tekhnik Pengumpulan dan Pengolahan Data......................................... 21
F. Instrumen Penelitian................................................................................ 23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
III
A. Hasil Penelitian......................................................................................... 26
B. Pembahasan Penelitian........................................................................... 42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 44
B. Saran – saran........................................................................................... 44
Daftar Pustaka
Lampiran – lampiran
III
I
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini kedudukannya adalah sebagai tunas bangsa dan penerus cita-
cita bangsa yang perlu mendapatkan posisi dan fungsi strategis dalam pembangunan.
Terutama pembangunan pendidikan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
pembangunan suatu bangsa dan kunci pembangunan potensi anak yang semestinya
Anak usia dini berada pada lima tahun pertama yang disebut The Golden
Years merupakan masa emas perkembangan anak- anak pada usia tersebut mempunyai
potensi yang sangat besar, untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangan termasuk
kebugaran tubuh, keterampilan motorik, dan kontrol motorik. Keterampilan motorik anak
usia dini tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol motorik, kontrol
motorik tidak akan optimal tanpa kebugaran tubuh, kebugaran tubuh tidak akan tercapai
Membicarakan gerak pada anak usia dini menjadi sangat menarik, karena
aktifitas atau kondisi bergerak anak usia dini sangat tinggi. Berdasarkan pada keadaan
aktifitas anak usia dini maka masalah gerak dan belajar gerak menjadi sangat penting dan
1I
harus mendapatkan perhatian khusus. Penanaman gerak/ motorik yang benar sangat
penting, sebab akan sangat memberika peran penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan strategi belajar dan model
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan
dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan, ( Abu Ahmad dan Joko Triprasetya, 2005 :
11 ).
dapat disimpulkan bahwa strategi belajar berarti pilihan kegiatan belajar mengajar yang
Prinsip- prinsip umum yang mendasari metode mengajar dalam strategi belajar
salah satunya adalah perlunya motivasi. “ Motivasi adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu “. ( Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetya,
2005 : 109 ). Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan
keinginannya pada proses belajar tak dapat dipungkiri karena dengan menggerakan
motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan
hendaknya diberikan secara seimbang disegala aspek perkembangan, karena apabila tidak
2I
ada keseimbangan stimulus dalam satu aspek perkembangan maka dapat mempengaruhi
diabaikan atau bahkan dilupakan, hal ini dikarenakan belum fahamnya orangtua,
pembimbing, dan guru bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak
Pengembangan fisik motorik dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satu
cara yang peneliti lakukan yaitu melalui permainan. Melalui permainan aspek motorik
kasar anak dapat dikembangkan. Anak dapat menyalurkan energi yang berlebih melalui
bermain mengandung gerakan- gerakan kasar kuat yang menyebabkan peredaran darah,
kerja pencernaan makanan dan tidur yang sehat serta meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
Peran guru dalam pengembangan fisik motorik anak yang dilakukan dengan
bermain adalah menentukan apa aktifitas fisik yang dapat dilakukan anak sesuai dengan
menumbuhkan minat anak untuk melakukan kegiatan motorik tersebut sehingga tujuan
gerakan motorik kasar anak dapat dikembangkan dengan baik. Pemilihan permainan
edukatif dan permainan yang dapat melatih koordinasi anggota tubuh merupakan strategi
edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan
dan jenis permainan yang bersifat edukatif ”. Permainan edukatif bisa disebut demikian,
3I
karena dapat merangsang daya pikir anak, termasuk di antaranya meningkatkan
Pemilihan permainan yang dapat melatih koordinasi anggota tubuh pada anak
bisaanya melatih koordinasi anggota tubuh. Hal ini dikarenakan permainan- permainan
tradisional banyak melibatkan kerja seluruh anggota tubuh. Selain anggota tubuh terlatih,
otot- otot pada tubuh anak pun akan terbentuk, ( Rani Yulianty I, 2012 : 86 ).
pembelajaran motorik kasar yang monotan / berulang – ulang sehingga bosan dan jenuh, tidak
menarik perhatian anak, terlihat dari jumlah 12 anak, 9 anak kurang antusias dalam kegiatan
motorik kasar yang dilakukan setiap hari Sabtu, sehingga kemampuan dalam melakukan gerakan
menentukan pendekatan model, strategi, dan tekhnik pembelajaran motorik kasar yang
sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memilih media dan
tekhnik pelaksanaan yang tepat dan menyenangkan sehingga dapat menjadi cara
Sungailiat .
