You are on page 1of 9

LAPORAN KASUS II

RESTORASI DIRECT

RESIN KOMPOSIT KLAS III PADA GIGI 11

Oleh :
Drg. Dilla Puteri Anggaraini

Pendamping :
drg. Tia Ardhana Riswari

PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIGI

DINAS KESEHATAN KOTA PAYAKUMBUH

UPTD RSUD DR ADNAAN WD

2023
Laporan Kasus
Restorasi Direct Resin Komposit Pada Gigi II

A. Pendahuluan
Karies gigi adalah penyakitjaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta
dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya email ke dentin atau ke
pulpa (Tarigan, 2014). Sekitar 90% masyarakat di Indonesia menderita
karies, hal ini berarti masalah karies gigi harus mendapat perhatian serius. Hingga saat ini
penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan
mulut (Suryanto, 2007). Status kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia, 63%
menderita karies gigi aktif (kerusakan pada gigi yang belum ditangani) dan 62,4% dari
yang mengeluh sakit gigi menyatakan terganggunya pekerjaan, sekolah, dan kegiatan
sehari-hari (Depkes, 2000).

Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi
akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar
yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi (Hamsafir, 2010). Karies
merupakan hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak, dan diet (khususnya
komponen kabohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam,
terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan
memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri, M. H., Herijulianti, E., dan Nurjanah,
N., 2010).

Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut
masyarakat Indonesia. Perawatan Konservasi merupakan perawatan pentingdalam
mengembalikan fungsi gigi akibat karies , Restorasi di bidang konservasi gigi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu direct (restorasi langsung) dan indirect
(restorasi tidak langsung) (Schmidsede dkk., 2008). Indikasi restorasi direct
komposit pada gigi anterior meliputi fraktur gigi anterior, karies kelas III, IV,
diastema dan perubahan warna pada gigi anterior. Gigi anterior sangat
mementingkan estetik, sehingga pemilihan bahan yang digunakan dan warnanya
menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan (Robenson dkk.,2006).
Dokter gigi dianjurkan untuk bisa memilih bahan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan estetik pasien. Dokter gigi juga harus memahami bentuk,
proporsi, warna, bahan dan efek samping dalam bekerja serta menentukan
diagnosis dan tahapan perawatan. Pemakaian masing-masing material restorasi
tersebut harus dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian antara sifat bahan
yang akan digunakan dengan kondisi gigi yang akan direstorasi, untuk
memperoleh hasil restorasi yang baik (Antonio dkk., 2013).

B. Laporan Kasus
 Data Administrasi Pasien
Nama : Putri Widiana Siregar
No. Registrasi : 151118
Status Kepegawaian : Non- Pegawai
Asuransi : -
Tanggal Pendaftaran : 19-05-2023
Alamat : Pakan Salasa
Agama : Islam
Suku : Minang
Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 2002-06-08
Umur : 21
 Anamnesis Pasien
a. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan gigi insisivus depan

bolong dan sudah pernah dilakukan penambalan 3 bulan yang lalu,

dengan kondisi gigi saat pasien datang tambalan tersebut lepas sejak 3

hari yang lalu.

b. Keluhan Tambahan

- Onset : Keluhan muncul dan disadari

kurang lebih 3 hari yang lalu

- Location : Terlihat gigi karies pada distal gigi

11 diantara gigi

- Duration :-

- Characteristic :-

- Aggravating factors : -

- Realiving factors : -

- Treatment :-

c. Riwayat Dental : Pasien pernah dilakukan penambalan gigi

3 bulan yang lalu

d. Riwayat Sistemik : Tidak Ada Riwayat Penyakit Sistemik

e. Riwayat Sosial Ekonomi : Tidak diketahui

f. Riwayat keluarga : Tidak diketahui

g. Riwayat Penyakit Saat Ini : Tidak diketahui

h. Pemeriksaan

 Tanda Vital
Tensi : 109 /75 mmHg

Nadi : 60 / menit

Nafas : 18/ menit

Tingkat Kesadaran : Compos Mentis

Berat Badan : 50 kg

 Pemeriksaan Objektif

Ekstra Oral : Tidak ada keluhan

Intra Oral :

