You are on page 1of 66

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI MEDIA

PERMAINAN TRADISIONAL CAK INGKLING PADA ANAK KELOMPOK B RA


KEMUNING SUNGAILIAT

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

DI Susun Oleh :

Ida Apriani, S.Pd.

RAUDHATHUL ATHFAL ( RA ) KEMUNING

2022

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Trdisional cak ingkling Pada Anak RA
Kemuning Sungailiat “.

Adapun tujuan penyusunan ini insyaAllah bisa sebagai masukan dalam membuat strategi pembelajaran
fisik motorik kasar Anak Usia Dini yang menarik dan menyenangkan sehingga kualitas Pendidikan Anak
Usia Dini ( PAUD ) semakin meningkat.

Dalam penyusunan ini penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dan saran yang tidak ternilai
harganya dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mufti Andeska Suami saya dan anak anak saya M. Yusuf dan M. Almaz yang juga memberikan
dorongan dan do’a yang tulus dalam pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.

3. Teman teman sejawat para guru di RA Kemuning Sungailiat, yang telah mendukung dan
memberi motivasi dalam pelaksanaan pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sungailiat, Februari 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI…………............................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tindakan yang Dipilih.................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini............................................. 7
a) Pengertian Motorik
b) Tahap Belajar Motorik Anak
B. Permainan Tradisional Engklek................................................................. 9
a) Pengertian permainan Tradisional Engklek
b) Gambar Permainan Engklek
c) Aturan Main Permainan Engklek
d) Manfaat Permainan Engklek
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian ..................................................................................... 14
B. Setting Penelitian dan Karekteristik Subjek Penelitian........................ 15
C. Variabel yang Diselidiki ........................................................................... 15
D. Rencana Tindakan..................................................................................... 16
E. Tekhnik Pengumpulan dan Pengolahan Data......................................... 21
F. Instrumen Penelitian................................................................................ 23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III
A. Hasil Penelitian......................................................................................... 26
B. Pembahasan Penelitian........................................................................... 42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 44
B. Saran – saran........................................................................................... 44

Daftar Pustaka
Lampiran – lampiran

III
I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini kedudukannya adalah sebagai tunas bangsa dan penerus cita-

cita bangsa yang perlu mendapatkan posisi dan fungsi strategis dalam pembangunan.

Terutama pembangunan pendidikan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam

pembangunan suatu bangsa dan kunci pembangunan potensi anak yang semestinya

dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Anak usia dini berada pada lima tahun pertama yang disebut The Golden

Years merupakan masa emas perkembangan anak- anak pada usia tersebut mempunyai

potensi yang sangat besar, untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangan termasuk

perkembangan motoriknya. Artinya perkembangan dari unsur kematangan dan

pengendalian gerak tubuh. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara

kebugaran tubuh, keterampilan motorik, dan kontrol motorik. Keterampilan motorik anak

usia dini tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol motorik, kontrol

motorik tidak akan optimal tanpa kebugaran tubuh, kebugaran tubuh tidak akan tercapai

tanpa latihan fisik, ( Samsudin,2008 : 2 ).

Membicarakan gerak pada anak usia dini menjadi sangat menarik, karena

aktifitas atau kondisi bergerak anak usia dini sangat tinggi. Berdasarkan pada keadaan

aktifitas anak usia dini maka masalah gerak dan belajar gerak menjadi sangat penting dan

1I
harus mendapatkan perhatian khusus. Penanaman gerak/ motorik yang benar sangat

penting, sebab akan sangat memberika peran penting terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan strategi belajar dan model

pengembangan fisik motorik yang tepat bagi anak usia dini.

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan

belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan, ( Abu Ahmad dan Joko Triprasetya, 2005 :

11 ).

Berdasarkan pengertian strategi belajar yang dikemukakan tersebut diatas

dapat disimpulkan bahwa strategi belajar berarti pilihan kegiatan belajar mengajar yang

diambil untuk mencapai tujuan secara efektif.

Prinsip- prinsip umum yang mendasari metode mengajar dalam strategi belajar

salah satunya adalah perlunya motivasi. “ Motivasi adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu “. ( Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetya,

2005 : 109 ). Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan

keinginannya pada proses belajar tak dapat dipungkiri karena dengan menggerakan

motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan

anak akan menjadikan anak itu lebih giat belajar.

Pemberian stimulus dalam rangka membangkitkan motivasi anak dalam

melakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan orangtua, pembimbing, dan guru

hendaknya diberikan secara seimbang disegala aspek perkembangan, karena apabila tidak

2I
ada keseimbangan stimulus dalam satu aspek perkembangan maka dapat mempengaruhi

aspek perkembangan yang lain.

Seringkali ditemukan di lapangan perkembangan motorik anak usia dini

diabaikan atau bahkan dilupakan, hal ini dikarenakan belum fahamnya orangtua,

pembimbing, dan guru bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini.

Pengembangan fisik motorik dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satu

cara yang peneliti lakukan yaitu melalui permainan. Melalui permainan aspek motorik

kasar anak dapat dikembangkan. Anak dapat menyalurkan energi yang berlebih melalui

bermain mengandung gerakan- gerakan kasar kuat yang menyebabkan peredaran darah,

kerja pencernaan makanan dan tidur yang sehat serta meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap penyakit.

Peran guru dalam pengembangan fisik motorik anak yang dilakukan dengan

bermain adalah menentukan apa aktifitas fisik yang dapat dilakukan anak sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangannya. Bentuk permainan tersebut diharapkan mampu

menumbuhkan minat anak untuk melakukan kegiatan motorik tersebut sehingga tujuan

gerakan motorik kasar anak dapat dikembangkan dengan baik. Pemilihan permainan

edukatif dan permainan yang dapat melatih koordinasi anggota tubuh merupakan strategi

pembelajaran yang tepat untuk menumbuh kembangkan aspek fisik motorik.

Bahri, ( Rani Yulianty I, 2012 : 84 ) mengemukakan bahwa, “ Permainan

edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan

dan jenis permainan yang bersifat edukatif ”. Permainan edukatif bisa disebut demikian,

3I
karena dapat merangsang daya pikir anak, termasuk di antaranya meningkatkan

kemampuan konsentrasi dan memecahkan masalah.

Pemilihan permainan yang dapat melatih koordinasi anggota tubuh pada anak

dengan memilih permainan- permainan aktif seperti permainan- permainan tradisional

bisaanya melatih koordinasi anggota tubuh. Hal ini dikarenakan permainan- permainan

tradisional banyak melibatkan kerja seluruh anggota tubuh. Selain anggota tubuh terlatih,

otot- otot pada tubuh anak pun akan terbentuk, ( Rani Yulianty I, 2012 : 86 ).

Berdasarkan pengamatan beberapa kali pada kegiatan motorik kasar khususnya

anak kelompok B di R.A Kemuning . Peneliti menemukan masalah diantaranya, kegiatan

pembelajaran motorik kasar yang monotan / berulang – ulang sehingga bosan dan jenuh, tidak

menarik perhatian anak, terlihat dari jumlah 12 anak, 9 anak kurang antusias dalam kegiatan

motorik kasar yang dilakukan setiap hari Sabtu, sehingga kemampuan dalam melakukan gerakan

motorik kasar sebagian besar anak kelompok B menurun.