4I
Dari uraian diatas penulis merencanakan suatu penelitian tindakan kelas dan
mencoba menggunakan salah satu media permainan edukatif yang di lakukan secara
menumbuhkan minat anak dalam melakukan kegiatan motorik kasar dengan judul,
B. Rumusan Masalah
C. Tindakan Masalah
pada anak kelompok B RA Kemuning Sungailiat , maka akan dilakukan tindakan dengan
D. Tujuan Penelitian
Kemuning Sungailiat
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
psikomotorik
5I
b. Meningkatkan kreatifitas guru dalam pemberian pembelajaran motorik
meningkatkan profesionalisme.
2. Bagi Anak
3. Bagi Lembaga RA
6I
BAB II
LANDASAN TEORI
a) Pengertian Motorik
Motorik adalah terjemahan dari kata “Motor” yang menurut Gallahue ( 1986:281 )
adalah suatu dasar biologis/ mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan
kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh
proses motorik.
“motor”. Menurutnya motor diartikan sebagai istilah yang menunjukan pada hal keadaan
dan kegiatan yang melibatkan otot- otot juga gerakannya, demikian pada kelenjar-
Secara singkat motorik dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang
organ fisik. Karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement),
maka setiap penggunaan kata motorik selalu diartikan dengan gerak dan dalam
penggunaan sehari- hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak.
Gerakan akan dilakukan dari yang sederhana menuju gerak yang kompleks
yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun jenis gerak
7I
a. Lokomotor
b. Non-lokomotor
c. Manipulatif
pengayaan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar (gross motor skill), yaitu
segala keterampilan anak dalam menggerakan dan menyeimbangkan tubuhnya. Bisa juga
diartikan sebagai gerakan- gerakan seorang anak yang masih sederhana, seperti melompat
dan berlari. Sementara motorik halus (fine motorik skill) yaitu suatu keterampilan
menggerakkan otot dan fungsinya. Dengan kata lain, motorik halus ini gerakan-
merangkai, dan menggunting. (Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, 2013 :
59)
8I
b) Tahap Belajar Motorik Anak
a. Tahap Verbal
Tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau penjelasan dengan maksud agar anak
b. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini perkembangan anak TK sedang memasuki masa pemahaman dari gerak-
c. Tahap Automasi
Pada tahap ini anak TK sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik atau
tradisional lompat- lompatan pada bidang- bidang datar yang digambar diatas tanah,
dengan membuat gambar kotak- kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari
pincang adalah jenis permainan yang bisaa di mainkan oleh anak- anak, karena
barangkali anak- anak telah akrab dengan permainan ini. ( Bunda Nisrina, 2013 : 47 )
9I
b) Gambar Permainan Engklek
Sebelum kita memulai permainan cak ingkling kita harus membuat kotak-
kotak di pelataran semen, aspal atau tanah dan menyiapkan ghaco atau barang sebagai
penanda kedudukan pada kotak engklek, gambar yang kita buat bisa divariasi dari
5 5 4 4 4
4 3
3
2
2
1
1
10
I
c) Aturan Main Permainan Engklek
aturan permainannya :
e. Kapten kelompok melakukan suit untuk menentukan kelompok mana yang akan
f. Kelompok pertama melempar ghaco secara bergantian dan dimulai dari kotak
melewati kotak pertama, maka anggotanya satu per satu langsung melemparkan
g. Permainan ini hanya menggunakan satu kaki (engklek) dan tidak boleh menyentuh
h. Jika menyentuh garis langsung diganti oleh musuhnya (kelompok lain) dan
i. Setelah ghaco dilempar, pemain harus melompati atau tidak boleh menginjak kotak
yang ditempati ghaco dan ini berlaku seterusnya dalam permainan ini.
11
I
j. Pemain harus sampai pada “puncak” gambar cak ingkling dan kembali lagi,
sebelum melewati kotak yang ditempati ghaco, pemain harus mengambil ghaco nya
k. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok (semua anggotanya) yang paling
cepat menempatkan ghaco di “puncak” gambar cak ingkling dengan catatan telah
1. Kemampuan fisik anak menjadikuat, karena dalam permainan cak ingkling anak
kebersamaan.
5. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional bisaanya dapat dibuat langsung
pemainnya. Mereka membuat barang- barang, benda- benda yang ada disekitarnya.
Hal ini mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat- alat permainan.
12
I
7. Nilai untuk perkembangan fisik yang baik. Aktifitas fisik meliputi kegiatan olah
8. Nilai untuk kesehatan mental yang baik, yaitu : membantu anak untuk
10. Nilai sosial, anak belajar keterampilan sosial yang akan berguna untuk bekal
13
I
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Arikunto (dalam Wardani 2008:1.3) penelitian tindakan kelas berasal dari terjemahan
tindakan yang dikemukakan oleh para ahli yang menekuni penelitian tindakan, antara
lain model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Kemmis, HenryMc Targart, John
Elliot, dan Hopkin. Ahli yang pertama kali menciptakan model penelitian tindakan
adalah Kurt Lewin tetapi sampai sekarang banyak dikenal adalah Kemmis dan Mc
Taggart.
suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan ini dilakukan dengan sengaja
dengan tujuan tertentu. Kelas dalam hal ini ruang kelas, melainkan sekelompok anak
yang dalam waktu yang sama dan pembelajaran yang sama. Penelitian ini digunakan
14
I
B. Setting Penelitian dan karakteristik Subyek Penelitian
1) Setting Penelitian
Adapun waktu penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus waktu pelaksanaan
siklus I pada tanggal 29 Januari 2022, dan siklus II pada tanggal 12 Februari 2022.
Sungailiat , yang terdiri dari 7 anak laki – laki dan 5 anak perempuan.
Variabel Terkait
Variabel Bebas
D. Rencana Tindakan
Kurt Levin dalam wijaya (2012:20) mengemukakan model yang didasarkan atas
konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri atas empat komponen pokok yang
15
I
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan ini dilakukan dalam penelitian ini peneliti membuat
perencanaan dengan RPPH yang sesuai dengan tema sebagai awal pembelajaran.
penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di dalam kelas. Adapun tindakan
yang dilakukan adalah saat dimulanya awal belajar hingga penutupan dalam
belajar.
dan peneliti adalah guru kelas. Peneliti menggunakan lembar observasi dan tes
unjuk kerja sebagai acuan dalam mengobservasi anak. Dalam pencatatan hasil
observasi dan unjuk kerja pelaksanaan harus akurat karena berkaitan dengan siklus
berikutnya.
Kegiatan releksi ini sebagai evaluasi peneliti yang dilakukan ketika peneliti sudah
rancangan tindakan.
16
I
Rancangan Siklus Penelitian
Perencanaan 1. Merencanakan
pembelajaran yang akan
Identifikasi masalah dan
penetapan alternatif diterapkan dalam KBM
pemecahan masalah 2. Menentukan pokok
bahasan
3. Mengembangkan
skenario pembelajaran
5. Menyiapkan sumber
belajar,
mengembangkan format
evaluasi,
mengembangkan format
observasi
Siklus I
Pelaksanaan 1. Menerapkan tindakan
mengacu pada skenario
dan modul ajar / RPP
2. Memperbaiki
pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi
17
I
untuk digunakan pada
siklus berikutnya
Perencanaan 1. Merencanakan
pembelajaran yang akan
Identifikasi masalah dan
penerapan alternatif diterapkan dalam KBM
pemecahan masalah 2. Merencanakan pokok
bahasan
3. Mengembangkan
scenario pembelajaran
Siklus II 4. Menyusun Modul ajar /
RPP
5. Menyiapkan sumber
belajar,
mengembangkan format
evaluasi,mengembangka
n format observasi
18
I
Refleksi 1. Melakukan evaluasi
tindakan yang telah
dilakukan
2. Pengumpulan data
tindakan penelitian I
dan II
tindakan kelas ini yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar
Melalui Media Permainan Tradisional cak ingkling Pada Anak Kelompok B di R.A
19
I
Tujuan Pembelajaran
Tujuan
Pembelajaran
20
I
E. Tekhnik Pengumpulan dan Pengolahan Data
kegiatan pengumpulan data bukan hanya melihat objek. Mengobservasi adalah pengertian
umum yang memiliki arti semua bentuk pengambilan data yang dilakukan dengan cara
pengumpulan data ini disesuaikan dengan data yang diperlukan penelitian. Adapun dalam
a.Pengamatan (observasi)
Aspek yang dinilai oleh guru dalam Pengamatan / observasi permainan cak ingkling
yang dilakukan anak kelompok B adalah antusias, keaktifan, dan konsentrasi dalam
bermain
Aspek yang dinilai oleh guru dalam tes unjuk kerja permainan cak ingkling yang di
2.Pengolahan Data
21
I
Proses pengolahan data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari pengamatan yang sudah ditulis pada format penilaian.
