You are on page 1of 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN / TERM OF SERVICE

BAKTI SOSIAL OPERASI KATARAK MASAL DI RSUD RAGAB


BEGAWE CARAM DINAS KESEHATAN KABUPATEN MESUJI
TAHUN ANGGARAN 2023

Pemerintah : Kabupaten Mesuji


Perangkat Daerah : Dinas Kesehatan
Kegiatan : Bakti Sosial Operasi Katarak Masal
Indikator Kinerja Jumlah Pasien yang mendapatkan pelayanan
:
Kegiatan Operasi Katarak Masal
Keluaran : Terlaksananya Pelaksanaan Bakti Sosial Operasi
Katarak Masal di Kabupaten Mesuji
Volume : 150 Pasien

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
b. Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
c. Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi daerah
d. Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Daerah
e. Undang-undang RI Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
f. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN
g. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
h. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
i. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
j. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Pemerintah
Daerah;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan
l. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun
2020-2024;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
n. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Rumah Sakit

2. Gambaran Umum
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan
nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan kesehatan sebagaimana diamanatkan oleh
Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam bentuk
pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
World Health Association (WHO) memperkirakan terdapat 45
juta penderita kebutaan di dunia, dimana sepertiganya berada di Asia
tenggara. Diperkirakan 12 orang menjadi buta setiap menit di dunia,
dan 4 orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara. Sedangkan di
Indonesia diperkirakan setiap menit ada 1 orang mengalami kebutaan.
Sebagian besar tuna netra di Indonesia berada di daerah miskin
dengan kondisi social ekonomi lemah.
Survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun
1993–1996, menunjukan angka kebutaan 1,5 %. Penyebab utama
kebutaan adalah katarak (0,78 %), glaucoma (0,20 %), kelainan
refraksi (0,14 %) dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan
dengan usia lanjut (0,38 %). Besarnya jumlah penderita katarak di
Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut.
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) diperkirakan sejak tahun2010
akan terjadi ledakan penduduk usia lanjut. Hasil prediksi
menunjukan bahwa 9,77 % jumlah penduduk diisi oleh usia lanjut
dan mencapai 11,34 % pada tahun 2020. Penduduk usia lanjut
mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007 sebesar
18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 jiwa pada tahun
2009. (US Census Bureau International Data Base 2009). Jumlah ini
merupakan terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Karena
usia harapn hidup perempuan lebih panjang daripada laki-laki maka
jumlah lanjut usia perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Oleh
karena itu permasalahan usia lanjut di Indonesia didominasi oleh
perempuan.
Indonesia merupakan daerah tropis sehingga masyarakat
Indonesia memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih
cepat dibandingkan penderita di daerah subtropics. Sekitar 16-22 %
penderita katarak yang diopreasi berusia dibawah 55 tahun. Hal ini
diduga berkaitan erat dengan faktor degeratif akibat masalah gizi.
Dibandingkan dengan angka kebutaan Negara-negara regional
di Asia Tenggara, angka kebutaan di Indonesia adalah yang tertinggi
(Bangladesh 1 %, India 0,7 %, Thailand 0,3 %). Insiden katarak 0,1 %
(210 ribu orang) per tahun sedangkan yang dioperasi baru lebih
kurang 80 ribu orang pertahun. Akibatnya timbul backlog
(penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi yang disebabkan
oleh daya jangkau pelayanan operasi masih rendah, kurangnya
pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan
tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan mata yang masih terbatas.
Upaya kesehatan mata yang berujung terhadap pencegahan
kebutaan di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1967 ketika
kebutaan dinyakatan sebagai bencana nasional. Sejak tahun 1984
upaya kesehatan mata / pencegahan kebutaan (UKM/PK) sudah
diintegrasikan ke dalam kegiatan pokok Puskesmas. Sedangkan
program penanggulangan kebutaan katarak paripurna (PKKP) dimulai
sejak 1987 melalui Rumah Sakit (RS) dan Balai Kesehatan Mata
(BKMM). Tetapi hasil survey tahun 1993-1996 menunjukan bahwa
angka kebutaan meningkat dari 1,2 % (1982) menjadi 1,5 % (1993-
1996) padahal 90 % kebutaan dapat ditanggulangi dengan pencegahan
dan pengobatan. Disamping masalah kebutaan, gangguan penglihatan
akibat gangguan refraksi sebesar 22,1 % juga menjadi masalah serius.
Sementara 10 % dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun)
menderita kelainan refraksi. Sampai saat ini angka pemakaian
kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5 % dari prevalensi.
Back Log Cataract tahun 2020 akan mengalami
p e n i n g k a t a n , apabila jumlah operasi katarak tidak mengalami
peningkatan. Jumlah oper a si kat a ra k ka bu pa t en ha r u s
dit ing ka t ka n da n m enja g a ku a lit a s operasi katarak. Operasi
katarak yang dilakukan di layanan kesehatan merupakan upaya
tersistem dan perlu di dukung melalui bakti sosial Operasi Katarak
Masal di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji yang di
selenggaran oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji bersama RPBK
PERDAMI Cabang Wilayan Lampung, sebagai salah satu cara
percepatan pencegahan gangguan penglihatan karena katarak.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud Kegiatan
Mengurangi angka gangguan penglihatan karena penyakit
Katarak melalui Bakti Sosial Operasi Katarak Masal bagi
Masyarakat di Kabupaten Mesuji.
2. Tujuan Kegiatan
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat yang
menderita Katarak di Kabupaten Mesuji
b. Melakukan Pelayanan Kesehatan Melalui Operasi Mata bagi
penderita Katarak di Kabupaten Mesuji
c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan Mengurangi
Kebutaan akibat Katarak di Kabupaten Mesuji

