Ching HTML

You might also like

You are on page 1of 1

Urusan gaya bercinta dengan berbagai macam posisi, nyatanya sudah dikenal sejak zaman baheula

yang kemudian seiring perkembangan zaman melahirkan variasi-variasi baru. Seks hadir bersamaan
dengan sejarah makhluk di bumi sejak ribuan tahun silam yang awalnya ditulis di kulit binatang,
dipahat di dinding gua, dan relief pada candi. Kemudian dituangkan dalam buku oleh filsuf Tiongkok
, tapi panduan teknik bercinta dalam kitab-kitab klasik tetap menjadi panduan dasar hingga kini.
Kama Sutra, Tantra, Tao, Xuang Ni Jing, dan Serat Centhini, adalah beberapa sumber klasik yang
memuat tentang posisi bercinta demi menggapai kepuasaan bersama. Dalam Kamasutra, kitab yang
ditulis Resi Vatsyayana (Mallanaga), posisi bercinta disimbolkan seperti posisi bunga teratai,
misalnya teratai mekar, menekan, memeluk, gantung atau tekukan teratai. Awal abad ke-19 di Jawa,
muncul karya sastra yang terkenal hingga saat ini, Suluk Tembangraras atau populer dengan sebutan
Serat Centhini, dikutip dari cbn.net. Serat Centhini yang terdiri atas 722 tembang (lagu Jawa) itu,
antara lain juga membicarakan soal seks dan seksualitas, termasuk posisi-posisi dalam bercinta.
Serat Centhini IV (Pupuh Balabak) memapar gamblang posisi bercinta, seperti gaya kadya galak
sawer (patukannya laksana ular galak), ngaras gandane sekar (meraba baunya bunga), bremana
ngisep sekar (laksana kumbang mengisap madu), lumaksana pinggire jurang mana ngisep sekar
(ibarat berada di tepi jurang), hingga baita layar anjog rumambaka (seperti kapal layar turun ke
tengah laut). Seribu satu macam posisi bercinta juga dituliskan Lao Tzu, ahli filsafat dari Negeri Tirai
Bambu di abad ke-6 atau abad II Masehi. Tulisan Lao Tzu dalam bukunya Tao Te Ching yang dikenal
sebagai Taoisme, kemudian dikembangkan pengikutnya Chuang Tzu, yang kemudian mengikuti jejak
sebagai ahli filsafat. Ajaran Tao ditemukan berdasarkan buku Tao Te Ching, menyebutkan jika
bercinta menjadikan hidup lebih sehat dan menciptakan kebahagiaan bagi pasutri. Selain saling
memuaskan, juga memudahkan terjadinya orgasme dan berulang pada kaum hawa, sehingga
memosisikannya bukan sekadar objek tapi juga sebagai subjek. Beberapa posisi bercinta favorit versi
Tao, antara lain cengkeraman dari atas dan belakang, cengkeraman samping, saling mencengkeram,
cengkeraman berguling, dan cengkeraman jatuh. Sedang Laura Gilbert dan Erin Torneo, kolumnis
seks majalah gaya hidup dari Amerika, Cosmopolitan, merekomendasikan beberapa variasi posisi
bercinta modern yang lebih menantang, yang menempatkan perempuan juga sebagai pengendali
permainan lebih dari sekadar objek pemuas pria. Beberapa aksi rekomendasi mereka misalnya, aksi
cepat di dapur, rangsangan erotis dengan menstimulasi tubuh pasangan memakai lidah sebagai
medianya, gaya baling-baling, slide elektrik, menggendong perempuan, mengangkat panggul, dan
bertumpu pada lutut. Semuanya diberi status memuaskan!

Harap Cantumkan Sumber web Ini Jika Anda


Copas: http://shilopedia.blogspot.com/2012/03/sex-dari-kitab-kuno-sampai-tao-te-
ching.html
Copyright shilopedia.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution

You might also like