Data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti melalui
pengukuran dengan berpedoman pada rambu- rambu penilaian hasil belajar 14 peserta
didik Taman Kanak- kanak yang dibuat oleh Dirjen Mandas DIKNAS 2010 dengan
1. BB = Belum Berkembang
2. MB = Mulai Berkembang
Dalam pengolahan data penelitian ini, penulis menggunakan kriteria dan rumus
a. Kriteria Penelitian
22
I
b. Rumusan Penelitian
Adapun runusan untuk menentukan presentasi kemampuan anak berdiri diatas satu
kaki dengan seimbang, melompat, dan berlari sambil melompat dengan seimbang
tanpa jatuh pada bidang phisik motorik kasar adalah :
F. Instrumen Penelitian
Lembar ini berupa aspek- aspek yang diamati oleh guru untuk mengumpulkan data
tentang perilaku anak selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aspek- aspek
23
I
Lembar Observasi Sikap
Nama anak
Lembar ini berupa aspek- aspek yang diamati oleh guru untuk mengumpulkan data
indikator atau tujuan yang dicapai. Adapun aspek- aspek yang akan dinilai sebagai
berikut :
24
I
Lembar Tes Unjuk Kerja
Nama anak
Aspek yang
No IKTP Kriteria penilaian Skor
dinilai
BB MB BSH BSB
Berdiri
diatas satu
1 kaki Keseimbangan
dengan
seimbang
2 Melompat Kelincahan
Berlari
sambil
melompat
3 dengan Keberanian
seimbang
tanpa
jatuh
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai akhir
Keterangan :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
25
I
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Hasil Penelitian
Engklek
perkembangan anak agar dapat menentukan titik awal penelitian. Selanjutnya di bawah
engklek.
seimbang tanpa
Berlari sambil
kaki dengan
Melompat
seimbang
jatuh
Nilai akhir
berhasil
1 Azzahr 1 1 1 3 25
a
2 Bilqis 1 2 2 5 41
3 cika 3 3 3 9 75
4 Dita 2 2 2 6 50
5 Febri 1 2 2 5 41
6 Egi 1 1 1 3 25
7 Haris 3 3 3 9 75
26
I
8 Iqbal 2 2 2 6 50
9 Juna 1 2 2 5 41
10 Kiki 3 3 3 9 75
11 Lukma 2 2 2 6 50
n
12 Slamet 1 2 1 4 33
Prosentase 25% 75 %
Berdasarkan tabel diatas diketahui data hasil tes unjuk kerja dan observasi awal
aktivitas anak ada 3 orang anak yang berhasil atau sekitar 25% , dan 9 orang anak yang
belum berhasil atau sekitar 75% . Hal ini muncul karena sebelumnya anak tidak pernah
melaksanakan motorik kasar dengan permainan, sehingga anak mudah bosan dan jenuh
untuk dapat dipecahkan melalui sebuah media dan metode yang bisa meningkatkan
kemampuan motorik kasar dilaksanakan dengan langkah- langkah kegiatan siklus sebagai
berikut :
1) Perencanaan
27
I
Dari data awal yang didapatkan maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat
Kegiatan perencanaan yang akan dilakukan pada siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut :
Pembelajaran) .
28
I
29
I
Berikut adalah langkah- langkah kegiatan dalam bentuk RPP.
SIKLUS I
Waktu : 2 Jam
I. Tujuan Pembelajaran
mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk
pengembangan diri
b. Melompat.
30
I
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Anak dapat menggerakan badan, kaki, tangan untuk melatih keseimbangan, kekuatan,
dan keberanian.
V. Metode, Sumber
a. Metode
b. Sumber
Dirjen Pendais 3211 Tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa
masing – masing.
31
I
9. Guru menutup kegiatan.
VII. Evaluasi
2) Pelaksanaan
2022 dengan alokasi waktu 2 jam , dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB.