Penulis berfikir apa yang menyebabkan anak tidak bersemangat , kurang


termotivasi untuk melakukan kegiatan motorik kasar. Permasalahan yang dihadapi
mungkin kurang kreatifnya guru terhadap pembelajaran motorik kasar yang kegiatannya
selalu berulang sehingga bosan dan jenuh tidak menarik perhatian anak.
Penulis dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang dan

menentukan pendekatan model, strategi, dan tekhnik pembelajaran motorik kasar yang

sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memilih media dan

tekhnik pelaksanaan yang tepat dan menyenangkan sehingga dapat menjadi cara

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B di R.A Kemuning

Sungailiat .

4I
Dari uraian diatas penulis merencanakan suatu penelitian tindakan kelas dan

mencoba menggunakan salah satu media permainan edukatif yang di lakukan secara

berkelompok dengan menggunakan alat permainan dalam rangka meningkatkan dan

menumbuhkan minat anak dalam melakukan kegiatan motorik kasar dengan judul,

“ Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Media permainan

Tradisional cak ingkling Pada Anak Kelompok B di RA Kemuning Sungailiat.”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui media permainan

tradisional cak ingkling pada anak kelompok B di RA Kemuning Sungailiat ?

C. Tindakan Masalah

Untuk memecahkan masalah dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar

pada anak kelompok B RA Kemuning Sungailiat , maka akan dilakukan tindakan dengan

menggunakan media permainan tradisional engklek.

D. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B di RA

Kemuning Sungailiat

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Menambah wawasan pengetahuan guru dalam pengembangan aspek

psikomotorik

5I
b. Meningkatkan kreatifitas guru dalam pemberian pembelajaran motorik

kasar dengan melalui permainan yang menarik dan menyenangkan.

c. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

d. Dapat membangkitkan minat untuk melakukan penelitian dalam upaya

meningkatkan profesionalisme.

2. Bagi Anak

a. Membangkitkan antusias anak dalam melakukan kegiatan motorik kasar.

b. Memberikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan pada aspek

psikomotorik pada anak.

c. Meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak.

d. Membentuk, membangun dan memperkuat tubuh anak.

e. Melatih keterampilan, ketangkasan gerak dan berfikir anak.

3. Bagi Lembaga RA

a. Sebagai masukan dalam membuat strategi pembelajaran psikomotorik yang

menarik dan menyenangkan.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.

6I
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini

a) Pengertian Motorik

Motorik adalah terjemahan dari kata “Motor” yang menurut Gallahue ( 1986:281 )

adalah suatu dasar biologis/ mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan

kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh

proses motorik.

Muhibbin ( Samsudin, 2008 : 10 ) juga mengatakan, “ motorik dengan istilah

“motor”. Menurutnya motor diartikan sebagai istilah yang menunjukan pada hal keadaan

dan kegiatan yang melibatkan otot- otot juga gerakannya, demikian pada kelenjar-

kelenjarnya juga sekresinya (pengeluaran cairan / getah).

Secara singkat motorik dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang

meningkatkan/ menghasilkan stimulasi/ rangsangan terhadap kegiatan- kegiatan organ-

organ fisik. Karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement),

maka setiap penggunaan kata motorik selalu diartikan dengan gerak dan dalam

penggunaan sehari- hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak.

Gerakan akan dilakukan dari yang sederhana menuju gerak yang kompleks

yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun jenis gerak

dasar tersebut dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut :

7I
a. Lokomotor

Lari, jalan, loncat,lompat, dan jengket.

Gerak kombinasi : meluncur, menggeser ke kanan atau ke kiri.

b. Non-lokomotor

Mengulur, menekuk, mengayun, bergoyang, berbelok, berputar, meliuk, mendorong,

mengangkat, dan mendarat.

c. Manipulatif

Mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang, mengguling, menerima,

menangkap, dan menghentikan ( Samsudin, 2008 : 15 )

Adapun pengayaan motorik pada anak prasekolah/ TK sasarannya adalah pada

pengayaan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar (gross motor skill), yaitu

segala keterampilan anak dalam menggerakan dan menyeimbangkan tubuhnya. Bisa juga

diartikan sebagai gerakan- gerakan seorang anak yang masih sederhana, seperti melompat

dan berlari. Sementara motorik halus (fine motorik skill) yaitu suatu keterampilan

menggerakkan otot dan fungsinya. Dengan kata lain, motorik halus ini gerakan-

gerakannya lebih spesifik dibandingkan motorik kasar, seperti menulis, melipat,

merangkai, dan menggunting. (Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, 2013 :

59)

8I
b) Tahap Belajar Motorik Anak

Tahapan belajar motorik anak TK adalah sebagai berikut;

a. Tahap Verbal

Tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau penjelasan dengan maksud agar anak

memahami gerak yang akan dilakukan.

b. Tahap Asosiatif

Pada tahap ini perkembangan anak TK sedang memasuki masa pemahaman dari gerak-

gerak yang sedang dipelajarinya.

c. Tahap Automasi

Pada tahap ini anak TK sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik atau

spontan.( Samsudin, 2008 : 10)

B. Permainan Tradisional cak ingkling

a) Pengertian Permainan Engklek

Permainan cak ingkling (dalam bahasa Jawa) merupakan permainan

tradisional lompat- lompatan pada bidang- bidang datar yang digambar diatas tanah,

dengan membuat gambar kotak- kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari

kotak satu ke kotak berikutnya. ( satwikasaktaremi-di.blogspot.com/2011/…/ )

Pendapat lain menyebutkan permainan cak ingkling atau demprak atau

pincang adalah jenis permainan yang bisaa di mainkan oleh anak- anak, karena

barangkali anak- anak telah akrab dengan permainan ini. ( Bunda Nisrina, 2013 : 47 )

9I
b) Gambar Permainan Engklek

Sebelum kita memulai permainan cak ingkling kita harus membuat kotak-

kotak di pelataran semen, aspal atau tanah dan menyiapkan ghaco atau barang sebagai

penanda kedudukan pada kotak engklek, gambar yang kita buat bisa divariasi dari

bentuk dasar, berikut gambar- gambar permainan cak ingkling ;

5 5 4 4 4

4 3

3
2

2
1
1

Petak Permainan Engklek


( Rofi La Ontong, 201 57 )

10
I
c) Aturan Main Permainan Engklek

Cara bermain pada permainan cak ingkling cukup sederhana, berikut

aturan permainannya :

a. Bentuklah beberapa kelompok masing- masing kelompok dua anak, semakin

banyak anggotanya maka semakin mempersulit mereka untuk menyelesaikan

permainan, karena permainan ini harus bersamaan.

b. Setiap anak harus memiliki ghaco.

c. Buatlah gambar permainan cak ingkling dengan kapur tulis.

d. Permainan ini pertandingan antar dua kelompok.

e. Kapten kelompok melakukan suit untuk menentukan kelompok mana yang akan

memulai permainan ini.

f. Kelompok pertama melempar ghaco secara bergantian dan dimulai dari kotak

pertama. Misalnya, kapten melempar ghaco di kotak pertama dan kemudian

melewati kotak pertama, maka anggotanya satu per satu langsung melemparkan

ghaco dan mengikutinya.

g. Permainan ini hanya menggunakan satu kaki (engklek) dan tidak boleh menyentuh

garis, baik kaki maupun ghaco-nya itu sendiri.

h. Jika menyentuh garis langsung diganti oleh musuhnya (kelompok lain) dan

menunggu giliran untuk bermain.

i. Setelah ghaco dilempar, pemain harus melompati atau tidak boleh menginjak kotak

yang ditempati ghaco dan ini berlaku seterusnya dalam permainan ini.