 Dental

Pada Gigi 11 dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

 Perkusi : Negatif (-)

 Palpasi : Negatif (-)

 Indurasi : Negatif (-)

 Sondasi : Negatif (+)

 Mobility : Negatif (-)

 Pemeriksaan Penunjang

 Tidak Dilakukan
i. Diagnosis
Karies dentin gigi 11 klas III GV Black

j. Strategi Penangan Masalah

Alat Bahan

- Diagnostik set (Kaca - Etsa


Mulut, Sonde, Pinset, - Bonding agent
Eskavator) - Resin komposit A2
- light curing - Microbrush
- Selopan Strip - Cotton pellet
- Bur preparasi (Round - Cotton roll
Bur, Fissure Bur)
- Bur poles
- Plastic filling instrument

 Tahapan Kerja
1. Isolasi daerah kerja
2. Hilangkan jaringan yang karies menggunakan round diamond
bur dengan highspeed handpiece
3. Buat bevel menggunakan flat and tappered pada permukaan
kavitas , dengan lebar 1 - 2 mm dan kedalaman 1⁄2 lebar lapisan
email pada permukaan labial dan palatal gigi.
4. Irigasi dan keringkan ,
5. Aplikasikan etsa menggunakan microbrush pada enamel selama
20 detik dan dentin 15 detik. Bilas lalu keringkan. Ganti cotton
roll yang basah dengan yang baru.
6. Pasangkan pita seluloid pada bagian distal gigi yang terkena
karies
7. Aplikasi bonding menggunakan microbrush pada kavitas , lalu
sinari dengan lightcure selama 20 detik.
8. Aplikasi resin komposit A3 dengan plastis instrumen dengan
teknik layering, yang dimulai dengan membentuk permukaan
palatal terlebih dahulu dengan universal dentin lalu sinar 20
detik
9. Aplikasi bagian labial dengan warna enamel, lalu sinari 20 detik
hingga anatomis terbentuk.
10. Lepas pita seluloid, kemudian dilakukan finishing menggunakan
finishing bur pita kuning (tapered untuk labial dan proksimal,
11. Polishing dengan anhance, bur white stone polishing. Cek oklusi
dengan articulating paper. Perlihatkan hasil restorasi kepada
pasien dengan cermin.
12. Berikan edukasi pasca perawatan
Dental Health Education (DHE):
 Intruksikan pasien untuk tidak makan dan minum selama
kurang lebih 1 jam setelah penambalan,
 Intruksikan pasien untuk menghindari menggigit keras
makanan menggunakan gigi depan.
 Intruksikan pasien untuk tetap menjaga kebersihan gigi geligi
dan rongga mulut dengan menyikat gigi 2 kali sehari pada saat
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
 Intruksikan pasien untuk kontrol ke dokter gigi minimal 6
bulan 1 kali.
 Intruksikan pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Antonio C, Andrea Z,Erica N. Journal of cosmetic


dentistry:Advantages composite : direct and new semi direct techniques. Vol : 29.
Number 3. 2013. Hal 129-137

Departemen Kesehatan (Depkes) RI., 2000. Pedoman Upaya


Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Kesehatan
Gigi.

Hamsafir, Evan, 2010. Definisi Karies Gigi, (Online), diakses tanggal


7 Oktober 2015.http://www.infogigi.com/karies-akar/definisi-mengenai-karies-
gigihtml. diperoleh tanggal 19 April 2017

Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. 2010 . Ilmu Pencegahan


Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit
Buku Kedokteran.

Robenson, Theodore M, Heymann, Herald O. Class III, IV, and V


direct composite and other tooth-colored restorations.Art and science of operative
dentistry. FifthEdition. St Louis : Mosby Elsevier. Chapter 12. 2006. Hal. 529-64

Schmidseder, Josef. Aesthetic dentistry. Color atlas of dental


medicine. New York : Georg thieme publisher. 2008. Hal 125-148

Tarigan. R.2014. Karies Gigi Edisi 2. Jakarta: EGC

Suryanto. 2007. 90 Persen Anak Indonesia Menderita Karies


Gigi.(online). Tersedia dalam: http://www.antaranews.com/view/?I=118
57940668Cs. Diakses tanggal 2 September 2017

You might also like