Dihadiri anak didik R.A Kemuning kelompok B dan seorang guru sebagai observer.
Penggunaan media sebagai tindakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus Iini adalah
kehadiran anak. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
oleh anak, selanjutnya menjelaskan langkah- langkah kegiatan permainan cak ingkling
berkelompok. Pertama- tama guru menyuruh anak keluar kelas menuju lapangan. Kedua ,
guru memberi petunjuk cara permainannya. Guru membuat empat gambar permainan cak
ingkling diatas tanah dengan kapur berwarna kemudian membagi 3 kelompok yang
32
I
disetiap kelompok terdiri lima anak, selanjutnya anak memulai permainan dengan
hompipah untuk menentukan siapa yang pertama bermain. Permainan ini hanya
menggunakan satu kaki ( cak ingkling ) dan tidak boleh menyentuh garis, baik kaki
maupun gaco-nya, jika menyentuh garis langsung diganti dengan pemain kedua dan
seterusnya. Pemain harus sampai pada puncak papan cak ingkling dan kembali lagi,
sebelum melewati kotak yang ditempati ghaco, pemain harus mengambil ghaconya
tersebut terlebih dahulu. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang paling cepat
menempatkan ghaco di puncak gambar cak ingkling dengan catatan telah melewati
kotak- kotak cak ingkling sebelumnya. Dari 12 anak ternyata hanya anak yang berhasil
atau sekitar 42%, sisanya 7 anak atau sekitar 58% masih belum berhasil.
menutup kegiatan
3) Observasi
Observasi yang telah dilakukan peneliti selama proses kegiatan permainan cak
ingkling untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar. Pada siklus ini observasi
penelitiannya menggunakan lembar observasi sikap dan lembar tes unjuk kerja yang telah
dipersiapkan, adapun data yang dihasilkan dari observas sikapi dan tes unjuk kerja
sebagai berikut :
33
I
No Nama Aspek yang diamati
skor
Jml anak
Jml anak
Nilai akhir
diperoleh
berhasil
berhasil
Konse
belum
Antus
Keakt
ntrasi
yang
yang
yang
ifan
Jml
ias
1 1 1 3 33
1 Azzahra
2 2 2 6 50
2 Bilqis
3 3 3 9 75
3 cika
2 2 2 6 50
4 Dita
2 3 3 8 66
5 Febri
1 1 1 3 33
6 Egi
3 3 4 10 83
7 Haris
2 3 3 8 66
8 Iqbal
2 3 3 8 66
9 Juna
3 3 3 9 75
10 Kiki
3 3 3 9 75
11 Lukman
3 3 3 9 75
12 Slamet
34
I
Data Hasil Observasi Sikap Aktivitas anak Siklus I
berhasil
Melompat
melompat
seimbang
satu kaki
dengan
dengan
Nilai akhir
jatuh
diperoleh
berhasil
belum
Keseimbangan Kelincahan Keberanian
1 Azzahr
1 2 2 5 41
a
2 Bilqis 2 2 2 6 50
3 cika 3 3 3 9 75
4 Dita 2 2 2 6 50
5 Febri 2 2 3 7 58
6 Egi 1 1 2 4 33
7 Haris 3 3 3 9 75
8 Iqbal 2 3 3 8 66
9 Juna 2 2 3 7 58
10 Kiki 3 3 3 9 75
11 Lukma
3 3 3 9 75
n
12 Slamet 2 2 3 7 58
Prosentase 45% 55%
Berdasarkan data dari tabel hasil observasi sikap aktivitas anak dinyatakan
berhasil sebanyak 5 anak atau sekitar 45% dari 12 anak yang menjadi subjek penelitian
dan yang dinyatakan belum berhasil sebanyak 7anak atau sekitar 55%. Sedangkan
menurut tabel hasil unjuk kerja anak yang dinyatakan berhasil sebanyak 5 anak atau
35
I
sekitar 42% dan yang belum berhasil sebanyak 7 anak atau sekitar 58%. Dengan
demikian target keberhasilan yang diharapkan belum tercapai yaitu sebesar > 75 % dan
harus melakukan kegiatan di siklus berikutnya sampai target yang diharapkan benar-
benar tercapai.