11
I
j. Pemain harus sampai pada “puncak” gambar cak ingkling dan kembali lagi,

sebelum melewati kotak yang ditempati ghaco, pemain harus mengambil ghaco nya

tersebut terlebih dahulu.

k. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok (semua anggotanya) yang paling

cepat menempatkan ghaco di “puncak” gambar cak ingkling dengan catatan telah

melewati kotak- kotak cak ingkling sebelumnya.( Rofi La Ontong, 2013 : 55 )

d) Manfaat Permainan Engklek

Permainan cak ingkling mempunyai banyak manfaat antara lain :

1. Kemampuan fisik anak menjadikuat, karena dalam permainan cak ingkling anak

diharuskan melompat- lompat.

2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan

kebersamaan.

3. Dapat mentaati aturan- aturan permainan yang telah disepakati bersama.

4. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan cak ingkling melatih anak

untuk berhitung dan menentukan langkah- langkah yang harus dilewatinya.

5. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional bisaanya dapat dibuat langsung

pemainnya. Mereka membuat barang- barang, benda- benda yang ada disekitarnya.

Hal ini mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat- alat permainan.

6. Nilai deteksi dini untuk mengetahui anak yang mempunyai masalah.

12
I
7. Nilai untuk perkembangan fisik yang baik. Aktifitas fisik meliputi kegiatan olah

raga, meningkatkan koordinasi dan kesseimbangan tubuh, dan mengembangkan

keterampilan dalam pertumbuhan anak.

8. Nilai untuk kesehatan mental yang baik, yaitu : membantu anak untuk

mengkomunikasikan perasaannya secara efektif dengan cara yang alami,

mengurangi kecemasan, pengendalian diri, pelatihan konsentrasi.

9. Nilai problem solving, anak belajar memecahkan masalah, sehingga kemampuan

tersebut bisa ditransfer dalam kehidupan nyata.

10. Nilai sosial, anak belajar keterampilan sosial yang akan berguna untuk bekal

dalam kehidupan nyata, (satwikasaktaremidi. blogspot. com/ 2011/…/ )

13
I
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Rancangan penelitian ini adalan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut

Arikunto (dalam Wardani 2008:1.3) penelitian tindakan kelas berasal dari terjemahan

Classroom Action Researchyaituarction didalam kelas yang bertujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran. Terdapat beberapa bentuk atau model penelitian

tindakan yang dikemukakan oleh para ahli yang menekuni penelitian tindakan, antara

lain model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Kemmis, HenryMc Targart, John

Elliot, dan Hopkin. Ahli yang pertama kali menciptakan model penelitian tindakan

adalah Kurt Lewin tetapi sampai sekarang banyak dikenal adalah Kemmis dan Mc

Taggart.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dikemukakan oleh

kemmis dan Mc Taggart ( Roichiati Wiriatmadja,2005:66) yang merupakan

pengembangan dari Kurt Lewin. Dalam penelitian menunjukan kegiatan mencermati

suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal

yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan ini dilakukan dengan sengaja

dengan tujuan tertentu. Kelas dalam hal ini ruang kelas, melainkan sekelompok anak

yang dalam waktu yang sama dan pembelajaran yang sama. Penelitian ini digunakan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.

14
I
B. Setting Penelitian dan karakteristik Subyek Penelitian

1) Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan di RA Kemuning Sungailiat yang

beralamat di Jl. Bukit Semut,RT 06 Kelurahan Lubuk Kelik, Sungailiat .

Adapun waktu penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus waktu pelaksanaan

siklus I pada tanggal 29 Januari 2022, dan siklus II pada tanggal 12 Februari 2022.

2) Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah peserta didik kelompok B RA Kemuning

Sungailiat , yang terdiri dari 7 anak laki – laki dan 5 anak perempuan.

C. Variabel yang Diselidiki

 Variabel Terkait

Dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar

 Variabel Bebas

Dalam penelitian ini adalah media permainan tradisional engklek

D. Rencana Tindakan

Kurt Levin dalam wijaya (2012:20) mengemukakan model yang didasarkan atas

konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri atas empat komponen pokok yang

juga menunjukan langkah, yaitu :

1) Perencanaan atau Planning

15
I
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan ini dilakukan dalam penelitian ini peneliti membuat

perencanaan dengan RPPH yang sesuai dengan tema sebagai awal pembelajaran.

2) Tindakan atau Acting

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di dalam kelas. Adapun tindakan

yang dilakukan adalah saat dimulanya awal belajar hingga penutupan dalam

belajar.

3) Pengamatan atau Observing

Kegiatan pegamatan ini dilakukan oleh pengamat – pengamat adalah si peneliti,

dan peneliti adalah guru kelas. Peneliti menggunakan lembar observasi dan tes

unjuk kerja sebagai acuan dalam mengobservasi anak. Dalam pencatatan hasil

observasi dan unjuk kerja pelaksanaan harus akurat karena berkaitan dengan siklus

berikutnya.

4) Refleksi atau Reflecting

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Kegiatan releksi ini sebagai evaluasi peneliti yang dilakukan ketika peneliti sudah

selesai dalam melakukan tindakan yang kemudian mendiskusikan implementasi

rancangan tindakan.

16
I
Rancangan Siklus Penelitian

Perencanaan 1. Merencanakan
pembelajaran yang akan
Identifikasi masalah dan
penetapan alternatif diterapkan dalam KBM
pemecahan masalah 2. Menentukan pokok
bahasan

3. Mengembangkan
skenario pembelajaran

4. Menyusun Modul ajar/


RPP

5. Menyiapkan sumber
belajar,
mengembangkan format
evaluasi,
mengembangkan format
observasi
Siklus I
Pelaksanaan 1. Menerapkan tindakan
mengacu pada skenario
dan modul ajar / RPP

Pengamatan 1. Melakukan observasi


dengan memakai format
observasi

2. Menilai hasil tindakan


dengan menggunakan
format tes unjuk kerja

Refleksi 1. Melakukan evaluasi


tindakan yang telah
dilakukan

2. Memperbaiki
pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi

17
I
untuk digunakan pada
siklus berikutnya

Perencanaan 1. Merencanakan
pembelajaran yang akan
Identifikasi masalah dan
penerapan alternatif diterapkan dalam KBM
pemecahan masalah 2. Merencanakan pokok
bahasan

