Professional Documents
Culture Documents
3 BNT Ulangan Sama
3 BNT Ulangan Sama
Gomez and Gomez (2005) mengemukakan bahwa uji beda nyata terkecil (BNT) merupakan cara
yang paling sederhana dan banyak digunakan untuk membandingkan rerata antara perlakuan. Uji
ini memberikan nilai tunggal pada taraf nyata yang ditentukan, sebagai pembanding pada seluruh
pasangan perlakuan.
Jika hasil Anova menunjukkan F hitung > F tabel, artinya ada pengaruh (bisa ** atau *) antara
perlakuan (variabel bebas) dengan hasil (variabel terikat), maka bisa dilanjutkan dengan uji BNT.
Sebaliknya, jika F hitung < F tabel, maka tidak perlu dilanjutkan uji BNT.
Anova hanya dapat mengetahui pengaruh secara umum antara kedua variabel. Untuk mencari
perlakuan yang terbaik diantara variasi faktor yang diuji, maka harus dilakukan uji lanjutan guna
mengetahui perbedaan antara rerata perlakuan. Salah satu cara adalah dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD)
Contoh
Dalam contoh ini, suatu percobaan menggunakan RAL, dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji
adalah faktor A (misalnya dosis), yang divariasi A0, A1, A2, dan A3. Hasilnya dituangkan dalam
Tabel 1.
LANGKAH MENGHITUNG BNT
= 3234,92
c. Jk galat = Jk umum - JK perlakuan
= 3270,92– 3234,92
= 36
4. Menghitung Kuadrat Tengah (KT) untuk setiap sumber keragaman dengan membagi JK
dengan db yang bersangkutan
𝐽𝐾 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
a. KT perlakuan = 𝑑𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
3234,92
= = 1078,31
3
𝐽𝐾 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
b. KT galat = 𝑑𝑏 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
36
= = 4,5
8
Ternyata, F hitung (239,62) > F tabel α 5% (4,07) dan α 1% (7,59), berarti A berpengaruh
sangat nyata terhadap hasil pengamatan.
Karena F hitung > F tabel, maka dilanjutkan uji BNT α 5%, untuk membandingkan antara
rerata perlakuan, sehingga bisa ditemukan perlakuan yang terbaik.
db galat
Contoh:
• Bila db galat = 8, maka nilai t Tabel = 2,306
• Bila db galat = 15, maka nilai t Tabel = 2,131
• Bila db galat = 18, maka nilai t Tabel = 2,101
Latihan 1: Carilah t Tabel bila db galat = 17?
Untuk contoh soal di atas, maka t Tabelnya = 2,306.
2𝑠 2
𝑆𝑑̅ = √
𝑟
Dimana s2 adalah kuadrat tengah galat dalam Anova (KT galat); r = ulangan.
Jadi untuk contoh soal di atas
2.4,5
𝑆𝑑̅ = √ = 1,73
3
Dalam langkah ini, dicari selisih (harga mutlak/positip) antara masing-masing rerata (dij).
A0 – A1, A0 – A2, A0 – A3, A1- A2; A1 – A3; dan A2 – A3.
|A0 – A1| = |24,67 – 31,00| = 6,33
|A0 – A2| = |24,67 – 59,33| = 34,66, dst.
Untuk mempermudah penghitungan beda/selisih antara rerata perlakuan (dij) maka dapat
menggunakan bantuan tabel, sebagai berikut:
A3 A2 A1 A0
61,33 59,33 31 24,67
A0 24,67 36,66 34,66 6,33 0
A1 31 30,33 28,33 0
A2 59,33 2 0
A3 61,33 0
Penjelasan:
• Urutkan nilai rerata dari tertinggi hingga terrendah dan diikuti perlakuannya dalam
baris warna ungu.
• Urutkan nilai rerata dari terrendah hingga tertinggi, diikuti perlakuannya dalam
blok warna kuning.
• Hitung selisih rerata antara dua perlakuan dalam baris/kolom warna putih hingga
ditemukan harga 0 (nol).