4) Refleksi
hal yang perlu ditindaklanjuti seperti kekurangan peneliti dalam melaksanakan penelitian
dan target yang belum tercapai, oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus berikutnya
Antusias anak yang sudah sangat baik tentu harus dipertahankan dan
pencapaian perkembangan anak dari setiap aspek tentunya harus dapat ditingkatkan agar
mencapai hasil lebih baik dari siklus sebelumnya. Agar hasil yang diharapkan dapat
tercapai, maka harus ada peningkatan dalam penyampaian tujuan kegiatan, bimbingan
dan mengarahkan anak dalam permainan cak ingkling sehingga anak tidak merasa di
paksa serta memberikan penguatan terutama pada anak yang belum mampu.
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I diperlukan perbaikan pada kegiatan
36
I
kasar, karena target keberhasilan yang diharapkan belum tercapai maka pada siklus II
Pembelajaran ).
tindakan berupa lembar observasi sikap aktivitas anak dan lembar tes unjuk kerja anak.
SIKLUS II
Kelompok / Semester : B / II
Waktu : 2 jam
A. Tujuan Pembelajaran
B. Capaian Perkembangan
37
I
Anak menggunakan fungsi gerak ( motorik kasar, halus, taktil ) untuk
2. Melompat
D. Tujuan Pembelajaran
E. Metode, Sumber
1. Metode
2. Sumber
Dirjen Pendais 3211 Tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa
38
I
1. Guru mengkoordinasikan anak terlebih dahulu dengan menyuruh duduk di kursi
masing- masing.
G. Evaluasi
3. Alat observasi : Lembar observasi sikap dan lembar tes unjuk kerja
2) Pelaksanaan
Februari 2022 dengan alokasi waktu 2 jam , dari pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB.
Dihadiri anak didik R.A Kemuning kelompok B dan seorang guru sebagai observer.
kehadiran anak dan apersepsi yang mengaitkan pengetahuan anak sebelumnya dengan
39
I
kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat itu. Kemudian guru menyampaikan tujuan
kasar.
Pada kegiatan ini seluruh anak diawali dengan menjelaskan kembali tentang
metode permainan cak ingkling yang akan dilakukan berkelompok dengan langkah-
3. Guru mengelompokkan anak menjadi 2 kelompok dan setiap anak harus memiliki
ghaco.
4. Guru membuat gambar cak ingkling di atas tanah dengan kapur berwarna.
5. Setiap kelompok diberi tanda, kelompok satu memakai sepatu dan kelompok dua tidak
6. Guru memberi aba- aba dengan menyuruh kapten kelompok melakukan suit untuk
menentukan kelompok mana yang akan memulai permainan cak ingkling serta
memberi motivasi kepada tiap kelompok yang menang akan mendapatkan bintang.
Hasil dari observasi dan tes unjuk kerja aktivitas anak yang telah dilakukan
40
I
Data Hasil Observasi Sikap Aktuvitas Anak Siklus II
yang diperoleh
yang berhasil
Jumlah anak
Jumlah anak
Jumlah skor
yang belum
Nilai akhir
Konsentrasi
Keaktifan
berhasil
Antusias
3
1 Azzahra 3 3 9 75
3
2 Bilqis 3 3 9 75
4
3 cika 3 3 10 83
3
4 Dita 3 3 9 75
3
5 Febri 3 3 9 75
2
6 Egi 2 2 6 50
4
7 Haris 4 3 11 91
3
8 Iqbal 3 3 9 75
3
9 Juna 3 3 9 75
4
10 Kiki 3 3 10 83
3
11 Lukman 3 3 9 75
4
12 Slamet 3 3 10 83
41
I
Prosentase 92% 8%
berhasil
Melompat
melompat
seimbang
satu kaki
dengan
dengan
Nilai akhir
jatuh
diperoleh
berhasil
belum
Keseimbang
Kelincahan Keberanian
an
1 Azzahra 3 3 3 9 75
2 Bilqis 3 3 3 9 75
3 cika 4 3 3 10 83
4 Dita 3 3 3 9 75
5 Febri 3 3 3 9 75
6 Egi 2 2 2 6 50
7 Haris 4 4 3 11 91
8 Iqbal 3 3 3 9 75
9 Juna 3 3 3 9 75
10 Kiki 4 3 3 10 83
11 Lukman 3 3 3 9 75
12 Slamet 4 3 3 10 83
Prosentase 92% 8%
Berdasarkan data dari tabel observasi sikap dan tabel tes unjuk kerja aktivitas
anak pada siklus II yang dinyatakan berhasil sebanyak 11 anak atau sekitar 92% dari
12, anak yang menjadi subjek penelitian dan yang dinyatakan belum berhasil
sebanyak 1 anak atau sekitar 8%. Dengan demikian target keberhasilan yang
42
I
4) Refleksi
media permainan cak ingkling untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di
R.A Kemuning telah mencapai target yang diharapkan. Oleh karena itu hal- hal yang
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada siklus ini diperoleh gambaran bahwa
motorik kasar anak di Kelompok B R.A Kemuning terdapat 11 anak sudah berhasil dan 1
anak masih belum berhasil. Agar hasil tersebut dapat terjaga, maka harus terus adanya
bimbingan dan arahan yang tidak membuat anak merasa terpaksa, tertekan, bosan, serta
harus terus memberikan motivasi dan penguatan pada setiap anak, terutama anak yang
belum mampu menunjukkan kemampuan motorik kasar yang ada pada dirinya.