3. Mengembangkan
scenario pembelajaran
Siklus II 4. Menyusun Modul ajar /
RPP

5. Menyiapkan sumber
belajar,
mengembangkan format
evaluasi,mengembangka
n format observasi

Pelaksanaan 1. Menerapkan tindakan


mengacu pada skenrio
dan modul ajar / RPP

Pengamatan 1. Melakukan observasi


dengan memakai format
observasi

2. Menilai hasil tindakan


dengan menggunakan
format tes unjuk kerja

18
I
Refleksi 1. Melakukan evaluasi
tindakan yang telah
dilakukan

2. Pengumpulan data
tindakan penelitian I
dan II

Sedangkan tujuan pembelajaran yang bekaitan dengan kegiatan penelitian

tindakan kelas ini yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar

Melalui Media Permainan Tradisional cak ingkling Pada Anak Kelompok B di R.A

Kemuning Sungailiat diantaranya sebagai berikut :

19
I
Tujuan Pembelajaran

Elemen CP Tujuan Capaian Indikator

Pembelajaran Perkembangan Ketercapaian

Tujuan

Pembelajaran

Jati Diri Anak mampu Anak - Berdiri diatas


Menggunakan satu kaki
bermain cak
fungsi gerak dengan
ingkling
(motoeik kasar, seimbang
halus, taktil )
- Melompat
untuk
mengeksplorasi - Berlari sambil
dan manipulasi melompat
berbagai objek dengan
dan lingkungan seimbang
sekitar sebagai tanpa jatuh
bentuk
pengembangan
diri

20
I
E. Tekhnik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1.Tekhnik Pengumpulan Data

Kerlinger ( Dalam Suharsimi Arikunto, 2006 : 177 ), mengatakan bahwa

kegiatan pengumpulan data bukan hanya melihat objek. Mengobservasi adalah pengertian

umum yang memiliki arti semua bentuk pengambilan data yang dilakukan dengan cara

merekam kejadian, menghitung, mengukur, dan mencatatnya. ( Johni Dimyati, 2013 : 70 )

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara dan tekhnik

pengumpulan data ini disesuaikan dengan data yang diperlukan penelitian. Adapun dalam

penelitian ini tekhnik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

a.Pengamatan (observasi)

Aspek yang dinilai oleh guru dalam Pengamatan / observasi permainan cak ingkling

yang dilakukan anak kelompok B adalah antusias, keaktifan, dan konsentrasi dalam

bermain

b.Tes Unjuk Kerja

Aspek yang dinilai oleh guru dalam tes unjuk kerja permainan cak ingkling yang di

lakukan anak kelompok B RA Arofah adalah keseimbangan, kelincahan, keberanian

2.Pengolahan Data

21
I
Proses pengolahan data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu dari pengamatan yang sudah ditulis pada format penilaian.

Data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti melalui

pengukuran dengan berpedoman pada rambu- rambu penilaian hasil belajar 14 peserta

didik Taman Kanak- kanak yang dibuat oleh Dirjen Mandas DIKNAS 2010 dengan

katagorisasi sebagai berikut :

1. BB = Belum Berkembang

2. MB = Mulai Berkembang

3. BSH = Berkembang Sesuai Harapan

4. BSB = Berkembang Sangat Baik

Dalam pengolahan data penelitian ini, penulis menggunakan kriteria dan rumus

penelitian sebagai berikut :

a. Kriteria Penelitian

Skor 1 = Jika aspek perkembangan anak belum berkembang (BB)

Skor 2 = Jika aspek perkembangan anak mulai berkembang (MB)

Skor 3 = Jika aspek perkembangan anak berkembang sesuai harapan (BSH)

Skor 4 = Jika aspek perkembangan anak berkembang sangat baik (BSB)

22
I
b. Rumusan Penelitian

Adapun runusan untuk menentukan presentasi kemampuan anak berdiri diatas satu
kaki dengan seimbang, melompat, dan berlari sambil melompat dengan seimbang
tanpa jatuh pada bidang phisik motorik kasar adalah :

Rumusan nilai akhir (x) = Jumlah skor yang di peroleh x 100 %


Skor Ideal

Untuk menghitung presentase keberhasilan anak digunakan rumus sebagai berikut

P= ∑anak yang tuntas belajar X 100%


∑anak
(Arikunto,ddk,2008:56)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data. Adapun instrumen yang digunakan, yaitu :

1. Lembar Observasi Kegiatan Anak

Lembar ini berupa aspek- aspek yang diamati oleh guru untuk mengumpulkan data

tentang perilaku anak selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aspek- aspek

yang diamati sebagai berikut :

23
I
Lembar Observasi Sikap
Nama anak

Aspek Yang Kriteria Penilaian


No Skor
Diamati BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1 Antusias
3 Keaktifan
4 Konsentrasi
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai akhir

2. Lembar Tes Unjuk Kerja

Lembar ini berupa aspek- aspek yang diamati oleh guru untuk mengumpulkan data

tentang kemampuan anak dalam mendemonstrasikan kegiatan motorik kasar sesuai

indikator atau tujuan yang dicapai. Adapun aspek- aspek yang akan dinilai sebagai

berikut :

24
I
Lembar Tes Unjuk Kerja

Nama anak
Aspek yang
No IKTP Kriteria penilaian Skor
dinilai
BB MB BSH BSB
Berdiri
diatas satu
1 kaki Keseimbangan
dengan
seimbang

2 Melompat Kelincahan

Berlari
sambil
melompat
3 dengan Keberanian
seimbang
tanpa
jatuh
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai akhir

Keterangan :

BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

25
I
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

1. Hasil Penelitian

1.Data Awal Kemampuan Motorik Kasar Anak Sebelum Melaksanakan Permainan

Engklek

Untuk mengadakan penelitian terlebih dahulu harus diketahui data awal

perkembangan anak agar dapat menentukan titik awal penelitian. Selanjutnya di bawah

ditampilkan data perkembangan motorik kasar anak sebelum melaksanakan permainan

engklek.

Data hasil tes unjuk kerja awal aktivitas anak


No Nama Aspek yang dinilai

Jumlah anak yang berhasil


Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah anak yang belum


melompat dengan
Berdiri diatas satu

seimbang tanpa
Berlari sambil
kaki dengan

Melompat
seimbang

jatuh

Nilai akhir

berhasil

Keseimbangan Kelincahan Keberanian

1 Azzahr 1 1 1 3 25 
a
2 Bilqis 1 2 2 5 41 
3 cika 3 3 3 9 75 
4 Dita 2 2 2 6 50 
5 Febri 1 2 2 5 41
6 Egi 1 1 1 3 25 
7 Haris 3 3 3 9 75 

26
I
8 Iqbal 2 2 2 6 50 
9 Juna 1 2 2 5 41
10 Kiki 3 3 3 9 75 
11 Lukma 2 2 2 6 50 
n
12 Slamet 1 2 1 4 33
Prosentase 25% 75 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui data hasil tes unjuk kerja dan observasi awal

aktivitas anak ada 3 orang anak yang berhasil atau sekitar 25% , dan 9 orang anak yang

belum berhasil atau sekitar 75% . Hal ini muncul karena sebelumnya anak tidak pernah

melaksanakan motorik kasar dengan permainan, sehingga anak mudah bosan dan jenuh

dalam pelaksanaan kegiatan motorik kasar tersebut. Permasalahan tersebut diupayakan

untuk dapat dipecahkan melalui sebuah media dan metode yang bisa meningkatkan

kemampuan motorik kasar melalui media permainan engklek.

