Professional Documents
Culture Documents
ALVY RAISATUL M - Kontingen Kota Yogyakarta
ALVY RAISATUL M - Kontingen Kota Yogyakarta
Abstrack
Pendahuluan
Saat ini kita sedang berada pada masa yang mana teknologi informasi sudah
berkembang amat pesat, kita dapat mengakses informasi dengan cepat namun perlu
digarisbawahi bahwa semua berita di intenet tidak semuanya mempunyai kebenaran
yang konkrit sehingga kita harus memilah sumber dengan bijak, salah satu kasus di
Indonesia yang masih sangat hangat sampai sekarang yakni tentang tentang
keberagamaan dalam beragama.
Isu keagamaan di Indonesia ini pasti selalu hangat dan tidak ada habisnya,
bagaimana tidak, kita sekarang sedang hidup di negara yang mempunyai beagama
suku, ras, budaya dan juga agama. Agama sering menjadi sasaran isu yang cukup
efektif untuk membuat perpecahan kerukunan umat manusia di Indonesia, disadari
atau tidak masih banyak sikap apatis masyarakat yang ada di Indonesia prihal
toleransi beragama, seeprti di daerah derah papua, sumatera dan lain sebagainya.
umunya orang orang yang tidak memperoleh Pendidikan moral mengenai pentingnya
toleransi keagamaan yang sering terlibat dengan isu tersebut.
1
Pendidikan moral yang bisa diterapkan yakni tentang moderasi bergama, yang
mana hal ini dirasa menjadi solusi yang cukup efektif prihal penyikapan banyak kasus
keagamaan, kasus perpecahan social akibat perbedaan agama dan isu isu keagamaan
yang lainnya, konsep yang paling menonjol yang diterapakan dalam moderasi
bergaam ini adalah sikap toleransi. Namun disini apakah Al-Qur’an juga merespond
dengan releven tentang adanya konsep moderasi beragama ini? itulah sebabnya
penulis akan memaparkan tentang respond Al-Qur’an terhadap adanya moderasi
beragama dengan menggunakan metode tafsir kontekstual.
Pembahasan
Dalam Al-Qur’an juga banyak diterangkan dari arti kata َو َس طًاwasath itu
sendiri, ada sekitar lima Kata wasath dalam Al-Qur’an yang ada di 4 surat yang
berbeda, yakni tepatnya pada QS. Al-Baqoroh ayat 143 dan 238, QS Al-Ma’idah ayat
89, QS Al-Qalam ayat 28 dan QS al-Adiyat ayat 52. Kesemua ayat yang mempunyai
kata wasath ini semuanya rata rata merujuk kepada pengertian tengah, adil dan
pilihan. namun pada pembahasan kali ini penulis akan lebih memfokuskan pada QS.
Al-Baqoroh ayat 143.
1
Fauzi, Ahmad. Moderasi Islam, Untuk Peradaban dan Kemanusiaan. Jurnal Islam Nusantara
Vol 2.2 2018. Hal: 233
2
Jaber, dkk. Ensiklopedia Makna Al-Qur’an syarah Mufahrass lialfadlil Qur’an Q-Z. Fitrah
Rabbani. Hal 300
2
ول َعلَْي ُك ْم َش ِهي ًدا َو َما َج َعلْنَا
ُ الر ُس ِ اء َعلَى الن
َّ َّاس َويَ ُكو َن ِ َ َِو َك َذل
َ ك َج َعلْنَا ُك ْم َُّأمةً َو َسطًا لتَ ُكونُوا ُش َه َد
Artinya: “Demikian pula telah kami jadikan kamu (umat Islam) “Umat Pertengahan”
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar rasul
(muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu. Kami tidak menjadikan
kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar kami
mengetahui siapa yang mengikuti rosul, dan siapa yang ke belakang.
Sungguh (memindahkan kiblat) itu sangat berat , kecuali bagi orang yang
telah diberikan petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu, sungguh. Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang” 4 (QS. Al-
Baqoroh 143)
Pada QS Al-Baqoroh ayat 143 ini mempunyai asbabul nuzul prihal pergantian
arah kiblat pada masa nabi Muhammad SAW, pergantian arah kibat ini terjadi pada
masa di tahun kedua hijriah, mulanya arah kiblat dari masjidil Aqsa di Palestina
menuju ka’bah. alam beberapa keterangan disebutkan, ketika Allah memerintahkan
perintah shalat dan menghadap ke Masjid al-Aqsha (Palestina), hal itu dimaksudkan
agar menghadap ke tempat yang suci, bebas dari berbagai macam berhala dan
sesembahan.