2.Pembahasan Penelitian
1. Pembahasan Siklus I
permainan cak ingkling yang dilaksanakan pada siklus I diberikan dalam satu kegiatan
dan satu kali obsevasi. Kegiatan pada siklus I dilaksanakan seluruh anak dalam dua
kelompok dan dua gambar dengan tujuan agar seluruh anak dapat meningkatkan
43
I
Hasil dari siklus I ini diperoleh gambaran bahwa pengembangan motorik kasar
yang sudah mencapai keberhasilan adalah 42% dan 58% belum berhasil
2. Pembahasan Siklus II
permainan cak ingkling yang dilaksanakan pada siklus II diberikan dalam satu kegiatan
dan satu kali observasi. Kegiatan pada siklus II dilaksanakan secara berkelompok dibagi
menjadi dua kelompok dan melibatkan seluruh anak dengan tujuan agar anak dapat
motorik kasar melalui media permainan cak ingkling di Kelompok B R.A Kemuning
yang sudah mencapai keberhasilan adalah 92% dan 8% yang belum berhasil.
bahwa upaya meningkatkan motorik kasar melalui media permainan cak ingkling
dianggap sudah berhasil ditunjukan dengan adanya pencapaian target keberhasilan yang
44
I
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus dapat disimpulkan
bahwa :
Hal tersebut ditunjukan dengan nilai presentase meningkat dari setiap siklus hasil observasi
sikap dan hasil tes unjuk kerja anak pada kemampuan motorik kasar dapat dilihat dari siklus I
adalah 45% anak sudah mencapai keberhasilan dan 55% anak masih belum berhasil, pada
siklus II adalah 90% anak yang sudah berhasil dan 10% anak yang belum berhasil.
B. Saran- saran
1. Bagi Guru
menyenangkan sehingga dapat memotivasi anak untuk lebih aktif terlibat langsung
45
I
2. Bagi Anak
Dengan berbagai permainan diharapkan anak supaya lebih aktif dalam mengikuti
3. Bagi Lembaga RA
Bagi sekolah diharapkan mampu memberikan atau menyediakan fasilitas supaya dapat
46
I
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,A, dan Tri Prasetyo, J. (2005), SBM Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
CV.PUSTAKA.
Fadlillah, M dan Khorida, I, M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta :
AR.RUZZ MEDIA.
Yulianti,I. R. (2013). Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern & Tradisional.
Jakarta : Laskar
http;//satwikasaktaremidi.blogspot.com/2011/09/makalah-permainan-
engklek.html#ixzz32QhvivNx.
47
I
LAMPIRAN – LAMPIRAN
48
I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
RA KEMUNING SUNGAILIAT
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
A. Tujuan Pembelajaran
2. Anak dapat berdiri diatas satu kaki melompat dengan dua kaki
4. Anak dapat berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh 5. Anak dapat menjawab
3. 5 gambar permainan tradisional (gambar permainan engrang, engklek, petak umpet, ular
49
I
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pembukaan
a. Rutinitas pembukaan:
• Salam pembuka
• Berdoa
• Presensi
• Memberi motivasi
• Apersepsi
b. Menghafal surat Al- Ikhlas dan Hadist larangan marah dengan gerakan
c. Diskusi dan tanya jawab tentang 5 macam nama permainan tradisional di Indonesia
hhtps://youtube/Nzq7uin_o3Q
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
50
I
- Beberapa anak menceritakan apa yang dilakukannya.