2.Pelaksanaan Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian pembelajaran motorik kasar anak kelompok B di R.A

Kemuning melalui media permainan cak ingkling dalam upaya meningkatkan

kemampuan motorik kasar dilaksanakan dengan langkah- langkah kegiatan siklus sebagai

berikut :

A.Langkah- langkah kegiatan pembelajaran siklus I

1) Perencanaan

27
I
Dari data awal yang didapatkan maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat

untuk melaksanakan tindakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar.

Kegiatan perencanaan yang akan dilakukan pada siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu

sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan penggunaan media permainan cak ingkling untuk

meningkatkan kemampuan motorik kasar.

b. Merencanakan waktu pelaksanaan siklus I.

c. Menyusun rancangan kegiatan dalam bentuk RPP ( Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) .

d. Menyiapkan instrument pengumpul data untuk digunakan dalam tahap pelaksanaan

tindakan berupa lembar observasi sikap aktivitas anak.

e. Menyiapkan rancangan tindakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

( RPP ) siklus mengenai kegiatan permainan cak ingkling untuk meningkatkan

kemampuan motorik kasar.

28
I
29
I
Berikut adalah langkah- langkah kegiatan dalam bentuk RPP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Elemen : Jati Diri

Kelompok / Semester :B/I

Tema : Aku Cinta Indonesia

Sub Tema : Macam – macam Permainan Tradisional / Permainan

Tradisional cak ingkling petak 1

Waktu : 2 Jam

I. Tujuan Pembelajaran

Anak mampu bermain engklek

II. Capaian perkembangan

Anak menggunakan fungsi gerak ( motorik kasar, halus, taktil ) untuk

mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk

pengembangan diri

III. IKTP ( Indikator ketercapaian tujuan pembelajaran )

a. Berdiri diatas satu kaki dengan seimbang.

b. Melompat.

c. Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh.

30
I
IV. Tujuan Pembelajaran

a. Anak dapat menggerakan badan, kaki, tangan untuk melatih keseimbangan, kekuatan,

dan keberanian.

b. Anak dapat mempraktekkan kegiatan permainan engklek.

V. Metode, Sumber

a. Metode

Tes unjuk kerja

b. Sumber

Dirjen Pendais 3211 Tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa

Arab Kurikulum Merdeka

VI. Langkah – langkah Kegiatan

1. Guru mengkoordinasikan anak terlebih dahulu dengan menyuruh duduk di kursi

masing – masing.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru menginformasikan kepada anak mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.

4. Guru menjelaskan tentang permainan cak ingkling dan anak menyimak.

5. Guru menjelaskan aturan bermain permainan engklek.

6. Guru menyuruh anak keluar kelas/ lapangan.

7. Guru memberikan motivasi berupa tepuk tangan.

8. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan anak.

31
I
9. Guru menutup kegiatan.

VII. Evaluasi

a. Prosedur evaluasi : Proses dan tes akhir

b. Bentuk evaluasi : Observasi dan tes unjuk kerja

c. Alat observasi : Lembar observasi dan lembar tes unjuk kerja

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanngal 29 Januari

2022 dengan alokasi waktu 2 jam , dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB.

Dihadiri anak didik R.A Kemuning kelompok B dan seorang guru sebagai observer.

Penggunaan media sebagai tindakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus Iini adalah

penggunaan media permainan engklek.

Pelaksanaan siklus ini diawali dengan kegiatan mengkoordinasikan anak,

kemudian anak diajak untuk berdoa sebelum melaksanakan kegiatan, memeriksa

kehadiran anak. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

oleh anak, selanjutnya menjelaskan langkah- langkah kegiatan permainan cak ingkling

untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar.

Pada kegiatan ini anak dilibatkan dan melakukan permainan secara

berkelompok. Pertama- tama guru menyuruh anak keluar kelas menuju lapangan. Kedua ,

guru memberi petunjuk cara permainannya. Guru membuat empat gambar permainan cak

ingkling diatas tanah dengan kapur berwarna kemudian membagi 3 kelompok yang

32
I
disetiap kelompok terdiri lima anak, selanjutnya anak memulai permainan dengan

hompipah untuk menentukan siapa yang pertama bermain. Permainan ini hanya

menggunakan satu kaki ( cak ingkling ) dan tidak boleh menyentuh garis, baik kaki

maupun gaco-nya, jika menyentuh garis langsung diganti dengan pemain kedua dan

seterusnya. Pemain harus sampai pada puncak papan cak ingkling dan kembali lagi,

sebelum melewati kotak yang ditempati ghaco, pemain harus mengambil ghaconya

tersebut terlebih dahulu. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang paling cepat

menempatkan ghaco di puncak gambar cak ingkling dengan catatan telah melewati

kotak- kotak cak ingkling sebelumnya. Dari 12 anak ternyata hanya anak yang berhasil

atau sekitar 42%, sisanya 7 anak atau sekitar 58% masih belum berhasil.

Pada kegiatan akhir guru dan anak melakukan pendinginan, selanjutnya

menutup kegiatan

3) Observasi

Observasi yang telah dilakukan peneliti selama proses kegiatan permainan cak

ingkling untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar. Pada siklus ini observasi

penelitiannya menggunakan lembar observasi sikap dan lembar tes unjuk kerja yang telah

dipersiapkan, adapun data yang dihasilkan dari observas sikapi dan tes unjuk kerja

sebagai berikut :

33
I
No Nama Aspek yang diamati

skor

Jml anak

Jml anak
Nilai akhir
diperoleh

berhasil

berhasil
Konse

belum
Antus

Keakt

ntrasi

yang

yang

yang
ifan

Jml
ias
1 1 1 3 33 
1 Azzahra

2 2 2 6 50 
2 Bilqis

3 3 3 9 75 
3 cika

2 2 2 6 50 
4 Dita

2 3 3 8 66 
5 Febri

1 1 1 3 33 
6 Egi

3 3 4 10 83 
7 Haris

2 3 3 8 66 
8 Iqbal

2 3 3 8 66 
9 Juna

3 3 3 9 75 
10 Kiki

3 3 3 9 75 
11 Lukman

3 3 3 9 75 
12 Slamet

Prosentase 45% 55%

34
I
Data Hasil Observasi Sikap Aktivitas anak Siklus I

Data Hasil Tes Unjuk Kerja Anak Siklus I

No Nama Aspek yang dinilai

Jumlah anak yang


seimbang tanpa
Berlari sambil
Berdiri diatas

Jumlah anak yang


Jumlah skor yang

berhasil
Melompat

melompat
seimbang
satu kaki
dengan

dengan

Nilai akhir
jatuh

diperoleh

berhasil
belum
Keseimbangan Kelincahan Keberanian

1 Azzahr
1 2 2 5 41 
a
2 Bilqis 2 2 2 6 50 
3 cika 3 3 3 9 75 
4 Dita 2 2 2 6 50 
5 Febri 2 2 3 7 58 
6 Egi 1 1 2 4 33 
7 Haris 3 3 3 9 75 
8 Iqbal 2 3 3 8 66 
9 Juna 2 2 3 7 58 
10 Kiki 3 3 3 9 75 
11 Lukma
3 3 3 9 75 
n
12 Slamet 2 2 3 7 58 
Prosentase 45% 55%

Berdasarkan data dari tabel hasil observasi sikap aktivitas anak dinyatakan

berhasil sebanyak 5 anak atau sekitar 45% dari 12 anak yang menjadi subjek penelitian

dan yang dinyatakan belum berhasil sebanyak 7anak atau sekitar 55%. Sedangkan

menurut tabel hasil unjuk kerja anak yang dinyatakan berhasil sebanyak 5 anak atau

35
I
sekitar 42% dan yang belum berhasil sebanyak 7 anak atau sekitar 58%. Dengan

demikian target keberhasilan yang diharapkan belum tercapai yaitu sebesar > 75 % dan

harus melakukan kegiatan di siklus berikutnya sampai target yang diharapkan benar-

benar tercapai.

4) Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan media

permainan cak ingkling di R.A Kemuning kelompok B peneliti menemukan berbagai

hal yang perlu ditindaklanjuti seperti kekurangan peneliti dalam melaksanakan penelitian

dan target yang belum tercapai, oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus berikutnya

dengan mempertahankan hal- hal yang masih kurang baik.

Antusias anak yang sudah sangat baik tentu harus dipertahankan dan

pencapaian perkembangan anak dari setiap aspek tentunya harus dapat ditingkatkan agar

mencapai hasil lebih baik dari siklus sebelumnya. Agar hasil yang diharapkan dapat

tercapai, maka harus ada peningkatan dalam penyampaian tujuan kegiatan, bimbingan

dan mengarahkan anak dalam permainan cak ingkling sehingga anak tidak merasa di

paksa serta memberikan penguatan terutama pada anak yang belum mampu.

B. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran Siklus II

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I diperlukan perbaikan pada kegiatan

penggunaan media permainan cak ingkling untuk meningkatkan kemampuan motorik

36
I
kasar, karena target keberhasilan yang diharapkan belum tercapai maka pada siklus II

terdapat beberapa kegiatan perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun kembali tujuan penggunaan media permainan cak ingkling untuk

meningkatkan kemampuan motorik kasar.

b. Menyusun rancangan kegiatan dalam bentuk RPP ( Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ).

c. Menyiapkan instrument pengumpul data untuk digunakan dalam tahap pelaksanaan

tindakan berupa lembar observasi sikap aktivitas anak dan lembar tes unjuk kerja anak.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Elemen : Jati Diri

Kelompok / Semester : B / II

Tema : Aku Cinta Indonesia

Sub Tema : Permainan Tradisional cak ingkling Petak 2

Waktu : 2 jam

A. Tujuan Pembelajaran

Anak mampu bermain cak ingkling

B. Capaian Perkembangan

37
I
Anak menggunakan fungsi gerak ( motorik kasar, halus, taktil ) untuk

mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai

bentuk pengembangan diri

C. IKTP ( Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran )

1. Berdiri diatas satu kaki dengan seimbang

2. Melompat

3. Berlari sambil melompat tanpa jatuh dengan seimbang

D. Tujuan Pembelajaran

1. Anak dapat menggerakan badan, tangan, dan kaki

2. Anak dapat mempraktekkan kegiatan permainan cak ingkling

E. Metode, Sumber

1. Metode

Tes unjuk kerja

2. Sumber

Dirjen Pendais 3211 Tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa

Arab Kurikulum Merdeka

F. Langkah- langkah Kegiatan

38
I
1. Guru mengkoordinasikan anak terlebih dahulu dengan menyuruh duduk di kursi

masing- masing.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru menginformasikan kepada anak mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.

4. Guru menjelaskan tentang permainan cak ingkling dan anak menyimak.

5. Guru menjelaskan aturan bermainnya.

6. Guru menyuruh anak keluar kelas menuju lapangan.

7. Guru memberikan motivasi berupa tepuk tangan.

8. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan anak.

9. Guru menutup kegiatan.

G. Evaluasi

1. Prosedur evaluasi : Proses dan tes akhir

2. Bentuk evaluasi : Observasi dan tes unjuk kerja

3. Alat observasi : Lembar observasi sikap dan lembar tes unjuk kerja

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12

Februari 2022 dengan alokasi waktu 2 jam , dari pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB.

Dihadiri anak didik R.A Kemuning kelompok B dan seorang guru sebagai observer.

Kegiatan awal pada siklus II diawali dengan kegiatan mengkoordinasikan anak,

kemudian anak diajak untuk berdoa sebelum melaksanakan kegiatan, memeriksa

kehadiran anak dan apersepsi yang mengaitkan pengetahuan anak sebelumnya dengan

39
I
kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat itu. Kemudian guru menyampaikan tujuan

penggunaan media permainan cak ingkling untuk meningkatkan kemampuan motorik

kasar.

Pada kegiatan ini seluruh anak diawali dengan menjelaskan kembali tentang

metode permainan cak ingkling yang akan dilakukan berkelompok dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Guru menyuruh anak keluar kelas menuju lapangan.

2. Sebelum melakukan permainan cak ingkling anak melakukan pemanasan

3. Guru mengelompokkan anak menjadi 2 kelompok dan setiap anak harus memiliki

ghaco.

4. Guru membuat gambar cak ingkling di atas tanah dengan kapur berwarna.

5. Setiap kelompok diberi tanda, kelompok satu memakai sepatu dan kelompok dua tidak

memakai sepatu supaya saling mengetahui teman kelompoknya.

6. Guru memberi aba- aba dengan menyuruh kapten kelompok melakukan suit untuk

menentukan kelompok mana yang akan memulai permainan cak ingkling serta

memberi motivasi kepada tiap kelompok yang menang akan mendapatkan bintang.

7. Pada kegiatan akhir guru dan anak melakukan kegiatan pendinginan.


3) Observasi

Hasil dari observasi dan tes unjuk kerja aktivitas anak yang telah dilakukan

pada siklus II berikut:

40
I
Data Hasil Observasi Sikap Aktuvitas Anak Siklus II

No Nama Aspek yang diamati

yang diperoleh

yang berhasil
Jumlah anak

Jumlah anak
Jumlah skor

yang belum
Nilai akhir
Konsentrasi
Keaktifan

berhasil
Antusias

3
1 Azzahra 3 3 9 75 

3
2 Bilqis 3 3 9 75 

4
3 cika 3 3 10 83 

3
4 Dita 3 3 9 75 

3
5 Febri 3 3 9 75 

2
6 Egi 2 2 6 50 

4 
7 Haris 4 3 11 91

3 
8 Iqbal 3 3 9 75

3 
9 Juna 3 3 9 75

4 
10 Kiki 3 3 10 83

3 
11 Lukman 3 3 9 75

4
12 Slamet 3 3 10 83 

41
I
Prosentase 92% 8%

Data Hasil Tes Unjuk Aktivitas Anak Siklus II


No Nama Aspek yang dinilai

Jumlah anak yang


seimbang tanpa
Berlari sambil
Berdiri diatas

Jumlah anak yang


Jumlah skor yang

berhasil
Melompat

melompat
seimbang
satu kaki
dengan

dengan

Nilai akhir
jatuh

diperoleh

berhasil
belum
Keseimbang
Kelincahan Keberanian
an
1 Azzahra 3 3 3 9 75 
2 Bilqis 3 3 3 9 75 
3 cika 4 3 3 10 83 
4 Dita 3 3 3 9 75 
5 Febri 3 3 3 9 75 
6 Egi 2 2 2 6 50 
7 Haris 4 4 3 11 91 
8 Iqbal 3 3 3 9 75 
9 Juna 3 3 3 9 75 
10 Kiki 4 3 3 10 83 
11 Lukman 3 3 3 9 75 
12 Slamet 4 3 3 10 83 
Prosentase 92% 8%