C. KELUARAN YANG DIINGINKAN


Keluaran yang diinginkan, yang meliputi :

1. Terlaksananya Baksos Operasi Katarak Masal yang melibatkan Lintas


Sektor yang berkompeten
2. Pasien Katarak yang belum dilakukan Operasi Katarak dan belum
terdaftar dalam Asuransi Kesehatan dapat di Operasikan di Baksos
Katarak Masal
3. Pasien Pasca Operasi dapat menjalani kehidupan secara optimal

D.WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


 Waktu pelaksanaan Operasi Katarak Masal di Lakukan Pada Bulan
Juli samapi dengan Agustus Tahun 2023 dengan rincian sebagai
berikut :

No Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan


1. Skrining 23 Juli 2023

2 Operasi Katarak 30 Juli 2023

2.
3. Follow Up 1 Hari 31 Juli 2023
4. Follow Up 1 Minggu 06 Agustus 2023

 Tempat Pelaksanaan : RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji

E. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Skrining atau Penjaringan Pasien
Data Pasien yang mengalami gangguan penglihatan dari petuga
kesehatan di Kabupaten Mesuji yang tersebar di 105 Desa dan 14
Puskesmas di Kabupaten Mesuji, Skrining dilakukan pada Tanggal 23
Juli 2023 di RSUD Ragab Begawe Caram Oleh SPBK PERDAMI Cabang
Wilayah Lampung dan Tenaga Kesehatan dari RSUD Ragab Begawe
Caram Kabupaten Mesuji.
2. Operasi Katarak
 Lokasi : RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
 Waktu : 30 Juli 2023
 Sasaran : 150 Pasien
3. Follow Up 1 Hari
 Lokasi : RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
 Waktu : 31 Juli 2023
4. Follow Up 1 Minggu
 Lokasi : RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
 Waktu : 06 Agustus 2023

F. KEPANITIAN KEGIATAN
Panitia Kegiatan terdiri dari unsur :
1.Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji
2.SPBK PERDAMI Cabang Wilayah Lampung ( 34 Dokter Spesialis Mata,
dan 17 Perawat/Asisten Instrumen)
3.RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji ( Dokter Umum, Tenaga
Kesehatan dan Para Medis)

G.RINCIAN PEMBIAYAAN
Rencanan Anggaran Kegiatan :
No Uraian Kegiatan Anggaran
1. Operasi Katarak 150 Pasien 150.000.000

2 Konsusmi 2.900.000

2.
3. Penginapan 2.500.000

4. Biaya tak terduga 5.000.000

Total Biaya 160.400.000

H.PELAPORAN DAN EVALUASI


Laporan Pelaksanaan Kegiatan disampaikan kepada Penjabat Bupati
Mesuji dan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Mesuji, 2023

You might also like