- Beberapa anak dapat menceritakan gerakan yang mudah dan sulit dalam bermainengklek.
d) Memberikan tindak lanjut berupa tugas menngulang hafalan surat Al – Ikhlas dan Hadist
larangan marah dengan gerakan serta berlatih berdiri diatas satu kaki di Rumah
f) Salam penutup
D. Refleksi Guru
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa yang diminati anak ketika melihat gambar 5 permainan tradisional di Indonesia?
Mengapa?
2. Kegiatan bermain cak ingkling apa yang kurang diminati anak? Mengapa?
51
I
4. Alat atau bahan apa saja yang perlu saya tambahkan?
5. Apakah proses pembelajaran membuat partisipasi yang tinggi pada anak anak?
6. Kegiatan apa yang bisa dilakukan sebagai kelanjutan dari kegiatan main hari ini?
7. Tantangan apa yang dialami guru dalam merencanakan pembelajaran hari ini?
8. Tantangan apa yang dialami guru untuk memfasilitasi pembelajaran hari ini?
5. Asesmen
Guru melakukan asessmen terhadap kegiatan bermain anak dengan teknik penilaian
52
I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
RA KEMUNING SUNGAILIAT
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Tujuan Pembelajaran
1. Pembukaan
a. Rutinitas pembukaan:
• Salam pembuka
• Menayakan kabar siswa
• Berdoa
• Presensi
• Memberi motivasi
• Apersepsi
b. Menghafal surat Annas dan Hadist larangan marah dengan gerakan
c. Bercakap – cakap tentang permainan cak ingkling dengan gambar petak 2
d. Menonton video pembelajaran terkait bermain cak ingkling .
e. Penjelasan aturan dan kegiatan main
53
I
2. Kegiatan Inti
1. Melakukan kegiatan warming up / pemanasan
2. Melakukan kegiatan bermain cak ingkling dengan gambai pertama
3. Melakukan kegiatan pendinginan
3. Penutup
1. Menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan oleh anak.
- - Anak berkumpul kembali ke dalam lingkaran.
- Beberapa anak menceritakan apa yang dilakukannya.
4. Memberikan tindak lanjut berupa tugas menngulang hafalan surat Annas dan
Hadist larangan marah dengan gerakan serta berlatih terus berdiri diatas satu
kaki di Rumah
D. Refleksi Guru
Guru memikirkan pembelajaran yang telah dilakukannya dengan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah anak antusias ketika bermain gambar petak cak ingkling 2?
2. Kemampuan apa saja yang muncul pada anak?
3. Apakah proses pembelajaran membuat partisipasi yang tinggi pada anak anak?
4. Tantangan apa yang dialami guru dalam merencanakan pembelajaran hari ini?
5. Asesmen
Guru melakukan asessmen terhadap kegiatan bermain anak dengan teknik
penilaian observasi sikap dan instrument unjuk kerja
54
I
Mengetahui, Cirebon, 12 Februari 2022
Kepala RA Kemuning Guru Kelas
55
I
Lembar Observasi Sikap
Nama anak
Kriteria Penilaian
Aspek Yang
No Skor
Diamati BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1 Antusias
3 Keaktifan
4 Konsentrasi
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai akhir
Keterangan :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
56
I
Lembar Tes Unjuk Kerja
Nama anak
Aspek yang
No IKTP Kriteria penilaian Skor
dinilai
BB MB BSH BSB
Berdiri
diatas satu
1 kaki Keseimbangan
dengan
seimbang
2 Melompat Kelincahan
Berlari
sambil
melompat
3 dengan Keberanian
seimbang
tanpa jatuh
Keterangan :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
57
I
FOTO KEGIATAN PERMAINAN TRADISIONAL cak ingkling SIKLUS I
Hasil Karya :
Dokumentasi foto berseri
58
I
1. Kegiatan Permainan cak ingkling 5. Kegiatan Pendinginan 6. Kegiatan CuciTangan
8. Kegiatan Penutup
59
I
FOTO KEGIATAN PERMAINAN TRADISIOANAL cak ingkling II
Hasil Karya :
Dokumentasi foto berseri
Kegiatan pembukaan
Kegiatan Baris
Kegiatan pemanasan
60
I
Kegiatan enklek
Kegiatan penutup
61
I
62
I