Berdasarkan data dari tabel observasi sikap dan tabel tes unjuk kerja aktivitas

anak pada siklus II yang dinyatakan berhasil sebanyak 11 anak atau sekitar 92% dari

12, anak yang menjadi subjek penelitian dan yang dinyatakan belum berhasil

sebanyak 1 anak atau sekitar 8%. Dengan demikian target keberhasilan yang

diharapkan benar – benar sudah tercapai

42
I
4) Refleksi

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, baik proses maupun dari penggunaan

media permainan cak ingkling untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di

R.A Kemuning telah mencapai target yang diharapkan. Oleh karena itu hal- hal yang

sudah baik perlu sekali dipertahankan.

Perencanaan dan penggunaan media permainan cak ingkling untuk

meningkatkan kemampuan motorik kasar pada siklus ini diperoleh gambaran bahwa

motorik kasar anak di Kelompok B R.A Kemuning terdapat 11 anak sudah berhasil dan 1

anak masih belum berhasil. Agar hasil tersebut dapat terjaga, maka harus terus adanya

bimbingan dan arahan yang tidak membuat anak merasa terpaksa, tertekan, bosan, serta

harus terus memberikan motivasi dan penguatan pada setiap anak, terutama anak yang

belum mampu menunjukkan kemampuan motorik kasar yang ada pada dirinya.

2.Pembahasan Penelitian

1. Pembahasan Siklus I

Upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui penggunaan media

permainan cak ingkling yang dilaksanakan pada siklus I diberikan dalam satu kegiatan

dan satu kali obsevasi. Kegiatan pada siklus I dilaksanakan seluruh anak dalam dua

kelompok dan dua gambar dengan tujuan agar seluruh anak dapat meningkatkan

kemampuan motorik kasarnya.

43
I
Hasil dari siklus I ini diperoleh gambaran bahwa pengembangan motorik kasar

melalui penggunaan media permainan cak ingkling di Kelompok B R.A Kemuning

yang sudah mencapai keberhasilan adalah 42% dan 58% belum berhasil

2. Pembahasan Siklus II

Upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui penggunaan media

permainan cak ingkling yang dilaksanakan pada siklus II diberikan dalam satu kegiatan

dan satu kali observasi. Kegiatan pada siklus II dilaksanakan secara berkelompok dibagi

menjadi dua kelompok dan melibatkan seluruh anak dengan tujuan agar anak dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasarnya.

Hasil dari siklus II ini diperoleh gambaran bahwa peningkatan kemampuan

motorik kasar melalui media permainan cak ingkling di Kelompok B R.A Kemuning

yang sudah mencapai keberhasilan adalah 92% dan 8% yang belum berhasil.

Berdasarkan temuan- temuan penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, menunjukan

bahwa upaya meningkatkan motorik kasar melalui media permainan cak ingkling

dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik kasar di Kelompok B R.A Arofah

dianggap sudah berhasil ditunjukan dengan adanya pencapaian target keberhasilan yang

telah direncanakan sebelumnya

44
I
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus dapat disimpulkan

bahwa :

Melalui pembelajaran menggunakan media permainan cak ingkling dapat meningkatkan

kemampuan motorik kasar pada kelompok B di R.A Kemuning .

Hal tersebut ditunjukan dengan nilai presentase meningkat dari setiap siklus hasil observasi

sikap dan hasil tes unjuk kerja anak pada kemampuan motorik kasar dapat dilihat dari siklus I

adalah 45% anak sudah mencapai keberhasilan dan 55% anak masih belum berhasil, pada

siklus II adalah 90% anak yang sudah berhasil dan 10% anak yang belum berhasil.

B. Saran- saran

1. Bagi Guru

a. Lebih meningkatkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan sehingga dapat memotivasi anak untuk lebih aktif terlibat langsung

dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar.

b. Lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat memberikan motivasi kepada

anak selama permainan pengembangan motorik kasar berlangsung.

c. Lebih meningkatkan minat untuk pengembangan berbagai metode permainan dalam

upaya meningkatkan profesionalisme guru.

45
I
2. Bagi Anak

Dengan berbagai permainan diharapkan anak supaya lebih aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran motorik kasar dalam meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan fisik yang sehat dan kuat.

3. Bagi Lembaga RA

Bagi sekolah diharapkan mampu memberikan atau menyediakan fasilitas supaya dapat

meningkatkan mutu dan kreatifitas pembelajaran.

46
I
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,A, dan Tri Prasetyo, J. (2005), SBM Strategi Belajar Mengajar. Bandung :

CV.PUSTAKA.

Fadlillah, M dan Khorida, I, M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta :

AR.RUZZ MEDIA.

La Ontong, R. (2013). Kitab Game Khusus PAUD Jakarta : Flash Books

Nisrina, B.(2013). Cerdas dengan Bermain. Yogyakarta : Gelar

Samsudin. (2008) Pembelajaran Motorik di Taman Kanak – Kanak. Jakarta : Litera

Sunjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Yulianti,I. R. (2013). Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern & Tradisional.

Jakarta : Laskar

http;//satwikasaktaremidi.blogspot.com/2011/09/makalah-permainan-

engklek.html#ixzz32QhvivNx.

47
I
LAMPIRAN – LAMPIRAN

48
I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
RA KEMUNING SUNGAILIAT
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

Kelompok/ Usia : B/ 5-6 Tahun


Tema/sub tema/topik : Aku Cinta Indonesiai/ macam- macam permainan
tradisional/ Permainan tradisioanal cak ingkling
Semester/Minggu : 1I/II
Hari/Tanggal : Sabtu / 29 Januari 2022

A. Tujuan Pembelajaran

1. Anak dapat mennghafal surat pendek dan Hadist dengan gerakan.

2. Anak dapat berdiri diatas satu kaki melompat dengan dua kaki

3. Anak dapat melompat dengan dua kaki

4. Anak dapat berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh 5. Anak dapat menjawab

macam permainan tradisional

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan antara lain :

1. Al Quran dan buku Hadist

2. Video pembelajaran ditonton dengan media laptop

3. 5 gambar permainan tradisional (gambar permainan engrang, engklek, petak umpet, ular

naga, dan lompat tali)

49
I
C. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pembukaan

a. Rutinitas pembukaan:

• Salam pembuka

• Menayakan kabar siswa

• Berdoa

• Presensi

• Memberi motivasi

• Apersepsi

b. Menghafal surat Al- Ikhlas dan Hadist larangan marah dengan gerakan

c. Diskusi dan tanya jawab tentang 5 macam nama permainan tradisional di Indonesia

d. Menonton video pembelajaran terkait bermain engklek...

hhtps://youtube/Nzq7uin_o3Q

e. Penjelasan aturan dan kegiatan main yang dapat dipilih anak

2. Kegiatan Inti

a Melakukan kegiatan warming up / pemanasan

b Melakukan kegiatan bermain cak ingkling dengan gambai pertama

c Melakukan kegiatan pendinginan

3. Penutup

a) Menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan oleh anak.