3
Al-Qur’an. versi Maktabah Syamilah
4
HAMKA, Tafsir al-azhar jilid 1, Pustaka Nasional pte ltd singapura. hal: 340.
3
Rasulullah SAW seolah mengakui berhala-berhala mereka sebagai tuhan. Inilah salah
satu hikmah diperintahkannya shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis (al-Aqsha).
kemudian nabi SAW sendiri banyak berdoa agar kiblat orang muslim bisa
dirubah menghadap ke ka’bah baitullah seperti halnya kiblat nenek moyang, nabi
Ibrahim a.s, bersamaan dengan banyaknya konflik yng terjadi pada masa itu, akhirnya
Allah SWT menurunkan ayat tersebut
Dalam tafsir moderasi Islam karya kementrian Agama RI kata wasath dalam
QS Al-Baqoroh ayat 143 ini dikaitkan dengan kata syuhada dari akar katanya syahid
yang berarti menyaksikan atau menjadi saksi. jika dipahami dalam konteks moderasi,
menurut Quraish Shihab, menuntut umat islam menjadi saksi sekaligus disaksikan,
guna menjadi teladan bagu umat lain, dan pada saat yang sama mereka menggunakan
nabi Muhammad menjadi teladan dri seluruh aktifitasnya6.
5
Az-Zamakhsyari. Al-Kasyaf. Versi Maktabah Syamilah
6
KMNAG. Moderasi Islam (Tafsir Al-Qur’an Tematik). Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an. Jakarta 2012. Hal: 8
7
Imam Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir.
4
posisi pertengahan ini sendiri menjadikan manusia tidak ke kiri atau ke kanan, suatu
hal yang dapat mengantarkan manusia untuk berlaku adil, posisi pertengahan ini dapat
menjadi tolok ukur dan dilihat oleh semua manusia dan dengan begitu ia bisa menjadi
teladan bagi semua orang8.
8
Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah jilid 1. Tangerang. Penerbit Lentera Ilahi. 2005. Hal 347
9
kementrian RI, ‘Moderasi Beragama’, 219AD, 162. Hal 56
10
Goodnews. Negara Dengan Hari Libur Paling Banyak. Diakses pada 18 Mei 2022.
https://goodstats.id/article/10-negara-dengan-hari-libur-terbanyak-di-dunia-berminat-FjW3V
5
Adapun Indikator Moderasi Beragama menurut Kementrian Agama Republik
Indonesia yakni11:
1. Komitmen Kebangsaan
2. Toleransi
3. Anti kekerasan
4. Akomodatif terhadap budaya lokal
Setelah kita lihat dari banyakanya pemaparan diatas mulai dari pengertian
moderasi bergama, ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang moderatisme sampai
pada konsep moderasi bergama di Indonesia, kenyatanya masih saja banyak terjadi
isu-isu keagamaan yang sering membuat kegaduhan dan keributan yang ada di
Indonesia. Kasus keagamaan di indonesia seperti baru baru ini kita selalu dikejutkan
dengan isu isu keagamaan, utamanya agama yang dominan yakni Islam. Di bulan
Ramadhan tepatnya bulan peribadahan orang orang muslim menjalankan puasa
Ramadhan yang dilaksanakan sekitar satu bulam penuh atau antara 29-30 Hari, pada
bulan Ramadhan ini seluruh umat muslim diharuskan.
Dalam bulan Ramadhan pasti terjadi kebiasaan kebiasaan umat muslim yang
sudah lumrah, namun banyak juga mengakibatkan perdebatan bahkan juga
perseteruan. Salah satu kasusnya yakni penggunaan toa masjid, sudah banyak isu yang
terjadi dan laporan-laporan prihal kegaduan penggunaan toa masjid yang dianggap
sangat mengganggu warga kususnya bagi yang non muslim yang dalam
kesehariannya tidak ikut berpuasa Ramadhan. Perlu digaris bawahi, permasalah toa
masjid ini menyoal mengenai bagaiamana sikap orang yang membangunkan sahur di
dini hari yang dianggap terlalu berlebihan dalam penggunaan pengeras suara,
sehingga dapat membuat aktifitas istirahat warga non-muslim lainnya menjadi
terganggu
Maraknya kasus tentang kebisingan toa masjid ini dilansir pada detik.com 15
April 2022, di Sumatra utara sampai ada kasus orang membawa parang ke masjid
karena mereka terganggu dengan adanya suara kebisingan yang ada di masjid,
walaupun sempat heboh di kalangan warga Sumatra utara, namun akhirnya kasus ini
berakhir dengan damai12.