E. Membandingkan nilai beda/selisih antara rerata perlakuan (dij ) dengan nilai BNT.
Apabila dij < BNT, maka tidak ada beda nyata antara kedua perlakuan.
Apabila dij > BNT, maka ada beda nyata antara rerata perlakuan.
Misalnya: |A0 – A1| = 6,33 > BNT (3,99) ➔ ada beda nyata antara A0 dan A1
|A0 – A2| = 34,66 > BNT (3,99) ➔ ada beda nyata antara A0 dan A2
|A1 – A2| = 28,33 > BNT (3,99) ➔ ada beda nyata antara A1 dan A2
|A2 – A3| = 2 < BNT (3,99) ➔ tidak ada beda nyata antara A2 dan A3, dst
A3 A2 A1 A0
61,33 59,33 31 24,67
A0 24,67 36,66 34,66 6,33 0
A1 31 30,33 28,33 0
A2 59,33 2 0
A3 61,33 0
Dari tabel tersebut, yang bergaris bawah yaitu antara A3 dan A2 atau A2 dan A3
(garis warna merah).
Selanjutnya, tanda garis bawah pada tabel di atas, dipindah ke tabel berikut:
A0 A1 A2 A3
24,67 31 59,33 61,33
b. dengan meletakkan huruf kecil yang sama pada kedua rerata perlakuan yang nilai
dij < BNT. Untuk nilai dij > BNT maka diberi huruf kecil yang berlainan.
Sehingga untuk contoh di atas menjadi:
A0 A1 A2 A3
24,67 31 59,33 61,33
a b c c
Berdasar Tabel E b. terdapat 3 hasil BNT yaitu a, b dan c, sehingga yang dipilih adalah
perlakuan yang bernilai c, karena secara statistik hasilnya ada beda nyata dengan perlakuan
yang bernilai a dan b. Perlakuan yang bernilai c yakni A2 dan A3. Karena A3 memiliki
dosis yang lebih besar daripada A2, maka perlakuan yang terbaik adalah A2, bukan A3.
A2 lebih efisien dari A3, dengan hasil yang tidak berbeda nyata dengan A3. Sebaliknya
bukan A3, karena A3 lebih boros, sementara hasilnya tidak berbeda nyata dengan A2.
Dari tabel tersebut, maka perlakuan yang terbaik adalah K3 karena bernilai c.
Pertanyaan:
1. Perlakuan mana yang lebih baik antara K0 dan K1? Maka jawabnya adalah K1,
karena K1 bernilai b, sedang K0 bernilai a.
2. Perlakuan mana yang lebih baik antara K1 dan K2? Maka jawabnya adalah K1,
karena bernilai sama, yaitu b, namun K1 lebih efisien (dosisnya lebih rendah dari K2).
Latihan 2:
B0 B1 B2 B3
34,54 39,54 53,65 58,65
a a b b
Pertanyaan:
a. Perlakuan mana yang lebih baik antara B1 dan B3? Mengapa?
b. Perlakuan mana yang lebih baik antara B2 dan B3? Mengapa?
TUGAS
Percobaan pengujian pupuk cair terhadap biomassa tanaman jagung dilakukan dengan
rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Volume pupuk cair divariasi 0 ml (E0), 20 ml
(E1), 40 ml (E2), dan 60 ml (E3). Berat kering trubus setelah 8 minggu setelah tanam adalah
seperti pada tabel berikut:
Perintah:
1. Hitung Anova α 5% dan α 1%.
2. Bila F hitung > F tabel, lanjutkan dengan uji BNT α 5%.
3. Buat kesimpulan dari percobaan di atas (berapa volume pupuk cair yang terbaik).
4. Jawaban dikirim ke link https://forms.gle/wgUe1B9pXiftmf9V8 dengan subyek
NAMA MATA KULIAH-NIM-NAMA, dan TANDA TANGAN, paling lambat 24
jam dari jam kuliah. Bila melebihi waktu yang telah ditentukan akan dianggap tidak
mengerjakan tugas.
5. Dikerjakan sendiri2. Bila ada jawaban yang sama persis (hanya mengcopy), maka
semuanya akan digugurkan.