- Anak berkumpul kembali ke dalam lingkaran.

50
I
- Beberapa anak menceritakan apa yang dilakukannya.

b) Refleksi perasaan dan apresiasi

- Anak menceritakan perasaannya ketika bermain.

- Guru memberi apresiasi spesifik sebagai penghargaan terhadap keterlibatan (usaha,

pemecahan masalah, keinginan untuk berpartisipasi, keinginan bekerjasama, komunikasi,

dll) yang dilakukan anak hari ini.

c) Menguatkan konsep yang didapat anak selama bermain.

- Membahas secara singkat hal-hal yang dimainkan anak.

- Beberapa anak dapat menceritakan gerakan yang mudah dan sulit dalam bermainengklek.

- Teman lain boleh memberi komentar.

d) Memberikan tindak lanjut berupa tugas menngulang hafalan surat Al – Ikhlas dan Hadist

larangan marah dengan gerakan serta berlatih berdiri diatas satu kaki di Rumah

e) Berdoa sesudah belajar

f) Salam penutup

D. Refleksi Guru

Guru memikirkan pembelajaran yang telah dilakukannya dengan mencoba menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Apa yang diminati anak ketika melihat gambar 5 permainan tradisional di Indonesia?

Mengapa?

2. Kegiatan bermain cak ingkling apa yang kurang diminati anak? Mengapa?

3. Kemampuan apa saja yang muncul pada anak?

51
I
4. Alat atau bahan apa saja yang perlu saya tambahkan?

5. Apakah proses pembelajaran membuat partisipasi yang tinggi pada anak anak?

6. Kegiatan apa yang bisa dilakukan sebagai kelanjutan dari kegiatan main hari ini?

7. Tantangan apa yang dialami guru dalam merencanakan pembelajaran hari ini?

8. Tantangan apa yang dialami guru untuk memfasilitasi pembelajaran hari ini?

5. Asesmen

Guru melakukan asessmen terhadap kegiatan bermain anak dengan teknik penilaian

observasi sikap dan instrument unjuk kerja

Mengetahui, Cirebon, 29 Januari2022

Kepala RA Kemuning Guru kelas

Ida Apriani, S.Pd. Ida Apriani, S.Pd.

52
I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
RA KEMUNING SUNGAILIAT
TAHUN AJARAN 2021/2022

Kelompok/ Usia : B/ 5-6 Tahun


Tema/sub tema/topik : Aku Cinta Indonesiai/Macam – macam permainan
tradisional/Permainan tradisioanal engklek
Semester/Minggu : II/III
Hari/Tanggal : Selasa / 12 Februari 2022

A. Tujuan Pembelajaran

1. Anak dapat mennghafal surat pendek dan Hadist dengan gerakan.


2. Anak dapat berdiri diatas satu kaki dan melompat dengan dua kaki
3. Anak dapat berlari sambil melompat tidak jatuh

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan antara lain :
1. Al Quran dan buku Hadist
2. Video pembelajaran ditonton dengan media laptop
3. Miniatur petak cak ingkling
C. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pembukaan
a. Rutinitas pembukaan:
• Salam pembuka
• Menayakan kabar siswa
• Berdoa
• Presensi
• Memberi motivasi
• Apersepsi
b. Menghafal surat Annas dan Hadist larangan marah dengan gerakan
c. Bercakap – cakap tentang permainan cak ingkling dengan gambar petak 2
d. Menonton video pembelajaran terkait bermain cak ingkling .
e. Penjelasan aturan dan kegiatan main

53
I
2. Kegiatan Inti
1. Melakukan kegiatan warming up / pemanasan
2. Melakukan kegiatan bermain cak ingkling dengan gambai pertama
3. Melakukan kegiatan pendinginan

3. Penutup
1. Menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan oleh anak.
- - Anak berkumpul kembali ke dalam lingkaran.
- Beberapa anak menceritakan apa yang dilakukannya.

2. Refleksi perasaan dan apresiasi


- Anak menceritakan perasaannya ketika bermain.
- Guru memberi apresiasi spesifik sebagai penghargaan terhadap keterlibatan
(usaha, pemecahan masalah, keinginan untuk berpartisipasi, keinginan
bekerjasama, komunikasi, dll) yang dilakukan anak hari ini.

3. Menguatkan konsep yang didapat anak selama bermain.


- Membahas secara singkat hal-hal yang dimainkan anak.
- Beberapa anak dapat menceritakan gerakan yang mudah dan sulit dalam
bermain engklek.
- Teman lain boleh memberikan komentar.

4. Memberikan tindak lanjut berupa tugas menngulang hafalan surat Annas dan
Hadist larangan marah dengan gerakan serta berlatih terus berdiri diatas satu
kaki di Rumah

5. Berdoa sesudah belajar


6. Salam penutup

D. Refleksi Guru
Guru memikirkan pembelajaran yang telah dilakukannya dengan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah anak antusias ketika bermain gambar petak cak ingkling 2?
2. Kemampuan apa saja yang muncul pada anak?
3. Apakah proses pembelajaran membuat partisipasi yang tinggi pada anak anak?
4. Tantangan apa yang dialami guru dalam merencanakan pembelajaran hari ini?

5. Asesmen
Guru melakukan asessmen terhadap kegiatan bermain anak dengan teknik
penilaian observasi sikap dan instrument unjuk kerja

54
I
Mengetahui, Cirebon, 12 Februari 2022
Kepala RA Kemuning Guru Kelas

Ida Apriani, S.Pd. Ida Apriani, S.Pd.

55
I
Lembar Observasi Sikap
Nama anak
Kriteria Penilaian
Aspek Yang
No Skor
Diamati BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1 Antusias
3 Keaktifan
4 Konsentrasi
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai akhir

Keterangan :
BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

56
I
Lembar Tes Unjuk Kerja

Nama anak
Aspek yang
No IKTP Kriteria penilaian Skor
dinilai
BB MB BSH BSB
Berdiri
diatas satu
1 kaki Keseimbangan
dengan
seimbang

2 Melompat Kelincahan

Berlari
sambil
melompat
3 dengan Keberanian
seimbang
tanpa jatuh

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai akhir

Keterangan :

BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

57
I
FOTO KEGIATAN PERMAINAN TRADISIONAL cak ingkling SIKLUS I

Hasil Karya :
Dokumentasi foto berseri

1. Kegiatan Baris 2. Kegiatan Pembukaan 3. Kegiatan Pemanasan

58
I
1. Kegiatan Permainan cak ingkling 5. Kegiatan Pendinginan 6. Kegiatan CuciTangan

7.Kegiaan Istirahat/ Makan

8. Kegiatan Penutup

59
I
FOTO KEGIATAN PERMAINAN TRADISIOANAL cak ingkling II

Hasil Karya :
Dokumentasi foto berseri

Kegiatan pembukaan
Kegiatan Baris

Kegiatan pemanasan

60
I
Kegiatan enklek

Kegiatan penutup

61
I
62
I

You might also like