11
kementrian RI.Moderasi Beragama. 2018. Hal 43
12
Detik.sumut. Akhir Damai Kasus Pria Bawa Parang ke Masjid Gegara Terganggu Suara
Bangunkan Sahur. diakses pada tanggal 21 Mei 2022 pukul 09.45
6
Atas adanya kasus tersebut peneliti mengutip dari sebuah berita yang dilansir
dari detik.com terjadi sebuah pro dan kontra atas edaran dalam penggunaan toa masjid
ini, Mentri agama menerbitan surat edaran nomor 05 Tahun 2022 tentang penggunaan
suara di Masjid atau Musala.13 Dalam surat edaran yang dterbitkan pada 18 Februarri
2022 ini berisikan tentang ketentuan penggunaan toa masjid/ pemngeras suara masjid
yang mana diterangakan secra detail baik waktu penggunaannya dan juga bagaimana
keharusan pematuhan perintah ini. Adapaun edaran ini sudah ditanda tangani oleh
mentri agama republik indonesia yakni Yaqut Cholis Kauman14.
Dilihat dari kasus diatas, memang baik dari segi agama islam sendiri maupun
dari pihak Kementrian republic Indonesia, sudah cukup banyak memberikan alternatif
menyikapi isu isu keagamaan di Indonesia, namun masih banyak sekali terjadi konflik
dalam keberagamaan di Indonesia, disebutkan dalam Al-Qur’an ada beberapa hal
yang dapat menyebabkan konflik dalam keagamaan yakni15 :
WIB. https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6033887/akhir-damai-kasus-pria-bawa-
parang-ke-masjid-gegara-terganggu-suara-bangunkan-sahur.
13
Detik.com. Penggunaan Toa Masjid Terbit Pro Kontra Muncul. Diakses pada tanggal 21 Mei
2022 pukul 09.00. https://news.detik.com/berita/d-5955010/peraturan-penggunaan-toa-masjid-terbit-
ini-pro-kontra-yang-muncul
14
Surat Edaran Kemnetrian Agma Republik Indonesia. Jakarta. 18 Februari 2022
15
Abdul Mustaqim, Barham. Moderasi beragama. lintang Books. sleman. 2020. Hal: 54
7
paling benar, hal ini telah diisyaratkan dalam QS Al-Mukminun ayat 53:
Kesimpulan
Dalam beragama kita tidak hanya akan mengetahui bagaimana pijakan atas agama
yang kita anut, dengan beragama kita akan memperloeh jalan kebenran yang hakiki,
aslakan kita mengamalkan agama yang kita anut ini dengan benar. konesp moderasi
dalam Bergama sangat cocok dipakai untuk membangun persatuan umat, utamanya di
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama. meskipun dalam
penerapannya cukup sulit, karena harus dilaksanakan dengan istiqomah atau terus
menenrus, usaha yang sudah kita lakukan muali dari pembuatan undang undang dirasa
sudah cukup, selebihnya prihal pelaksaaan dan kedepannya mari kita serahkan kepada
Allah SWT karena manusia disini dituntut untuk usaha semaksimal mungkin.
8
1. Minal ‘Adawah Ilal Ukhuwah (dari permusuhan menuju persaudaraan)
2. Minal Inghilaq ilal Infitah (Dari Ekesklusif menuju Inklusif)
3. Minal La’nah ila rahmah wa samhah (dari pandangan yang cenderung
melaknat orang lain (intoleran) menuju kasih saying dan toleran)
4. Minal al-ghuluw wa tatharruf ila al I’tidal wa al-tawassuth (dari sikap
ekstreem radikal menuju sikap yang moderat)
9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, fauzi. Moderasi Islam, Untuk Peradaban dan Kemanusiaan. Jurnal Islam
HAMKA, Tafsir al-azhar jilid 1, Pustaka Nasional pte ltd singapura. hal: 340.
Jaber. Ensiklopedia Makna Al-Qur’an syarah Mufahrass lialfadlil Qur’an Q-Z. Fitrah
Rabbani.
Maktabah Syamilah
Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah jilid 1. Tangerang. Penerbit Lentera Ilahi. 2005.
Reverensi WEB
https://news.detik.com/berita/d-5955010/peraturan-penggunaan-toa-masjid-terbit-ini-
pro-kontra-yang-muncul
https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6033887/akhir-damai-kasus-
pria-bawa-parang-ke-masjid-gegara-terganggu-suara-bangunkan-sahur.
https://goodstats.id/article/10-negara-dengan-hari-libur-terbanyak-di-dunia-berminat-
FjW3V
10
11